Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Solapung, Dominatrix Roselina
"Bahasa Nias chusus dialek Nias Utara mengenal dalam 1. Phonetik; 2. Phonemik; Phonem2 masing2 mempunjai alophon. Djadi berdasarkan penjelidikan kami jang sederhana kami mendapat kesimpulan bahwa Bahasa Nias dialek Nias Utara mempunjai 2 phonem..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S11267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alham Ganjaro Harib
"Area-area megalitik di situs Hiligoe, desa Sisarabili I, kecamatan Mandrehe, kabupaten Nias memiliki 2 tipe. tipe yang pertama memiliki bentuk kepala persegi, dengan perhiasan kepala berbentuk mahkota yang pada bagian alasnya terdapat pahatan kerucut yang menonjol keluar. Bentuk mata elips horisontal dan telinga berbentuk besar_ memanjang, dengan mengenakan perhiasan anting. Leher berbentuk silinder (tabung) yang terletak tidak sejajar (lebih kecil) dengan rahang. Pada bagian ini terdapat perhiasan berupa kalung (kalabubu) dengan ragam hias garis diagonal menyerupai tambang. Penggarapan detail badan sudah tampak, hal ini terlihat dari adanya pahatan puting susu dan pahatan benda masif berbentuk silinder di dadanya, serta pada bagian perutnya terdapat pahatan keris. Tipe yang kedua memiliki bentuk kepala elips vertikal dengan mengenakan perhiasan kepala berupa gelungan. Bentuk mata garis melingkar dan telinga berbentuk membulat setengah lingkaran (daun telinga gajah), tanpa mengenakan perhiasan anting. Leher berbentuk silinder (tabung) yang terletak sejajar dengan rahang. Pada bagian ini tidak terdapat perhiasan kalung (kalabubu). Penggarapan badan belum detail, hal ini dapat dilihat dari adanya goresan berbentuk keris yang hanya digarap dengan teknik gores (bukan pahatan). Penentuan tipologi ini berdasarkan beberapa atribut yang telah ditetapkan seperti bentuk kepala, perhiasan kepala, bentuk mata, bentuk telinga, bentuk perhiasan telinga, bentuk leher, perhiasan leher, bagian tubuh yang dipahatkan pada area, serta perhiasan/benda masif yang menempel pada dada dan perut. Situs ini sudah tidak lagi menjadi situs tradisi megalitik yang masih berlanjut (living megalithic). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat terlihat bahwa bangunan dan kondisi lingkungan sekitar situs megalitik ini yang sudah tidak terawat. Hal ini diperkuat dengan pendapat seorang pastur yang bernama P. Johannes Maria Hammele OFMCap dalam karangannya yang berjudul Asal Usul Masyarakat Nias, Suatu Interpretasi, bahwa semenjak datangnya bangsa Belanda yang membawa pengaruh masuknya agarna Kristen Protestan ke Pulau Nias pada abad ke-20, mayoritas penduduk desa Sisarabili I, kecamatan Mandrehe, kabupaten Nias Utara, menganut agama Kristen Protestan. Kepercayaan dan tradisi megalitik saat ini hanya dipegang teguh oleh tokoh (pemuka adat) dan orang-orang yang dituakan saja"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1984
499.25 MOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hakawa, T.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
499.2 HAK s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : World Bank Office Jakarta, , 2011
363.348 095 981 2 IND r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sujati Mertodimuljo
"Bahasa Djawa telah mengalami beberapa tingkat perkembangan. Sebelum dikenal bahasa Djawa sekarang (i) banjak sekali diketemukan bukti2 adanja bahasa Djawa jang lebih tua lagi. Bahasa jang paling tua dinamakan bahasa Djawa Kuna (ii). Disamping ini ada bahasa jang agak muda usianja jang merupakan pertengahan antara bahasa Djawa Kuna dengan bahasa Djawa sekarang jang dinamakan bahasa Djawa Pertengahan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S11271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Wiradnyana
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010
330.959 8 KET l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Batu Islands are rich for archaeological potentials, relevant to the varied ethnicity. Nias ethnic, one the ethnics inhabiting Batu Islands, has drawn several intriguing questions on how they used to treat the dead and what relevance the funeral ceremony rites had with those practiced in Southern Nias where Nias Ethnic inhabiting Batu Islands originated. This researched is a direct observation survey supported by interviews whose data analysis is through library studies and comparative studies by comparing research objects found with those of Nias island and other cultures in Indonesia. Some data acquired in this research, such Nias ancient tombs in Hayo Island, Tanah Masa, Sigata, Memong, Marit, and Biang, generally described how Nias ethnic inhabiting Batu Islands practiced a mixed open primary and secondary funeral system using wooden coffins without burial. Such funeral system by Nias ethnic in Batu islands was found to bear similarities with that of Southearn Nias. Thus, it can be concluded that generally Nias ethnic in Batu Islands still practiced the same funeral tradition as the place of origin did."
SBA 17 (1-2) 2014 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
R 499.2243 KAM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiz Radifan Prazos
"Indonesia merupakan wilayah rawan gempa bumi dan tsunami karena berada di pertemuan beberapa lempeng tektonik aktif. Salah satu zona paling berbahaya adalah segmen Nias-Simeulue di wilayah Sumatra. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dan potensi bencana tsunami akibat gempa bumi megathrust di wilayah Pulau Bangkaru, Pulau Nias, Sumatra Utara dan Pulau Simeulue, Aceh. Metodologi penelitian melibatkan pemodelan rambatan gelombang tsunami menggunakan perangkat lunak COMCOT serta analisis spasial berbasis GIS, dengan skenario gempa historis (Mw 8,6; 28 Maret 2005) dan gempa potensi megathrust (Mw 8,9). Data parameter gempa, topografi, dan batimetri digunakan sebagai input pemodelan dan data tata guna lahan serta utilitas wilayah digunakan sebagai pelengkap hasil pemodelan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario gempa historis menghasilkan gelombang tsunami hingga 7 meter sedangkan skenario gempa megathrust menghasilkan gelombang tsunami hingga 9 meter. Analisis dampak tsunami menunjukkan bahwa baik tsunami historis maupun potensi pada Pantai Bidadari, Simeulue, Aceh, menyebabkan kerusakan yang paling parah. Pada tsunami akibat gempa historis, diestimasikan gelombang tsunami merambat sejauh 45 hingga 950 meter, dengan area terdampak mencapai 192,632 hektar. Sementara itu, pada skenario gempa megathrust, gelombang tsunami diestimasikan merambat lebih jauh, mencapai jarak 115 hingga 1.150 meter, dan berdampak pada area seluas 343,946 hektar.

Indonesia is a region prone to earthquakes and tsunamis due to its location at the convergence of several active tectonic plates. One of the most dangerous zones is the Nias-Simeulue segment in the Sumatra region. This study aims to analyze the potential impacts and tsunami risks caused by megathrust earthquakes in the areas of Bangkaru Island, Nias Island in North Sumatra, and Simeulue Island in Aceh. The research methodology involves tsunami wave propagation modeling using COMCOT software, along with spatial analysis based on GIS. The scenarios include a historical earthquake (Mw 8.6; March 28, 2005) and a potential megathrust earthquake (Mw 8.9). Earthquake parameters, topography, and bathymetry data are used as inputs for the modeling, while land use and utility data are incorporated as complementary factors. The study’s results indicate that the historical earthquake scenario generates tsunami waves up to 7 meters, while the megathrust earthquake scenario generates tsunami waves up to 9 meters. The impact analysis shows that both the historical and potential tsunami scenarios on Bidadari Beach, Simeulue, Aceh, result in the most severe damage. For the tsunami caused by the historical earthquake, it is estimated that the tsunami waves travel between 45 and 950 meters, affecting an area of 192.632 hectares. Meanwhile, in the megathrust earthquake scenario, tsunami waves are estimated to propagate farther, reaching distances between 115 and 1,150 meters, impacting an area of 343.946 hectares. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>