Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kus Hadi Yahya
"Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai pemakaian bahasa Indonesia dalam surat bisnis, yaitu surat yang digunakan oleh perusahaan niaga dalam kaitannya dengan transaksi jual beli. Tujuannya adalah memperoleh gambaran sejauh mana surat-surat yang diteliti menggunakan bahasa yang benar dan memenuhi persyaratan komposisi yang baik, khususnya dalam pilihan kata, struktur kalimat, dan struktur wacana. Data, berupa surat-surat bisnis yang ditulis antara tahun 1985 dan 1988, dikumpulkan dari berbagai perusahaan niaga di. Jakarta. Pemilihan sampel di jelaskan. Sesuai dengan tujuan dan situasi pemakaiannya, surat bisnis mempersyaratkan bahasa yang jelas, ringkas, dan gramatikal. Tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Indonesia yang digunakan masih jauh dari ciri-ciri tersebut, walaupun sebagai sarana komunikasi sudah cukup berfungsi. Keutuhan wacana kurang terpelihara, kalimat-kalimat terlalu panjang dan kompleks, ketepatan dan kelangsungan pilihan kata terganggu oleh gejala sirkumlokusi, tautoiogi, pleonasme, dan parafrase."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Zaenal Arifin
Jakarta: Akademika Pressindo, 1996
651.75 ZAE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Probowati
"Penelitian mengenai pola-pola pembentukan kependekan ragam bahasa Indonesia informal dalam Testimonials and Comments pada situs Friendster telah selesai dilakukan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pola-pola pembentukan kependekan ragam bahasa Indonesia informal yang terdapat dalam Testimonials and Comments pada situs Friendster, dan melihat pola pemendekan yang paling sering digunakan dalam penulisan Testimonials and Comments pada situs Friendster. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa. Kata-kata dicatat secara manual, dikelompokan berdasarkan bentuk-bentuknya, kemudian dianalisis pola-pola pembentukannya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan terdapat 5 bentuk kependekan dengan 47 pola pembentukan kependekan ragam bahasa Indonesia informal dalam Testimonials and Comments pada situs Friendster. Kependekan bentuk singkatan terdiri atas 21 pola pembentukan, bentuk penggalan terdiri atas 5 pola pembentukan, bentuk kontraksi terdiri atas 13 pola pembentukan, bentuk akronim dan lambang huruf masing-masing hanya terdiri atas satu pola pembentukan. Selain itu, terdapat bentuk khusus dengan 6 pola pembentukan. Kependekan bentuk singkatan dengan pola pengekalan huruf pertama suku pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kedua merupakan pola pembentukan yang paling sering digunakan dalam penulisan Testimonials and Comments pada situs Friendster (18,25%).Bentuk kependekan dengan pola pengekalan huruf pertama suku pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kedua sebuah kata dominan digunakan karena pola ini cenderung meluluhkan semua vokal dalam kata. Huruf vokal memiliki jumlah lebih sedikit daripada jumlah konsonan sehingga membuat kemungkinan salah pengertian makna antara penulis dan penerima pesan lebih kecil. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10718
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Alwi
"Reader on the use of Indonesian language; collected articles"
Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011
499.207 HAS b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspitorini
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
499.221 DWI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Kartika T. Wati
"Menurut linguis, sistem sapaan adalah sistem yang mengikat unsur-unsur bahasa yang menandai perbedaan status dan peran partisipan dalam komunikasi dengan bahasa. Hal yang menarik dari masalah sapaan antara lain adalah variasi dan kerumitannya. Sistem sapaan bahasa Indonesia, misalnya, dianggap rumit karena memiliki sangat banyak pilihan (kata) untuk menyapa lawan bicara. Tujuan penelitian karya ini, pertama, untuk melihat pemakaian kata sapaan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berdasarkan partisipan, latar, dan topik pembicaraan. Kedua, untuk melihat kecenderungan pemakaian kata sapaan tersebut berdasarkan bentuk, kelas kata, jenis, dan bahasa asal. Akan halnya metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yakni penyelidikan masalah dengan cara menggambarkan keadaan subyek/ obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Usaha mendeskripsikan fakta-fakta yang ada tersebut untuk mengemukakan gejala-gejala secara lengkap dalam aspek yang diselidiki agar jelas keadaan dan kondisinya. Dengan demikian, bertolak dari penggambaran keadaan obyek penelitian--dalam hal ini kata sapaan---sebagaimana adanya, kemudian dilakukan analisis terhadap data sesuai dengan tujuan penelitian, maka di sini digunakan metode deskriptif. Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa bentuk sapaan yang ditemukan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berupa kata dan frase. Kelas kata dan frase yang digunakan, yaitu nomina, ajektiva, konjungsi, frase nominal, dan frase nondirektif. Sebagai sapaan, nomina, antara lain dapat diklasifikasi atas: nama diri; istilah kekerabatan; pangkat, gelar, atau jabatan akademis; gelar kebangsawanan; dan nomina lain. Selain itu, ditemukan sedikitnya tiga unsur yang berpengaruh terhadap pemilihan bentuk, kelas kata, dan jenis kata sapaan: partisipan, latar, dan topik. Sementara itu, pemakaian sapaan dari bahasa Jawa mendominasi pilihan kata yang dipakai dalam data. Hal ini terjadi, tentu saja, karena adanya tuntutan dari warna lokal Jawa agar kisahan dalam karya sastra tersebut menjadi lebih menarik dan lebih hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Sahara
"Berlatar belakang belum adanya kajian linguistik tentang kata sapaan dari karya sastra Indonesia-Tionghoa, maka disusunlah beberapa masalah. Pertama, variasi kata sapaan apa saja yang terdapat dalam novel Indonesia-Tionghoa dan apakah pemakaian kata sapaan tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial. Kedua, apakah ada kata sapaan khusus yang mewakili pembauran antarbangsa, terutama melalui hubungan kekasih dan apakah pelapisan sosial pada masa kolonial berpengaruh dalam pemakaian kata sapaan tadi. Dengan menggunakan enam novel sebagai bahan kajian, maka penganalisisan korpus dilakukan berdasar hubungan antar patisipan dan latar masyarakat pada masa itu. Faktor bahasa yang digunakan oleh para tokoh yang bermain dalam novel juga tidak luput dari penganalisisan. Setelah penganalisisan dilakukan, diperoleh beberapa hasil yang patut dicatat. Pertama, kata sapaan yang digunakan bervariasi jenisnya, pemakainya, dan bahasa yang dipakai. Kedua, faktor-faktor seperti status, kedudukan, kekayaan, dan usia yang dimiliki oleh partisipan kedua menjadi hal yang patut diperhitungkan pada saat pemakaian kata sapaan. Ketiga, sistem pelapisan sosial pada masa kolonial berperan dalam pemilihan kata sapaan sehingga tidak ada sapaan khusus yang mewakili hubungan kekasih berlainan bangsa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meity Nurani
"Penelitian mengenai Bahasa Remaja : Studi Kasus Pemakaian Bahasa Di Radio Prambors dilakukan terhadap ujaran-ujaran yang digunakan oleh para penyiar di Radio Prambors. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran sejauh mana dialek Jakarta, bahasa Indonesia, bahasa daerah lain, bahasa asing, dan bahasa prokem digunakan dalam ragam lisan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan induktif. Data-data dianalisis secara keseluruhan untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Sebagai kesimpulan akhir dari penelitian Ini menunjukkan bahwa dialek. Jakarta merupakan penyumbang terbesar bagi pembentukan kata secara keseluruhan, di samping bahasa Indonesia, bahasa daerah lain, bahasa asing, dan bahasa prokem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Septianingsih
"Penelitian mengenai penggunaan bahasa balik mahasiswa Fakultas Film dan Televisi IKJ telah selesai dilakukan oleh penulis. Tujuan utama penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan alasan penggunaan bahasa balik dan menjelaskan pola pembentukan kosakata bahasa balik. Selain itu, penulis juga ingin mencari tabu bagaimana penggunaan bahasa balik di IKJ yang dilihat melalui anggota masyarakat tuturnya, waktu dan tempat penggunaan bahasa balik. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (1). mewawancarai mahasiswa dan memberikan kuesioner untuk mencari alasan penggunaan bahasa balik penulis dapatkan dengan, (2). membuat daftar kosakata balik yang didapatkan dari basil perekaman dan angket, kemudian menganalisis pola-pola pembentukan kosakatanya. HasiI dari penelitian ini adalah bahwa setidaknya ada dua belas alasan penggunaan bahasa balik (bertutut-turut dari yang paling mempengaruhi sampai yang paling sedikit mempengaruhi), yaitu untuk keakraban, untuk merahasiakan pembicaraan, untuk memuji lawan bicara, untuk memecahkan suasana beku atau kaku, agar percakapan tidak terasa membosankan, untuk menyindir lawan bicara, menimbulkan kesan lucu, untuk ungkapan penghalusan atau eufemisme, agar diterima di sebuah kelompok, untuk menunjukkan identitas diri atau kelompok, sebagai bentuk solidaritas, dan untuk merendahkan lawan bicara.Pala pembentukan bahasa balik terbagi alas dua bagian, yang pertama pola pembalikan kata dasar yang terbagi lagi menjadi empat jenis, yaitu pembalikan secara utuh, pembalikan dengan penghilangan bunyi, metatesis atau pengacakan, dan pembalikan dengan penambahan bunyi. Pola pembalikan kata jadian atau kata berimbuhan adalah dengan cara membalik kata dasarnya saja tanpa diikuti dengan pembalikan imbuhan, seperti kata orangnya maka kata yang dibalik hanya kata orang saja menjadi ngaro-nya. Umumnya kata yang dibalik adalah kata-kata yang mempunyai dua suku kata, dan paling banyak tiga suku kata. Bahasa balik digunakan oleh seluruh mahasiswa IKJ, terutama mahasiswa Fakultas Seni Rupa, dan mahasiswa Fakultas Film dan Televisi (FFTV). Di FFTv bahasa ini digunakan baik oleh mahasiswa maupun dosen yang masih muda. Namun, biasanya frekuensi penggunaan bahasa balik setiap mahasiswa berbeda-beda tergantung pada tingkat kemahiran mereka berbahasa balik. Mahasiswa yang lebih menguasai bahasa balik umumnya adalah mahasiswa tingkat tiga ke atas. Oleh karena itu, mahasiswa baru biasanya lebih jarang berbahasa batik. Topik pembicaraan dalam bahasa batik umumnya masalah sehari-hari dan hanya digunakan pada situasi nonforrnal saja ketika sedang santai dalam suasana akrab. Bahasa batik lebih sering digunakan dalam percakapan lisan, tetapi kadangkala juga digunakan untuk menyampaikan sesuatu dalam bentuk tulisan, seperti dalam sms, dan pamtlet-pamflet pengumuman"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>