Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Syamsuddin
"Pungutan merupakan salah satu masalah sosiolinguis_tik yang telah banyak dikaji orang. Itu karena masalah pungutan erat kaitannya dengan komunikasi manusia. Pu_ngutan atau sera-pan bisa berupa kata, kelompok kata (kalimat) , istilah atau unsur-unsur bahasa asing lain_nya.Suatu bahasa dikatakan memungut atau menyerap unsur_-unsur dari bahasa lain, apabila bahasa tersebut secara sengaja atau tidak telah menggunakan unsur-unsur asing asing itu di dalam kegiatan berbahasanya. Orang-orang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu inilah yang disebut sebagai dwibahasawan (Samsuri, 1987:55). Gejala pungutan bagi Para ahli bahasa sudah dianggap sebagai gejala yang wajar terjadi pada. semua bahasa yang masih hidup, artinya bahasa itu masih dipergunakan oleh para penuturnya. Begitu pula halnya dengan bahasa Jawa, sebagai salah satu bahasa di Indonesia yang mempunyai jumlah penutur mayoritas. Oleh sebab itu, anabila penelitian mengenai pungutan dalam bahasa Indonesia telah banyak dilakukan orang, lain halnya dengan pungutan dalam bahasa Jawa. Jadi, dalam konteks inilah skripsi ini dibu_at. Tujuan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana proses penyesuaian unsur-unsur bahasa asing tersebut. Se_hingga nantinya dihasilkan suatu kesimpulan mengenai bunyi_-bunyi apa saja yang mengalami perubahan. Untuk mengumpulkan kata-kata pungutan tersebut, penu_lis menggunakan beberapa kamus Jawa, di antaranya kamus Baoesastra Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta. Alasan pe_milihan kamus ini yakni karena. Dari sekian banyak kamus bahasa Jawa yang ada, kamus inilah yang memuat paling ba_nyak kata pungutan. Selain itu, kamus ini pun langsung me_nyebutkan sumber kata pungutan tersebut. Untuk meneliti gejala penyesuaian kata pungutan itu, digunakan metode penelitian deskriptif struktural, yaitu dengan membandingkan struktur fonem bahasa Belanda dengan bahasa Jawa, dan kemudian dicari fonem-fonem tertentu yang mengalami penyesuaian. Ternyata dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, kata-kata pungutan yang berasal dari bahasa Belanda ini paling tidak telah mengalami tiga (3) proses penyesuaian fonem, yakni penggantian fonem, penambahan fonem dan penghilangan atau pelesapan fonem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Djohan
"ABSTRAK
Bahasa Belanda merupakan bahasa yang memegang peranan cukup panting dalam sejarah Indonesia, Masa kolonialisme Belanda di Indonesia yang berlangsung selama tiga setengah abad telah mengakibatkan adanya kontak bahasa yang kemudian memacu terjadinya proses pemungutan kata. Terdapat sekitar 5000 kata pungutan bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia yang popular dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupannya sehari-hari. Sebaliknya terdapat sekitar 400 kata pungutan bahasa Indonesia dalam bahasa Belanda yang walaupun tidak semuanya popular digunakan oleh masyarakat Belanda, kata-kata tersebut secara jelas tertera dalam kamus besar bahasa Belanda Van Dale Groot Woordenboek der Nederlandse Taal (1999: Cetakan XIII).
Kontak yang terjadi antara bahasa Indonesia dan Belanda merupakan akibat dari adanya hubungan sejarah antara Indonesia dan Belanda yang bermula pada tahun 1596 yang kemudian mengakibatkan pada masa-masa selanjutnya banyak orang Belanda yang berbahasa Indonesia dan orang Indonesia yang berbahasa Belanda sehingga kemudian terjadi proses pemungutan kata antara kedua bahasa.
Perbedaan struktur tata bahasa Indonesia dan tata bahasa Belanda mengakibatkan disesuaikannnya beberapa kata pungutan bahasa Indonesia ke dalam sistem bahasa Belanda. Penyesuaian yang terjadi dapat merupakan penyesuaian morfologis, penyesuaian fonologis, atau penyesuaian semantis.

"
2001
S15814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pragita Riyani
"In meiner Arbeit geht es um die Entlehnungen der Worter und ich beschrankte das Problem nur uber die Fremdwroter and Lehnworter aus dem Lateinischen. In folgenden Sprachperioden ist der lateinische Einflul_ auf den germanischen Wortschatz besonders gro_ (1) die Romerzeit 1-4 Jh. die erste lateinische Welle (2) die Zeit der Christianisierung 4 - 8 Jh. die zweite lateinische Welle (3) das zeitalter des Humanismus, Ende des 15 - 16 Jh. die dritte lateinische Welle (4) 19 - 20 Jh. Internationalismen aus lateinischen und griechischen Wortstammen. Jede Periode hat verschiedene Merkmale, die in Romerzeit entlehnt wurden, vor allem die Ausdrucke des praktischen alltaglichen Lebens. Die Worter, die aus der Zeit der Christianisierung entlehnt wurden, sind die Worter des christlichen Lebens. Die Lehnworter, die aus Humanistenzeit stammten, sind Worter, die in der katholischen Kirche benutzt wurden und aus der Bereichen,die fur die Humanisten sehr interessant waren. Die aus 19 - 20 Jh. stammenden Lehnworter werden in deutsche Sprache ibernommen, well es Bedurfnisse gibt, um neue Fachvokabular fur Wissenschaft and Technik zu bilden. Diese Lehnworter verbreiteten sich international (Internationalismen). In dieser Arbeit mochte ich analysieren, wie die Lateinischen Lehnworter in die deutsche Sprache verandern. Die lateinishen Lehnworter, die aus Ramerzeit und die Zeit der Christianisierung stammten, Lautveranderungen haben and ins Deutsch angepa_t sind. Die lateinische Lehnworter, die aus dem zeitalter des Humanismus and 19 - 20 Jh stammten, haben keine Lautveranderungen, aber die Endung der Worter ins Deutsch angepa_t sind."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S16205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munif Yusuf
"Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan sebab perubahan makna yang terjadi dalam kata pungutan Belanda dalam bahasa Melayu-Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan makna kata pungutan yang berjumlah lima puluh butir, dengan makna dalam bahasa Belanda. Adanya kata pungutan Belanda dalam bahasa Indonesia disebabkan oleh kontak bahasa. Di samping itu ada faktor lain, yaitu faktor sosial, ekonomi, psikologis dan kesejarahan. Kata pungutan secara sederhana terbagi dua, yaitu kata pungutan yang lama sekali tidak berubah, dan kata pungutan yang berubah pada tataran fonologi, raorfologi, sintaksis dan semantik. Perubahan makna kata pungutan disebabkan oleh faktor kebahasaan dan faktor luar kebahasaan. Faktor kebahasaan mencakup faktor morfologis, sintaktis dan pragratis. Faktor luar kebahasaan mencakup faktor social, ekonomi, psikologis dan kesejarahan. Akibat dari perubahan makna adalah pergeseran konotasi, pergeseran makna, penyempitan makna dan perluasan makna. Saya dapat menyimpulkan bahwa pemajasan adalah bagian dari perluasan dan penyempitan makna. Hal itu terjadi karena akibat perubahan makna, yaitu perluasan dan penyempitan makna bersilangan dengan pemajasan. Dengan metonimi makna kata odol dan oplet selain merek barang, bertambah maknanya menjadi 'pasta gigi' dan 'nama salah satu kendaraan umum di Jakarta'. Demikian pula dengan sinekdoke. Kata Be1anda maknanya meluas jika diartikan sebagai 'orang kulit putih', namun di sisi lain, jika diartikan sebagai 'tim sepak bola Belanda maka kata Belanda mengalami penyempitan makna. Dengan metafora makna kata pun bisa bertambah, seperti pada kata korsletitig dan katrol. Selain mempunyai arti harfiah, kedua kata itu juga mempunyai arti kiasan. Sebuah kata bisa mengalami beberapa perubahan makna, misalnya kata kompeni yang mengalami pergeseran konotasi dan perluasan makna. Kata -etor di satu pihak adalah contoh eufemisme dan di pihak lain metafora. Hal itu terjadi karena perubahan makna kata pungutan tidak hanya dapat disebabkan oleh satu faktor, tetapi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S15785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rachmawati
"Kontak bahasa yang terjadi antara bahas indonesia dan bahasa Belanda di masa lampau saling mempengaruhi kedua bahasa tersebut. Dalam bahasa Indonesia banyak ditemukan kata-kata yang berasal dari bahasa Belanda seperti kulkas, asbak, gorden, dan masih banyak lagi. Begitu pula sebaliknya, dalam bahasa Belanda juga terdapat kata serapan dari bahasa Indonesia seperti tawarren, senag, piekeren, dan lain-lain. Dalam skripsi ini dibahas mengenai kata serapan bahasa Indonesia dalam bahasa Belanda yang mecakup perubahan-perubahan fonologis yang terjadi pada kata serapan itu serta perubahan makna dari kata-kata serapan tersebut. Perubahan bunyi kata serapan bahasa Indonesia dalam bahasa Belanda pada skripsi ini dikelompokkan melalui jenis-jenis perubahan bunyi yang ada dalam landasan teori. Akan tetapi tidak semua perubahan bunyi terjadi pada kata serapan tersebut. Perubahan bunyi yang terjadi pada kata serapan tersebut adalah perubahan bunyi metatesis, syncope, apocope, epenthesis, loss, serta beberapa perubahan bunyi lainnya. Kemudian dibahas juga perubahan makna yaitu perluasan dan penyempitan makna pada kata-kata serapan tersebut. Analisis perubahan makna dalam skripsi ini dilakukan berdasarkam kelas kata dari kata-kata serapan itu sendiri, yaitu kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata benda, dan kata tugas yang ternyata tidak ada satupun yang diserap ke dalam nahasa Belanda. Untuk dapat menyajikan hasil penelitian dengan baik maka penulis membagi skripsi ini menjadi empat bagian yaitu bab pertama yang merupakan pendahuluan, bab kedua yang berisi teori-teori landasan penelitian ini, lalu bab ketiga yaitu hasil analisis dari penelitian dan terkahir adalah bab keempat yaitu kesimpulan yang diambil dari analisis bab ketiga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marunduri, Silvana
"Pokok masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah keberterimaan kata-kata pungutan dari bahasa Inggris yang memiliki sinonim dalam bahasa Perancis dalam masyarakat bahasa Perancis. Kerangka teori bertumpu pada wawasan sosiolinguistik, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sebagai jalan keluar dari permasalahan skripsi dan sesuai dengan kerangka teori serta metode yang digunakan, diadakan penelitian lapangan. Penelitian diadakan langsunng pada masyarakat bahasa Perancis, yang dalam hal ini digunakan percontoh populasi, yaitu masyarakat bahasa Perancis yang berada di Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa masyarakat bahasa Perancis di Indonesia mewakili masyarakat bahasa Perancis di Perancis karena keadaan responden tersebut tidak mempengaruhi keberterimaan kata pungutan. Kata pungutan dari bahasa Inggris yang memiliki sinonim dalam bahasa Perancis cenderung berterima. Kata pungutan yang berterima sebagian besar adalah kata sehari-hari, sedangkan istilah khusus yang berterima cenderung istilah yang digunakan dalam berbagai bidang sekaligus."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Prananto Wicaksana
"Sebuah kata serapan terbentuk melalui adanya kontak bahasa. Kontak bahasa dapat terjadi melalui lisan maupun tulisan, oleh karena itu ada kata serapan yang berubah secara fonologis maupun tidak. Pada makalah ini dilakukan penelitian mengenai jenis perubahan fonologis yang terjadi di dalam kata serapan bidang kuliner, seperti perubahan pada vokal panjang, penyederhanaan pelafalan, penghilangan bunyi dan perubahan bunyi fonem pada suku kata. Lalu, pada kata serapan yang tidak berubah secara fonologis terjadi karena fonem pada kata serapan tersebut sama dengan fonem pada kata dari bahasa sumbernya.

A loanword is formed through language contact. Language contact can occur through spoken or written, therefore there are loanwords that change phonologically or not. In this paper, a research is conducted on the phonological changes that occur in loanwords in the culinary field, such as changesiin longivowels, simplification of pronunciation, eliminationiof sounds and changes in phonemeisounds in syllables. Then, loan words that do not change phonologicallyioccur because the phoneme in the loan word is the same as the phoneme in the word from the source language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Seiring dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, termasuk ke daerah Sunda di Jawa Barat, maka lainnya mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah-laku, dan segala aspek kehidupan masyarakat Sunda. Kosakata yang yang berasal dari Bahasa Arab juga kian banyak masuk ke dalam perbendaharaan kosakata Bahasa Sunda yang selanjutnya tidak dirasakan lagi sebagai kosakata serapan. Penelitian ini berangkat dari suatu hipotesa yang mengungkapkan bahwa sejumlah kosakata dalam Bahasa Sunda yang diserap dari Bahasa Arab diwarnai oleh perubahan fonologi yang ada kaitannya dengan asal-usul bahasa tersebut. Manfaat penelitian ini adalah dengan semakin bertambahnya pandangan materi, khususnya bidang fonologi, maka akan semakin terungkap betapa berpengaruhnya fonologi dalam kegiatan berbahasa. Akhirnya, opini umum yang mengatakan bahwa lidah orang Sunda itu sulit, bahkan tidak bisa melafalkan berdasarkan fonetik Bahasa Arab, adalah sama sekali tidak benar dan tidak beralasan. Sebab, dalam kenyataannya, ketika orang Sunda "mengaji" kitab suci Al-Qur'an adalah sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, bahkan begitu banyak para qori dan qori'ah yang berasal dari orang Sunda menjadi juara terbaik MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an), baik pada tingkat regional maupun nasional, bahkan pada tingkat Internasional"
SOS 5:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Kustiyanti
"Sebuah kata serapan tercipta akibat beberapa faktor, di antaranya adalah kontak bahasa. Kontak bahasa terjadi secara lisan maupun tulisan, sehingga ada kata yang berubah secara fonologis, ada pula yang tidak. Dalam makalah ini dilakukan analisis jenis perubahan fonologis apa saja yang terjadi pada kata serapan, seperti perubahan pada vokal panjang, penyederhanaan lafal, penghilangan bunyi, reduplikasi dan perubahan bunyi fonem pada suku kata. Seperti pada kata frikadel yang berubah pengucapannya menjadi [pərkədɛl]. Pada kata serapan yang tidak berubah secara fonologis, hal itu disebabkan fonem pada kata serapan tersebut sama dengan fonem pada kata dari bahasa sumbernya, contoh kata yang tidak berubah secara fonologis adalah poffertjes yang tetap dilafalkan [pɔfərcəs].

A loanword is created by several factors. One of them is language contact. Language contact occurs both in oral form and in writing form, so some words changed phonologically, some are not. This paper analyzes what types of phonological changes that occur in loanwords, such as changes in long vowels, pronunciation simplification, removal of (a) phoneme(s), reduplication and the change of phonemes in a syllable. As in word pronunciation frikadel changed into [pərkədɛl]. On a loanword that does not change phonologically, it is caused by the phonemes of the loanwords have the same phonemes in the words of the source language. The example is poffertjes that is still pronounced [pɔfərcəs].
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
"Skripsi ini membahas tentang kosakata serapan dari bahasa Arab yang tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa Edisi Keempat. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif dengan desain deskriptif. Signifikansi penelitian ini adalah menganalisis perubahan fonologis dan semantis dari kosakata serapan bahasa Arab tersebu, oleh karena penelitian ini meninjau aspek fonologis, maka dibahas pula fonotaktik bahasa Arab dan bahasa Indonesia, serta proses penyerapan ke dalam bahasa Indonesia.
Hasil tinjauan aspek fonologis menunjukkan bahwa kosakata serapan dari bahasa Arab mengalami perubahan fonem dan lafal karena perbedaan fonotaktik yang dimiliki oleh kedua bahasa, sedangkan dari aspek semantis kosakata tersebut mengalami perubahan wilayah makna berupa perluasan dan penyempitan makna; perubahan dalam evaluasi dan konotasi, yaitu ameliorasi dan peyorasi; serta perubahan karena makna majasi, yaitu makna kiasan atau metafora, serta metonimia dan sinekdoke.

This graduation project is get down into Arabic loan words which are not available in Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. The analysis method of this graduation project are qualitative and quantitative with descriptive design. The signification of this graduation project is to analyze the changing of phonological and semantic from Arabic vocabularies, on account of this research is to observe the phonological aspects, so there are a working through about phonotactical of Arabic and Indonesian language, along with the absorption process into Indonesian language.
The result from the phonological aspect shows if the Arabic loan words have phonemics and pronounciation alteration because of the phonotactical differences, whereas from the semantic aspect these vocabularies have an expansion meaning or the constriction meaning; the changing in evaluation and connotation, are ameliorative and pejorative; has a share because of the changing figurative meaning, are metaphor, metonymy, and sinekdoke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13288
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>