Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5283 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyadi Kartanegara
Bandung: Mizan, 2002
921.9 MUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Azhari Akmal
Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008
297 TAR j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2014
363.34 PAL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Setyono Djuandi Darmono
Jakarta : Corporate Marketing JABABEKA , 2005
338.040 92 SET m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Radjak
Jakarta: Rayyana Komunikasindo, 2013
618.092 ABD b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Ahwani, Ahmad Fuad
Jakarta: Pustaka Firdaus , 1993
297.01 AHM f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Dirga Gunarsa
Jakarta: Libri, 2011
920.009 2 SIN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budiono Lie
Jakarta: Grasindo Anggota Ikapi , 2009
658.8 BUD v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2017
332.15 MEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budhy Kusworo
"Situasi batas dalam filsafat eksistensi Karl Jaspers adalah suatu tema filsafati yang menjelaskan, bahwa manusia di samping dapat memperoleh pengetahuan karena brrfikir rasional obyektif juga memperoleh pengetahuan yang mengatasi pengetahuan ini, yaitu pengetahuan transenden. Filsafat eksistensi Karl Jaspers bertitik-tolak dari tiga asas pemikiran, universalitas, orisinalitas dan unitas Ada. Universalitas menunjuk kepada kita dan dunia, di mana kita ini berada (Dasein). Di dunia ini kita berfikir rasional obyektif, artinya kita menanggapi dunia sebagai obyek dan kita sendiri subyeknya. Pengetahuan yang kita peroleh tentang dunia ini berlaku umum, yaitu berlaku untuk siapa saja lama, dan oleh karena itu bersifat universal. Di dalam mitos dan agama kita mengenal istilah-istilah jiwa dan Tuhan, dan dalam bahasa filsafat kita mengenal Existenz dan transendensi. Existenz inilah orisinalitas atau keaslian kita. Beberapa nama lain yang diberikan kepada Existenz adalah jiwa jati diri dan kadang-kadang juga disebut kebebasan, karena sifatnya bebas. Unitas Adalah Ada Yang Satu, yaitu Tuhan atau transendensi. Baik Existenz maupun transendensi tak dapat diketahui dan difahami dengan berfikir rasional obyektif, karena bukan obyek. Existenz dan transendensi hanya dihayati oleh individu yang bersangkutan saja dan seperti yang telah dikatakan di atas bukan merupakan hasil pemahaman rasional obyektif atau menurut istilah Karl Jaspers, orientasi dunia. Untuk kemungkinan dapat menghayati Existenz dan transendensi ini diperlukan dipenuhinya dua syarat. Syarat yang pertama ialah, bahwa orientasi dunia atau berfikir rasional obyektif telah mencapai batasnya, artinya orientasi dunia sudah tidak dapat memberikan pengetahuan lagi. Situasi demikian ini disebut situasi batas, yaitu batas kemampuan orientasi dunia dapat memberikan pengetahuan. Syarat yang kedua ialah, bahwa setelah berfikir rasional obyektif mencapai batas kemampuannya untuk memberikan pengetahuan, maka kita tetap memusatkan perhatian kita atau mengkontemplasikan masalah yang secara rasional obyektif tak dapat dipecahkan lagi itu. Menurut istilah filsaat eksistensi Karl Jaspers tetap berusaha memecahkan masalah yang telah mencapai jalan buntu ini disebut membuat keputusan. Demikianlah, hanya dengan memenuhi kedua syarat tersebut ini sajalah kemungkinan pengetahuan transenden dapat diperoleh. Hanya dengan demikian ini sajalah Existenz dan transendensi dihayati. Existenz pada hakekatnya tidak memberikan pengetahuan.Exist-enz juga tidak berdiri mandiri. Artinya, Existenz atau jati-diri, atau jiwa atau kebebasan itu hanya muncul dari kedalaman batin kita karena tidak puas dengan masalah yang tak dapat kita pecahkan hingga mencapai situasi batas itu, dan selanjutnya semata mata hanya membuka diri kepada transendensi saja. Dalam hal Existenz ini benar-benar bebas, maka transendensi memanifestasikan diri kepada Existenz yang bebas itu, karena transendensi hanya memanifestasikan diri kepada kebebasan saja. Dan dengan demikian, pengetahuan transenden kita peroleh. Sifat pengetahuan transenden ini mutlak, artinya yang menerima pengetahuan transenden tidak menanyakan lagi tentang mengapa dan bagaimananya, namun menerimanya secara mutlak. Demikianlah inti-sari dari situasi batas dalam fileafat eksistensi Karl Jaspers."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S16018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>