Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Djulianto Susantio
"Kenyataan sehari-hari menunjukkan banyak peninggalan purbakala rusak atau lapuk oleh berbagai sebab. Secara umum faktor perusak dapat dibagi dua yaitu faktor alam dan fak_tor manusia. Faktor alam terdiri atas unsur biotik dan un_sur abiotik, sementara faktor manusia terdiri atas unsur yang disengaja dan unsur yang tidak disengaja.
Perusakan oleh unsur biotik, misalnya, terdapatnya beberapa jenis tumbuhan besar dan kecil pada dan di sekitar bangunan purbakala. Tumbuh-tumbuhan tersebut antara lain ilalang, pohon, lumut, ganggang, dan jamur. Pada beberapa bangunan purbakala tertentu, terjadi penerjangan batu-batu oleh sekawanan gajah dan pelapukan oleh hewan-bewan kecil. Perusakan oleh unsur abiotik, bangunan tidak dapat terhindar dari berbagai faktor cuaca yang ekstrim seperti panas, hu_jan, dan angin. Bahkan tidak dapat terhindar dari keadaan tanah yang labil atau gembur, serta gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapi, dan banjir. Perusakan oleh un_sur manusia yang disengaja misalnya vandalisme, grafitisme, ..."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Luqmanul Hakim
"ABSTRAK
Candi Borobudur dimanfaatkan sebagai obyek wisata untuk meningkatkan devisa negara dan mensejahterakan masyarakat sekitar. Walau sebagai obyek wisata, namun Candi Borobudur juga berstatus cagar budaya yang harus dilestarikan. Hal tersebut menyebabkan pengembangan sarana dan infrastruktur untuk aktraksi dan hiburan terbatas. Selain, itu Obyek Wisata Candi Borobudur dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara setiap hari, namun masih banyak masyarakat sekitar yang miskin. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivism dengan jenis penelitian deskriptif, murni, cross-sectional, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Hasilnya adalah pihak ? pihak yang terkait telah berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan Obyek Wisata Candi Borobudur dan memberikan dampak kepada tiga segi yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan melalui terpenuhinya indikator ? indikator dengan adanya berbagai hal seperti pelatihan dan pembinaan masyarakat, promosi dan pemasaran yang dilakukan, konservasi situs cagar budaya. Walau pengembangan berkelanjutan telah dilakukan dengan baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
orobudur is used as a tourist attraction to raising national foreign revenue and welfare of the surrounding community. Although as a tourist attraction, but Borobudur status as a cultural heritage that must be preserved. This led to the development of facilities and infrastructure for attraction and entertainment limited. In addition, Borobudur Temple visited by both domestic and foreign tourists every day, but there are still plenty of people around who are poor. This study uses the approach of post-positivism to the type descriptive approach, pure research, cross-sectional research, data collection techniques by depth interviews, observation, and literature study. The result is related parties has been instrumental in the development and utilization of Borobudur Temple and had an impact on three aspects, namely economic, social and environment through compliance indicators - indicators of the presence of a variety of things such as training and community development, promotion and marketing is done, conservation of cultural heritage sites. Although sustainable development has been done well, but there are still some things that need to be improved."
2016
S64043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunus Arbi
"Di Jawa Tengah banyak peninggalan arkeologi balk yang berupa bangunan candi, arca, atau peninggalan lain_nya yang berasal dari periode Hindu Buddha. Peninggalan yang begitu banyak dan tersebar di wilayah tersebut di_duga berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-10 M (Soekmono, 1979:457). Salah satu bentuk peninggalan yang banyak menarik perhatian para.ahli adalah arca. Sif at keagamaan dari arca-arca pada masa itu adalah Hindu dan Buddha. Perbe_daan sifat arca itu dapat diamati antara lain melalui atribut-atribut yang melekat pada masing-masing arca. Arca-arca yang biasa dijumpai dari periode Hindu-Buddha pada. umumnya berbentuk arca dewa, arca binatang, area setengah binatang, dan setengah manusia. menurut, Th. van der Hoop, bentuk penggambaran tersebut merupakan ra_gam, hias yang sering muncul pada kesenian masa Hindu yang secara umum digolongkan atas gambar-gambar antropomorf,..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S12071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekmono
Jakarta: Pustaka Jaya, 1978
913.926 SOE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sriwiyanti
"Stupa dalam agama Buddha merpunyai nilai keagamaan yang penting dan merupakan lambang dari agama Buddha (Ber_net Kempers, 1976). Stupa itu sendiri berupa bangunan bar_bentuk kubah (Anda) yang berdiri di atas sebuah lapik dan dimahkotai oleh sebuah yasthi (tiang) dan chatra (payung). Yasthi berdiri di atas harmika yang terdapat di atas Menurut jenisnya stupa di Indonesia terdiri dari tiga macam :Stupa sebagai puncak dari suatu bangunan.Stupa sebagai bangunan lengkap, berdiri sendiri atau berkelompok seperti candi Muara Takus, candi Borobudur, candi Biaro Bahal, dan candi Sumberawan.Stupa sebagai pelengkap bangunan selaku candi per_wara seperti stupa pada kelompok candi perwara candi Plaosan Lor (Soekmono, 1974 : 64).Candi terbesar dalam bentuk stupa yang berdiri sendiri ialah candi Borobudur yang terletak di dataran tinggi Kedu di sebelah selatan kota Magelang. Pada relief candi..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerhadi Magetsari
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1997
294.3 NOE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Suprapto
"Karangan yang membahas masalah arkeologi Islam, terutama yang berpangkal kepada seni bangunannya belum banyak. Demikian pula mengenai kepurbakalaan Islam di Kecamatan Kota Gede. DR. S.A Buddingh pada th'1839 membuat artikel singkat, dan diberinya judul Pasar Gede ( S.A Buddingh 1839:45-46 ). Tahun 1913, Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke bekas kerajaan Mataram di Kota Gede ( OV 1913 (2) :43 ). Dua tahun kemudian, kembali Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke makam raja-raja Kota Gede, dan melakukanpemo_tretan pintu makam tersebut ( OV 1915 (3) :120-121 ). Pada th 1916, orang Indonesia yang bernama Notosoeroto menulis artikel tentang batu keramat yang terdapat di Kota Gede. Artikel ini disertai gambar-gambar batu yang dianggap keramat itu ( Notosoeroto 1916-1917:318-320 ). Pada th 1926 van Mook, seorang sarjana Belanda membuat karangan mengenai Kota Gede. Tetapi karangan van Mook ini membahas masalah perkotaan di Kota Gede, terutama segi kemasyarakatannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Melva Rebekka
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gaya Mentari
"Skripsi ini membahas mengenai keadaan bentuk dan tata letak stupa yang terdapat di Candi Borobudur. Penelitian ini menggunakan analisis khusus dan analisis konteks yang digunakan di dalam bidang studi arkeologi. Hasil penelitian menemukan bahwa berdasarkan hubungan antara bentuk dan keletakan stupa di Candi Borobudur, terdapat empat macam stupa pada candi, yakni stupa puncak, stupa teras lingkar bercelah bujur sangkar, stupa teras lingkar bercelah belah ketupat, dan stupa pagar langkan.

The focus of this study is the form and space of stupa in Borobudur Temple. The purpose of this study is to understand how the form can connected with the space of stupa in Borobudur Temple. This research is use form analysis and context analysis which used on archaeology. The data were collected by observation. The researcher suggests that from the connection between stupa's form and space, there are four stupa's variation, there are center stupa, stupa round terrace with rectangle slot, and stupa langkan fence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarto Wangsadidjaja
"Penelitian terhadap makam-makam kuno, terutama nisan_nisannya telah lama menarik perhatian para peneliti. James Deetz dan Edwin N. Dethlefsen merupakan dua orang dari banyak peneliti yang tertarik pada nisan-nisan kuno. Banten sebagai sebuah pelabuhan internasi onal pads abad ke-16-19 N memiliki cukup banyak nisan-nisan yang dapat diteliti, baik nisan-nisan dari masyarakat muslimnya, Eropa/Kristen, maupun masyara_kat Cinanya. Masyarakat Cina sebagai masyarakat minoritas pa_da waktu itu diketahui cukup berperan besar dalam bidang eko_nomi dan kebudayaan. Sejauh manakah nisan-nisan Gina yang tersisa di Banten sekarang dapat menggambarkan peranan dan kehidupan mereka masih merupakan permasalahan yang dapat te_rus diteliti. Bentuk dan jenis bahan nisan, gaya penulisan inskripsi, keteraturan pola-pola ben_tuk redaksi yang digunakan merupakan tujuan dasar penelitian nisan di Banten, yang dapat diterus_kan lebih lanjut dengan pertanyaan: seberapa jauh nisan-ni_san tersebut dapat menggambarkan kehidupan orang-orang yang ditandainya. Jawaban-jawaban pertanyaan tersebut akan membe_rikan gambaran tentang peranan orang-orang Cina dalam peme_rintahan dan masyarakat Bnaten waktu itu, keterpengaruhan budaya dan ketaatan pada pemerintah di negeri leluhur/asal. Tujuan penelitian tersebut dapat didekati dengan memakai metode: pengumpulam data lapangan berupa observasi dan des_kripsi nisan, membandingkannya terhadap data-data kepustakaan tentang nisan di Cina, dan kepustakaan tentang sejarah, ma_syarakat dan kepercayaan orang-orang Cina dan orang-orang Banten khususnya dan Indonesia umumnya, pada saat kedatangan, menetap dan meninggalnya mereka. Pengetahuan bahasa dan aksa_ra Cina adalah diperlukan, dan dengan bantuan kamus-kamus da_patlah dibaca dan diartikan inskripsi pada nisan-nisan itu. Bantuan nara sumber juga dibutuhkan sebagai pelengkap dari kurangnya sumber-sumber kepustakaan. Penelitian nisan-nisan Cina di Banten pada akhirnya sam_pal pada kesimpulan bahwa nisan-nisan memakai angka tahun yang berlaku di Cina, jenis bahan tidak mewah sekalipun penu_lisan inskripsi beberapa nisan sangat baik, dan pola-pola re_daksi yang digunakan mirip dengan di Gina. Beberapa jabatan sosial kemasyarakatan menampakan peran serta dalam masyarakat. Pemakaian kata tertentu dan penunjuk daerah pada nisan membe_rikan sedikit gambaran asal dan penyebaran migrasi dan perda_gangan dengan daerah Banten. dengan adanya penelitian lain yang lebih lanjut diharapkan makin sempurna dan lengkap ke_simpulan dan manfaat penelitian sejenis, bagi penyusunan se_jarah dan perkembangan ilmu arkeologi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>