Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153760 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Widya
"Di dalam dunia hiburan Indonesia nama Titiek Puspa sudah tidak asing lagi sebagai seniwati pop Titiek Puspa memiliki empat profesi, yakni di bidang seni musik sebagai penyanyi pop dan pencipta lagu pop sedangkan di bidang seni peran, sebagai bintang film dan sutradara operet Papiko. Pada tahun 1960-an merupakan awal ketenaran Titiek Puspa hingga tahun 1980-an kiprah Titiek Puspa sebagai seniwati pop terasa banyak mengisi acara hiburan Indonesia, walaupun demikian karirnya tidak berjalan dengan mulus, seperti kena kasus boikot PWI tahun 1963 dan keterkaitannya dengan kasus korupi Jusuf Muda dalam tahun 1965. Setiap kendala yang dihadapinya tersebut, ia dapat mengatasinya dengan menunjukan kemampuannya kepada masyarakat sehingga penilaian dirinya diserahkan kepada masyarakat. Terbukti hingga saat ini, Titiek Puspa masih dikenal sebagai seniwati pop dan hasil karyanya masih dapat diingat oleh masyarakat Indonesia dan sumbangsihnya di bidang seni mendapat penghargaan dari penerintah RI berupa Anugerah Tanda Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Suharto pada tahun 1997."
2000
S12395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masykuri
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
927 MAS i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 7(3-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatus Shahira
"Popularitas Korean pop music (K-pop) mengalami peningkatan yang cukup pesat dalam beberapa tahun belakangan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran penggemar yang tiada henti memberi dukungan terhadap grup K-pop favoritnya melalui berbagai cara. Perilaku ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni identifikasi dengan komunitas penggemar (fan community identification) dan identifikasi dengan idola (fan identification). Kedua identifikasi tersebut mempengaruhi intensi perilaku (behavioral intention) mereka sebagai penggemar. Pada penelitian ini juga telah dilakukan studi komparasi antara pembentukan behavioral intention pada penggemar laki-laki (fanboy) dan penggemar perempuan (fangirl). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara fan community identification dengan behavioral intention dalam bentuk attendance intention, positive WOM intention, dan fan loyalty pada penggemar K-pop di Indonesia serta melihat pengaruh fan identification sebagai variabel mediasi dan perceived authenticity sebagai variabel moderasi. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive research design dengan pendekatan cross-sectional. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method dengan kriteria sampel, yakni merupakan Generasi Z atau Milenial, menggemari minimal satu grup K-pop, merupakan anggota fandom K-pop, dan pernah menghadiri konser/event K-pop. Kemudian, diperoleh data sebanyak 128 sampel penggemar laki-laki dan 283 sampel penggemar perempuan yang kemudian diolah menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan software SmartPLS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari fan community identification terhadap fan identification dan behavioral intention, khususnya dalam hal attendance intention dan fan loyalty, pada penggemar laki-laki maupun perempuan. Pada penggemar perempuan, fan identification memediasi hubungan antara fan community identification dengan seluruh bentuk behavioral intention, namun pada penggemar laki-laki, fan identification hanya memediasi hubungan antara fan community identification dengan fan loyalty. Dalam hal peran perceived authenticity sebagai mediator, hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived authenticity hanya mempengaruhi hubungan antara fan community identification dan attendance intention pada penggemar laki-laki dan hanya mempengaruhi hubungan antara fan community identification dan fan identification pada penggemar perempuan.

The popularity of Korean pop music (K-pop) has seen a significant rise in recent years. This success is largely due to the relentless support from fans who promote their favorite K-pop groups in various ways. This behavior is influenced by two factors: identification with the fan community (fan community identification) and identification with the idols (fan identification). Both types of identification impact their behavioral intention as fans. This study also conducted a comparative analysis of how behavioral intention is formed among male fans (fanboys) and female fans (fangirls). The aim of this research is to analyze the relationship between fan community identification and behavioral intention in terms of attendance intention, positive word-of-mouth (WOM) intention, and fan loyalty among K-pop fans in Indonesia. Additionally, the study examines the influence of fan identification as a mediating variable and perceived authenticity as a moderating variable. The research design used is a descriptive research design with a cross-sectional approach. The sampling method employed is purposive sampling, with the criteria being that the participants are Generation Z or Millennials, fans of at least one K-pop group, members of a K-pop fandom, and have attended a K-pop concert or event. Data were collected from 128 male fans and 283 female fans and were analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) with SmartPLS 4.0 software. The results of the study indicate that there is a positive influence of fan community identification on fan identification and behavioral intention, particularly in terms of attendance intention and fan loyalty, among both male and female fans. Among female fans, fan identification mediates the relationship between fan community identification and all forms of behavioral intention. However, among male fans, fan identification only mediates the relationship between fan community identification and fan loyalty. Regarding the role of perceived authenticity as a moderator, the findings show that perceived authenticity only affects the relationship between fan community identification and attendance intention among male fans, and the relationship between fan community identification and fan identification among female fans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gausulfardi Hakim
"Skripsi ini membahas tentang K.H.R. Abdullah bin Nuh dan karya-karyanya. K.H.R. Abdullah bin Nuh adalah seorang ulama kharismatik pada akhir abad ke-19, khususnya di wilayah Bogor dan Cianjur. Beliau menghasilkan karya-karya yang menarik dan mudah untuk dibaca dan dipahami oleh pembacanya. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan cara menjelaskan data kehidupan K.H.R Abdullah bin Nuh dan menganalisis beberapa karya K.H.R. Abdullah bin Nuh. Data diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan wawancara dengan beberapa murid dan keluarga K.H.R. Abdullah bin Nuh. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menambah khazanah karya-karya yang mengulas tentang K.H.R. Abdullah bin Nuh serta agar dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi yang akan menulis maupun membuat karya tulis tentang K.H.R. Abdullah bin Nuh. Temuan-temuan yang diperoleh dari skripsi ini antara lain: K.H.R. Abdullah bin Nuh banyak menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan ditulis dalam berbagai bahasa, diantaranya bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Sunda. Selain itu K.H.R. Abdullah bin Nuh memiliki banyak teman dari berbagai kalangan termasuk tokoh-tokoh nasional seperti Ali Sastroamijoyo, Kasman Singodimejo, Dr. Lacuba dan beberapa tokoh lainnya. Ia juga terlibat dalam pendirian beberapa lembaga pendidikan seperti Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Yayasan Islamic Center Alghazali Bogor, dan Majlis Al-Ihya Bogor. Di samping itu, Ia juga terlibat dalam perintisan programprogram yang berhubungan dengan pengembangan Bahasa Arab seperti program siaran Bahasa Arab di Radio Republik Indonesia Yogyakarta dan Jakarta.

Abstract
The focus of this study is about _K.H.R. Abdullah bin Nuh_s life and His Works_. K.H.R Abdullah bin Nuh is one of the charismatic ulama at the end of nineteenth century, especially in Bogor and Cianjur areas. He produced many interesting and valuable works which are easy to be read and to be understood by the readers. The method of this study is qualitative descriptive and analytical. The data about K.H.R. Abdullah bin Nuh_s life were explained and some of his works were analyzed. The data were obtained from literatures and collected by means of deep interview with some of his students and family members. The purpose of this study is to add treasury of works that examines K.H.R. Abdullah bin Nuh_s life and his valuable works in order to be used as references. The findings of this study are among other things as follows. First, K.H.R Abdullah bin Nuh produced so many valuable works were written in various languages among other things are Indonesian, Arabic, and Sundanese. Other findings are K.H.R. Abdullah bin Nuh has many friends of various circles of society including many national figures as Ali Sastroamijoyo, Kasman Singodimejo, Dr. Lacuba, and some other figures. He also involved in establishment of various educational institutions, such as Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. He also involved in pioneering program related to Arabic language development such as Arabic broadcasting program in Radio of Republic Indonesia in Yogyakarta and Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13149
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Setiasih Aurelie
"This research is situated in the context where the influence of the Korean Wave (Hallyu) and the idols serving as cultural ambassadors of the country are changing conventional attractiveness standards across the globe. By applying Stuart Hall's theory of representation and establishing connections with the dissemination of Korean beauty products in the Indonesian market, this article examines the messages within the ads of these idols which may influence the reframing the concept of conventional beauty in the Indonesia. The research focuses on three local products that use K-Pop idols to represent the ideal beauty: Cha Eun-woo as the ambassador for MS Glow, Han So Hee who represents Somethinc, and TWICE who is supporting Scarlett Whitening. The main argument asserts that the aesthetic appeal of these idols, serving as brand representatives, conveys messages that have the potential to alter Indonesian beauty standards. The study is conducted through descriptive qualitative observation of the three mentioned product advertisements on Instagram. Findings and discussions reveal the intricate relationship between media representation, brand endorsements, and the potential for changing beauty standards embraced by social media users who are fans of these idols.

Penelitian ini ditempatkan dalam konteks dimana pengaruh Korean Wave (Hallyu) dan idola-idola yang menjadi duta budaya negara tersebut mengubah standar daya tarik konvensional di berbagai belahan dunia. Dengan menerapkan teori representasi Stuart Hall dan menjalin keterhubungan dengan penyebaran produk kecantikan Korea di pasar Indonesia, artikel ini mengkaji pesan lewat iklan dari idola-idola ini dan kemungkinannya membingkai ulang konsep kecantikan konvensional di Indonesia. Penelitian ini mengkaji tiga produk local yang menggunakan idol K-Pop sebagai representasi ideal kecantikan, yaitu Cha Eun-woo (sebagai duta MS Glow), Han So Hee (mewakili Somethinc), dan TWICE yang mendukung Scarlett Whitening. Argumen utama menegaskan bahwa daya tarik estetis dari idola-idola ini, yang berfungsi sebagai perwakilan merek, memberikan pesan-pesan 2 yang berpotensi mengubah standar kecantikan Indonesia. Studi dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan observasi terhadap tiga iklan produk tersebut di Instagram. Temuan dan dikusi mengungkapkan hubungan rumit antara representasi media, dukungan merek, dan potensi perubahan standar kecantikan yang diterima oleh pengguna sosial media yang adalah penggemar para idola ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas musik K-pop secara global telah meningkat secara signifikan, sehingga menghasilkan lebih banyak penonton K-pop dan pengaruh yang lebih besar yang dimiliki oleh idola K-pop di industri ini. Akibatnya, banyak bisnis mulai merekrut idola K-pop sebagai "brand ambasador" untuk memanfaatkan basis penggemar mereka yang luas. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dampak positif dan negatif dari idola K-pop yang berperan sebagai "brand ambasador" dan mengeksplorasi alasan meningkatnya prevalensi fenomena ini. Metodologi yang digunakan untuk penelitian ini memerlukan tinjauan teoretis terhadap literatur dan sumber sekunder lainnya untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang pokok bahasan.

In recent years, the global popularity of K-pop music has risen noticeably, leading to a larger audience for K-pop and greater influence wielded by K-pop idols in the industry. As a result, many businesses have begun enlisting K-pop idols as brand ambassadors to tap into their vast fan base. This paper aims to examine the positive and negative effects of K-pop idols serving as brand ambassadors and explore the reasons for the increasing prevalence of this phenomenon. The methodology employed for this study entails a theoretical review of peer-reviewed literature and other secondary sources in order to provide a comprehensive understanding of the subject matter."
[Depok, Depok]: [Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia], 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Zon
Jakarta: Fadli Zon Library, 2013
782ZONI001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Eka Septiani
"Tulisan ini mengangkat persoalan hiperrealitas yang terjadi pada lingkup penggemar K-Pop dengan menggunakan pendekatan teori hiperrealitas dari Paul Virilio. Penggemar K-Pop mengalami hiperrealitas karena adanya fenonema picnoleptic atau kegagalan melihat realitas yang mengharuskan realitas dibangun kembali. Namun karena adanya dromology, realitas yang dibangun menjadi realitas yang tidak sebenarnya yang mengakibatkan terbentuknya hiperrealitas. Adanya budaya partisipasi dalam fandom memudahkan terbentuknya hiperrealitas dalam lingkup peggemar K-Pop, hiperrealitas yang muncul ini kemudian menghasilkan fear karena realitas tidak sesuai dengan hiperrealitas. Fear yang muncul ini kemudian mengakibatkan adanya tindakan-tindakan fanatik para penggemar K-Pop seperti, pertikaian antar penggemar, konsumerisme, dan lain sebagainya. Melalui metode fenomenologis, saya mengumpulkan data melalui studi pustaka serta riset langsung melalui media sosial, data yang diperoleh kemudian data dianalisis secara filosofis menggunakan pendekatan teori hiperrealitas dari Paul Virilio. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat bagaimana hiperrealitas terbentuk di kalangan para penggemar K-Pop dengan menggunakan pendekatan teori dari Paul Virilio. Tulisan ini membuktikan bahwa di kalangan penggemar KPop hiperrealitas terbentuk karena adanya ilusi persepsi dan relasi antara penggemar dan idola.

This article raises the issue of hyperreality occurring in the K-POP fans by using an approach to hyperreality from Paul Virilio. K-POP fans have hyperreality because of a picnoleptic fenonema or failure to see reality that requires it to be rebuilt. But with the dromology, realities built into realities that create hyperreality. The participation culture in fandom makes it easy for hyperreality to form in the K-POP sphere, this emerging hyperreality then produces fear because reality doesn't match hyperreality. That fear turned up and led to acts of rabid K-POP fans such as, strife among fans, consumerism, and so on. Through the phenomenological method, I collect data through literature review, research, and my experience as part fandom of K-POP, data obtained later data was philosophically analyzed using an approach to the hyperreality theory of Paul Virilio. The purpose of this writing is to see how hyperreality is possible among K-POP fans using a theoretical approach from Paul Virilio. This text proves that among the K-POP hyperreality fans the formation is the illusion of perception and the relationship between fans and idol."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Safira Widiputri
"Korean Pop atau K-Pop yang merupakan genre musik asal Korea Selatan memiliki peminat yang cukup besar di Indonesia, terlebih di kalangan remaja. Penelitian ini hadir untuk mengkaji mengenai hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment pada remaja yang masih sangat terbatas di Indonesia. Relasi parasosial tersebut diukur menggunakan Parasocial Interaction Scale, sedangkan peer attachment diukur menggunakan The Inventory of Peer and Parent Attachment. Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-19 tahun yang merupakan penggemar dari idola K-Pop, serta tinggal di Indonesia (N = 563). Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring melalui Google Form. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis menggunakan Pearson Correlation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan (r = 0.147, p < 0.01) antara relasi parasosial (M = 30.46, SD = 4.7) dan peer attachment (M = 67.4, SD = 8.12) pada remaja penggemar K-Pop di Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian mendukung hipotesis peneliti bahwa terdapat hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment. Implikasi dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment pada remaja.

Korean Pop, or K-Pop, which is a music genre from South Korea, has a fairly large following in Indonesia, especially among teenagers. This study is present to examine the relationship between parasocial relationships and peer attachment in adolescents, who are still very limited in Indonesia. Parasocial relationships are measured using the Parasocial Interaction Scale, while peer attachment is measured using the Inventory of Peer and Parent Attachment. Participants in this study were teenagers aged 15–19 who are fans of K-Pop idols and also live in Indonesia (N = 563). The questionnaire was distributed online via Google Form. The data were analyzed using Pearson correlation. The results of this study indicate that there is a positive and significant relationship (r = 0.147, p 0.01) between parasocial relationships (M = 30.46, SD = 4.7) and peer attachment (M = 67.4, SD = 8.12) in adolescent K-Pop fans in Indonesia. The conclusion of this study is that the results support the hypothesis that there is a relationship between parasocial relationships and peer attachment. The implication of this study is to look at the relationship between parasocial relationships and peer attachment in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>