Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bondan Winarno
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995
650 BON s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Winarno
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995
650 BON s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Firdian
"Tujuan penulisan tesis ini adalah bagaimana cara meminimalisasi resiko bisnis yang berasal dari keadaan eksternal yang tidak bisa diprcdiksi pada suatu perusahaan. Mengumpulkan data dari laporan keuangan untuk mengidentifikasi adanya resiko yang akan datang menggunakan Du Pont formula yang terdiri alas Return On Assets, Return On Equity dan Equity Multiplier. Hasilnya akan digunakan pada Renacana Kelangsungan Bisnis (BCP) agar dapat mencegah kerugian yang besar dan meminimalisasi kerugian pada PT. Indofbod Sukses Makmur Tbk.

The purpose of this thesis is how to minimize business risks which come from Impracticable external conditions of the company. Gathering data from financial reports to identify the potential risks using Du Pont formula which consist of Return On Assets, Return On Equity and Equity Multiplier. Incorporate the results to the Business Continuity Plan (BCP) in order to prevent Further damage and minimize loss at PT. Indofood Sukses Makmur Tbk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T29152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2000
650.1 SUK II (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fadil Aziz
"Setiap usaha pada hakikatnya membutuhkan rencana yang baik. Alcibbum Pearl, sebuah perusahaan yang memproduksi dan menjual Mutiara Mabe yang baru berdiri kurang lebih tiga tahun, kini mendapati dirinya berada ditengah-tengah "samudra" luas tanpa tepi dengan dinamikanya. Untuk menghadapinya tentu dibutuhkan sebuah pedoman perencanaan yang akan menjadi mercu suar pembimbingnya dalam menghadapi dinamika persaingan menuju cita-cita.
Masalah utama yang dihadapi oleh Alcibbum Pearl kini adalah lambatnya perkembangan ekspor dan bagaimana menghadapi persaingan yang ketat. Dengan perencanaan yang sistematis, Alcibbum Pearl juga harus mulai berusaha mewujudkan visinya.
Untuk mengatasi lambatnya perkembangan ekspor, Alcibbum Pearl berusaha memperkuat posisinya pada segmen World-wide Wholesaler. Segmen ini relatif lebih mudah dan murah untuk direbut. Namun untuk menggapai cita-cita menjadi pemain utama dunia, Alcibbum Pearl harus dapat menembus pasar pada level yang lebih bawah, yaitu Regional dan Country Wholesaler dengan strategi dan bauran pemasaran yang berbeda dari segmen World-wide Wholesaler. Kedua segmen terakhir ini akan rnulai disasar pada tahun kedua (2004).
Untuk menghadapi persaingan yang ketat dan kuatnya posisi tawar pembeli (buyer), Alcibbum Pearl akan menerapkan strategi diferensiasi. Strategi ini sekaligus juga akan memperkuat dan membuka jalan untuk menjadi perusahaan yang memiliki merek yang kuat sesuai dengan visi perusahaan.
Strategi diferensiasi membutuhkan kustomisasi dalam hat produk, pelayanan, dan harga. Kepuasan kustomer juga merupakan salah satu faktor kunci kesuksesan agar kustomer yang telah diperoleh tetap loyal. Oleh karenanya strategi diferensiasi didukung oleh semua lini perusahaan: produksi, pemasaran dan sumber daya manusia.
Untuk memperkuat daya saing, Alcibbum Pearl memang memiliki departemen produksi sendiri. Dengan demikian kustomisasi produk akan lebih baik. Perusahaan juga akan mampu menghasilkan produk yang berbeda untuk masing-masing segmen yang disasar, termasuk juga lebih baik dalam hal kualitas.
Menghadapi persaingan yang ketat di pasar Lokal, khususnya pasar-pasar utama (The Upper Middle dan The Upper) hams dilakukan dengan memperkuat posisi. Alcibbum Pearl memilih untuk berusaha sekuat tenaga menambah pangsa pasarnya (ofensif) di pasar-pasar utama ini melalui pengembangan dan perluasan pasar. Sesuai dengan visi ingin menjadi pemain utama di dunia dengan reputasi dan merek yang kuat, dalam tiga tahun kedepan ini Alcibbum Pearl akan mulai menerapkan customer service yang handal.
Memang perlu waktu dan tahapan untuk mencapai tujuan dan menghadapi masalah dengan berhasil. Kami simpulkan bahwa kesuksesan strategi diferensiasi, pengembangan dan perluasan pasar, sumber daya, pengetahuan akan pasar dan pengalaman dalam industri ini adalah lima hal yang sangat menentukan kesuksesan perusahaan selama tiga tahun kedepan. Business plan ini harus selalu di-review dan pada akhir tahun ketiga business plan untuk tahap selanjutnya harus dibuat kembali"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cooky Tri Adhikara
"Perusahaan X adalah sebuah perusahaan multmasional yang didirikan pada tahun 1914. Berkantor pusat di New York, perusahaan telah mempunyai lebih dari 90 cabang lermasuk di Indonesia. Bidang usaha perusahaan adalah hardware (mis ?. mainframe, mesin ATM, networking product, dan PC), software, maintenance, pelayanan (services), juga rental & financing.
Pada tahun 1990 perusahaan menyadari pentingnya penggunaan Sistem Intelijen Bisnis (Business Intelligence System / BIS). Penerapan BIS disertai dengan restruktumasi organisasi perusahaan.
Definisi dari Business Intelligence menurut Kahaner (1996) adalah program yang sistematik untuk memperoleh dan menganalisa informasi tentang aktifitas pesaing dan tren bisnis secara umum dcmi mencapai tujuan perusahaan, Sedangkan Gilad (1988) mendetmisikan BIS sebagai aktivitas memonitor lingkungan eksternal perusahaan dengan menggunakan informasi yang relevan untuk proses pengambilan keputusan perusahaan.
Perusahaan X telah menggunakan Sistem Intelijen Bisnis bukan hanya untuk memantau lingkungan eksternal, namun juga untuk mengontrol sumber daya internal diantaranya untuk kontrol keuangan, sumber daya manusia (human resources), manufaktur dan supply chain management.
Perusahaan telah memiliki keunggulan tak berwujud (intangible) yang ternilai harganya yaitu merek (brand) dan kemampuan mengolah informasi (BIS). Perusahaan X juga unggul pada produk, R&D dan organisasi perusahaan yang telah mencapai titik learning organization memungkinkan orang-orang didalamnya terus belajar untuk menjadi yang terbaik sehingga selalu tanggap terhadap perubahan dan tantangan. Dengan rnengamati resources dan lingkungan eksternalnya manajemen dapat merasakan perubahan dan menentukan arah perusahaan sehingga dapal merumuskan keunggulan kompetitif baru perusahaan dan pada akhirnya dapat menciptakan keunggulan kompetitif berkesinambungan (Sustainable Competitive Advantage / SCA).
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat model strategi perusahaan dengan pendekatan sistem dinamik pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Usaha untuk mencapai tujuan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah upaya untuk mendapatkan strategi perusahaan dengan mempertimbangkan variabel eksternal dan variabel internal yang mempengaruhinya. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk belum secara optimal dalam melakukan strategi perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan penanganan khusus terhadap strategi perusahaan di antaranya yaitu dengan membuat model strategi perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstemal dan faktor-faktor internal yang mempengaruhinya berbentuk diagram alir (stock flow diagram) yang dibuat berdasarkan lima strategi pengembangan bank syariah.
Penelitian ini menghasilkan model sistem strategi perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal dengan pendekatan sistem dinamik yang kemudian diolah dengan perangkat lunak Powersim (software dynamic system). Kemudian dilakukan skenario kebijakan melalui simulasi model sistem strategi perusahaan dengan 4 skenario yang menghasilkan skenario terbaik yaitu skenario kebijakan keempat dengan melakukan treatment terhadap faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal sehingga menghasilkan titik koordinat pada posisi Internal Factor Evaluation (FE) berada pada nilai 5,08 dan posisi External Factor Evaluation (EFE) pada nilai 4,45. Dilihat dengan matriks General Electric, angka ini menunjukkan posisi perusahaan pada set 1, yaitu sel yang paling optimal.

This research aims to make strategic model of corporate with dynamic system in PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. This research considers two factors that are external and internal variables. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk does not make corporate strategic optimally, so it needs special handling for corporate strategic such as making strategic model of corporate like stock flow diagram which base on five strategic of sharia developing bank.
This research results a strategic model system that considers internal and external factors by using dynamic system. Simulation with this model create four scenario which result the best scenario that consider internal and external scenario and the optimum coordinate of position Internal Factor Evaluation (WE) under score 5,08 and External Factor Evaluation (EFE) under score 4,45. This score can be seen in General Electric Matrix in sell one which is the optimal score.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Animan Inoe
"Fond
PT Mitra Permata a été fonde en aotlt 2004 par trois fondateurs. Les fondateurs n'ont eu aucune experience ou exposition aux affaires au detail mais ils a eu l?esprit d?étre entrepreneur. Cette circonstance conduit les fondateurs pour choisir franchise I licence de PT Modem Photo, le principal de Fujifilm en lndonesie. La raison prineipale de choisir la concession de Fujifilm est basse sur l'observation a plusieurs hypennarches a Jakarta qui menent a la conclusion ce Fujifilm toujours disponible toutes les fois que I'hyperrnarche s'est ouvert. Sans étude du marché, etude de faisabilite et clans absent des strategies, PT Mitra Permata a commence sa sortie en janvier 2005.
Identiiication De Probléme
Depuis son ouvert sa premiere sortie, PT Mitra Pen-nata a souffert de sa operation quotidienne. Bien que le chiffre d?aH`aire augmentait de la revue mensuelle, sa bénetioe d?exploitation est négatiti D' autre part, la PT Mitra Perrnata doit affronter aux concurrents qui sont plus gxands et avoir capital fort. Les concurrents ne sont pas prevus par des fondateurs puisqu'ils car ils pensait que ils sont le pnemier au nouveau centre de commercial. En l'absence des strategies, l'analyse du marché et le concurrent , menent sa gestion tendent a étre passifs au lieu d'acti£ Apres sept mois de son operation, la compagnie perd l?argent. Elle ne sait pas toujours de resoudre les problémes. D'aiIleurs, la gestion n?a pas le plan d'action pour repondre a Pauctioneer sur la perspective de compagnie a I?avenir.
Solutions et recommendations
Apres on a etudie et analyse des données primaires (des données opérationnels et de sondage) et des données secondaires (littérature, rapport de centre commercial) alors nous pouvons identifier plusieurs point clé:
- La compagnie servir a seulement de 0,6% de visitcur de centre commercial.
- Le potentiel du marché est assez grand.
- la plupart de chiftie d?al?faire a devenu des ventes des marchandises alors le grand potentiel du marche n'avait pas saisi.
- Actuellement, la technologie numerique a change l'industrie de photographic, cependant Jakarta a toujours beaucoup d'utilisateurs d'appareil photo de film au moins pendant 1'annee l ct l'annéc 2.
Pour obtenir Pavantage du occasions PT Mitra Permata doit
l.
2. Faire les activites promotionnelles pour augmenter la conscience particulierement pendant la période de pointe (Jul-Aug et Oct, Nov, Dec).
3. Augmenter Ia capacité de photo imprimant en acquerant Ia nouvelle machine numerique en année 3.
4. Ne pas ignorer la Categorie de marchandises puisque le son situé au centre commercial alors PT Mitra Permala peut obtenir Pavantage de les vendre.
Sommaire
La PT Mitra Pennata a toujours la perspective a l'avenir bien qu'elle ait besoin de grands efforts de la faire se produire. Des strategies et les plans d'action avaient été développes pendant |'étude alors la gestion peut |'cmployer si besoins. Cependaut, en raison des changements dynamiq ues de Penvironnement, le gestion doit revoir le strategies regulierement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Suwandi
"Industri selular GSM merupakan salah satu bidang telekomunikasi yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Industri selular GSM merupakan industri yang sangat dinamis, karena industri ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin lama semakin pesat.
Adapun salah satu perusahaan operator selular Indonesia berbasis GSM yang dibahas dalam karya akhir ini adalah, Telkomsel yang hingga akhir tahun 2005 berhasil menjadi pemimpin di pasar selular dengan pangsa pasar sebesar 52%.
Dalam karya akhir ini Penulis berusaha memberikan gambaran awal tentang kondisi persaingan yang harus dihadapi oleh Telkomsel di pasar selular Indonesia terutama persaingan di pasar selular berbasis GSM, yang kemudian dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi te!ekomunikasi yang saat ini mulai memasuki era perkembangan teknologi 3G, menyebabkan persaingan yang harus dihadapi oleh Telkomsel tidak berasal dari operator berbasis GSM saja, tetapi juga operator CDMA dan juga ancaman teknologi substitusi seperti WiFi dan WiMax.
Dana sebesar 218 miliar rupiah yang dikeluarkan oleh Telkomsel untuk memperoleh lisensi teknologi 3G yang hingga saat ini masih dipertanyakan tingkat keberhasilannya, juga menimbulkan permasalahan lain bagi Telkomsel. Hai ini dikarenakan besarnya jumlah dana yang sudah terlanjur dikeluarkan menyebabkan investasi teknologi 3G ini tidak mungkin disia-siakan begitu saja. Untuk itu Telkomsel perlu sesegera mungkin mulai memikirkan dan mengerahkan segala upaya mereka dalam menemukan killer applications.
Adapun alternatif solusi untuk menjawab permasaiahan Telkomsel dalam karya akhir ini adalah:
Pertama, dengan melihat kecenderungan persaingan yang terjadi antar perusahaan operator selular Indonesia, ternyata terdapat dua market yang saling interdependent dan perlu diperhatikan oleh Telkomsel yaitu capital market dan product market. Dengan memetakan posisi persaingan mereka dalam bentuk bubble chart CSI, Telkomsel dapat mengetahui posisi persaingan dan daya saing mereka relatif terhadap pesaing-pesaingnya di masing-masing pasar tersebut.
Kedua, untuk menjawab tantangan inovasi yang harus dihadapi Telkomsel di waktu yang akan datang, Telkomsel dapat mempertimbangkan untuk membangun scenario planning untuk mengurangi unfortunate outcome dari uncertainty yang timbul akibat dari disruptive technology dan regulation uncertainty. Dari 4 scenario kondisi pasar yang akan terjadi di waktu yang akan datang, kemungkinan scenario yang "most likely will happen" adalah wiz kids games dimana langkah terbaik yang harus dilakukan untuk dapat memanfaatkan scenario kondisi pasar dengan tingkat disruptive technology tinggi ada!ah dengan mulai memperhatikan dan membangun sistem manajemen inovasi. Tentunya dalam melakukan proses manajemen inovasi, Telkomsel juga perlu melakukan beberapa analisa untuk dapat menunjang keberhasilan manajemen inovasi tersebut, yaitu: analisa S-Curve dan analisa terhadap innovation ecosystem.

Mobile GSM's industry is one of the telecommunication services that have been vastly developed in Indonesia. This industry has changed dynamically along the changes in technology that grows more instantly nowadays.
One of the GSM's mobile operator companies in Indonesia that will be discussed in this final assignment is Telkomsel, which by end of 2005 leads the cellular market with a .52% market share.
In this final assignment, I tried to describe Telkomsel's dilemma regarding the changes of competitive environment in Indonesian cellular market and the enormous amount that has been spent by Telkomsel caused by the development of new telecommunication technology, which is the 3G technology.
At the end, I also offered several alternative solutions to solve Telkomsel 's dilemma:
First, based on previous analysis of cellular competitive environment, we can see that there are 2 markets that must be aware by Telkomsel: the capital market and the product market. Both market is interdependent one another and by mapping Telkomsel 's competitive position into CSI's Bubble Chart, Telkomsel's can estimate its position relative to other competitors in both markets.
Second, to minimize the complexity of future uncertainty, Telkomsel should consider scenario planning. There are 4 estimated scenarios in the cellular market, based on 2 factors of uncertainty: disruptive technology and regulation uncertainty. But among the 4 estimated scenarios, the "most likely will happen" scenario in Indonesian cellular market is the "Wiz Kids Games" where the disruptive technology in the cellular market will be very high and the strategic ways for Telkomsel to face such kind of environment is focused fully on building the management innovation process. To support the successfulness of this innovation process, Telkomsel must also consider several analyses, such as: the S-Curve Analysis and the innovation Ecosystem Analysis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamrussamad
"Dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan tiga point permasalahan yang akan di pecahkan, yaitu : (1) Berapa besarnya kontribusi masing-masing strategi persaingan terhadap kinerja toko-toko ritel kecil, (2) Apa faktor-faktor penentu kinerja toko-toko ritel kecil berdasarkan strategi persaingan, dan (3) Bagaimana prioritas strategi persaingan toko-toko ritel kecil? Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah menguji hubungan antara respon persaingan yang dilakukan oleh para ritel kecil karena kehadiran Careffour dan kinerja usahanya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 variabel indikator Respon Persaingan. yaitu : dengan indikator Meningkatkan Pelayanan kepada Pelanggan (MPP), Meningkatkan Penampilan Toko (MPT), Meningkatkan Promosi (MP), Meningkatkan Penjualan dengan Cara Kredit (MPK), Menurunkan Harga Barang (MHB), Menaikkan Harga Barang (MeHB), Meningkatkan Kualitas Barang (MKB), Menurunkan Kualitas Barang sehingga Harganya Lebih Murah (MeKB), Menyeleksi Janis Barang yang diperjualbelikan (MTh), Meningkatkan Hubungan dengan Pemasok (MHP), Meningkatkan Pengelolaan atau Manajemen Keuangan (MPM), Meningkatkan Sistem inventori (MSI), dan Melakukan Diversifikasi ke Bidang Usaha Lain (MDB).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Adapun jumlah populasi dari toko-toko ritel kecil disekitar paserba Carrefour adalah 138 toko Dengan sampel 58 toko ritel keci! yang berada di sekitar 7 lokasi Paserba Carrefour. Data dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.5. Dari hasil penelitian dapat ditentukan prioritas strategi yang dapat mempengaruhi kinerja (laba) toko-toko ritel keci! sebagai berikut : Prioritas 1: meningkatkan promosi (MP), meningkatkan penjualan melalui kredit (MPK), dan/atau menaikkan harga barang (MeHB), Prioritas 2: meningkatkan sistem inventori (MS1) dan/atau melakukan diversifikasi usaha (MDB), Prioritas 3: menurunkan harga barang (MHB), meningkatkan kualitas barang (MKB), danlatau menurunkan kualitas barang sehingga harganya lebih rendah (MeKB), dan Prioritas 4: meningkatkan pelayanan pelanggan (MPP), meningkatkan penampilan toko (MPT), dan/atau meningkatkan pengelolaan atau manajemen keuangan (MPM).
Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi toko-toko ritel kecil yang berada di sekitar paserba Carrefour, bahwa untuk menghadapi persaingan dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut : (1) Meningkatkan promosi dengan memanfaatkan berbagai media, baik media cetak seperti surat kabar, majalah, leaflet dan yang sejenis atau media elektronik seperti radio dan televisi, (2) Meningkatkan penjualan melalui kredit, sehingga konsumen akan merasa dimudahkan dalam berbelanja, dan mampu menarik minat lebih banyak konsumen untuk melakukan transaksi, dan (3) Menaikkan harga beberapa jenis barang yang memang tergolong langka dan spesiaVunik, sehingga ditempat atau toko lainnya jarang tersedia, hal ini jugs berpengaruh pada pemikiran konsumen yang menghubungkan harga barang dengan kualitas barang tersebut, barang yang harganya lebih tinggi, lebih berkualitas.

In this research can be identified three point problems to solving, that is : (I) How big is contribution of each emulation strategy to small shop retail performance, (2) What factors of determinant of small shop retail performance pursuant to emulation strategy, and (3) How priority of strategy of small shop retail emulation? this Research target basically is test the relation among respond emulation conducted by all small retail because attendance of Carrefour and its effort performance. Variable used in this research is 13 variable of indicator of Respond Emulation, that is: with the indicator Improve the Service to Customer (MPP), Improving Shop Appearance (MPT), Improving Promotion (MP), Improving Sale by Credit (MPK), Cutting Under Goods (MHB), Increase Price The Goods (MeHB), Improving Goods Quality (MKS), Degrading Goods Quality so that its Price is Cheaper (MeKB), Select the Goods Type which is it will be sell (M.TB), Improving Relation by Suppliers (MHP), Improving Monetary Management or Management (MPM), Improving Inventory System (MSI), and Conduct to Diversify to Area of Effort Other; Dissimilar (MDB).
This research uses the descriptive research method with the survey approach. As for population amount from small shop retail around Carrefour Hypermarket is 138 shops. By sample 58 small shop retail residing in about 7 location of Carrefour Hypermarket. Data analyzed by using aid program the SPSS version 12.5. From determinable research result of strategy priority which can influence the performance shop retail as follows : Priority I: improving promotion (MP), improving sale of through credit (MPK), and/or increase price the goods (MeHB), Priority 2: improving inventory system (MSI) and/or conduct diversified by the effort (MDB), Priority 3: cutting under goods (MHB), improving goods quality (MKB), and/or degrade the goods quality so that its price is lower ( MeKB), and Priority 4: improving customer service (MPP), improving shop appearance (MPT), and/or improve the management or finance management ( MPM).
Pursuant to research result suggested for small shop retail residing in about Carrefour Hypermarket, that to face the emulation can conduct the following efforts : (1) Improving promotion by exploiting various media, good of media print like newspaper, magazine, leaflet and which of a kind or electronic media like radio and television, (2) Improving sale through credit, so that consumer will feel facilitated in going shopping, and able to draw the enthusiasm of more amount consumer to conduct the transaction, and (3) Increase price some goods type which is true pertained a rareness and special unique, so that in place or other shop seldom be made available, this matter also have an in with the connective consumer opinion of goods price with the goods quality, goods which its price is higher, more with quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>