Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mattera, Philip
New York: St. Martin Press, 1985
381 MAT o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gusrah Kharisma Partha Mandala
"Penelitian ini mencoba untuk mengukur besaran underground economy tingkat provinsi di indonesia dengan menggunakan pendekatan moneter. Pengukuran dilakukan dalam periode penelitian tahun 2007-2017, menggunakan regresi ordinary least square, untuk mengestimasi perubahan jumlah uang beredar akibat adanya aktivitas underground economy tingkat regional yang dipengaruhi oleh beban pajak regional. Estimasi dalam penelitian ini menghasilkan besaran underground economy berkisar antara 3.8%-11.6% dari pdrb dengan rata-rata 8% perprovinsi pertahun.

This study try to measure the size of the provincial-level underground economy in indonesia using a monetary approach. Measurements were made in the study period 2007-2017, using ordinary least square regression, to estimate the currency demand due to underground economy activities at the regional level that are affected by regional tax burdens. Estimates in this study resulted in the amount of underground economy ranging from 3.8%-11.6% of the grdp with an average of 8% per province per year."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berry Dwi Satya
"Underground economy dapat mendistorsi perekonomi karena membatasi efektivitas kebijakan, dan menyebabkan meningkatnya erosi basis pajak yang kemudian dapat menciptakan sistem pajak yang tidak efisien. Keberadaan underground economy sendiri juga dapat menjadi salah satu penyebab ketimpangan. Studi ini menganalisis hubungan antara underground economy dan ketimpangan pendapatan di Indonesia menggunakan model ECM. Berdasarkan data dari tahun 1980-2020, penelitian kami menunjukkan tren penurunan ukuran underground economy, dari 59,6% pada tahun 1980 menjadi 20,1% pada tahun 2020, namun dengan ukuran rata-rata underground economy, sebesar 31,59%, masih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Studi kami juga menunjukkan bagaimana ekonomi bawah tanah mempengaruhi ketimpangan, dimana peningkatan ukuran 1% underground economy menyebabkan peningkatan indeks ketimpangan (koefisien gini) 0,13 persen. Selain itu juga menunjukkan sinyal bahwa efek jangka panjang dari underground economy terhadap ketimpangan lebih tinggi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang bertujuan mengatasi ketimpangan sebaiknya juga perlu mengatasi hal yang mendasari dan mendorong underground economy.

The underground economy can distort the economy as it limits policies effectiveness, and it implies of an increasing tax base erosion which further creates an inefficient tax system. The existence of an underground economy may also be one of the causes of prevalent inequality. This study analyzes the relationship between the underground economy and income inequality in Indonesia using the ECM model. Based on data from 1980-2020, our study shows the trend of a decrease in UE, from 59,6% in 1980 to 20,1% in 2020, yet the average size of underground economy, which is 31.59%, is still high in comparison to other countries. Our study also shows how underground economy affects inequality, an increase of 1% in the size of underground economy leads to an increase of 0.13 percent in the Gini Coefficient. There is also a signal that the long-run effect of underground economy to inequality is higher. Therefore, policies aiming to tackle inequality may also need to address the basic and driving forces of underground economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasuk Phongpaichit
Bangkok: Silkworm Books, 2003
343.04 PAS g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: Edward Elgar, 2012
338.5 TAX (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Rasmeika Pratiwi
"Di satu sisi, ASEAN kini sedang fokus untuk mengembangkan internet agar dapat menunjang peningkatan output perekonomiannya. Namun, di sisi lain, perkembangan internet membuka peluang sumber penghasilan baru melalui kegiatan ekonomi secara online bagi siapapun tak terkecuali pelaku shadow economy. Internet dimanfaatkan oleh pelaku shadow economy untuk mendapatkan penghasilan yang tidak terkena pajak. Fenomena ini dapat berdampak pada penurunan output perekonomian. Dari cerita kontras dua sisi, penulis tertarik untuk melihat apakah perkembangan internet memberikan pengaruh positif atau negatif terhadap output perekonomian jika mempertimbangkan adanya shadow economy. Penelitian yang dilakukan di 10 negara ASEAN dengan periode observasi 1999-2015 menemukan bahwa kenaikan 1 proporsi pengguna internet menyebabkan peningkatan output perekonomian sebesar 1.9. Penurunan 1 proporsi shadow economy menyebabkan peningkatan output perekonomian sebesar 3.64. Sementara kenaikan 1 proporsi shadow economy yang memanfaatkan internet menyebabkan penurunan output perekonomian sebesar 5.36.

On one hand, ASEAN is now focusing on developing the internet in order to support the increase of its economic output. On the other hand, the development of the internet opens up opportunities for new sources of online income for anyone not to mention shadow economy actors. Internet is also used by the shadow economy actors to earn income yet not taxable. This phenomenon can have an impact on the decline in economic output. From this contrasting impact on economic output, the author is interested to investigate whether the development of the internet has a positive or negative impact on the economic output considering the existence shadow economy. This research is conducted in 10 ASEAN countries from 1999 2015, and find that 1 increase in the proportion of internet users led to an increase of 1.9 in economic output a 1 decrease in the proportion of shadow economy led to an increase of 3.64 in economic output while a 1 increase in the proportion of shadow economy that utilize internet led to a decrease of 5.36 in economic output."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Totok A. Prabowo
"Tesis ini ingin mengetahui sejauh mana efektivitas sektor informal dalam bidang perdagangan dalam menanggulangi kemiskinan. Dimana objek penelitian mengambil satu dari sebelas desa atau kelurahan tertinggal yang ada di DKI Jakarta, yaitu Kelurahan Galur Jakarta-Pusat. Melalui penelitian deskriptif kualitatif yang terlaksana selama lima bulan didapat hasil penelitian yang memberikan justifikasi pada pernyataan diatas.
Sampel penelitian diambil dari pedagang sektor Jasa dan Perdagangan sebanyak 300 sampel yang diambil secara stratifikasi random. Stratifikasi ramdom tersebut diambil dari enam sekala usaha yang besarnya terbagi sesuai modal lancar yang dimiliki baik pada sektor informal bidang jasa maupun perdagangan
Dari penelitian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sektor informal bidang jasa dan perdagangan sama-sama meningkatkan pendapatan orang miskin yang bermigrasi dari desa ke Kelurahan Galur. Dan yang terpenting dari hasil penelitian ini adalah sektor informal bidang perdagangan lebih efektif dibandingkan sektor informal bidang jasa, didalam meningkatkan pendapatan orang miskin.
Keberhasilan menaikkan pendapatan melalui sektor informal bidang perdagangan adalah kondisi pengeluaran uang berbanding lurus dengan besarnya pendapatan yang diperoleh para pelaku ekonomi di sektor informal, dari yang tadinya berada dalam garis kemiskinan hingga setelah memasuki sektor informal berhasil keluar dari garis kemiskinan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T5690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astria Melanira
"Pita sejarah kelahiran dan kematian kota terurai melalui proses aktivitas kegiatan manusia secara tersadar maupun tidak dalam menjalani, menetapkan dan memutuskan suatu kehidupannya, sehingga menghasilkan sesuatu apa yang disebut peradaban. Kehadiran aktivitas manusia dalam masyarakat sektor informal perkotaan sebagai shadow economy pada kenyataannya mampu menciptakan peluang usaha sekaligus berpotensi dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998, para pedagang Soto Lamongan sebagai salah satu pelaku sektor informal di kota Bekasi turut serta mengalami pengaruh krisis. Kondisi tersebut mempengaruhi penurunan pendapatan dari aktivitas berdagang mereka. Sehingga memaksa para pedagang di sektor pangan informal tersebut berusaha keras untuk melakukan penyesuaian aktivitas khususnya matapencaharian baru sebagai strategi kehidupan di kota Bekasi, salah satunya seperti aktivitas berdagang pecellele Lamongan.
Permasalahan dalam penelitian ini, adalah strategi pcnyesuaian aktivitas yang dilakukan oleh rumahtangga-rumahtangga (households) pedagang pecel lele Lamongan di kota Bekasi. Households tersebut meliputi aktivitas produksi, ko­ residen, distribusi, transmisi, dan reproduksi dalam menyesuaikan kebertahanan hidup di kota Bekasi. Pendekatan kualitatif intrinsik, dengan melakukan penelusuran aktivitas pedagang pecel lele Lamongan di kota Bekasi secara mendalam, kemudian mencoba memahami adanya strategi penyesuaian aktivitas yang dilakukan oleh households pedagang pecel /ele Lamongan dalam mempertahankan kehidupannya di kola Bekasi.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa strategi penyesuaian aktivitas households pedagang pecellele Lamongan dalam proses keberrahanan kehidupan di kota Bekasi adalah dengan membentuk komuniti sosial (paguyuban) yang kental dengan etnisitas daerah asal namun juga berfungsi sebagai sumber permodalan. Seperti bentuk' aktivitas arisan yang berdasar kekeluargaan ataupun kekerabatan. Kekentalan etnisitas Lamongan dalam households pedagang pecel lele tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi jaringan-jaringan ekonomi untuk pembangunan di daerah asalnya sendiri. Selain itu pada kota Bekasi jaringan households pedagang pecel lele mampu membangkitkan kedinamisan sektor informal maupun formal lain sebagai penopang roda penggerak pembangunan kota Bekasi dalam sisi ekonomi kerakyatan.

Throughout urban history, the rise and fall of cities has everything to do with the process of human being activities. Human beings decide their particular way of livings and live their lives such that they, consciously or not, build their civilizations. The emergence of urban informal sector as a shadow economy can provide not only business opportunities and employments, but also affordable goods and services needed to support the existence of formal sector. The 1998 economy crisis lias, however, threaten the urban informal sector in which the Soto (clear soup) Lamongan sellers were not exception. Facing such a threat, human beings would by nature adjust or improve. Particularly for the Solo Lamongan sellers the adjustment took form of additional Pecel Lele (catfish with chili sauce dressing) menu on their lists. In turn, the new menu has even to some extent influenced the urban consumption pattern.
This study aims at better understanding of adjustment strategy carried out by Lamonganese households to survive in Bekasi City. The strategies investigated include households' strategies in production, co-residence, distribution, transmission and reproduction activities. The study employs intrinsic qualitative approach, that is, by in-depth investigation of Pecel Lele Lamongan Sellers in Bekasi, to identify activities adjustment strategy pursued by Lamonganese households to survive.
This study finds that the adjustment strategy has taken further and more advanced form at community level; the households also formed ethnic-based Pecel Lele sellers' community that developed into social network that serves both economic functions (source of capital) and kinship relation.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T29157
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuning M. Irsyam
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Monica Nadya
"Tesis ini membahas aktivitas arisan yang merupakan salah satu lembaga keuangan informal yang masih terus berjalan hingga saat ini. Penelitian ini lebih berfokus kepada lembaga keuangan informal yaitu arisan yang hingga saat ini dilakukan oleh suku Batak khususnya di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan studi empiris yang menggunakan metode campuran dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan potensi arisan Batak. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner serta wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa arisan Batak lebih menekankan pada fungsi sosial, secara ekonomi tidak efisien, dan tidak berpotensi untuk menjadi lembaga keuangan formal. Variabel dummy seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan juga berpengaruh terhadap frekuensi keikutesertaan arisan Batak di DKI Jakarta.

Thesis is discussing about arisan activity which is one of the Informal Monetary Institute that still existing until now. This research is more focusing on Informal Monetary Institute which is arisan that has been doing by Batak especially in DKI Jakarta area. This research is an empirical study that using mixed methods with descriptive design with the purpose to describing the characteristic and potency of Arisan Batak. The data collection is by spreading questionnaire and deeper interview. This research shows that Arisan Batak is focusing on social function, economically inefficient, and do not have potential to become Formal Monetary Institute. Variable sample of Age, Gender, Education and Income are also influencing the frequency of joining Arisan Batak in DKI Jakarta."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>