Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188175 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Kartika T. Wati
"Menurut linguis, sistem sapaan adalah sistem yang mengikat unsur-unsur bahasa yang menandai perbedaan status dan peran partisipan dalam komunikasi dengan bahasa. Hal yang menarik dari masalah sapaan antara lain adalah variasi dan kerumitannya. Sistem sapaan bahasa Indonesia, misalnya, dianggap rumit karena memiliki sangat banyak pilihan (kata) untuk menyapa lawan bicara. Tujuan penelitian karya ini, pertama, untuk melihat pemakaian kata sapaan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berdasarkan partisipan, latar, dan topik pembicaraan. Kedua, untuk melihat kecenderungan pemakaian kata sapaan tersebut berdasarkan bentuk, kelas kata, jenis, dan bahasa asal. Akan halnya metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yakni penyelidikan masalah dengan cara menggambarkan keadaan subyek/ obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Usaha mendeskripsikan fakta-fakta yang ada tersebut untuk mengemukakan gejala-gejala secara lengkap dalam aspek yang diselidiki agar jelas keadaan dan kondisinya. Dengan demikian, bertolak dari penggambaran keadaan obyek penelitian--dalam hal ini kata sapaan---sebagaimana adanya, kemudian dilakukan analisis terhadap data sesuai dengan tujuan penelitian, maka di sini digunakan metode deskriptif. Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa bentuk sapaan yang ditemukan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berupa kata dan frase. Kelas kata dan frase yang digunakan, yaitu nomina, ajektiva, konjungsi, frase nominal, dan frase nondirektif. Sebagai sapaan, nomina, antara lain dapat diklasifikasi atas: nama diri; istilah kekerabatan; pangkat, gelar, atau jabatan akademis; gelar kebangsawanan; dan nomina lain. Selain itu, ditemukan sedikitnya tiga unsur yang berpengaruh terhadap pemilihan bentuk, kelas kata, dan jenis kata sapaan: partisipan, latar, dan topik. Sementara itu, pemakaian sapaan dari bahasa Jawa mendominasi pilihan kata yang dipakai dalam data. Hal ini terjadi, tentu saja, karena adanya tuntutan dari warna lokal Jawa agar kisahan dalam karya sastra tersebut menjadi lebih menarik dan lebih hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Sahara
"Berlatar belakang belum adanya kajian linguistik tentang kata sapaan dari karya sastra Indonesia-Tionghoa, maka disusunlah beberapa masalah. Pertama, variasi kata sapaan apa saja yang terdapat dalam novel Indonesia-Tionghoa dan apakah pemakaian kata sapaan tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial. Kedua, apakah ada kata sapaan khusus yang mewakili pembauran antarbangsa, terutama melalui hubungan kekasih dan apakah pelapisan sosial pada masa kolonial berpengaruh dalam pemakaian kata sapaan tadi. Dengan menggunakan enam novel sebagai bahan kajian, maka penganalisisan korpus dilakukan berdasar hubungan antar patisipan dan latar masyarakat pada masa itu. Faktor bahasa yang digunakan oleh para tokoh yang bermain dalam novel juga tidak luput dari penganalisisan. Setelah penganalisisan dilakukan, diperoleh beberapa hasil yang patut dicatat. Pertama, kata sapaan yang digunakan bervariasi jenisnya, pemakainya, dan bahasa yang dipakai. Kedua, faktor-faktor seperti status, kedudukan, kekayaan, dan usia yang dimiliki oleh partisipan kedua menjadi hal yang patut diperhitungkan pada saat pemakaian kata sapaan. Ketiga, sistem pelapisan sosial pada masa kolonial berperan dalam pemilihan kata sapaan sehingga tidak ada sapaan khusus yang mewakili hubungan kekasih berlainan bangsa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmayanti
"Kata sapaan merupakan salah satu bentuk adanya variasi bahasa dalam suatu masyarakat bahasa. Kata sapaan adalah kata atau frase yang dipergunakan untuk saling merujuk dalam situasi pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat dan hubungan antara pembicara (Kridalaksana, 2001:16).
Dalam bahasa Rusia kata sapaan muncul selain berbentuk pronomina yaitu Ty dan Vy juga muncul berbentuk nomina seperti nama (Anton Antonovic), nama diri (Anton), pangkat (/ sud'ja / `hakim). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis dua drama Rusia karya Nikolai Vasilievich Gogol, yaitu Inspektur Jenderal dan Perkawinan. Pemilihan drama sebagai penelitian karena dalam drama, bentuk kata sapaan dapat terlihat jelas karena merupakan dialog-dialog langsung.
Tujuan penulisan ini adalah memberikan deskripsi dan pemahaman tentang pemakaian kata sapaan dalam drama Rusia berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti hubungan sosial atau konteks sosial para tokoh dalam drama tersebut.
Setelah dilakukan analisis, diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, kata sapaan nomina yang dipakai bervariasi bentuk atau jenis dan pemakainya. Kedua, faktor-_faktor seperti persamaan atau perbedaan status atau kedudukan, rasa hormat, jarak hubungan (tingkat keakraban) dan hubungan kekerabatan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan pemakaian kata sapaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Yati R. Suhardi
"Kira kira lima belas tahun terakhir ini para ahli Ilmu sosial memberikan perhatian pada bahasa. Dari hasil penyelidikan mereka dapat diperoleh suatu kesimpulan yang menarik. Dalam linguistik tradisionil (termasuk tata bahasa transformasi-generatif) variasi-variasi bahasa tidak diperhatikan. Linguistik membatasi diri pada penyelidikan tata bahasa dimana bahasa-bahasa dipelajari sebagai sistem yang 'otonom'. Masyarakat bahasa dilihat sebagai kelompok bahasa yang homogen dimana semua anggotanya menggunakan sistem bahasa yang persis sama. Variasi bahasa, yang membuat masyarakat bahasa menjadi heterogen, dilihat sebagai masalah 'penggunaan bahasa' dan dengan demikian oleh para ahli tata bahasa ditempatkan di luar sistim bahasa (Walraven, 1977:192). Interpretasi sosiolinguistis tentang bahasa dan ma_syarakat bahasa berbeda dari penglihatan para ahli bahasa tradisionil. Bagi sosiolinguis bahasa bukanlah suatu sistem yang seragam dan suatu masyarakat bahasa bukanlah suatu kelompok menusia dengan kemampuan bahasa yang identik (Walraven, 1977:198)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Trisman
"This research wants to find out the character and function of mamak (the maternal uncle) and ninik mamak (the adat chiefs) and also the background their depiction in Sitti Nurbaya and Anak dan Kemenakan by Marah Rusli. The theoretical framework which is applied in the research is sociology literature approach. The application of this theory in this research based on the point of view that literature is a social and cultural product that could be able to analysis with the social and cultural approach. Literary work, then, cannot be fully understood apart from the milieu or culture in which it was produced. It must be studied in the widest possible context. Every literary work is the result of a complex interaction of social an cultural factors.
The conclusion of this research states that the depiction of mamak and ninik mamak of Sitti Nurbaya and Anak dan Kemenakan are different from the concept of them according to Minangkabau's custom. Mamak and Ninik mamak are two important elements in whole Minangkabau social structure. They have responsibility in daily life of their own matrilineal kinship group. They also have to respected to the adat regulation. In Sitti Nurbaya and Anak dan Kemenakan, mamak dan ninik mamak are depicted in the atmosphere conflict between those who wishes and disires to keep the tradition and those who wishes an improvement in apply of adat.
The depiction of the character and the function of them is influenced by several factors. Firstly, the background of the writer. Marah Rusli came from the coastal lowland of Minangkabau (Rantau) which it has differentiation in social culture from the interior highland (Darat). Secondly, Sitti Nurbaya and Anak dan Kemanakan are published by Balai Pustaka which it had several clafication and wisdom in publishing literary work. Thirdly, the social history influences. The education aspect has a stimulating effect on awakening Indonesia young generation's consciousness in their life. Marah Rusli, one of the Indonesia young writer, was influenced by the time and his education and wishes an improvement in application of adat system in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Alrina
"Bahasa Jawa Dialek Surabaya (BJDS) adalah salah satu subdialek dari diaek Bahasa Jawa Timur (BJT), yang merupakan bagian dari Bahasa Daerah Jawa (BJ). BJDS in imemiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh dialek-dialek bahasa Jawa lainnya, seperti misalnya penggunaan bentuk-bentuk sapaan rek, cak, cuk, ning, peno. Kekhasan bentuk sapaan dalam BJDS tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak terdapat di daerah penyebaran dialek-dialek bahasa Jawa lainnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan bentuk-bentuk sapaan dalam BJDS tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum biasanya berpengaruh terhadap pemilihan bentuk sapaan dalam BJ yang dianggap baku. Faktor-faktor tersebut menyangkut hal seperti jarak sosial, situasi, dan topik pembicaraan. Selain itu, penggunaan bentuk sapaan dalam BJDS lebih mudah memperlihatkan dimensi hubungan sosial antarpenuturnya karena bentuk sapaan yang dipergunakan lebih sederhana dan khas. Dimensi hubungan sosial mencakup hubungan dimensi vertikal dan horisontal, sedangkan situasi pembicaraan adalah situasi di mana pembicaraan itu berlangsung, topik pembicaraan menyangkut masalah yang sedang dibicarakan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Sudiarti
"ABSTRAK
Bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan berfungsi sebagai alat komunikasi di antara anggota masyarakat yang memakai bahasa itu. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, kita pikirkan, dan kita ketahui kepada orang lain. Dengan bahasa pula kita dapat memper_satukan anggota-anggota dalam suatu masyarakat (Keraf, 1980:4).
Salah satu akibat pemakaian bahasa yang berbagai macam itu adalah timbulnya bahasa campuran. Hal ini pula_lah yang menimbulkan kecemasan pada para ahli bahasa dan tampak jelas di mana-mana (Fishman, 1977:_61).
Studi tentang variabel-variabel dalam bahasa sebagai cermin struktur sosial adalah bidang sosiolinguistik. Pengetahuan tentang beberapa fakta yang diungkapkan oleh sosiolinguistik sangat membantu memahami masalah-masalah bahasa dan, membuka jalan guna memandang bahasa sebagai fenomena sosial secara lebih jelas dan cermat (Krida_laksana, 1978:12).

"
1984
S11041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>