Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54995 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Riyadi Ali
"Dari analisis sajak-sajak pamplet Rendra yang berhubungan dengan ketimpangan sosial, dapatlah kita catat bahwa Rendra melalui pampletnya selalu menuangkan gembaran berupa kesaksian terhadap alam den menusia. Manusia bagi Rendra merupakan titik tolak kelahiran karya-karyanya, karena dari tokoh-tokoh yang ditampilkan, Rendra menyodorken konflik manusia yang asing yang selalu bertanya kepada alam dan dirinya sendiri. Pemberontakan Rendra juga bukan saja pemberontakan anak manusia kepada keterasingan dirinya, melainkan juga pemberontakan terhadap karya yang dihasilkan oleh penyair salon. Tema dari sajak pamplet ini sebagian merupakan tema kesaksian yang berkaitan dengan alam dan kesaksian terhadap ketidakadilan manusia. Sebagian lain merupakan ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Kurniawan
"Penelitian inimemusatkan perhatiannya pada tema cinta yang terkandung pada dua kumpulan sajak karya W.S. Rendra, yaitu Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi. Pada kedua kumpulan tersebut tema cinta yang dicari adalah tema cinta suci antar sepasang kekasih dan tema cinta anak kepada ibu. Di antara kumpulan-kumpulan sajak Rendra yang lain, Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi paling banyak mengandung sajak-sajak yang tertemakan cinta. Kedua kumpulan ini dibuat pada tahun yang berbeda, yaitu Empat Kumpulan Sajak sekitar tahun 50-an dan Potret Pembangunan dalam Puisi sekitar tahun 60-an Pada Empat Kumpulan Sajak hanya ditemukan saja-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih, yaitu Surat Cinta, Episode, Kakawin-kawin, dan Serenada Kelabu. Pada Potret Pembangunan dalam Puisi sajak-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih ditemukan pada sajak-sajak seperti Sajak Joki Tobing untuk Widuri, Sajak Widuri untuk Joki Tobing, dan Notabene: Aku Kangen. Tema cinta anak kepada ibu hanya ditemukan pada sajak Ibunda."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S11054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Moehdor Al-Farisi
Banten: #Komentar, 2019
808.81 AHM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atasi Amin
Bandung: Trubadur, 2017
808.81 ATA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Chotoimah
Surakarta: Sastra Pawon, 2014
808.81 FAN s (1);808.81 FAN s (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Inu Kencana Syafiie
Bandung : Progressio, 2007
303.6 INU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Niknik Mediyawati
"Serial Lupus karya Hilman Hariwijaya sebagai hasil karya sastra popular dipilih untuk diteliti dengan tujuan menganalisis:
1) karakter tokoh remaja dalam serial Lupus,
2) cara Hilman Hariwijaya menyajikan serial Lupus sehingga secara tidak langsung dapat menjadi dokumen sosial remaja perkotaan, dan
3) fungsi sosial serial Lupus bagi pembacanya, khususnya remaja perkotaan.
Objek penelitian ini yaitu tiga serial Lupus yang tergabung dalam Trilogi Lupus, yaitu Boys Don't Cry, Bunga Untuk Poppi, dan Candle Light Dinner. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Serial Lupus dianalisis dengan pendekatan Sosiologi Sastra, sebuah pendekatan yang memusatkan hubungan antara karya, pengarang, dan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa karakter tokoh remaja dalam serial Lupus mempunyai kemiripan dengan tokoh remaja perkotaan hasil survei Surindo, di antaranya terdapat tipe remaja "funky", "cool", "asal", dan "plin plan'. Tipe "funky" dan "cool" yang diwakili oleh tokoh Lupus dan Poppi adalah remaja yang selalu menghindari hal-hal negatif. Mereka sadar akan kelemahan dirinya, suka bergaul, dan memiliki kepedulian tinggi pada kondisi lingkungan sosial di sekitarnya. Kelompok ini memiliki rencana masa depan yang jelas dan realistis dalam menghadapi persoalan. Menurut penulis penggambaran kedua tokoh tersebut terlalu dibuat-buat sehingga terkesan kurang wajar, tidak sepeti karakter remaja pada umumnya. Lain halnya dengan tokoh seperti Rainbow, Fifi Alone, Adi Darwis, Boim, dan Gusur, mereka justru lebih digambarkan seperti karakter sebagian remaja perkotaan. Mereka mewakili segmentasi remaja "asal", yaitu remaja yang jauh dari orang tua, suka merokok, meminum minuman beralkohol, cenderung memilih sesuatu yang asing, dan kurang peduli terhadap lingkungan. Tokoh Boim dan Gusur juga mewakili segmentasi remaja "plin plan" yaitu remaja yang jauh dari bimbingan orang tua sehingga memiliki kebebasan, tetapi mereka mengandalkan segala sesuatunya dari orang tua. Mereka cenderung kurang peduli terhadap lingkungan sosial, dan mementingkan proses daripada hasil.
Selain mencerminkan karakter remaja di perkotaan, serial Lupus juga mencenninkan gaya hidup remaja perkotaan. Pengarang dengan jeli mengangkat trend yang sedang digemari remaja, khususnya tahun 1999 dan 2000, seperti trend remaja funky, trend waning tenda sebagai tempat bergaul remaja, trend musik mancanegara, trend internet, dan trend bacaan komik Jepang dan Eropa. Jika dihubungkan dengan hasil survei Surindo gaya hidup remaja dalam serial Lupus juga memiliki kemiripan yang membuktikan bahwa remaja di kota besar sangat peduli terhadap penampilan dan cenderung mengikuti trend. Selain itu ditemukan juga bahwa tentang penggunaan uang saku remaja yang banyak dipakai untuk bermain dan belanja di pusat perbelanjaan sekaligus memanfaatkan waktu luang mereka. Melalui gambaran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa remaja tahun 1999 dan 2000 dapat diidentikkan dengan conspicuous consumption atau remaja yang konsumtif. Melalui penggambaran karakter remaja dan gaya hidupnya serial Lupus diharapkan dapat memiliki fungsi sosial sastra sebagai alat penghibur dan pendidik pembacanya, terutama remaja. Dengan humor dan parodi yang segar, serial Lupus mampu menghibur dan setidaknya bisa menyisakan memori di hati pembaca. Dengan pesan-pesan moral yang komunikatif dan dengan adanya penggambaran tokoh hitam dan putih, serial Lupus dapat juga mendidik pembacanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hisyam
"In the daily life of the Indonesian people, a penghulu plays a role in accordance with the way the word is understood by the community in which he lives. In West Sumatra, a penghulu is the head of the nagari. In Riau, he has a status equal to that of a head of a village. In Java, he has an authority in all administrative matters of religion. This paper discusses the meaning of penghulu as depicted in old manuscripts written by the natives. Based on a research on these native manuscripts, it can be concluded that a penghulu plays the roles of both a bureaucrat and a Muslim leader."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sportif Media Informasindo, 2003
320.959 8 HAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>