Ditemukan 14003 dokumen yang sesuai dengan query
Watanuki, Joji
Tokyo: University of Tokyo Press, 1977
320.950 JOJ p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nakane, Chie, 1926-
New York: Penguin Books, 1981
301 NAK j
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nakane, Chie, 1926-
Berkelay: University of California Press, 1970
301 NAK j
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fukutake, Tadashi
Ithaca : Cornell University Press, 1967
301.35 FUK j
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Rush, Michael
New York: Harvester Wheatsheaf, 1992
306.2 RUS p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Daniel Hermawan
"Kekalahan Jepang pada perang dunia II membawa sebuah dampak besar kepada negara Jepang. Kekalahan Jepang pada saat itu membawa sebuah perubahan pada memori kolektif bangsa Jepang yang kelak akan bertahan selama puluhan tahun. Hal ini dapat terlihat dengan kebijakan pertahanan bangsa Jepang. Bangsa Jepang merasa bertanggung jawab terhadap kekejaman yang telah mereka lakukan selama perang dunia II, sehingga mereka membuat sebuah undang-undang yang menyatakan mereka selamanya akan meninggalkan perang dan tidak akan mengakui keberadaan angkatan bersenjata. Sebuah Konstitusi yang kemudian dijuluki Konstitusi Pasifis. Tapi seiring berkembangnya dinamika hubungan internasional, keberadaan pasal ini menjadi sebuah hal yang bersifat paradoks. Pada saat ini Jepang memiliki angkatan bersenjata yang memiliki anggaran terbesar ketiga di dunia. Sementara interpretasi konstitusi hanya menyebutkan Jepang boleh memiliki angkatan bersenjata untuk keperluan pertahanan. Kehadiran Shinzo Abe sebagai perdana menteri Jepang membawa Jepang kepada sebuah langkah baru, menuju perubahan Konstitusi. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menangkap bagaimana perubahan ini kemudian tercermin melalui sebuah fenomena budaya populer Jepang, yaitu serial animasi Gundam.
Japan's defeat at World War II gives a huge impact to the Japanese people. The defeat is causing the Japanese people collective memory to be changed, and it was unchanged for decades after it. The Japanese people feel the responsibility for the cruelty that they came up with, which is causing them to create a constitution that state the renunciation of war and will never admitting any military power. This Constitution is called the Pacifist constitution. But at present, Japan have a third largest defense budget, yet their constitution interpretation still insist that this "Self Defense Force" is for defense purposes only. Through this research, I would like to analyze three Gundam movies from three different era, which will show us how Japanese have changed their collective memory of a traumatic one in World War II. Also, I am analyzing and find out how the Japanese have change from the traumatic past to the current society which is shown by the popular culture phenomenon, Gundam."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Sigma Exacta
"
ABSTRAKTesis ini berfokus pada salah satu fenomena hidden homeless di Jepang yaitu Net Café Refugees sebagai salah satu permasalahan sosial dalam masyarakat Jepang kontemporer.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah latar belakang yang dialami seseorang sehingga terjebak dalam situasi Net Café Refugees.
Data yang diperoleh merupakan data primer dari hasil wawancara melalui film dokumenter dan data sekunder dari hasil penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dari sumber-sumber publikasi lainnya seperti artikel elektronik maupun jurnal ilmiah. Model analisis yang digunakan bersifat deskriptif eksploratif.
ABSTRACTThis research focused on one of hidden homeless phenomenon in Japan, Net Café Refugees as one of social problem in contemporary Japanese society.This study attemps to examine the background experienced by people who are stucked in a Net Café Refugees situation.The primary data were obtained from interviews through documentary films and the secondary data were from the result of literature research as well as the collection of data from publications resources such as electronic articles and scientific journals. This research used descriptive explorative method to analyze the data.Based on the findings, it can be concluded that the causes of the Net Café Refugees phenomenon are motivated by economic, political and cultural factors."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T45568
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Vavoulis
s.l.: s.n., 1978
300 VAV s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Tokyo: Obunsha , 1958
301 JAP
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sekar Nara Iswari
"
ABSTRAKDalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan tentang representasi kritik Yukio Mishima terhadap nasionalisme Jepang pascaperang dalam novelnya yang berjudul Gogo no Eiko. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan analisis deskriptif. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan teori ultra-nasionalisme, peneliti akan menganalisis dua tema dominan novel yaitu, kejayaan dan kematian. Tema kejayaan merepresentasikan rasa heroisme dan keberanian untuk mati demi kebajikan. Dalam hal ini, kebajikan yang dimaksud adalah kekaisaran Jepang. Kemudian, tema kematian merepresentasikan pengorbanan secara patriotik melalui kematian yang mulia. Kedua tema ini saling berkaitan dan merepresentasikan krisis nasionalisme yang dialami Jepang pascaperang serta kritik yang berusaha disampaikan Mishima terhadap situasi tersebut.
ABSTRACTThis research examines the representation of Yukio Mishima 39s criticism towards postwar Japanese nationalism in his novel, Gogo no Eiko. This research is a qualitative research using analytical descriptive method. By using sociological approach and theory of ultra nationalism, this research analyses two dominating themes from the novel which are lsquo Glory rsquo and lsquo Death rsquo. 39 Glory 39 represents heroism and the courageous act to die for righteousness. In this case, righteousness is embodied in the Japanese emperor. Whereas 39 Death 39 represents patriotic sacrifice through noble death. Both themes represent the loss of nationalism in postwar Japan and Mishimas personal view on the matter. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library