Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silitonga, Imelda
"Periode tahun 1950-1953 dalam sejarah Indonesia merupakan awal demokrasi liberal di masa pengaruh sistem Barat berperan dalam menjalankan pemerintahan. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Mentri yang dipilih berdasarkan mayoritas yang duduk dalam parlemen. Pada masa awal demokrasi liberal ini keadaan perekonomian nasional sungguh memprihatinkan, sektor_sektor perekonomian mengalami kerusakan akibat perang. Sektor perekonomian yang sudah berkembang masa Hindia Belanda yaitu perkebunan yang menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat Indonesia mengalami kerusakan berat sejak kedatangan Jepang. Politik perekonomian Jepang yang mengutamakan bahan-bahan makanan untuk mendukung perang, mengakibatkan perkebunan terbengkalai.Pemerintah masa ini berusaha untuk membangun kembali atau merehabilitasi perkebunan yang sudah ada dan membuka perkebunan baru. Kebijaksanaan kabinet yang ada tidak lepas dari masalah perekonomian dan perkebunan yang menjadi sumber utama devisa. Komoditi karat misalnya, telah menjadi salah satu komoditi yang berperan besar dalam perekonomian sejak masa Hindia Belanda dan masa Perang Dunia I.Situasi internasional yang dilanda Perang Dingin juga menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan komoditi karat karena permintaan dunia Terhadap komoditikarat sangat. Besar sehingga menyebabkan harga karat meningkat. Sementara itu di Indonesia terdapat persediaan karat yaitu peninggalan masa Hindia Belanda yang masih dapat diusahakan seperti karat rakyat dan karat perkebunan. Pecahnya Perang Korea akibat Perang Dingin menyebabkan permintaan dunia terhadap karat makin meningkat, hal ini mendorong banyaknya permintaan terhadap karat Indonesia baik oleh negara yang terlibat langsung dalam perang maupun yang tidak terlibat tetapi memproduksi peralatan perang. Keadaan perekonomian nasional yang semula sangat kekurangan devisa yang diperlukan untuk pembangunan nasional mulai teratasi, karena terjadinya boom dalam ekspor karet nasional di mana permintahan yang meningkat Terhadap karet menyebabkan harga karet meningkat drastis di pasar internasional. Kekurangan dalam anggaran pemerintah sejak terjadinya boom ekspor karet dapat diatasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S12656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Subijanto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
S16406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rambe, Lokot
"ABSTRAK
Pembangunan Nasional sebagai sarana untuk menciptakan kesejahteraan rakyat secara merata, didalam pelaksanannya mamerlukan pembiayaan yang cukup besar baik dalam bentuk rupiah maupun devisa. Untuk mendukung kelancaran panbangunan tersebut, maka pengerahan dana ini tidak saja diandalkan dari ekspor minyak dan gas bumi yang merupakan bagian terbesar dari penerimaan devisa negara, namun oleh pemerintah telah diambil kebijaksanaan untuk mendorong peningkatan ekspor barangbarang; diluar minyak dan gas bumi (non-migas).
Karet, sebagai salah satu mata dagangan ekspor non-migas yang potensial, memegang peranan penting didalam penerimaan devisa negara. Hal ini mengingat bahwa karet merupakan mata dagangan ketiga setelah minyak dan gas bumi, serta kayu yang memberikan andil yang cukup besar didalam penerimaan devisa bagi negara dan merupakan mata dagangan yang memberi sumber penghidupan bagi rakyat banyak di Indonesia.
Untuk mendorong peningkatan ekspor mata dagangan karet ini telah diambil langkah-langkah ke arah itu, baik oleh produsen/eksportir, assosiasi maupun pamerintah. Dipihak pemerintah telah dikeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dibidang pembinaan mutunya serta menciptakan iklim terhadap kelancaran arus barang ekspor nonMigas ini didalam rangka memantapkan pasaran di luar negeri atau menciptakan daya saing mata dagangan ekspor Indonesia, baik dari segi mutu maupun harga.
Kesemua usaha-usaha tersebut, belum menjamin bahwa Pembeli/konsumen akan menganggap bahwa mata dagangan karet Indonesia selalu bermutu baik. Kenyataannya dengan adanya heterogenitas persyaratan yang diminta porteli antara lain pengujian mutu mata dagangan karet, yang harus dilakukan pengujiannya kembali di luar negeri oleh pihak pembeli dan dilain pihak adanya persaingan yang ketat antara negara-negara produsen karet serta eksportir yang kurang disiplin, mengakibatkan kedudukan eksportir Indonesia berada pada posisi yang lemah, begitu juga hukum positip yang ada belum mendukung ke arah perbaikan yang
diharapkan.
Dari kenyataan yang begitu kompleks, maka untuk melindungi semua pihak yang berhubungan dengan perdagangan karet ini, pihak Organisasi Karet Internasional (International Rubber Association) yang beranggotakan negara-negara konsumen, produsen serta perusahaan-perusahaan yang erat hubungannya dengan barang jadi karet telah menyusun konsep kontrak dagang yang berlaku secara intemasional, namun dari tiga konsep yarg diajukan baru satu konsep yang disetujui.
Dalam skripsi ini ditinjau perjanjian karet tersebut dari sudut KUH Perdata Indonesia sebagai Hukun Positif serta untuk melihat sampai sejauhmana perjanjian tersebut dapat menunjang kebijaksanaan pemerintah didalam peningkatan ekspor non-migas.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyanto
"Untuk meningkatkan devisa negara dari ekspor karet alam, perubahan pola permintaan konsumen, perkembangan struktur persaingan dan perubahan lingkungan perdagangan karet alam dunia perlu direspon melalui strategi perencanaan produksi yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan kombinasi produksi karet alam yang optimum dalam batasan-batasan yang dihadapai oleh perkebunan karet di Indonesia pada perode perencanaan dua tahun ke depan dan untuk mengetahui struktur persaingan yang mempengaruhi daya saing karet alam Indonesia. Metode programma linier digunakan untuk merencanakan kombinasi optimum produksi karet. Analisis struktur persaingan dan daya saing industri karet nasional dikaji dengan model Porter.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa potensi marjin laba pada kondisi optimum untuk perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta, dun prosesor pengolah karet rakyat berturut-turut adalah 1.993 milyar, 1.802 milyar dan 13.113 milyar rupiah per tahun. Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar negara adalah (ton/tahun): SIR 3CV(26.743), SIR 5 (15.320), RSS 1 {28.520), RSS 2( 1.769), RSS 3(320), lateks pekat (21. 237), SIR 10 (3.543) dan SIR 20 (55.062). Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar swasta adalah (ton/tahun): SIR 3CV (26.196), SIR 5 (13.860), RSS 1(25.803), RSS 2(L601), RSS 3 (289), lateks pekat .(19.214), SIR 10 (3.209) dan SIR 20(49.778). Kombinasi produksi optimum untuk prosesor pengolah karet rakyat adalah (ton/tahun): SIR 10 (72.688) dan SIR 20 (940.612).
Berdasarkan analisis kelebihan/kekurangan pada kondisi optimum, kapasitas pabrik karet remah dari perkebunan besar negara maupun swasta yang berlebih disarankan untuk diefektifkan dengan cara mengolah kelebihan bahan baku yang berasal dari karet rakyat. Perkebunan besar negara dan swasta perlu mengurangi kelebihan bahan olah lateks. Untuk perkebunan karet rakyat, produksi bahan olah koagulum disarankan untuk dikurangi.
Hasil analisis persaingan diketahui bahwa pesaing yang perlu diwaspadai adalah industri ban global dan industri karet sintetik, pesaing lama dari Malaysia dan Thailand, dan pendatang baru potensial dari negara-negara Afrika seperti Pantai Gading, Nigeria, Liberia, dan Kamerun."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koelemeijer, Judith
Amsterdam and Antwerpen: Uitgeverij Atlas, 2009
BLD 839.314 08 KOE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gusmalinda Sari
"Selama ini ekspor pertanian Indonesia umumnya berupa bahan mentah (raw marerial). Padahal Indonesia sangat berpeluang memperoleh devisa yang lebih besar bila mampu merebut pasar ekspor barang jadi.
Ban merupakan produk karet yang industrinya mengalami peningkatan saat ini. Hal ini karena pertumbuhan pnoduksi dan penjualan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang dipicu oleh cepatnya pertumbuhan industri otomotifbelakangan. Sebagian besar dari produksi ban nasional adalah lmtuk ekspor. Penjualan ban mobil (roda ernpat) di pasar ekspor dari tahun 2001 - 2005 tumbuh stabil seoara rata-rata 15% - 17% pertahun. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor produk karet Indonesia dan mengetahui negara mana saja yang memiliki potensi terbesar tcrhadap ekspor produk karet Indonesia dari tiap jenis komoditi.
Di dalam melakukan estimasi, model yang digunakan dalam penelitian ini merujuk dari penelitian Khmunar-Dhawan tentang pemiintaan ekspor di Pakistan (1991). Penelitian ini menggunakan data panel dengan menggunakan data tahunan dari tahun 1999-2006 dan spesilikasi model yang digunakan adalah model logaritma untuk kedua komoditi (HS 4011 dan HS 4012).
Dari hasil penelitian ini temyata model yang efisien adalah Fiexd Ehct Model untuk HS 4011 dan Random Ejéct Model untuk HS 4012. Sedangkan Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel pendapatan riil mitra dagang berpengaruh secara positif terhadap permintaan ekspor kornoditi HS 4011, variabel harga relatif berpengaruh secara negatif terhadap permintaan ekspor kedua komoditi (HS 4011, HS40l2).Sedangkan variabel nilai tukar nominal beipengamh secara positif terhadap permintaan ekspor komoditi HS 4011. Sedangkan untuk HS 4012 GDP riil dan Exchange rate nominal tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan volume ekspor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldpendri
"Kabupaten Tebo dalarn peningkatan daya saing daerah berusaha mengembangkan se*Cor yang menjadi basis perekonomian teratama komoditas karet. Tujuan penelitian ini yaitu: Menganalisa peran se*tor karet dalam perekonomian Kabupaten Tebo dalarn penciptaan output penyerapan tenaga kerja serta metrihat efek penggandanya; Melakukan pe.tbandingan kenaikan ekspor sektor karet dengan kenaikan eskpor sektor industri karet, barang dari karet dan plastik terhadap perekonomian kabupaten Tebo dan Mengetahui tingkat keterkaitan sektor karct dengan sektor-sektor lainnya dalam mendorong perkernbangan sektor-sek0or tersebut. Penelitian ini menggunakan tabel input output Provinsi jambi yang diturunkan dengan metode Locstion Qwtient (LQ) untuk mendapatkan koefisien tabel I-O Kabupaten Tebo untuk menjawab tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkebunan karet mempunyai efek pengganda yang lebih besar dari sektor industi karet, barang dari karet dan plastik. Peningkatan ekspor yang sfirur antana sektor karet dan sektor industri karet, barang dad karet dan plastik, dari hasil simulasi menunjukan sektor karet memberikan darnpak yang lebih besar terhadap perekonomian. Sektor karet juga memiliki keterkaitan ke depan dan ketmkaitan ke belakang yang lebih baik dad sektor industri karet, barang dari karet dan plastik.

Tebo District in improving the competitiveness of the region are trying to develop a sector that became the basis of the economy, especially rubber. The purpose of this research are: Analyzing the role of the nrbber sector in the economy Tebo in the creation of output employement and see the effect rnultiplier; Conducting comparative increase in the export nrbber sector with rubber industry sectors, goods of nfther and plastic sector on the econonny Tebo distict and know the level of the nrbber sector linkages with othen sectors to encouliage the development of these sectors. This study uses input-output tables Jambi Frovince derived by the method of Location Quotient (LQ) for the gain coefficient Tebo IO table to answer the research objectives.
Result of research furdicate that rubber sector have a greater multiplier effect of the rubber industry, rubber and plastic goods sector. Sirirulated increase in exports in the same anoount of rubber sector and the industrial rubber rubber goods, and plastics sector showed rubber sector have greater impact on the economy" Rubber sector also have forward linkages and backrarard linkages better than the rubber indtrshy, goods of rubber and plastic sectors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T42858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Eval Luberingsih
"Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan produktivitas industri pengolahan karet dan barang karet di Indonesia. Pertumbuhan Produktivitas dihitung dengan Data Envelopment Analysis dan didekomposisikan menjadi perubahan efisiensi serta perubahan teknis. Dari hasil estimasi didapat bahwa pertumbuhan produktivitas industri pengolahan karet dan barang karet di Indonesia masih relatif rendah. Fixed Effect Model digunakan untuk menganalisis pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan produktivitas. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan yang berorientsi ekspor mempunyai pertumbuhan produktivitas yang lebih tinggi. Perusahaan yang melakukan ekspor akan cenderung untuk berinovasi dan meningkatkan teknologi untuk bertahan di pasar internasional sehingga memiliki produktivitas yang relatif lebih tinggi dan stabil.

Rubber manufacturing industries in Indonesia has the opportunity to be world's leading producer. This research aims to investigate the effect of export on productivity growth. Data Envelopment Analysis (DEA) is use to compute Malmquist productivity Index as a measurement of productivity growth. Productivity growth decomposed into efficiency change and technical change. The estimation shows that productivity growth of rubber manufacturing industry is stil relatively low. Fixed Effect Model used to analyze the effect of export on productivity growth with 226 sample of firm. The result shows that a export oriented firms performed a significant role to productivity growth. Exporters tend to increase innovation and technology to improve their productivity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adha Baiquni K.
"Tesis ini meneliti tentang pengaruh PDB negara-negara mitra dagang Indonesia, nilai tukar dan harga karet Internasional terhadap ekspor karet alam di Provinsi Jambi. Pendekatan empiris yang digunakan adalah Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model/ECM) dan Kointegrasi dengan periode observasi 1978-2007. Penelitian ini dilakukan karena nilai ekspor karet alam di Provinsi Jambi memberikan andil yang sangat besar terhadap pembentukkan PDRB Provinsi Jambi sedangkan nilainya meskipun meningkat namun sangat fluktuatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDB Singapura dan harga internasional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekspor karet alam di Provinsi Jambi. Besarnya pengaruh Singapura terhadap ekspor karet alam di Provinsi Jambi terlihat dari data bahwa sebagian besar karet alam di ekspor ke Singapura. Sehingga diharapkan Pemerintah Provinsi Jambi lebih memperkuat keijasama dalam perdagangan karet alam dengan Singapura. Harga karet alam internasional sebagai variabel yang memberikan pengaruh yang paling signifikan diharapkan Pemerintah Indonesia, Thailand, dan Malaysia sebagai produsen utama karet alam dunia mau bekerjasama mengatur suplai produksi karet alam yang diproduksinya sehingga harga karet alam dapat di jaga pada tingkat harga yang wajar dan stabil.

The intention of this research is to know the effect of the GDP of trading partner countries of Indonesia, exchange rate, and intemational price of rubber to value of rubber export of Jambi Province. This research is done because the values influence the GRDP of Jambi Province even the values are very fluctuative. The result shows that the GDP of Singapore dan international price of rubber give significant effect to export value of Jambi Province. Because the effect of the GDP of Singapore is very significant, the writer recommends to the goverment of Jambi Province to increase and intensify the coorporation of rubber trading with Singapore. Moreover, writer suggests Indonesia, Thailand, and Malaysia as the biggest producers of natural rubber countries in the worid can control the supply of rubber production to the market so that the price of rubber is more stable because the intemational price of rubber is most significant variabel that influences the rubber export."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26455
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>