Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Irma Nurcahya
"Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tidak hanya terjadi di darat. Berbagai usaha dilakukan pemerintah dan rakyat untuk mempertahankannya, antara lain; dalam bidang ekonomi, diplomasi dengan negara-negara lain juga usaha-usaha dengan melalui udara. Dalam usaha-usaha mempertahankan kemerdekaan melalui udara ini salah satu cara yang ditempuh adalah usaha untuk memiliki pesawat. Pemilikan pesawat ini diperlukan dana yang cukup besar karena situasi negara saat itu masih dalam masa kemerdekaan dimana negara tidak memiliki dana yang cukup guna pembelian pesawat maka bangsa Indonesia turut membantu pengumpulan dana khususnya dari daerah Aceh. Dengan tersedianya dana, AURI menugaskan opsir Udara II Wiweko Soepono sebagai ketua Misi pembelian. Dengan terbelinya pesawat yang kemudian diberi nama RI-001 Seulawah, sebagai rasa terima kasih bagi masyarakyat Aceh yang nantinya pesawat ini menjadi cikal bakal dari berdirinya Indonesia Airways. Hal ini bermula dari tertahannya pesawat yang baru dibeli sebelum sempat diterbangkan ke Indonesia sebagai .akibat dari Agresi Militer Belanda I di Indonesia. Pesawat yang tertahan ini akhirnya dipergunakan sebagai pesawat semi komersil karena biaya perawatan dan pengoperasiannya juga cukup besar. Selain itu pesawat ini juga digunakan sebagai suatu sarana penyelundupan senjata karena situasi negara kita saat itu sedang dikuasai Belanda. Indonesia Airways sebagai penerbangan sipil komersial sebagaian keuntungan yang terkumpul adalah untuk membiayai perjuangan juga kebutuhan-kebutuhan operasionil yang harus demi kelancarn usaha tersebut. Dalam situasi negara yang saat itu sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia Airways juga harus senantiasa siap membantu perjuangan Indonesia yang bersifat non bisnis. Sekitar awal tahun 1950 dimana perjuangan melawan Belanda merebut kemerdekaan telah berakhir Indonesia Airways dilikwidir dan pada saat yang hampir bersamaan dibentuklah suatu penerbangan niaga baru, yaitu Garuda Indonesia Airways."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yakoba Titi Radianti
"Sarana angkutan udara merupakan salah satu sarana transportasi yang panting di Indonesia, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan adanya sarana transportasi melalui udara, hubungan antar pulau dapat dilakukan lebih cepat dan lebih effisien dibandingkan dengan sarana transportasi melalui darat dan laut. Usaha untuk mengadakan sarana transportasi melalui udara diawali pada masa Hindia Belanda, dimana orang-orang Belanda yang mengusahakan perkebunan di Indonesia merasa membutuhkan sebuah sarana angkutan yang cepat dan effisien, sekaligus pula untuk menjaga keamanan mereka. Keinginan para pengusaha tersebut didukung oleh pemerintah Hindia Belanda yang membutuhkan sebuah sarana yang cepat guna mengawasi daerah-daerah kekuasaan mereka yang jauh dengan pusat pemerintahan, maka pada tahun1928 didirikan Koninklike Nederland Indische Luchtvaart Maatschappij ( KNILM ). Kemudian pada tahun 1949 para anggota AURI di Burma mendirikan sarana transportasi udara dengan nama Indonesian Airways, akibat terjadinya agresi miiiter Belanda ke II,19 Desember 1948. Didirikannya Indonesian Airways di Burma menjadi ide untuk didirikannya sebuah perusahaan penerbangan nasional milik Indonesia, maka tahun 1950 dengan bermodal gabungan antara pemerintah RI dengan KoninkIike Lztchtvaart Naatschappij (KLM), secara resmi didirikan Garuda Indonesian Airways (GIA). Pada awal berdirinya, GIA dipegang oleh direksi KLM di Belanda, dan baru pada tahun 1954 GIA. secara bertahap mulai dinasionalisasi, dengan puncaknya pada tahun 1958, ketika mulai terjadi sengketa Irian Barat. Dan pada tahun 1958 inilah GIA seluruhnya menjadi milik Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1993
355.3 DWI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997
355.3 DWI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boedi Martono
"Dipilihnya Partai Indonesia Raja ( Parindra ) sebagai obyek skripsi ini, tidak lain karena sesudah tahun 1935, Parindra memperlihatkan sebagai suatu organisasi politik yang menonjol. Sebagai organisasi yang bersifat kooperatif banyak menentuken arah politik terhadap perjuangan melawan penjajahan. Hal ini dapat dimungkinkan karena sikap Pemerintah Hindia Belanda yang menekan gerak langkah organisasi-organisasi yang berasaskan non kooperatif. Sehingga organisasi-organisasi seperti Partai Nasional Indonesia (P.N.I) den Partai Indonesia (Partindo), tidak dapat melakukan tugas-tugasnya lagi. Sehingga dapat dikatakan bahwa sekitar periode tiga puluhan kehidupan pergerakan sangat mundur. Kesempatan ini dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang berasaskan kooperatif seperti Budi Utomo (B.U) den Persatuan Bangsa Indonesia (P.B.I.) untuk menggalang persatuan yang kemudian terwujud dalam Parindra. Dengan penggabungan organisasi-organisasi lainriya dalam tubuh Parindra, sedikit banyak telah terwujud peningkatan perjuangan ketingkat yang lebih luas, sesuai dengan aspirasi nasional pada masa itu. Organiaasi-organisasi yang bersifat regiosentris dan ethnosentris seperti Tirtajasa, Serikat Sumatra, Serikat Minahasa dll..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1972
S12197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdi Syarif
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bimolaksono Bardosono
"Indonesia semakin giat menggalakkan peranan pariwisata untuk menunjang perekonomian nasional sejak tahun 1980-an. Investasi dan promosi dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kunjungan wisatawan. Skripsi ini mencoba untuk melihat dan menduga prospek pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian nasional dan sebagai penghasil devisa terbesar Indonesia seperti apa yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua serta melihat dampak perekonomian dalam dan luar negeri terhadap perkembangan pariwisata nasional. Metode penelitian yang dilakukan adalah pertama-tama dengan menganalisa karakteristik wisatawan mancanegara (dari 13 negara asala wisatawan terbesar) dan kemudian menggunakan model makroekonomi struktural Tzong-Biau Lin - Yun-Wing Sung (1983). Model ini pada awalnya digunakan untuk menganalisa peranan pariwisata dalam perekonomian Hong Kong. Kemudian model ini disesuaikan dengan kondisikondisi perekonomian yang ada di Indonesia. Berdasarkan analisa karakteristik terlihat bahwa faktor yang mempengaruhi daya tarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia adalah pendapatan per kapita dari penduduk negara asal wisatawan serta harga relatif berwisata di Indonesia. Hal tersebut diperkuat dan perhitungan dengan menggunakan model makroekonomi pariwisata. Perekonomian dalam negeri dapat dikatakan tidak mempunyai pengaruh terlalu besar dalam peningkatan daya tarik terhadap wisatawan mancanegara. Ini menunjukkan bahwa pengambil kebijakan tidak memiliki kemampuan yang cukup berarti untuk mengontrol pariwisata mancanegara. Karakteristik wisatawan mancanegara tersebut berarti bahwa selama ini wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sebagian besar mencari liburan yang murah. Sedangkan dan sudut pandang penawaran, Indonesia tidak mempunyai keunikan khusus yang cukup kuat untuk menciptakan keterikatan bagi pengunjungnya. Hal ini ditunjukkan dengan kecilnya proporsi pengunjung mancanegara yang datang berulang dibandingkan dengan pengunjung yang pertama kali. Pesaing Indonesia dalam pariwisata, khususnya di Asia Tenggara, menawarkan produk yang serupa dengan Indonesia. Sehingga persaingan pada alchirnya terletak pada persaingan harga. Dilihat dari pengeluaran rata-rata wisatawan mancanegara, pengeluaran wisatawan yang bertujuan untuk berlibur mempunyai nilai terendah apabila dibandingkan dengan pengeluaran rata-rata wisatawan dengan tujuan lain, terutama tujuan bisnis. Pengeluaran rata-rata untuk tujuan bisnis mempunyai nilai tertinggi. Apabila Indonesia berhasil meningkatkan pariwisata MICE (meeting, incentive, convention dan exhibition), maka diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa dari sektor pariwisata."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abduh
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai sejarah penerbangan komersil di Indonesia. Dunia penerbangan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam sejarah transportasi Indonesia. Garuda Indonesia Airways sebagai badan usaha milik negara mendapatkan tugas untuk mengembangkan dunia penerbangan komersil di Indonesia. Wiweko Seopono sebagai direktur utama GIA periode 1968-1984 mampu membawa Garuda mencapai masa emasnya dengan menjadi maskapai penerbangan terbesar kedua se-Asia setelah Jepang pada tahun 1982. Kata Kunci:penerbangan komersil Indonesia, Garuda Indonesia Airways, Wiweko Soepono.

ABSTRACT
This thesis discusses the history of commercial flight in Indonesia. Aviation is one area that is very important in the history of transportation in Indonesia. Garuda Indonesia Airways as state owned enterprises have a duty to develop commercial aviation in Indonesia. Wiweko Seopono as managing director of GIA Garuda period 1968 1984 were able to bring the gold to reach the future become the second largest airline in Asia after Japan in 1982. Keywords Indonesian commercial airlines, Garuda Indonesia Airways, Wiweko Soepono."
2014
S6428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tribowo Dharsono
"ABSTRAK
Masalah Pokok.
Perusahaan penerbangan yang bergerak dibidang jasa angkutan, PT. Garuda Indonesian Airways, berusaha untuk dapat menyukseskan Program Pemerintah dalam menunjang meningkatkan hasil produksi dalam negeri selain minyak dan gas bumi (non migas). Didalam pelaksanaan dari tujuan untuk menunjang program pemerintah tersebut, PT. GIA berusaha sebanyak mungkin menggunakan hasil produksi dari dalam negeri, baik itu berupa barang-barang hasil produksi, hasil-hasil alam maupun jasa.
Oleh karena itu adalah tidak dapat dihindari terjadinya hubungan antara PT. GIA dengan para Produsen tadi, dimana hubungan tadi
menimbulkan adanya hubungan hukum diantara keduanya. Hubungan tadi adalah berupa Perjanjian jual beli, kontrak atau sewa. Yang kami bahas didalam Skripsi kami ini hanyalah terbatas pada perjanjian jual beli saja.
Didalam hubungan yang terjadi antara keduanya tadi banyak terdapat hal-hal yang menarik untuk dibicarakan, baik itu yang terjadi pada
perjanjian secara umumnya maupun pada perjanjian jual belinya sendir.
Metode Penelitian.
Kami menggunakan dua metode penelitian didalam penyusunan
Skripsi ini, yaitu meliputd baik penelitian kepustakaan manpun peneli
tian lapangan. Penelitian ini kami lakukan jauh sebelum kami memulai melaksanakan pennlisan Skripsi ini dengan harapan akan mempermudah penyusunannya. Tetapi tetap saja ada kekurangan yang kami alami, yaitu untuk menjumpai pihak-pihak yang berhubungan dengan penyusunan materi pokoknya.
Hal-hal yang ditemukan.
Dari apa yang telah kami lakukan guna dapat tersusunnya skripsi ini, kami temui beberapa hal yang sebeluranya kurang menjadi perhatian dari kami.
Hal-hal yang kami anggap sebagai masalah baru antara lain ;
1. Adanya proteksi yang sangat kuat dari pihak pemerintah kepada pengusaha-pengusaha di Indonesia khususnya terhadap pengusaha modal lemah. Proteksi ini kami anggap cukup baik, demi kelangsungan hidup
para pengusaha. Hanya perlu pula diperhatikan kemampuan rata-rata
dari pengusaha tadi terhadap kelangsungan usahanya kemudian.
2. Akibat/efek sampingan yang negatif dapat pula terjadi didalam ruang
lingkup yang luas, yang kami maksud adalah bahwa tidak hanya pera turan yang dibuat oleh Perusahaan saja, tetapi juga Peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah.
3. Didalam suatu perjanjian jual beli, dapat terjadi dimana salah satu
pihak mengajukan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh pihak yang lain dengan tanpa adanya perubahan dari ketentnan yang telah ada tadi.
Kesimpulan.
- Didalam pelaksanaan tugasnya sebagai penjual jasa, PT. GIA masih ber
usaha untuk dapat ikut serta berpartisipasi didalam menyukseskan program pemerintah didalam meningkatkan produksi dalam negeri.
- Perjanjian jual beli antara PT. GIA dengan para rekanannya, adalah
dibuat berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan oleh Material Departemen PT. GIA, atau juga disebut dengan sistim Tender; disamping
dilaksanakan pula pembelian secara tunai/kontan.
- Dengan adanya persetujuan dari pihak rekanan untuk memenuhi ketentuan yang dikeluarkantr oleh PT. GIA, maka perjanjian.itu dianggap sah, walaupun akibatnya PT. GIA harus membayar dengan harga yang lebih tinggi.
Saran-saran.
- Didalam pembuatan suatu peraturan, hendaknya diperhatikan dahulu apa saja yang mungkin akan terjadi dengan dikeluarkannya peraturan
tadi.
- Proteksi yang diberikan pemerintah pada para pengusaha, agar sedikit
demi sedikit dikurangi, agar mereka dapat berdiri sendiri untuk langkah-langkah yang selanjutnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Karina Kelan
"Jiang Qing adalah salah seorang tokoh penting dalam sejarah Revolusi Cina. la adalah istri terakhir Mao Zedong, seorang pemimpin Cina yang berkuasa sejak awal terbentuknya Republik Rakyat Cina tahun 1949. Selain turut berkecimpung dalam bidang politik, peran terbesar yang dimainkan Jiang Qing adalah dalam bidang seni khususnya seni teater. Seni teater Cina mencakup berbagai macam mentuk seperti opera, musik, teater boneka dan lain-lain. Namun Jiang Qing mempunyai peranan besar dalam perkembangan opera, khususnya jenis Opera Beijing ( Jing ju ). Opera Beijing merupakan salah satu jenis seni teater yang paling populer di Cina. Jiang Qing melihat bahwa seni Opera Beijing ini dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada penontonnya. Oleh karena itu ia kemudian berusaha merombak kaidah-kaidah asli dan Opera tersebut menjadi suatu bentuk seni Revolusioner yang tujuan utamanya agar dapat menyampaikan pesan-pesan dan pandangan Partai kepada masyarakat luas. Usaha Jiang Qing ini mendapat tantangan dari beberapa tokoh kebudayaan Cina yang berpengaruh pada saat itu. Pertentangan tersebut mencapai puncaknya pada tahun 1960-an khususnya pada masa Revolusi Kebudayaan yang berlangsung tahun 1966-1976. Namun pembahasan dalam karya tulis ini akan dibatasi pada tahun 1966-1969, yaitu tahun-tahun terpenting dari Revolusi Kebudayaan."
1987
S12857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>