Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Veronica D.
"PeneIitian dengan menggunakan metode sejarah terhadap perkembangan suatu institusi pendidikan pada dasawarsa akhir pemerintahan Hindia Belanda. Melalui penelusuran data dari berbagai sumber, diketahui bahwa lembaga pendidikan ini, yang dikenal dengan nama Sekolah Santa Ursula didirikan sejak tahun 1859. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai berbagai kegiatan , perkembangan dan perubahan yang dialami oleh Sekolah Santa Ursula dalam menghadapi masa-masa akhir pemerintahan Hindia Belanda. Hal ini dianggap panting untuk dikaji karena kesamaan warga negara yang dimiliki baik oleh pemerintah kolonial di Hindia Belanda maupun oleh para penyelenggara pendidikan di Sekolah Santa Ursula (para biarawati Ordo Santa Ursula). Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian pustaka dan wawancara terhadap beberapa sumber yang dinilai rnemiliki kredibilitas dalam memberikan keterangan baik seputar sekolah Santa Ursula maupun Pendidikan Katolik sebagai sistem pendidikan yang diberlakukan di sekolah tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah masa akhir pemerintahan Hindia Belanda berdampak pada perkembangan dan kelangsungan aktivitas pendidikan di sekolah Santa Ursula (baik dari segi jumlah murid maupun keberadaan para biarawati Eropa sebagai pengajar di lembaga pendidikan tersebut). Akan tetapi, hal penting yang perlu digarisbawahi adalah keberhasilan sekolah tersebut (meskipun sekolah dengan kurikulum dan sistem pendidikan Eropa serta dilaksanakan oleh para misionaris Katolik) dalam menampung anak-anak perempuan di Batavia baik pribumi ataupun indo untuk melakasanakan kegiatan pendidikan dan belajar mereka. Hal lain yang diperoleh dalam tulisan ini adalah adanya sistem pembiayaan subsidi silang dalam proses belajar anak-anak perempuan pada scat itu sehingga terbuka kesempatan besar bagi mereka yang kurang mampu dalam hal keuangan untuk ikut bersekolah. Lembaga pendidikan Santa Ursula mampu menjadi contoh sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memiliki keunggulan baik dalam hal kedisiplinan, mutu pendidikan, kesetaraan untuk memperoleh hak belajar bagi anak-anak perempuan dan mereka yang kurang mampu dalam dukungan keuangan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983
379.3 PAN m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lindayanti
"ABSTRAK
Sektor pertanian pada waktu ini masih memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Jambi. Selain pertanian rakyat, perkebunan juga merupakan usaha yang penting, khususnya perkebunan rakyat: kopi, lada, cengkeh, karet, kelapa, tebu, tembakau, dan teh. Pada waktu ini di antara berbagai tananan keras ini, yang terbanyak dihasilkan oleh Jambi adalah karet.
Luas perkebunan karet rakyat di Jambi pada tahun 1990 adalah 476.859 Ha dengan produksi sebanyak 209.447 ton. Menurut Sensus Pertanian tahun 1983 jumlah petani karet di Jambi adalah 84.495 orang, sedangkan jumlah seluruh petani di Indonesia adalah 881.908 orang.
Selain di Jambi terdapat perkebunan karet rakyat juga di beberapa daerah lain, seperti Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Pada waktu ini karet masih merupakan produk ekspor yang penting bagi propinsi Jambi. Tulisan ini akan mengka,ji proses masuknya karet ke Jambi, sampai men jadi tanaman. rakyat, dan proses perkembangan perkebunan karet rakyat di Jambi selama masa kolonial Belanda.
Perkebunan karet pada dasarnya dapat digolongkan dalam dua kategori, yang dibedakan menurut modal yang ditanamkan, sistem pembayaran kepada penyadap dan pelaksanaan administrasi perkebunan, yaitu perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Di Jambi semasa jaman kolonial Belanda hanya terdapat tiga perkebunan besar, yaitu Batanghari, Pondok Meja dan Sungei Bluru, sedangkan jumlah perkebunan rakyat adalah besar sekali.
Dalam suatu proses yang panjang perkembangan perkebunan karet rakyat dari tahun 1906 sampai berakhimya kekuasaan pernerintah Belanda pada tahun 1942, karet merupakan satu faktor yang berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat Jambi. Oleh karena itu masa karet dikenal oleh penduduk setempat sebagai masa hujan emas (istilah hujan emas juga dikenal di daerah Palembang). Permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini adalah bagaimana pengaruh perkebunan karet rakyat terhadap perekonornian masyarakat Jambi.
Tulisan mengenai perkebunan karat rakyat di Jambi sebenarnya sudah pernah dilakukan bersama dengan pembahasan kebun karet rakyat di Palembang oleh A.H.P. Clemens dalam skripsinya 'De Bevolkingsrubbercultuur in Djambi en Palembang Tijdens het Interbellum' (Perkebunan Karet Rakyat.di. Jambi dan Palembang Di Antara Dua Perang Dunia). Clemens membandingkan perkebunan karet rakyat di Jambi dan Palembang dengan perkebunan karet milik orang Eropa dan juga mengkaji bagaimana produsen karet pribumi menanggapai perkembangan harga karet di pasaran dunia dan terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda mengenai masalah yang berkenaan dengan karet rakyat.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Destinia Natalira Arisandi
"Pendidikan merupakan hak setiap orang, termasuk anak-anak keturunan Tionghoa. Namun, pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda di Indonesia, orang Tionghoa yang saat itu berstatus sebagai Middlemen minority harus memperjuangkan pendidikannya. Ketika politik etis diberlakukan, pendidikan berfokus pada pribumi. Berangkat dari permasalahan tersebut, dirumuskan tiga pertanyaan, yaitu 1.Jenis sekolah apa saja yang diikuti oleh anak-anak Tionghoa pada zaman kolonialisme Belanda di Indonesia? 2. Mata pelajaran apa saja dengan bahasa pengantar apa yang digunakan di sekolah-sekolah tersebut? 3. Anak-anak keturunan Tionghoa golongan apa saja yang dapat mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah tersebut? Penelitian metode kualitatif dengan sumber data berupa buku dan artikel, baik luring maupun daring. Dalam penelitian ini didapati bahwa pendidikan anak-anak Tionghoa pada zaman pemerintah kolonial di Hindia Belanda dapat dibagi menjadi dua, yaitu sekolah yang diselenggarakan rakyat seperti sekolah THHK dan sekolah yang diselenggarakan pemerintah kolonial Hindia Belanda seperti ELS, HIS, dan HCS. Setiap sekolah memiliki kurikulum dan syarat masuk yang berbeda. Hal ini mempengaruhi pemilihan sekolah Tionghoa Totok dan Peranakan
Kata kunci: pendidikan; Tionghoa;Indonesia; pemerintah Kolonial Hindia Belanda

Everyone has the right of to education. Chinese descent children whose status were Middlemen minority had to fight for their education during Dutch East Indies era. The education in ethical policy was only focused on the indigenous people. Through the particular problem, there are three questions formulated, 1. What kind of school did the Chinese children attend during Dutch East Indies era? 2. What kind of subject and what language used in those particular schools? 3. What kind of group of Chinese descent children who could attend those particular schools? This research uses qualitative method. The data resources are obtained from both online or offline sources, such as books and articles. The result of this research shows Chinese children during Dutch East Indies era were divided into two categories: the school run by the society, such as THHK school and the schools run by Dutch East Indies government, such as ELS, HIS and HCS. Every school has different curriculum and requirements. The differences affect Totok Chinese and Peranakan Chinese’s preference on education.
Keywords: education; Chinese; Indonesia; Dutch East Indies era
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paul Permadi
"Menyadari pentingnya perpustakaan sekolah sebagai alat penunjang program pendidikan dan pengajaran, maka sangat perlu diadakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui sampai seberapa besar peranan perpustakaan sekolah. Sampai sekarang banyak terdengar pernyataan maupun komentar yang pada pokoknya merasakan perpustakaan sekolah sebagai sesuatu yang vital, sesuatu yang esensiel dan bahkan sesuatu yang harus ada. Namun bagaimana peranan itu secara nyata, bagaimana bentuk yang jelas belum ada yang bisa dijadikan pegangan. Penulis berkeyakinan, bahwa perpustakaan sekolah yang diusahakan secara baik akan menjadi alat yang effektif untuk mempertinggi hasil usaha sekolah, memberikan perbendaharaan yang luas kepada para siswa untuk menghadapi pendidikan dan pengajaran lebih lanjut_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S15390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Wahyono
"Disertasi ini membahas ttg Desentralisasi yg merupakan modernisasi birokrsi yang dilakukan oleh Pemerintah Hidia Belanda. Kebijakan desentralisasi dikeluarkan karena adanya tuntutan perlunya partisipasi masyarakat dalan\m pengolaan negara. Landasan desentralisasi pertama undang2 desentralisasi tahun 1903, yg kemudian diperbaharui melalui undang2 pembahruan Pemerintah, tahun 1922."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
D1563
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bossenbroek, Martin
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2023
959.8 BOS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nicola Putri Sasmita
"Perilaku makan menyimpang didefinisikan sebagai gangguan makan atau perilaku terkait makan yang terjadi secara persisten, dimana hal ini menghasilkan perubahan terhadap penyerapan makanan yang secara signifikan berhubungan dengan kesehatan fisik atau fungsi psikososial Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 52.2% remaja putri memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan distribusi perilaku makan menyimpang 46.9% pada anorexia nervosa dan 5.1% pada bulimia nervosa.Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya perilaku makan menyimpang adalah citra tubuh, status gizi, pengaruh media sosia, pengaruh media massa, pengaruh teman, dan pengaruh orang tua.
Penulis menyarankan agar dilakukan konseling dan penyuluhan kepada remaja putri di Jakarta untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pola makan yang baik dan benar sehingga kejadian perilaku makan menyimpang di kalangan remaja putri di Jakarta bisa ditekan jumlahnya.

Eating Disorder is defined as eating-related behaviors that occur persistently, and results in change to the absorption of food which is significantly associated with physical health or psychosocial functions. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating disorder. The study was conducted using a cross-sectional study design.
The results showed that 52.2% of young women have a tendency to eat with eating disorders, and the distributions are 46.9% with anorexia nervosa and 5.1% with bulimia nervosa. The variables that shown significant relationship with the occurrence of eating disorder is body image, nutrition, social media , mass media, peer pressure, and parental influence.
The author suggested that counseling to young women in Jakarta is needed to improve knowledge about proper diet so that the incidence of eating disorder among adolescent girls in Jakarta can be reduced in number.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Suryagung Sudibyo Putro
"Minyak bumi merupakan sumber daya alam terpenting di Hindia Belanda. Terutama setelah adanya laporan Dienst van den Mijnbouw akan banyaknya cadangan minyak bumi di Hindia Belanda. Sejak itu orang berlomba-lomba untuk rnengeksploitasi minyak bumi. Walaupun sebelumnya minyak bumi telah digunakan oleh bangsa Aceh untuk melawan Portugis. Untuk menangani minyak bumi tersebut bermunculan perusahaan-perusahaan minyak, seperti KNMEPBNI, MMBE, NIHM, DPM dan sebagainya. Pada tahun 1907, dua buah perusahaan besar di Hindia Belanda, yaitu KNMEPBNI dan Shell mengadakan amalgamasi dan lahirlah Bataafsche Petroleum Maatschappij atau BPM Perusahaan ini kemudian langsung menjadi besar, karena didukung oleh perusahaan minyak yang sudah mapan. Hal tersebut diikuti pula dengan berdirinya perusahaan minyak asing, yaitu NKPM milik Standard Oil of New Jersey. Untuk mempertahankan eksistensinya, BPM segera melakukan ekspansi-ekspansi, antara lain dengan member DPM, Seram Oil Syndicate. Selain itu juga melakukan kerjasama dengan perusahaan lain, yaitu MMBE (perusahaaa Belanda), Caltex dan Stanvac (perusahaan non Belanda) dan NIAM (pemerintah). Namun keberhasilan BPM tersebut tidak terlepas dari pemerintah, seperti keluarnya UU Pertambangan yang menguntungkan pengusaha Belanda, adanya keberanian melakukan terobosan teknologi terbaru, seperti Trumble dan Edeleanm, perusahaan induk yang mapan dan jaringannya yang luas, sehingga ketika kekurangan minyak mentah, maka BPM langsung mendapatkan dari Auglo Saxon Group. Hal-hal inilah yang menjadikan BPM rnencapai puncaknya menjadi pemimpin tiga besar perusahan minyak di Hindia Belanda dan lima besar di dunia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>