Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Untung Suprapto
"Karangan yang membahas masalah arkeologi Islam, terutama yang berpangkal kepada seni bangunannya belum banyak. Demikian pula mengenai kepurbakalaan Islam di Kecamatan Kota Gede. DR. S.A Buddingh pada th'1839 membuat artikel singkat, dan diberinya judul Pasar Gede ( S.A Buddingh 1839:45-46 ). Tahun 1913, Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke bekas kerajaan Mataram di Kota Gede ( OV 1913 (2) :43 ). Dua tahun kemudian, kembali Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke makam raja-raja Kota Gede, dan melakukanpemo_tretan pintu makam tersebut ( OV 1915 (3) :120-121 ). Pada th 1916, orang Indonesia yang bernama Notosoeroto menulis artikel tentang batu keramat yang terdapat di Kota Gede. Artikel ini disertai gambar-gambar batu yang dianggap keramat itu ( Notosoeroto 1916-1917:318-320 ). Pada th 1926 van Mook, seorang sarjana Belanda membuat karangan mengenai Kota Gede. Tetapi karangan van Mook ini membahas masalah perkotaan di Kota Gede, terutama segi kemasyarakatannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LAPEN 02 Nas t
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Toni
"Istiwa adalah salah satu alat untuk mengetahui waktu masuk shalat yang menggunakan petunjuk matahari yang ditemukan pada mesjid-mesjid kuno di Jawa Dalam bahasa Jawa penunjuk matahari ini disebut befzeer, sedangkan istilah istiwa dikenal dalam bahasa Sunda yang berasal dari bahasa Arab (lihat bahasa khat al-istiwa, equator) yang artinya sama dengan khatulistiwa atau paralet. Bahasa Arab yang sebenarnya untuk penunjuk matahari adalah mizala. DipiIihnya istiwa sebagai obyek penelitian, berdasarkan pada keunikannya dibandingkan komponen bangunan rnasjid lainnya Pada obyek ini secara langsung berhubungan dengan gejala alam yaitu sinar matahari untuk mengetahui berfungsinya obyek tersebut. Pembahasan komponen istiwa diharapkan dapat menerangkan beberapa hal, diantaranya penggunaan istiwa sebagai alat penunjuk waktu shalat di rnasa lalu terutama (dari terbit hingga terbenam matahari) dan bentuk - bentuk Istiwa yang ada serta bagaimana penerapan rnedia tersebut pada mesjid-mesjid kuno di Pulau Jawa. Tampaknya cara-cara mengetahui waktu masuk shalat melalui istiwa mulai ditinggalkan dengan digunakannya teknologi yang lebih modern dan rnekanik, yaitu teknologi jam. Akibatnya, istiwa yang berfungsi sebagai alat penunjuk waktu shalat di masa lalu pada mesjid-mesjid kuno, menjadi kurang berfungsi dan kurang terurus penanganannya. Istiwa pada umumnya digunakan pada mesjid ataupun tempat peribadatan untuk shalat lainnya (mushola, saran, langgar dan lain-lain). Ruang lingkup penelitian terhadap istiwa pada mesjid-mesjid di Jawa dibatasi pada periode masa abad XVI hingga abad XIX. Untuk istiwa mesjid-rnesjid kuno di Jawa yang dianggap tertua menunjukkan periode abad XVI. Konsep dasar pembuatan istiwa memang erat tautannya dengan hukum islam, tetapi wujud fisiknya sendiri sesungguhnya bersifat sekuler. la lepas dari ketentuan hukum dan dengan demikian memberi kesempatan kepada si-pembuat untuk mengembangkan daya kreasinya Dari ragam bentuk istiwa dapat disimpulkan persamaan umum yang menandakan dan nnembedakan karakteristik istiwa dibandungkan komponen lainnya yaitu pada kawat penunjuk waktu dalam penampangnya (gnomon)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil obyek mihrab mesjid kuna yang ada di kota Benten, Jakarta, dan Cirebon, dengan memperhatikan segi-segi arsitektur, arah hadap dan ragam hiasnya. Rentang waktu yang digunakan adalah mihrab mesjid yang berasal dari abad 15 hingga 19. Tujuannya adalah untuk mengenali komponen yang terdapat pada mihrab-mihrab mesjid kuna, keragamannya dan frekwensi pemakaiannya. Juga untuk melihat unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya, apakah ada unsur dari pra Islamnya atau dari Islamnya. Penelitian hanya dilakukan pada 16 obyek mihrab yang terdapat di ketiga kota tersebut di atas. Metode yang digu_nakan adalah deskripsi dan perbandingan hasil deskripsinae. Komponen yang diperhatikan adalah bentuk, ruangan, tiang, lengkungan, lalu arah hadap dan ragam hiasnya. Hasilnya me_nunjukkan adanya keragaman komponen dan frekwensi pemakaian_nya. Hal ini dapat digunaken sebagai dasar penelitian untuk mengenali gaya yang terdapat pada mihrab mesjid kuna, dan mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Murniati Poernomo
"Pada masa kolonial di Indonesia, banyak didirikan gedung-gedung oleh Pemerintah Belanda baik gedung sekolah perkantoran maupun bangunan-bangunan keagamaan seperti gereja. Beberapa gereja kuno yang berlokasi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya memiliki nilai historis yang tinggi. Salah satunya adalah Gereja Immanuel yang berlokasi di Depok yang hendak saya bahas dalam skripsi ini.
Telah menjadi suatu kebiasaan untuk melakukan pemugaran pada bangunan-bangunan bersejarah dan purbakala dengan tujuan agar bangunan tersebut dapat terpelihara dan terjaga kelestariannya. Demikian pula dengan Gereja Immanuel Depok yang telah mengalami beberapa kali pemugaran sejak awa1 pendiriannya sampai saat ini.
Penelitian ini dititikberatkan pada usaha untuk mengetahui bagian-bagian apa saja dari gereja yang telah mengalarni pemugaran serta apakah pemugaran yang dilakukan di gereja ini mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk bangunan atau tidak.
Analisis dilakukan secara khusus, dengan pengamatan utama pada bentuk bangunan yang dimiliki oleh gereja tersebut sejak masa berdirinya secara permanen dari batu hingga sekarang. Selanjutnya dilakukan pengamatan pada atribut-atribut yang dimiliki oleh gereja tersebut yang dibagi atas (1) komponerr arsitektural dan (2) kornponen lepas. Setelah pengamatan terhadap bentuk dan atribut-atribut bangunan selesai kemudian dilakukan penelitian khusus terhadap bagian-bagian bangunan yang pernah dipugar.
Penelitian terhadap Gereja Immanuel Depok ini menunjukkan adanya perubahan bentuk yang telah terjadi di gereja tersebut yang disebabkan oleh adanya bagian-bagian dari bangunan tersebut yang telah diganti, ditambah dan diperbaharui bentuknya seperti penambahan pintu masuk bagi jemaat, penambahan ruang pertemuan, penambahan teras, penggantian lantai, atap dan langit-langit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarto Wangsadidjaja
"Penelitian terhadap makam-makam kuno, terutama nisan_nisannya telah lama menarik perhatian para peneliti. James Deetz dan Edwin N. Dethlefsen merupakan dua orang dari banyak peneliti yang tertarik pada nisan-nisan kuno. Banten sebagai sebuah pelabuhan internasi onal pads abad ke-16-19 N memiliki cukup banyak nisan-nisan yang dapat diteliti, baik nisan-nisan dari masyarakat muslimnya, Eropa/Kristen, maupun masyara_kat Cinanya. Masyarakat Cina sebagai masyarakat minoritas pa_da waktu itu diketahui cukup berperan besar dalam bidang eko_nomi dan kebudayaan. Sejauh manakah nisan-nisan Gina yang tersisa di Banten sekarang dapat menggambarkan peranan dan kehidupan mereka masih merupakan permasalahan yang dapat te_rus diteliti. Bentuk dan jenis bahan nisan, gaya penulisan inskripsi, keteraturan pola-pola ben_tuk redaksi yang digunakan merupakan tujuan dasar penelitian nisan di Banten, yang dapat diterus_kan lebih lanjut dengan pertanyaan: seberapa jauh nisan-ni_san tersebut dapat menggambarkan kehidupan orang-orang yang ditandainya. Jawaban-jawaban pertanyaan tersebut akan membe_rikan gambaran tentang peranan orang-orang Cina dalam peme_rintahan dan masyarakat Bnaten waktu itu, keterpengaruhan budaya dan ketaatan pada pemerintah di negeri leluhur/asal. Tujuan penelitian tersebut dapat didekati dengan memakai metode: pengumpulam data lapangan berupa observasi dan des_kripsi nisan, membandingkannya terhadap data-data kepustakaan tentang nisan di Cina, dan kepustakaan tentang sejarah, ma_syarakat dan kepercayaan orang-orang Cina dan orang-orang Banten khususnya dan Indonesia umumnya, pada saat kedatangan, menetap dan meninggalnya mereka. Pengetahuan bahasa dan aksa_ra Cina adalah diperlukan, dan dengan bantuan kamus-kamus da_patlah dibaca dan diartikan inskripsi pada nisan-nisan itu. Bantuan nara sumber juga dibutuhkan sebagai pelengkap dari kurangnya sumber-sumber kepustakaan. Penelitian nisan-nisan Cina di Banten pada akhirnya sam_pal pada kesimpulan bahwa nisan-nisan memakai angka tahun yang berlaku di Cina, jenis bahan tidak mewah sekalipun penu_lisan inskripsi beberapa nisan sangat baik, dan pola-pola re_daksi yang digunakan mirip dengan di Gina. Beberapa jabatan sosial kemasyarakatan menampakan peran serta dalam masyarakat. Pemakaian kata tertentu dan penunjuk daerah pada nisan membe_rikan sedikit gambaran asal dan penyebaran migrasi dan perda_gangan dengan daerah Banten. dengan adanya penelitian lain yang lebih lanjut diharapkan makin sempurna dan lengkap ke_simpulan dan manfaat penelitian sejenis, bagi penyusunan se_jarah dan perkembangan ilmu arkeologi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji mesjid Kasunyatan sebagai obyek penelitiannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan sejarah pendirian mesjid kuno ini dan tinjauan arsitekturnya.
Dalam bahasan tentang sejarah mesjid dipermasalahkan hubungan antara nama mesjid dengan tokoh yang mendirikannya, kapan mesjid ini dibangun dan oleh siapa. Sedangkan bahasan terhadap bangunan mesjidnya dilakukan dalam tinjauan deskripsi untuk kemudian dilakukan kajian terhadap apa yang telah dideskripsikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk nemperoleh ganbaran mengenai sejarah pendirian mesjidhya yang berkaitan dengan tokoh pendirinya, waktu pendirian, dan hubungan antara nama mesjid dengan tokoh pendirinya. Tujuan lain adalah untuk memperoleh ganbaran mengenai pengaruh yang terdapat pada arsitektur mesjid ini.
Metode yang digunakan adalah Studi kepustakaan, observasi langsung kepada obyek, lalu di deskripsikan dan hasilnya diolah untuk disajikan dalam laporan penelitian.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan antafa pendiri mesjid ini dengan hama mesjidnya, yaitu Pangeran Kasunyatan. Haktu pendiriannya diperkirakan pada masa awal pemerintahan Maulana Yusuf yang memerintah pada tahun 1570 hingga 1580 Masehi. Hasil yang berkaitan dengan arsitektur mesjidnya memperlihatkan bahwa mesjid ini didominasi oleh unsur lokal atau pra islam. Pada menara dan kolam wudhunya terlihat adanya pengaruh asing yaitu Portugis. Pada gapuranya terdapat pengaruh gaya "Moor"."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hindra Irawan Satari
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurfitri
"Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan hidup sebagai kebutuhan dasar yang sangat panting untuk anak. Nutrisi dibutuhkan setiap hari tanpa dapat ditangguhkan ke hari esok untuk kelangsungan hidup maupun tumbuh kembang anak.
Selama ini pengetahuan tentang nutrisi sebagian besar membicarakan komponen diet, penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan jumlah yang diperlukan untuk mencegahnya. Pada dekade terakhir timbul pemikiran bahwa nutrisi dapat berlaku sebagai "pengobatan". Diet tertentu bukan hanya merupakan obat bagi beberapa kelainan inborn error of metabolism seperti fenilketonuria, homosistinuria, dan galaktosemia, tetapi juga sebagai terapi penyakit lain. Salah satunya adalah diet ketogenik sebagai terapi epilepsi intraktabel.
Angka kejadian epilepsi pada anak dan remaja berkisar antara 50 - 100 per 100.000 penduduk pertahun. Di Inggris, 20 - 70 kasus per 100.000 populasi pertahun dengan prevalensi 4 - 10 kasus per 1000 populasi. Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM. terjadi peningkatan cukup berarti, darn 65 kasus barn dan 343 kasus epilepsi lama pada tahun 2000 menjadi 116 kasus epilepsi baru dan 356 kasus epilepsi lama pada tahun 2001.
Obat anti epilepsi (OAF) merupakan pilihan terapi pertama dan berhasil bank pada sebagian besar penderita anak, tempi lebih darn 25% diantaranya menderita epilepsi intraktabel atau kejang tidak terkontrol. Di Indonesia angka kejadian epilepsi intraktabel belum tercatat, diperkirakan tidak berbeda jauh dengan penelitian di luar negeri. Diet ketogenik dapat menjadi alternatif terapi epilepsi intraktabel. Variabel lama diet ketogenik adalah rasio ketogen dan non ketogen, yaitu rasio lemak dengan protein ditambah karbohidrat."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Perwira Kesuma
"Parabahasa sebagai penyerta bahasa : suatu penelitian pendahuluan tentang penyuaraan. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian salah satu bagian penelitian linguistik yang mempelajari faktor-faktor di luar bahasa dengan mengadakan suatu penelitian pendahuluan. Bidang penelitian linguistik yang penulis maksud adalah bidang linguistik interdisipliner, khususnya bidang sosiolinguistik. Istilah sosiolinguistik merupakan perpaduan linguistik dengan sosiologi yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat- pemakai bahasa (Kridalaksana, dalam Pengantar Linguistik Umum, 1984: 14). Banyak ahli linguistik di Indo_nesia yang telah meneliti bidang sosiolinguistik; sejalan dengan itu sejak tahun 1987 di Fakultas Sastra Universitas Indonesia telah diadakan seminar tahunan sosiolinguistik yang secara berkala diadakan untuk memantau perkembangan penelitian sosiolinguistik di Indonesia.
Penulis akan menjabarkan topik yang termasuk dalam kajian bidang sosiolinguistik itu, yaitu paralanguage (untuk selanjutnya disebut parabahasa . Gerakan tubuh merupakan bidang penelitian yang sangat luas untuk dipelajari secara lebih mendalam, demikian juga bidang penyuaraan. Oleh karena itu, penulis membatasi pembahasan sekitar parabahasa; sebagai penyerta bahasa, dalam percakapan lisan bahasa Indonesia yang tertulis : suatu penelitian pendahuluan tentang penyuaraan yang menyertai..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S10796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>