Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erdian Puji Kristiono
"Penelitian realisasi fonem /h/ bahasa Indonesia ini telah dilakukan pada bulan November 2004 sampai Mei 2005. Tujuan penelitian ini adalah melihat lingkungan bunyi yang dapat mempengaruhi realisasi fonem /h/ dalam siaran berita. Penelitian ini juga berusaha untuk melihat apakah yang dihadapi pembawa berita benar-benar berpengaruh terhadap pelesapan fonem /h/. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan perekaman siaran berita Metro Hari Ini di Metro TV pada tanggal 1 Desember 2004 sampai 31 Januari 2005. Rekaman tersebut kemudian ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan, lalu kata-kata yang mempunyai huruf h ditandai. Langkah selanjutnya adalah membandingkan rekaman dengan tulisan untuk memperoleh data berupa tulisan fonetis. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan teknik observasi. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian sebelumnya yang turut memberi masukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Adelaar, Hans Lapoliwa, Samsuri, dan Asmah Haji Omar. Fonem /h/ direalisasikan oleh bunyi-bunyi [h] dan [ ] di antara bunyi [a] dan [u]. Fonem /h/ dapat direalisasikan secara opsional oleh bunyi [w] dan [y] apabila berada di antara bunyi [u] dan [a]. Selain itu, /h/ direalisasikan oleh [?] di antara bunyi [i] dan [i]. Pada posisi awal, posisi tengah, posisi belakang, /h/ cenderung dipertahankan. Dalam tataran frase, /h/ dipertahankan pada frase nominal penyebut tempat. Pada situasi dialog, pembaca berita tidak mempertahankan /h/ pada kata-kata kebutuhan, tahu, tahun, dan pimilihan. Selain itu, realisasi fonem /h/ juga dapat ditinjau dari sudut morfologis dan historis"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Mulyajati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas campur kode bahasa Indonesia - bahasa Inggris di acara tayang bincang Just Alvin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan jenis-jenis campur kode dan menjelaskan faktor-faktor penyebab campur kode pada percakapan di acara tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan data berupa transkripsi rekaman percakapan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jenis campur kode pada percakapan di acara ini yang meliputi penyisipan, alternasi, dan leksikalisasi kongruen. Selain itu ditemukan delapan faktor penyebab campur kode yaitu terkait dengan topik percakapan, sebagai status, keinginan untuk mengutip ujaran, kekurangan kosakata, pengalihan metaforis, fungsi afektif, penekanan pesan, dan pengulangan untuk mengklarifikasi ujaran. Penutur melakukan campur kode dengan menyisipkan dan mengalternasikan tuturannya berdasarkan konteks percakapan. Dengan demikian, faktor-faktor penyebab campur kode berkaitan dengan jenis campur kode dan konteks percakapan.

ABSTRACT
This thesis discusses the code mixing Indonesian English on the Just Alvin talkshow. The purpose of this study is to discover types of code mixing and explain the factors of code mixing in the conversation. This study is a qualitative research which data are the transcriptions of recorded conversation and interview. The results showed that there are three types of code mixing, namely insertion, alternation, and congruent lexicalization. Besides, there are eight factors of code mixing in the conversation. Based on the analysis, the factors of code mixing in this conversation are related to the topic of conversation, as a form of status, quoting speech, metaphorical switching, lack of vocabulary, affective functions, emphasize their messages, and repetition to clarify speech. In addition, the speakers mix the codes by inserting and alternating their speech based on conversation context. Therefore, the factors of code mixing are related to the types of code mixing and context of conversation."
2017
T47133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Laksman-Huntley
"ABSTRAK
Sejak diputuskan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, para ahli bahasa sibuk membenahi dan mengembangkan norma-norma bahasa tersebut. keputusan untuk menentukan cara penulisan, tata bahasa dan perbendaharaan kata muncul pada Kongres Bahasa Indonesia tahun 1938 di Solo (Java Tengah). Bahasa Indonesia lebih terpacu untuk berkembang pada masa penjajahan Jepang karena bahasa ini merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi dan akhirnva menjadi lambang kesatuan nasional Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting sebagai lambang kesatuan nasional. Sejak dibentuk Komisi Bahasa Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1942. penyempurnaan bahasa terutama normalisasi tata bahasa selalu dilaksanakan. Berkat komisi ini juga pada akhir penjajahan Jepang tahun 1945 bahasa Indonesia diperkaya dengan sekitar 7.000 istilah haru (St. T. Alisjahbana, 1983: 15).
Komisi kerja yang di bentuk pada 18 Juni 1945 berhasil menyelesaikan istilah-istilah ilmiah dan teknik serta mencatat 5.000 kata-kata baru. Setelah perpindahan/serah terima teknik serta mencatat 5.000 kata-kata baru. Setelah perpindahan/serah terima kekuasaan pekerjaan di atas dilanjutkan oleh Komisi Istilah T'eknik yang bertugas menyusun kamus baru dan menyempurnakan yang sudah ada untuk pengajaran."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nerissa Angelina
"Skripsi ini membahas tentang penerapan regulasi yang berkaitan dengan bencana alam dan media untuk melihat proses pembuatan berita bencana pada satu lembaga penyiaran publik dan dua lembaga penyiaran swasta. Proses dari sisi seorang reporter dan kepala peliputan masing-masing stasiun televisi. Berita bencana alam menjadi tinjauan dari penelitian ini karena berita ini masih mengambil banyak perhatian publik namun pemberitaannya tidak seimbang dari aspek manajemen bencana serta masih mengabaikan beberapa etika yang berlaku.
Penelitian ini menganalisis aturan yang ada mengenai penyiaran bencana dan menguji bagaimana implementasinya pada lembaga penyiaran ketika sedang melakukan proses praproduksi hingga pascaproduksi sebuah berita bencana. Metode yang dilakukan adalah wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga penyiaran publik cenderung tidak tegas dalam menjalankan regulasi dalam proses pembuatan berita bencana, sementara lembaga penyiaran swasta menerapkan regulasi dalam pembuatan liputan dengan penerapan yang berbeda.

This thesis discussesthe implementation of regulations that relate to natural disaster and mediato see the process of making disaster news in a public broadcasting institution, and two private broadcasting institutions.The process of making disaster news is seen from the side of a reporter and news manager of each broadcasting station. Natural disaster news become a main object of this research because disaster news is still taking much public attention but its news coverage is unbalanced from the aspects of disaster management and still ignores some of the prevailing ethics.
This study analyzes the existing regulation on disaster broadcasting and tests how they are implemented in broadcasting stations while preproduction to postproduction of making a natural disaster news. The methods used are in depth interviews and document studies. The results of this theses show that public broadcasting agencies are the least assertive in carrying out regulations in the process of making disaster news, and private broadcasters implement some regulations in the making of coverage, although the level of implementation is much different.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ramadhani
"Penelitian ini berkaitan dengan campur kode dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang digunakan dalam acara "Welcome to BCA" di Metro TV. Dalam campur kode, penutur mengganti bentuk-bentuk linguistis dari bahasa satu ke bahasa yang lain secara bergantian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis proses campur kode dan unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk dalam ujaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa dalam percakapan tersebut terdapat ketiga jenis proses campur kode, yaitu penyisipan, alternasi, dan leksikalisasi kongruen. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk dalam ujaran didominasi oleh nomina dan frasa nominal. Temuan ini menunjukkan bahwa campur kode tersebut tidak terjadi secara acak, tetapi mengikuti kecenderungan tertentu.

This research deals with code mixing in Bahasa Indonesia and English which is used in "Welcome to BCA" show on Metro TV. Code mixing here is defined as a condition when a speaker changes the linguistic forms of one language into another language. The aims of this research are to identify the types of code mixing process and the items of English that insert the utterances. Based on the analysis, it is found that there are three types of code mixing process in the utterances; insertion, alternation, and congruent lexicalization. Furthermore, it is found that noun and noun phrase of English are the most common items which insert Indonesian utterances. The findings show that the code mixing in Bahasa Indonesia and English is not random but follows certain patterns."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28043
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paramitha Jati Buwana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5324
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Garnis Geani
"Jurnalis dan media organisasinya bekerja untuk kepentingan khalayak. Kode Etik Jurnalistik, pasal 1 menyatakan, Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad butuk. Sedangkan jurnalis dan media kerap beralih fungsi menjadi partisan. Penelitian ini hendak melihat bagaimana pemaknaan reporter Metro TV mengenai profesionalisme jurnalis dan independensi Metro TV, dalam peliputan berita politik tahun 2014.
Penelitian kualitatif ini menggunakan Teori Resepsi dari Stuart Hall dan konsep profesionalisme jurnalis. Analisis dilakukan dengan paradigma kritis dengan metode wawancara mendalam terhadap reporter Metro TV. Wawancara dilakukan terhadap empat informan yang dipilih secara acak menggunakan metode snowball. Temuan menunjukkan, tidak semua reporter dapat memaknai arti profesionalisme dan independensi jurnalisme.

Journalists and their media organization working for the interest of their audiences. Cannon of Journalism, article one, said, Indonesian journalists have to be independent, producing the news that is accurate, balanced, and did not act in bad faith. This research will see how Metro TV's reporter in understanding about professionalism and independence of journalist, in political news gathering in 2014.
This qualitative research is using the reception theory by Stuart Hall and the concept of professionalism journalist. The researcher uses the critical paradigm. The interview were conducted to four sources person who were selected by snowball method. The results show that not all reporters can interpret the meaning of professionalism and independence of journalism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikha Khulafaurus Diana Dewi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5370
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Nusawati
"ABSTRAK
Individu seperti halnya sebagian besar manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk mengadakan interaksi sosial. Dari pengalamannya individu berharap konsumsi atau penggunaan media massa tertentu akan dapat memenuhi sebagian dari kebutuhannya, dan ini akan menuntunnya pada kegiatan untuk memilih menyaksikan program-program televisi atau media massa lainnya. Berdasarkan pemahaman pada media massa sebagai salah satu rangkaian kebutuhan manusia sehari-hari yang harus dipenuhiskripsi ini menggunakan Pendekatan Uses and Gratifications untuk melihat jenis-jenis motivasi dan kebutuhan yang ada pada khalayak pemirsa televisi. Pendekatan Uses and Gratifications ini di kemukakan pertama kali oleh Elihu Katz pada tahun 1959 yang intinya melihat bahwa setiap individu berbeda dan pada bermacam-macam individu terdapat berbagai macam tujuan penggunaan terhadap materi media yang sama. Artinya media digunakan oleh khalayak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Program televisi yang terpilih untuk penelitian dalam skripsi ini adalah program siaran English Nens Service TV-RI, dengan sampel penelitian sejumlah 80 orang warga negara Indonesia yang menjadi pemirsa tetap ENS yang berada di wilayah Pejompongan (Kelurahan Bendungan Hilir Jakarta Pusat). Penetapan sampel penelitian ini di lakukan secara random. Dalam pengumpulan data, menggunakan metode survai dengan cara wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Skripsi ini juga menggunakan studi kepustakaan untuk memperoleh data-data sekunder sebagai referensi konseptual. Pada tahap analisis, hasil data yang terkumpul disederhanakan ke dalam bentuk tabel frekuensi maupun tabel silang. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya terdapat 15 motif psikologis-yang melatarbelakangi minat responden menonton program siaran ENS. K - 15 motif psikologis tersebut merupakan rincian dari motivasi kognitif dan motivasi efektif. Dari kedua motivasi, tarsebut ternyata motivasi kognitif lebih besar peranannya dalam menumbuhkan minat responden untuk menonton ENS dibandingkan motivasi afektif. Keadaan ini dimungkinkan karena program siaran ENS adalah program siaran TV-RI yang tergolong edisi pemberitaan, sehingga isi siarannya lebih ditujukan pada penyampaian informasi kepada khalayaknya. Adapun motif terbesar responden yang termasuk kelompok motivasi kognitif adalah motif untuk memperoleh pengalaman baru (hasrat ingin tahu). Pada kelompok motivasi afektif, motif terbesarnya adalah motif untuk membina interaksi sosial. Berbagai jenis kebutuhan kognitif yang ingin dipuaskan oleh responden dalam menyaksikan ENS adalah kebutuhan memperoleh informasi yang dapat berguna menghadapi tantangan zaman, kebutuhan untuk menyesuai kan informasi dengan pengetahuan. kebutuhan untuk dapat mengembangkan daya imajinasi, dan kebutuhan memperoleh suatu kebenaran informasi (kebutuhan kognitif). Sementara kebutuhan afektif responden antara lain, kebutuhan untuk mengungkapkan eksistensi diri, kebutuhan memperoleh hiburan dan kebutuhan untuk dapat membina hubungan sosial. Pada tingkat pemuasan dari terpenuhinya kebutuhan responden, menunjukkan seluruh jumlah responden menyatakan rasa kepuasan akan kebutuhan yang diperolehnya dari siaran ENS. Terdapat dua buah kebutuhan responden yang dirasakan sangat memuaskan yakni menyangkut kebutuhan untuk bisa mengembangkan wawasan dan kebutuhan untuk melatih kemampuan bahasa Inggris. Hasil lain penelitian ini menemukan adanya suatu penambahan fungsi yang lain atau fungsi sampingan dari tujuan semula TV-RI menyiarkan program siaran ENS. Dampak dari fungsi sampingan ENS arahnya sangat positif karena ENS selain dapat dijadikan tayangan berita alternatif bagi responden, dapat pula dijadikan sarana belajar untuk menguji kemampuan mendengar bahasa Inggris responden."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S5917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>