Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soetomo, 1946-
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1990
307.14 SOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soetomo, 1946-
Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2012
307.14 SOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Soetono
Yogyakarta: Simpang Nusantara, 2021
307.14 BAM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Irfan Syarif
"Salah satu wujud intervensi sosial Pemerintah Kota Medan dalam upaya penanggulangan kemiskinan nelayan adalah melalui program pembangunan Kampung Nelayan Indah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) sejauh mana upaya penanggulangan kemiskinan sebagai tujuan jangka pendek program pembangunan pemukiman KNI tercapai; (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tercapai atau tidak tercapai dari upaya penanggulangan kemiskinan melalui program pemukiman KNI.
Untuk membuktikan hipotesis, maka digunakan jenis penelitian eksplanatif, dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi untuk variabel Intervensi Sosial Pemerintah; serta data kuantitatif diperoleh melalui penyebaran angket / kuesioner sebanyak 60 angket yang selajutnya dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi ?product moment Pearson" untuk variabel partisipasi masyarakat.
Unit analisa yang digunakan adalah 100 orang Kepala Keluarga Nelayan miskin yang tinggal di KNI, dan dimana populasinya bersifat homogen, yakni keluarga nelayan miskin. 40-orang KK digunakan pada saat uji coba angket dan 60 orang KK selanjutnya menjadi sampel pada saat pelaksanaan penelitian atau pelemparan angket ke-2.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara garis besar, tidak ada strategi, teknik maupun kegiatan intervensi sosial dari Pemerintah Kota Medan guna menanggulangi kemikinan nelayan yang tidak baik maupun tidak diterima oleh warga nelayan. Akan tetapi terbukti adanya penyimpangan dalam pelaksanaan intervensi sosial di lapangan, yaitu (1) dalam pengawasan terhadap peruntukkan atau pengisian rumah ditemukan terdapat banyak Kepala Keluarga yang telah berdiam sejak awal tidak berprofesi sebagi nelayan, (2) terjadi kolusi dan nepotisme dalam hal penerimaan bantuan dan pelaksaan penyuluhan tidak secara bergilir, dimana yang mendapatkan hanya warga yang dekat serta mempunyai hubungan kekerabatan dengan pengurus Koperasi, Kepala Lingkungan maupun aparat Kelurahan, (3) hal ini ditambah oleh sikap atau mentalitas nelayan yang mau enaknya saja, tidak sabar dan mau cepat untung sehingga semakin banyak program bantuan tidak membuat mereka menjadi produktif, melainkan tergantung terhadap bantuan-bantuan selanjutnya.
Hasil penelitian juga membuktikan keberhasilan penanggulangan kemiskinan tidak seperti diharapkan semula, dikarenakan rendahnya partisipasi masyarakat. Hasil tersebut diperoleh dari hasil penghitungan mean empirik yang lebih kecil dari mean hipotetik pada kedua variabel. Kesimpulan penelitian adalah : dalam melaksanakan intervensi sosialnya, terjadi penyimpangan yang dilakukan oknum aparatur di lapangan, baik dalam pengisian rumah sejak awal maupun dalam hal pemerataan giliran pemberian bantuan dan kegiatan penyuluhan serta bimbingan. Selanjutnya mentalitas sebagian besar nelayan mengakibatkan terjadinya sifat ketergantungan terhadap bantuan yang diberikan. Sikap atau mentalitas ini juga menyebabkan tingkat partisipasi aktif maupun pasif warga nelayan relatif rendah. Oleh karenanya, sebagai alternatif upaya pemberdayan yang berkelanjutan, terutama dalam melaksanakan intervensi sosialnya, Pemerintah Kota Medan diharapkan lebih memprioritaskan program-program pembukaan lapangan kerja di luar sektor perikanan, sehingga tersedia alternatif pekerjaan diluar sektor perikanan.

The Effort to Overcome the Poverty Through Out the Development of Beautiful Fisherman Village Housing One form of social intervention by Medan Government to overcome the fisherman's poverty is through the development of fisherman village such as "Kampung Nelayan indah". Therefore, this research was aimed to understand how far this effort worked; and also to explain the factors that influence the successfulness of the KNI development program.
In order to verify the hypotheses, an explanative research was applied by using interviews, documents, and observation as the qualitative data to support the social intervention variable. Meanwhile it also used quantitative data from 60 questioners which then analyzed by "Product Moment Pearson" correlation technique, to support people's participation variable.
Analyzes unit that used is 100 Heads of Family who live at KNI, which the population was homogeny such as poor fisherman's family. 40 Heads of Family are filling the questioner at The Pre-Test Time, and 60 others will be the sample at the research time or the questioner distributed for the second time.
In general, none of the social intervention done by the government to overcome the poverty will do any harm or damage to the community. Unfortunately, this intervention some inappropriate implementation was found. They are: (1) many heads of the families in this village don't work as the fisherman, (2) There are also collusion and nepotism in the distribution of government's aids and in locating the extension of the fishery affairs, (3) at the end, most of the fisherman becomes unproductive, they are just sitting and waiting will the aids arrived.
This research also found that successfulness of this program is not like what has been expected in the first place. It happened because of the lack of people's participation in succeeding the program.
Based on this research, it is concluded that there're some deviations done by government officers in deciding the occupants of each residence and also the placement of the extension and guidance of fishery affairs. There are also certain attitudes and mentalities that make the level of resident's participation low relatively. Thus as an alternative to overcome the fisherman's poverty in Medan, The Government was expected to open new working fields other than fishery, so that they can improve themselves."
2001
T7883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Irmayati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Yayasan Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (YPP SPMAA); dan kaitan pemberdayaan yang dilakukan oleh YPP SPMAA tersebut dengan perspektif Ketahanan Nasional. Pendekatan. dilakukan melalui metode pendekatan kelompok, dengan desain penelitian bersifat deskriptif eksploratif, yang menurut para pakar statistik dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis, karena ia tidak bersifat menguji, melainkan memaparkan (deskripsi) temuan dari hasil penelitian dan mencari ja4vaban (eksplorasi) terhadap permasalahan yang ingin diketahui.
Lokasi penelitian ditetapkan secara purposive sampling pada tiga desa binaan YPP SPMAA, yaitu : (1) Desa Turi, Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan; (2) Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban; dan (3) Desa Pandean, Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi; ketiganya di Propinsi Jawa Timur. Dengan menggunakan Rumus Frank Lynch diperoleh 66 KK sebagai sampel di antara populasi 3.203 KK. Sebaran jumlah responden di setiap desa ditentukan berdasarkan Rumus Alokasi Proporsional menurut Goode dan Hatt.
Pemilihan YPP SPMAA selaku obyek penelitian, karena walaupun relatif kecil, namun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya yang berkaitan dengan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat tidak kalah bila dibandingkan dengan pondok-pondok pesantren yang lebih besar dan telah punya nama, bail( dalam hal kuantitas maupun kualitas. Kiprah YPP SPMAA dinilai telah jauh melangkah keluar dari batasan harfiah (etimologis) pengertian "pondok pesantren" yang umumnya dikenal sebagai lembaga pendidikan, khususnya pendidikan agama, lebih khusus lagi agama Islam. Program dan kurikulum YPP SPMAA didesain sedemikian rupa, sehingga memasuki seluruh aspek kehidupan sosialekonomi dalam berbagai bidang dan lapangan usaha, dan memberi warna kepada tatanan kehidupan masyarakat di lingkungan di mana cabang-cabang YPP SPMAA berada, sehingga program pendidikan - kendati pun masih ditempatkan sebagai program utama - telah menjadi kecil volumenya dibanding program-program non pendidikan yang dikelola oleh YPP SPMAA. Para alumni YPP SPMAA tidak sekedar berprofesi sebagai muballigh dan da'i, tetapi telah tersebar menjadi pekerja sosial, penyuluh pertanian, pembina masyarakat di sekitar hutan (pesanggem), dan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi lainnya.
Dengan desain program tersebut di atas, YPP SPMAA telah berhasil mengangkat harkat dan martabat masyarakat di sekitarnya menjadi masyarakat yang mandiri, dalam pengertian hidup layak dan manusiawi, tidak sekedar terentas ke atas garis kemiskinan. Dalam kriteria RKKBN, sebagian terbesar masyarakat di ketiga desa lokasi penelitian telah termasuk kategori Keluarga Sejahtera III plus, yang selain mampu menghidupi keluarga secara layak, terus berupaya meningkatkan kualitas ibadah, warga masyarakat pun ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan dan pelestarian lingkungan. Dalam pembangunan fasilitas sosial, seluruh warga masyarakat - tanpa kecuali -- telah ikut memberikan kontribusi dalam bentuk tenaga, bahan, uang, bahkan ketiga-tiganya sekaligus. Dengan pengembangan partisipasi masyarakat sejak perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan, timbul rasa memiliki (sense of belonging) yang berdampak Lang-sung terhadap tumbuhnya tanggung jawab setiap individu dalam masyarakat untuk memelihara hasil-hasil pembangunan. Kondisi ini sekaligus merubah pola pikir (attitude) dan pola sikap (behaviour) masyarakat dalam memandang istilah "pembangunan" yakni pembangunan bukan semata-mata monopoli pemerintah, tetapi juga adalah bagian dari perwujudan demokrasi (dari rakyat - oleh rakyat - untuk rakyat) sesuai amanat GBHN.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat berpengaruh terhadap terciptanya kondisi keamanan yang stabil, terbukti dari kenyataan bahwa di wilayah penelitian belum pernah terjadi gangguan keamanan yang serius. Dalam proses pembangunan nasional, aspek keamanan (security) dan kesejahteraan (prosperity) dipandang sebagai dua aspek utama yang dapat menjamin eksistensi Ketahanan Nasional yang mantap.

ABSTRACT
An Endeavor on Rural Community Empowerment by Yayasan Pondok Pesantren (YPP, Islamic Boarding School Foundation) Surber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA, Mental Education Resources for The Almighty Allah Religion) - Review on National Resilience.The goal of this study was to trace the community empowerment activities undertaken by YPP SPMAA on the perspective of the National Resilience. The approach applied was the group approach method, with descriptive exploratory research design, which according to statistic experts the steps should not formulate the hypothesis, as they do not intend to examine, but to describe what the research has found and to explore the solution to the given problems.
The research area was decided by purposive sampling method at three villages being developed by YPP SPMAA namely : (1) Turi Village, Turi Subdistrict, Lamongan Regency; (2) Jarorejo Village, Kerek Subdistrict, Tuban Regency; and (3) Pandean Village, Mantingan Subdistrict, Ngawi Regency; the three of which are in the Province of East Java. By applying the Frank Lynch's Formula, there had been found 66 out of 3,203 families as the samples. The distribution of respondents at each village was decided according to the Proportional Allocation Formula of Goode and Hatt.
YPP SPMAA was chosen as the research target because - apart form the fact that the organization is relatively small - activities undertaken by YPP SPMAA in relation to community development and empowerment are quite comparable to those undertaken by bigger organizations who have great image with their qualitative as well as quantitative records. The progress of YPP SPMAA has gone beyond its meaning as a "pondok pesantren" (Islamic Boarding School). The program and curriculum of YPP SPMAA were so designed that they have absorbed into all aspects of the social-economic life and businesses and such have given different colors to the life order of the communities who live around the branches of YPP SPMAA, so that the volume of education program --- although this is still positioned as the main program - has been lessen compared to the non-education programs managed by YPP SPMAA. The alumni of YPP SPMAA deal more than with conventional jobs like preachers, they have scattered in many places and work as social workers, agricultural consultants, community organizers around forest areas, and other social-economic activities.
With the program design above, YPP SPMAA has been successfully risen the living standards as well as values of surrounding communities so that they have become developed and independent communities, in the meaning that they are living in more feasible and humanistic ways, not merely going above poverty line. According to the criteria made by BIU(BN (The National Coordinator Board of Family Planning), the great majority of people who live in the three research areas should be categorized as Prosperous Family III plus, known by the following characteristics : able to sustain the family properly, continually improve the religious quality, and then the surrounding people participate in the social as well as environmental activities. In the development of social facilities, each community member provides contribution in any means such as manpower, materials, cash, or the combination. The encouragement of community development participation from the planning to the implementation IeveI has generated sense of belonging which directly increases the responsibility among individuals in the communities to maintain the development outputs. This, at the same time,' has changed the attitude as well as behaviour patterns of the communities in understanding "development", in this sense development is not merely a government's monopoly but also a part of realization of democracy (from the people -- by the people --- for the people) as entrusted by GBHN (Broad Outlines of Nation's Direction).
Increasing community welfare is quite influential to the creation of stable security, this is strengthened by the fact that in the research areas serious incident harming the security never happens. In the national development process, security as well as prosperity aspects are considered as two main aspects which can be able to guarantee the existence of an established the National Resilience.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Wesly
"Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan (perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan) Program lnpres Bantuan Pembangunan Desa di Desa Tambun, Desa Jejakajaya dan Desa Sriamur Kecamatan Tambun, Kabupaten Dati II Bekasi serta faktor-faktor apa sebenarnya yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program dimaksud.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana penulis mencoba mendeskripsikan fenomena untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program Inpres Bantuan Pembangunan Desa di Kabupaten Dati II Bekasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program lnpres Bantuan Pembangunan Desa di Kecamatan Tambun Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi, dapat dikemukakan sebagai berikut :
Bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan menunjukkan korelasi yang cukup kuat dari faktor-faktor yang disebutkan dalam kerangka pemikiran sebelumnya yaitu nyata pada tingkat prosentase 75%, hal ini terutama terlihat pada alasan-alasan masyarakat desa yang rasional yaitu kebutuhan akan lapangan kerja, ruang gerak berpartisipasi dalam pembangunan, perbaikan tempat pemukiman, peningkatan usaha ekonomi masyarakat desa.
Sementara tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan pengguliran Dana Inpres Bantuan Pembangunan Masyarakat Desa secara faktual responden yang memberikan jawaban "Aktif berpartisipasi dan "Kadang-kadang" berpartisipasi nyata pada tingkat prosentase 67,5%, sedangkan responden yang menjawab "Jarang Sekali" adalah 32,5%. Dengan demikian hal yang dapat diidentifikasikan dari pengaruh partisipasi masyarakat tersebut adalah kebutuhan akan lapangan kerja, faktor kesadaran masyarakat cukup tinggi, keserasian lingkungan hidup dan pemukiman, peluang berpartisipasi dalam pembangunan.
Adapun partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan proyek-proyek dari Dana Inpres secara faktual menunjukkan ?Sering" berpartisipasi dan "Kadangkadang" berpartisipasi berada pada prosentase 65% yang berarti berkorelasi positif dengan faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya, namun yang paling menonjol adalah kebutuhan lapangan kerja, kesadaran cukup tinggi dan lain-lain."
2000
T5472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasuglan, Fordolin
"ABSTRAK
Hasil identtfikasi sosial awal yang dilakukan P3M Widuri dengan warga masyarakat Desa Karanggan adalah berbagai permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, antara lain : rendahnya tingkat sosial ekonomi, terbatasnya lahan pekarangan, rendahnya partisipasi dalam program pembangunan. Untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut, maka P3M Widuri bekerjasama dengan pengurus GKP Gunung Putri (sebagai titik masuk) dan pemerintah setempat, menyelenggarakan program-program pemberdayaan. Program-programnya cukup beragam sebagai konsekuensi logis dari beragamnya permasalahan yang ada.
Tesis ini mencoba mengkaji secara deskriptif proses pelaksanaan program-program pemberdayaan tersebut dan hasil-hasil yang telah dinikmati oleh warga masyarakat setempat. Apabila dipandang berhasil ataupun kurang berhasil, faktor-faktor apa yang mendukung atau yang menghambat.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan studi kasus masyarakat Desa Karanggan. Terlebih dahulu dikemukakan proses pelaksanaan program seperti apa adanya, kemudian dianalisis berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan sebelumnya, khususnya variabel-variabel yang dipandang sebagai penentu bagi suatu program pemberdayaan.
Permasalahan dan proses pelaksanaan program-programnya didekati dengan perspektif pembangunan sosial dengan strategi pemberdayaan. Bahwa program-program pemberdayaan bermuara pada 3 bidang, yaitu bidang sosial, pemberian informasi, pengetahuan, keterampilan, penciptaan akses, dan partisipasi, Bidang politik : partisipasi aktif warga dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan mereka. Bidang psikologis : meliputi penggalian potensi dan kepecayaan diri. Inti ketiga bidang ini adalah proses pendidikan, sebagai upaya penyadaran diri dan menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan. Program-program tersebut dilaksanakan melalui LSM, yang dalam hal ini adalah P3M Widuri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses pemberdayaan sangat memerlukan peran sosial masyarakat, agar mereka mau berpartisipasi dalam penetapan masalah, perencanaan program dan bertanggungjawab atas program yang diselenggarakan. Hal itu telah dapat dilaksanakan oleh P3M bersama-sama dengan warga masyarakat. Selain itu masyarakat juga berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan dan evaluasi program, sebab selama proses berlangsungnya program, warga juga sudah berinisiatif dan memprakarsai, mengusulkan program-program lanjutan. Dalam hal ini warga sudah mulai memiliki kepercayaan diri.
Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa meskipun warga masyarakat sudah disiapkan, berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program, sudah mulai menikmati hasil-hasilnya, namun di dalam perencanaan dan pelaksanaan program mandiri belum dapat dicapai, karena masih ada sifat ketergantungan terhadap P3M. Untuk menunjang keberhasllan program pemberdayaan ini masih perlu diimbangi dengan upaya penciptaan akses terhadap organisasi ataupun instansi lain, sebagai perluasan jaringan pemasaran produk. Perlu pula diupayakan pemberian dana bantuan kepada keluarga, agar pinjaman modal melalui Dana Bergulir dapat mencapai sasaran atau tidak menyalahgunakannya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Masih perlu pula diupayakan perbaikan sikap mental warga agar mau belajar memperbaiki nasib sendiri, tidak pasrah dan apatis, sehingga mampu mandiri atau tidak tergantung pada orang lain ataupun lembaga. Dari semua faktor-faktor tersebut di atas, dan dalam kenyataannya di lapangan, belum lerlihat perbaikan ekonomi rumah tangga secara berarti dan bila dikaitkan dengan tujuan program pemberdayaan, yaitu agar mampu membentuk kelompok usaha bersama, masih belum dapat tercapai. Selama penyelenggaraan program-program pemberdayaan ini, peran yang menonjol dimainkan oleh petugas P3M adalah adalah sebagai guide, enabler, expert mediator, dan fasilitator.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrinaldi
"Program Pembangunan Sarana Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PAB-PLP) yang dilaksanakan di Desa Pandam Gadang Timur Kecamatan Gunung Mas Kabupaten Lima Puluh Kota, merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakal melalui perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Program PAB-PLP dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada peran aktif masyarakat (community based management) yang bertujuan untuk menyiapkan masyarakat, melalui institusi pengelola program, agar mereka mampu mengeiola dan memelihara sarana yang telah dibangun sehingga tercapainya kelestarian dan pengembangan program PAB-PLP. Hal ini tidak akan terjadi dengan sendirinya tanpa adanya upaya pemberdayaan yang intensif dalam mempersiapkan masyarakat untuk menerima dan melestarikan program.
Pencrapan model pengembangan masyarakat merupakan salah satu intervensi pemerintah sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat agar dapat meningkatkan intsiatif (prakarsa) dan kemampuan (swadaya) masyarakat. Olch karena itu ruang lingkup tesis ini meliputi kebijakan program PAB-PLP yang diterapkan dengan model pengembangan masyarakat, proses penerapan program PAB-PLP, falctor-faktor yang menjadi penghambat dalam pemeliharaan dan pengembangan program PAB-PLP.
Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif terhadap pelaksanaan program PAB-PLP. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, wawancara secara mendalam dan observasi terhadap pihak-pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan program PAB-PLP.
Dari hasil penelitian, diperoleh gambaran bahwa upaya pemberdayaan yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan masyarakat untuk menerima program PAB-PLP mulai tahap persiapan sampai pasca proyek, belum mencapai hasil yang menggembirakan. Ketidakpahaman institusi dan warga masyarakat sejak awal mengakibatkan mereka kesulitan memasuki tahap selanjutnya sehingga partisipasi masyarakat hanya sampai tahap bekerja ke arah pcruhahan, belum pada tahap generalisasi dan stabilisasi perubahan serta terminasi relasi perubahan. Hal ini antara lain disebabkan : penjabaran kebijakan dari Pemerintah Kabupaten yang kurang tepat, kurangnya pemahaman petugas terhadap program sehingga penerapan strategi pemberdayaan lebih diarahkan pada masyarakat dari pada institusi pengelola program di tingkat desa, rendahnya kemampuan pengurus UPS untuk melanjutkan peran pemberdayaan kepada masyarakat setelah peran pendampingan petugas berakhir. dan nilai-nilai budaya masyarakat yang kurang mendukung.
Walaupun demikian, upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut sangat berarti dalam merubah pandangan tentang pola pembangunan selama ini. Pembangunan yang dilaksanakan lebih ditekankan pada pendekatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Sehingga memandang masyarakat sebagai pelaku utama (subyek) pembangunan ketimbang hanya sebagai sasaran (obyek) dari pembangunan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikko Alrakhman
"Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) kelurahan merupakan forum musyawarah perencanaan pembangunan yang paling awal dilaksanakan dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan merupakan titik terdekat dengan masyarakat untuk menampung aspirasi masyarakat di setiap kelurahan. Oleh karena itu, pentingnya partisipasi masyarakat dalam Musrenbang kelurahan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka penyusunan RKPD. Penelitian ini membahas partisipasi masyarakat dalam Musrenbang kelurahan di Kecamatan Cipayung untuk penyusunan RKPD Kota Depok Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwabentuk partisipasi perwakilan masyarakat dalam Musrenbang kelurahan adalah berupa kehadiran, pemikiran, saran, diskusi, maupun pendapat; motivasi perwakilan masyarakat untuk menghadiri Musrenbang kelurahan di antaranya adalah keingintahuan masyarakat dalam melihat perkembangan di wilayahnya dan adanya rasa tanggung jawab; empat kelurahan di Kecamatan Cipayung telah mengindikasikan adanya pembahasan usulan yang melibatkan seluruh pihak perwakilan masyarakat; dan satu kelurahan yaitu Kelurahan Cipayung dinilai belum sampai pada partisipasi masyarakat seperti yang terdapat di kelurahan lainnya, karena tidak terdapat pembagian kelompok dan pembahasan usulan, perjuangan usulan, serta tidak ada hak bagi masyarakat untuk menentukan prioritas pembangunan kelurahan.

The multi stakeholders consultation forum for local government development plan (Musrenbang)village is a forum of development planning discussion that earliest implemented in preparation process of Local Government Annual Development Plans(RKPD) and it is the closest point to community to accommodate the aspirations of community in each villages. Therefore, the importance of community participation in Musrenbang village become an inseparable part in the preparation of RKPD.This research discusses community participation in Musrenbang village atCipayungDistrict for the preparation of RKPDDepokCity 2012. It used a qualitative approachto the type of descriptive research.
The result showed that the forms of community participation in Musrenbang village is presence, thoughts, suggestions, discussion, and opinions; the motivation of community representatives to attend Musrenbang village is a curiosity of community in seeing the development in the region and a sense of responsibility; four villages atCipayung District has indicated theproposal discussions with involving all of community representatives; and one village that isCipayungVillage considered not up to community participation as found in other villages, because there is no proposalsdiscussion, proposals struggle, and there is no right for community to determine the villagedevelopmentpriorities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nawira Shahab
"ABSTRAK
Skripsi ini berangkat dari sebuah isu terkait dengan penguatan dalam sebuah organisasi berbasis komunitas, yaitu Yayasan Srikandi Sejati, yang tak lain adalah komunitas transgender di Jakarta. Fokus skripsi adalah pada pembelajaran bagaimana sebuah program pemberdayaan berlangsung dalam sebuah organisasi komunitas dengan bentuk self-help activity atau lebih dikenal dengan bottom-up development, yaitu sebuah proses pemberdayaan yang berasal dari bawah. Saya mencoba mengungkapkan bagaimana organisasi ini dapat berdiri serta proses pendiriannya.
Saya menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan data guna menjawab pertanyaan penelitian saya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan terlibat ataupun tidak terlibat dan wawancara mendalam terhadap beberapa informan baik sebagai pengurus yayasan ataupun sebagai orang-orang yang dijangkau oleh yayasan ini. Dalam melakukan penelitian ini saya juga terlibat menjadi sukarelawan dalam berbagai kegiatan seperti ikut menghadiri beberapa rapat, pertemuan, penjangkauan dan pelatihan.
Temuan-temuan utama dalam penelitian ini, pertama, terkait dengan peran tokoh-tokoh waria dalam menggagas dan menjalankan yayasan. Dalam skripsi ini saya mengungkapkan bagaimana proses dan pengalaman yang dilakukan dalam mendirikan sebuah yayasan yang sah, mengingat dalam masyarakat, waria dianggap sebagai suatu penyimpangan dan waria pun sangat identik dengan kemiskinan dan minimnya tingkat pendidikan.
Kedua, pemberdayaan ini pun diwujudkan dalam bentuk self-help activity yaitu pemberdayaan dilakukan oleh komunitas itu sendiri. Hal tersebut merupakan nilai lebih dalam pelaksanaan program, meskipun tidak terlepas dengan hambatan lainnya. Adapun YSS menekankan pada persamaan hak waria dan lebih menekankan pada pengembangan kepribadian waria untuk mencapai penerimaan atau mengurangi bentuk penolakan masyarakat terhadap waria.
Ketiga, mengkaji persoalan waria di Jakarta tentu berkaitan erat dengan isu pelacuran. Dalam skripsi ini saya juga mengkaji bagaimana relasi YSS dengan isu prostitusi, khususnya dalam kaitannya dengan isu kesehatan terutama HIV/AIDS. Sebagian besar waria bekerja di bidang prostitusi, hal tersebut merupakan suatu kerentanan tersendiri bagi waria terhadap berbagai penyakit. Dari sisi itu pula saya mencoba melihat peranan YSS menghadapi isu tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan kondisi kesehatan waria yang memang rawan dengan berbagai penyakit dan banyak pula waria yang menjadi ODHA serta membutuhkan perawatan khusus. Pemberdayaan pun tidak terlepas dari peran lembaga donor yang menyokong keberlanjutan yayasan ini, meski demikian keberadaan lembaga donor yang bergerak baik untuk isu kesehatan seperti halnya HIV/AIDS ataupun yang bergerak pada isu gender dan seksualitas.

ABSTRACT
This undergraduate thesis raised issue of empowerment in the transgender community in Jakarta. In this undergraduate thesis I focused on this kind of learning how the community development can work in a community organization that is run with a self help activity form, a bottom-up process in developing community. And I tried to reveal how it was built and how the ongoing process.
In gathering data and conducting this research, I used qualitative methods to reveal the answer to my research question. Therefore I used several research techniques in gathering data such as observation, both participation and non-participation observation. I?ve also had been doing this research by interviewing severals informant whoare part of the foundation and who is a member whose reached by this foundation. In conducting this research i have dedicated most of my time to volunteer in this foundation, followings their meetings, outreach and training.
The main findings of my research are as follow.First of all that is related to the contribution of several figures that built and develop this organization. I revealed the processess and the experiences in establising of thisthis oficial foundation, referring to the transgender is seen as an aberration and the transgender also very synonymous with less of education and wealth.
Second, this community development is embodied in a self help activity which is the community it self who work in the development. This form also provides advantages to the impelementation of theprogram, althought it still has its own constraints.
Many concerns that must bebe faced while implementing this community development, internal and external barriers during the process. These organization and the peoples in organization moves up and down until the latest progres. The contribution of funders and networking its also a major concern in building this foundation. YSS emphasized their work on the equal rights egality of transgender and develop transgender characteristic to achieve acceptance or at least reduce resistance from the surrounding society.
Third, study the transgender issue in Jakarta is always tightly related to the issue of prostitution. In this undergraduate thesis I focused my research on the relevance of this foundation on the issue of prostitution among the transgender which more clodrly related on medical issues especiallyHIV/AIDS and IMS. Most transgender living in trslm of prostitution, which bring vulnerabilityto the transgender especially in health concern.
This development must be not separated by the the funding organization or foundation who support the program and bring the ongoing progress with in the community. Most funders based on health issues, genderand sexuality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>