Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32811 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sicilia, David B.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2000
920.71 SIC gt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Investor decision in buying or selling stocks very influenced by information accepted. Change of obligation rating announcement represent one of new information publicized to public...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Adrias Pitaloka
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap respon pasar yang terjadi pada emiten (perusahaan yang telah go public) pada tahun 1997-2002. Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi respon pasar adalah perbandingan saham, ukuran perusahaan_ ukuran likuiditas saham, fraksi harga, Debt to Equity Ratio (DER), umur perusahaan. dan persentase saham publik.
Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam dua kelompok yaitu untuk emiten jasa keuangan dan emiten di luar jasa keuangan yang melakukan right issue tahun 1997-2002. Total sampel yang diperoleh sebanyak 126 emiten yang terdiri dari 54 emiten jasa keuangan dan 72 emiten di luar jasa keuangan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test, multiple regresion, dan F.test. Regresi dilakukan dengan menetapkan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) pada periode long event window (pengamatan jangka panjang) yaitu pada pengamatan t = -40 sampai dengan t = +5, di mans t = 0 merupakan tanggal efektif sebagai variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Untuk variabel bebas terdiri dari perbandingan saham, ukuran perusahaan, ukuran likuiditas saham, fraksi harga, DER, umur perusahaan, dan persentase saham publik.
Berdasarkan penelitian ini, pengumuman right issue yang dilakukan oleh emiten di Bursa Efek Jakarta tahun 1997-2002 berpengaruh negatif dan signifikan untuk periode long event window (pengamatan jangka panjang) dan short event window (pengamatan jangka pendek). Untuk pengamatan jangka panjang pada t = -40 sampai dengan t = +5, sedangkan pengamatan jangka pendek pada t = -3 sampai dengan t = +3.

This research has been performed to analyze the impact of right issue to the market response during the period 1997-2002. Some factors predicted to be influence to market response are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
This research takes samples of 124 public companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) with have clone right issue during 1997-2002. The samples separate into the two groups are total company and non-financial services public company. Hypothetical test to the samples have been performed with the t-test analysis, multiple regression, as well as F-test. Regression analysis performed with period t = -40 until t = +5 with t = 0 is effective date is stated CAAR (Cumulative Average Abnormal Return) as dependent. Variable and several variables are independent variable. The independent variables are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
According to the final research, right issues tend to give negative reaction to the market in the short event window period as well as in the long event window. Short event window period with period t = -40 until t = +5. Long event window period with period t=-3 until t=+3.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faruq Rohma Suha
"Suatu pasar modal dinyatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga segera mencerminkan nilai perusahaan secara akurat berdasarkan informasi relevan yang tersedia. Berdasarkan informasi yang tersedia di pasar modal, Fama membagi tingkat efisiensi pasar menjadi tiga kategori yakni : Weak form,Semi strong, Strong form market. Pembedaan pasar disini dilakukan berdasarkan asumsi tentang jumlah dan jenis informasi yang masuk ke pasar dan cepat atau lambatnya informasi tersebut berpengaruh pada pasar, seperti tercermin dari adanya perubahan harga. Semakin cepat informasi sampai ke pasar dan semakin cepat informasi tersebut berpengaruh pada pasar, semakin mendekati ciri efisiensi pasar bentuk kuat. Semakin lengkap dan merata informasi tersebar ke semua pelaku pasar, semakin mendekati ciri efisiensi pasar bentuk kuat.
Penelitian mencoba meneliti dari sudut pandang pasar dan tidak mengamati struktur yang mendasarinya. Uji yang dilakukan adalah uji kerandoman(runs test) dan uji autocorrelation lest dengan nilai statistik Ljung Box(LB). Penelitian mengambil renlang return harian, return mingguan, return bulanan. Hasil kedua uji dapat menyimpulkan apakah BEJ sudah mencapai random walk untuk bisa dikategorikan pasar yang efisien.
Uji kerandoman dan autocorrelation test dengan daily return menunjukkan bahwa THSG dan indeks LQ45 dalam kurun waktu 1999-2004, bergerak tidak random dan tidak independen dengan data sebelumnya untuk lag 1-10, sedangkan uji runs test dan autocorrelation test dengan data weekly return menunjukkan IHSG dan LQ45 bergerak secara random dan tidak berkorelasi dengan data sebelumnya(lag 1-10, kecuali lag5&6) dan didukung oleh sampel sebanyak 4I saham(91,2%). Jika menggunakan data monthly return IHSG dan LQ45 bergerak random dan tidak berkorelasi dengan data sebelumnya yang didukung oleh 43 saham(95,6%). Menurut hipotesa efisien market dengan data daily return maka bursa saham di BEJ dapat dikategorikan sebagai pasar yang tidak efisien dalam bentuk lemah.

Jsx Indeces reached his top of his history at 815,17 on 21 April 2004. This moment show that Jakarta Stock Exchange git high interest of investor to invest his money. So absolutely each investor must try to get highest his return to beat the market. And each investor compete to get abnormal return and increase his wealth. This Excellent moment should be point of view as opportunity to have optimal return.
Capital Market is categorized as efficient if price of securities reflect all available information immediately. So each any changes in information should be reflect on changing price of securities.
Behind of information which available on market, Fama classified market efficiency on three categories : Weak, Semi Strong, Strong Market. Any categorizing here based on assumption quantity and kind of information that available on market and reflect to the market, as happen on changing on price of securities. Information reflect changes on price quickly, it's capital market more efficient. All information its became complete and distribute on wide range, it's closely to efficient market.
Random test and autocorrelation test based on historical data1999-2004, which used daily return show that IHSG and LQ 45 move correlated and not random. So BEJ and LQ 45 can be categorized as uneficient in Weak Form."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S24442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahatah, Husein
Surabaya: Pustaka Progressif, 2004
332.6 HUS bt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Udjian Wahjusuprapto
"Pengaktifan kembali pasar modal di Indonesia dilakukan dengan deregulasi. Di tengah masyarakat yang umumnya masih awam terhadap saham, masalah yang segera muncul adalah seberapa jauh pasar modal Indonesia mampu melakukan koreksi terhadap harga perdana saham yang ditetapkan terlalu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Koreksi pasar adalah perubahan harga perdana sampai mencapai harga ekuilibrium, yang hanya dapat memberikan imbalan normal. Maka konsep-konsep yang relevan adalah efisiensi pasar dan nilai intrinsik saham. Berdasarkan hasil penelitian terhadap emisi-emisi pertama di pasar modal Amerika Serikat oleh Ibbotson [1975] dan Ritter [1984], koreksi pasar berlangsung dalam waktu kurang dari satu bulan dan berakhir setelah pemodal tidak lagi memperoleh imbalan abnormal. Latar belakangnya adalah kesengajaan emiten dan penjamin emisi melakukan under pricing.
Di pasar modal Indonesia gejala koreksi harga perdana tidak dapat dilihat pada perkembangan imbalan abnormal, karena tidak adanya indeks pasar untuk mengukur imbalan normal. Dalam penelitian ini gejala koreksi pasar terhadap harga perdana akan dilihat pada perkembangan imbalan saham perdana, yaitu imbalan bagi pemodal yang membeli saham di pasar perdana dan menjualnya lagi di pasar sekunder dengan premi saham perdana terhadap peluang-peluang investasi yang tersedia bagi pemodal yaitu saham-saham pendahuluan valuta asing, logam mulia dan deposito berjangka.
Hasil analisis data terhadap 50 saham perdana di Bursa Efek Jakarta mulai Juni 1989 sampai Agustus 1990 menunjukkan bahwa semakin lama saham baru dimiliki pemodal semakin berkurang rata-rata imbalan dan premi saham perdana yang dapat diharapkan pemodal. Namun penurunan rata-rata imbalan dan premi saham perdana itu tidak dapat ditafsirkan sebagai gejala koreksi pasar, karena di samping tidak menimbulkan perbedaan rata-rata yang signifikan, besarnya imbalan saham perdana ternyata tidak berkaitan dengan informasi yang relevan seperti bidang usaha emiten, agio saham dan peningkatan modal saham sebelum emisi, tetapi hanya berkaitan dengan tingkat kegiatan pasar yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama jangka waktu pemilikan (holding period) saham perdana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat pemodal masih sangat awam terhadap saham. Diharapkan peran para pengamat, penulis, komentator, dan para pembentuk opini publik lainnya untuk ikut membina pemahaman masyarakat. Dengan deregulasi pasar modal, bentuk perlindungan terhadap pemodal yang didambakan adalah efisiensi pasar. Dan untuk mencapai efisiensi pasar modal salah satu syarat utamanya adalah kemampuan masyarakat pemodal mencernakan informasi relevan yang tersedia bagi mereka."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Waraqah Handayani
"Investasi di pasar memiliki kemungkinan bagi seorang investor yang memperoleh keuntungan ataupun kerugian. seorang investor tentu akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang didapat tidak hanya banyak dipengaruhi atas kemampuan investor dalam menilai keadaan suatu perusahaan ataupun saham serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Untuk melakukan penilaian terhadap saham, seorang investor memerlukan informasi. Informasi yang dipakai untuk menilai suatu saham tersedia dari berbagai macam sumber informasi. Informasi tersebut bisa berupa rumor, corporate action, suku bunga, inflasi, kondisi makro ekonomi, laba perusahaan, situasi politik dan sebagainya.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi para investor dalam melakukan investasi pada sebuah saham. Dengan merujuk pada laporan keuangan maka para investor dapat menilai kinerja suatu perusahaan, apakah kinerja perusahaan itu baik, sedang ataupun buruk.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Beaver, Morse dan Daniel, pengumuman laba akan menghasilkan abnormal return yang lebih tinggi pada hari sekitarnya. Abnormal return tersebut lerjadi pada harga saham dan jugs volume transaksi.
Karya akhir ini mencoba mereplikasi apa yang telah diteliti oleh Beaver, Morse dan Daniel. Dengan mereplikasi, karya akhir ini ingin melihat bagaimana reaksi pasar di Bursa Efek Jakarta terhadap pengumuman laba. Hal yang akan dilihat adalah abnormal return baik pada harga saham mapupun volume transaksi pada hari sekitar pengumuman laba di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2004 , 2005 dan sampai dengan akhir Juni 2006.
Hasil yang didapat dari karya akhir ini adalah lemahnya perubahan harga saham dan juga volume transaksi pada Bursa Efek Jakarta pada hari sekitar pengumuman laba. Lemahnya perubahan harga saham dan volume transaksi ini mengakibatkan tidak adanya lonjakan nilai rata-rata harga abnormal return untuk harga baik yang diabsolutkan dan yang tidak serta abnormal return untuk volume.
Pengujian statistik dengan menggunakan chi square dengan hipothesis nol bahwa tiap-tiap emiten memiliki nilai return yang sama selama periode peristiwa. Sedangkan hipothesis alternatif memiliki anggapan bahwa harga return tidak sama selama 31 hari. (periode peristiwa). Hasil yang didapatkan adalah jumlah emiten dengan hasil hipothesis nol atau yang diterima lebih banyak dari pada yang hipothesis nol ditolak. Artinya sebagian besar emiten tidak memiliki perubahan yang signifikan antara aktual return dengan return yang diharapkan selama periode peristiwa (31 hari).

Investment in stock exchange has two possibilities for an investor, either to get profit / gain or loss. Naturally, an investor is always looking for profit. The profit that investor needed depends on the ability of investor to value the situation. The situation consist of' the company and other factors surrounding the company itself.
To be able to value the stock, an investor needs information. There are some resources as the basis to value the stock. The resources are taken from rumors, corporate action, rate, inflation, macro economic, financial report / profit and loss, political movement, etc.
Financial report is one of valuable information for investor as basis to sell, buy or hold on stocks. Financial report is an indicator to assess wealth of the company, whether the company result is bad, enough or good.
Many journals reported of higher abnormal return surrounding earning announcement. These journal included in the journals which reported by Beaver, Morse and Daniel. The stock price and volume movement impact on the higher abnormal return surrounding earning announcements.
In this thesis, I tried to replicate the journal that reported by Beaver, Morse and Daniel. The purpose of this replication is to analyze the speed reaction of market in Jakarta Stock Exchange surrounding earning announcements. The main point of my thesis is the abnormal return of stock price and volume surrounding earning announcements starting from January 2005 until June 2006.
I found that there was weakness of price movement and volume movement of stock in Jakarta Stock Exchange surrounding earning announcements. The weakness ctrl' price and volume movement of stock price resulted no significant movement of abnormal return.
I used chi square to test significant with two hypotheses on stock price. The null hypothesis states that each stock has the actual return during period report. The alternative hypothesis states that actual return is not the same during report period. The report period consist of 31 days.
I found that the stocks with null hyphothesis are greater than alternative hypothesis. It means most of the stocks have no significant differentiation on actual return and expected return during report period (31 days).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>