Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marliasni Yuniar
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai profil buruh Gudang Garam dan persaingan Gudang Garam dengan pabrik rokok lainnya. Diawali dengan menjelaskan asal usul rokok kretek di Jawa dan menunjukkan Kediri sebagai produsen rokok kretek di Jawa Timur yang mengalami perkembangan dengan munculnya pabrik-pabrik rokok. Salah satunya adalah Gudang Garam yang menjadi perusahaan rokok kretek terbesar. Kehadiran Gudang Garam pada tahun 1958-1967 merupakan awal perkembangan pabrik rokok tersebut, dilanjutkan dengan kondisi Gudang Garam dengan sistem kekeluargaannya dalam menghadapi persaingan pada tahun 1967-1980.
Pembahasan mengenai buruh Gudang Garam terdapat di bab ketiga dengan melukiskan latar belakang sosial ekonomi masyarakat Kediri sehingga mereka memasuki pabrik-pabrik. Dijelaskan pula syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjadi buruh kretek dan cara perekrutan buruh. Pada bab ini juga memperlihatkan usia tenaga kerja, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan motivasi kerja mereka. Melukiskan kondisi kerja yang dihadapi buruh, sistem pengupahan, jam kerja dan fasilitas yang diperoleh bunuh serta seriat buruh yang menaungi mereka.
Pasang surut perkembangan Gudang Garam pada tahun 1980-1988 juga dibahas dalam skripsi yaitu pada bab keempat. Pada tahun 1980-1983 Gudang Garam berhasil mengejar ketertinggalannya dengan pabrik lain dengan mulai melakukan mekanisasi dalam proses produksi. Bab ini juga memperlihatkan masa krisis Gudang Garam, sebab-sebab terjadinya krisis tersebut dan langkah-langkah yang dilakukan Gudang Garam pada akhir 1985 untuk mengatasi permasalahannya serta kondisi Gudang Garam setelah mengalami krisis tersebut sampai tahun 1988.

"
2001
S12436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Suwasono
"Lahirnya SBII (Sarekat Buruh Islam Indonesia) berawal dari keinginan Partai Masyumi untuk memperkuat basis massanya dari kalangan buruh terutama yang beragama Islam. Sebelum mendirikan SBII, Partai Masyumi telah mendirikan dua anak organisasi Iainnya yaitu STII (Sarekat Tani Islam Indonesia) dan SDII (Sarekat Dagang Islam Indonesia). Keberadaan SBII menjadi semakin penting bagi Partai Masyumi terutama setelah pemilu tahun 1955. Pada pemiiu pertama tersebut realitas di lapangan menunjukkan hal yang sangat ironi dimana sebagian besar kaum buruh ternyata dikuasai oleh SOBSI (Sarekat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia) sebuah anak organisasi PKI (Partai Komunis Indonesia) yang merupakan lawan utama Masyumi.
Masyumi dan SBII berpendapat SOBSI hanya memperalat kaum buruh sebagai alat politik semata tapi tidak berupaya untuk meningkatkan kesejahteraannya. Pada kurun waktu 1947 - 1953 ketika SBII dipimpin oleh Mr. Daljono SBII lebih terfokus pada pembenahan organisasi, tapi hal itu tidak berarti SBII meninggalkan fungsi utamanya sebagai alat perjuangan kaum buruh. Pada tahun waktu ini tercatat SBII melakukan beberapa demonstrasi menuntut perbaikan nasib kaum buruh.
Langkah kontroversial yang ditempuh SBII pada masa kepemimpinan Mr. Daljono adalah menyetujui peraturan pemerintah mengenai larangan pemogokan pada perusahaan vital. Keputusan SBII tersebut telah dikecam berbagai pihak terutarna SOBSI yang secara terang-terangan menuduh SBII sebagai sarekat buruh yang memihak para majikan.
Pengganti Mr. Daljono adalah Jusuf Wibisono yang memimpin SBII tahun 1953 - 1960 pada masa kepemimpinan Jusuf Wibisono permasalahan SBII menjadi semakin kompleks selain berupaya terus memperjuangkan peningkatan kesejahteraan kaum buruh. SBII juga mendapat tekanan terutama dari TNI. Di daerah Sumatra Barat dan Yogyakarta banyak anggota SBII yang ditangkap karena dituduh bersama Masyumi ikut mendalangi pemberontakan PRRI Permesta.
Seiring merebaknya isu akan dibubarkannya Partai Masyumi oleh Presiden Sukarno, SBII berusaha untuk keluar dari Partai Masyumi dan menjadi Sarekat Buruh yang mandiri. Perjuangan ini berhasil, ketika Partai Masyumi dibubarkan oleh pemerintah pada tahun 1960 SBII tidak dibubarkan. SBII kemudian bergabung dengan Front Nasional bentukan Sukarno dan namanya berubah menjadi Gasbiindo (Gabungan Sarekat Buruh Islam Indonesia)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soewarsono
"Skripsi 'Kaum Pergerakan dalam Gerakan Buruh (Persa_toean Pergerakan Kaoem Boeroeh, 1918-1921), merupakan sebuah penelusuran terhadap keterlibatan atau aktivitas beberapa figur pergerakan nasional dalam soal-soal perburuhan, khususnya dalam gerakan buruh, sejalan dengan kondisi tingkat kehidup_an buruh karena pecahnya Penang Dunia Pertama (PD-1). Di antara figur-figur tersebut adalah Sosrokardono, Alimin, Haji Agus Salim, Semaoen, Soerjouranoto, Mas Marco Kertodikromo, dan Tjokroaminoto. Selain dari aktivitas membantu dan mendorong berdirinya berbagai serikat buruh (pekerja), seperti diperlihatkan peran Sosrokardono dalam pembentukan Perserikatan Pegawai Pegadean Boemipoetra (PPPB). Keterlibatan nampak pula dari ak-tivitas membantu aksi pemogokan yang dilancarkan buruh sebagaimana yang dilakukan oleh Semaoen dalam kasus-kasus pemogokan di Semarang sepanjang tahun 1918 hingga 1920, dan Soerjopranoto pada pemogokan buruh industri pula tahun 1920. Bahkan nampaknya ikut pula, pada akhirnya, dalam meletakkan dasar pola dan soal-soal bagi gerakan buruh yang berkembang kemudian. Ini terlihat jelas dengan mengamati proses terbentuknya sebuah pusat organisasi buruh (vakcentraal) yang diusahakan oleh mereka, meniru prestasi yang dicapai kalangan aktivis perburuhan di lingkungan dinas dan perusahaan pemerintah kolonial, yang berhasil membentuk Verbond van Landsdienaren (VVL). Vakcentraal yang disepakati dibentuk oleh kalangan per_gerakan tersebut, Persatoean Pergerakan Kaoem Boeroeh (PPKB), meskipun diusahakan secara keras karena membutuhkan beberapa kali pertemuan, pertemuan Semarang 1918, kongres PPPB ke-III 1919, kongres CSI ke-IV 1919, pertemuan Jogjakarta 1919, ter_nyata tidak berlangsung lama. PPKB hanya mampu bertahan kurang lebih selama satu setengah tahun (Desember 1919 hingga Juni 1921), karena sesudah itu terpecah menjadi dua, PPKB (yang dipertahankan) dan Revolutionnaire Vakcentrale (RV). Suatu pemecahan yang selain bersumber dari adanya rivalitas di antara tokoh-tokoh utama PPKB, nampaknya juga berakar dari perbedaan pemahaman mengenai pola dan soal-soal dalam pergerakan buruh, khususnya dalam kaitannya, dengan gagalnya rencana pemogokan umum PFB sebagai salah satu anggota PPKB."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Dwi Putera
"ABSTRACT
Tesis ini membahas perjuangan Organisasi Pekerja Indonesia Pusat (SOBSI) dalam menuntut Tundjangan Hari Raya (THR) sebagai upaya untuk meningkatkan standar hidup pekerja di Indonesia pada periode 1953-1961. Tesis ini adalah penulisan sejarah menggunakan metode historis melalui tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Perjuangan THR didasarkan pada upah rendah dan kenaikan harga barang-barang pokok yang menyulitkan para pekerja untuk menghadapi hari libur. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya penggunaan istilah Tundjangan Hari Raya lebih dikenal sebagai hadiah Lebaran dan bersifat sukarela. Perjuangan SOBSI menuntut THR ditandai dengan banding di Sesi Dewan Nasional SOBSI Kedua pada tahun 1953 yang menyerukan penyediaan THR untuk semua pekerja dengan gaji kotor sebulan. SOBSI juga bekerja sama dengan serikat buruh negara bagian untuk menuntut THR sebagai kewajiban pengusaha untuk menjadi peraturan hukum. Tuntutan itu akhirnya diwujudkan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. 1 tahun 1961 yang menggunakan istilah Tundjangan Hari Raya dan berlaku untuk semua pekerja. Ketentuan THR menunjukkan dampak pada buruh, yaitu peningkatan pendapatan buruh di atas kebutuhan hidup yang layak. THR memberikan kedamaian bagi pekerja dalam menghadapi hari libur.

ABSTRACT
This thesis discusses the struggle of the Central Indonesian Workers' Organization (SOBSI) in demanding a holiday ban (THR) as an effort to improve the living standards of workers in Indonesia in the period 1953-1961. This thesis is writing history using historical methods through stages of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. THR's struggle is based on low wages and rising prices of basic goods which make it difficult for workers to face holidays. This research shows that at first the use of the term Tundjangan Hari Raya was better known as the Lebaran gift and was voluntary. The SOBSI struggle demanded a THR marked by an appeal at the Second SOBSI National Council Session in 1953 which called for the provision of THR for all workers with a monthly gross salary. SOBSI also works with state trade unions to demand THRs as employers' obligations to become a legal rule. The demand was finally realized through Minister of Manpower Regulation no. 1 of 1961 which uses the term Tundjangan Hari Hari and applies to all workers. THR provisions show the impact on workers, namely the increase in labor income above the needs of a decent living. THR provides peace for workers in the face of holidays."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Clinton
"Studi ini dirancang untuk menggambarkan dinamika kehidupan pekerja kontrak Jawa di Deli, Sumatra Timur selama depresi ekonomi 1930-1942. Awal abad ke-20 menjadi awal masuknya sejumlah besar kuli Jawa ke perkebunan Sumatera Timur. Alasan merekrut kuli Jawa semakin sulit mendapatkan kuli dari Cina dan semakin meluas. Para kuli Jawa ini direkrut dari desa-desa Jawa miskin dengan tujuan untuk menjadi lebih baik. Tesis ini menggunakan metode penelitian sejarah. Hasil dari penelitian ini adalah diskusi tentang kesejahteraan kuli Jawa yang telah menurun sejak mereka bekerja di perkebunan. Depresi ekonomi yang melanda Sumatera Timur pada awal 1930-an membuat sosial ekonomi kuli Jawa semakin miskin dan lebih khusus kuli Jawa yang dipecat dari perkebunan. Kuli yang dipecat dari suatu tempat untuk mencari pekerjaan lain dengan bermigrasi ke kota dan beberapa digunakan oleh kuli yang tidak bekerja. Mereka yang melakukan kejahatan untuk mendapatkan uang. Mereka yang melakukan kejahatan akhirnya dikirim kembali ke Jawa. Sementara itu, mantan kuli yang bekerja dengan baik dapat berbaur dengan penduduk asli Sumatera Timur. Dengan demikian, para mantan kuli yang berbaur dengan komunitas ini akan menjadi kelompok etnis terbesar di Sumatera Timur.

This study was designed to describe the dynamics of the life of Javanese contract laborers in Deli, East Sumatra during the economic depression of 1930-1942. The beginning of the 20th century became the beginning of the entry of large numbers of Javanese coolies into East Sumatra plantations. The reason for recruiting Javanese coolies was getting difficult to get coolies from China and increasingly widespread. These Javanese coolies were recruited from poor Javanese villages with the aim of getting better. This thesis uses historical research methods. The results of this study are discussions of the welfare of the Javanese coolies who have declined since they worked on the plantation. The economic depression that struck East Sumatra in the early 1930s made the socio-economic of Javanese coolies increasingly poorer and more specifically Javanese coolies who were fired from plantations. Coolie who was fired from a place to find another job by migrating to the city and some are used by coolies who do not work. Those who commit crimes to get money. Those who made the crime were eventually sent back to Java. Meanwhile, ex-coolies who work well can blend in with the native people of East Sumatra. Thus, the ex-coolies who blend in with this community will become the largest ethnic group in East Sumatra."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongki Sanjaya Putra
"Gudang Garam merupakan salah satu perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia. Kesuksesan yang diperoleh tidak lepas dari dukungan jumlah tenaga kerja yang cukup besar dengan pengelolaan yang dilakukan secara gotong royong dan kekeluargaan. Meskipun telah menggunakan mesin, namun Gudang Garam mengedepankan produksi yang dilakukan secara manual oleh para buruh. Peningkatan produksi kretek dalam Gudang Garam turut mendorong terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan yang menjadi peluang bagi masyarakat Kediri untuk menjadi pekerja di Gudang Garam. Peluang kerja yang diberikan pihak Gudang Garam sebagian besar hanya menyerap pekerja untuk kalangan bawah dengan pendidikan rendah dan tidak memiliki pengalaman bekerja sehingga Pihak perusahaan memberi waktu pengenalan kepada buruh tidak hanya meliputi pengenalan terhadap lingkungan dan juga kondisi kerja sang buruh tetapi juga meliputi adaptasi dengan jam kerja dalam pabrik yang cukup panjang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi menganalis tentang keterkaitan PT Gudang Garam terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Kediri dalam hal penyediaan lapangan kerja. Di samping itu, tulisan ini juga dimaksudkan untuk menjelaskan proses adaptasi para pekerja yang tidak memiliki pengalaman bekerja dalam suatu industri sebelumnya.

Gudang Garam is one of the largest cigarette company in Indonesia. The success obtained can not be separated from the support of the workforce that is large enough to do the management of mutual aid and family. Although he has used the machine, but Gudang Garam prioritize production is done manually by the workers. Increased production in the Gudang Garam cigarettes also encourage an increase in the amount of labor needed the opportunity for people to become workers in Kediri Gudang Garam. Employment opportunities given the Gudang Garam mostly just absorbing workers to the bottom with low education and no work experience so The company gave an introduction to the labor time includes not only the introduction to the environment and the working conditions of the workers but also include adaptation to the working hours the factory is quite long. The purpose of this thesis is to provide analyzes of the interrelationships PT Gudang Garam to the economic and social life of Kediri in employment. In addition, this paper also aims to explain the process of adaptation to the workers who do not have experience working in an industry previously."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldershot, Ashgate: Variorum, 1998
306.362 WOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Braverman, Harry
New York: Mounthly Review Press, 1974
331 BRA l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhara Wyardhiati
"Didalam persaingan dunia perdagangan yang semakin ketat, produsen melakukan berbagai cara untuk merebut pangsa pasarnya. PT Gudang Garam, sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, melancarkan strategi periklanan, yakni penempatan (Positioning Strategy) dengan pendekatan pengguna produk (Product User) dan ciri/keuntungan produk (Product Characteristic/Customer Benefit). Melalui studi ini, peneliti mencoba mengkaji sejauh mana efektifitas strategi periklanan yang dilakukan oleh PT Gudang Garam didalam melancarkan pesan produknya serta faktor faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi keefektifan strategi tersebut. Data dikumpulkan melalui survei di lapangan serta langsung dengan para perancang iklan Gudang Garam Filter International. Adapun yang wawancara Merah dan Gudang Garam menjadi populasi adalah pria berusia 18 tahun keatas dan bertempat tinggal di wilayah kelurahan Cibubur. Sedangkan jumlah sampel yang diambil adalah 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan melalui penggabuhgan antara area quota sampling dan sistematika random sampling. Interpretasi sampling, data hasil penelitian dilakukan berdasarkan analisis deskriptif tabel tunggal dan analisis tabel silang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pemahaman atas isi iklan serta kecenderungan bertindak dari para responden untuk merokok produk yang diiklankan relatif rendah. Sementara daya tarik teknis penyajian iklan dari kedua produk rokok yang diiklankan cenderung merata. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa pada iklan Gudang Garam Merah, aspek pemahaman memiliki kaitan cukup kuat dengan usia. Aspek kecenderungan bertindak memiliki kaitan cukup kuat dengan usia dan hubungan responden terhadap produk yang diiklankan. Sementara pada iklan Gudang Garam Filter International, aspek pemahaman memiliki kaitan cukup kuat dengan usia dan hubungan responden terhadap produk yang diiklankan. Aspek kecenderungan bertindak memiliki kaitan, cukup kuat dengan tingkat perhatian responden terhadap iklan Gudang Garam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S3999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>