Ditemukan 91367 dokumen yang sesuai dengan query
Dinanike Resti Hadi Muljarini
"Pertunjukan wayang Potehi ialah pertunjukan boneka kantung yang terbuat dari kain dan digerakkan dengan tangan. Pertunukan wayang Potehi yang ada di Indonesia berasal dari Propinsi Fujian. Di Cina pertunjukan wayang Potehi dikenal dengan sebutan bu dai xi. Penelitian mengenai pertunjukan wayang Potehi dilakukan oleh penulis di tempat ibadat Tri Dharma Hok Tek Bio, Gombong dati tanggal 31 Agustus 1996 sampai tanggal 14 September 1996, tujuannya ialah untuk mengetahui seberapa jauh kebudayaan Indonesia mempengaruhi pertunjukan wayang Potehi di Gombong."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S12957
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
PATRA 11 (3-4) 2010 (1)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Yuni Sulistyorini
"Upacara Sembahyang Rebutan adalah salah satu dari berbagai macam upacara yang diselenggarakan oleh penganut Tri Dharma di TITD Kwan Sing Bio, Tuban. Upacara ini diselenggarakan pada tanggal 22 bulan 7 Imlek bertujuan untuk menentramkan roh-roh jahat yang dibebaskan dari neraka selama bulan 7 Imlek dengan cara memberikan persembahan berupa doa dan sesaji kepada roh-roh ini.Dalam penyelenggaraan Upacara Sembahyang Rebutan di tempat ibadah Tri Dharma ini terdapat ciri khas yang membedakannya dari tempat lain, yakni adanya perebutan tumpeng oleh orang-orang yang ingin terhindar dari gangguan roh-roh jahat. Tumpeng ini merupakan makanan tradisi setempat.Para penganut Tri Dharma ini yakin bahwa upacara yang mereka selenggarakan termasuk bagian dari ibadah dalam ajaran mereka. Pada hal upacara ini telah ada jauh sebelum ajaran-ajaran mereka tercipta. Cerita dan ayat-ayat dalam kitab suci ajaran mereka yang diyakini berkaitan dengan upacara ini, sebenarnya hanya dihubung-hubungkan saja, karena tidak ada satu ajaran pun dari ketiga ajaran yang secara jelas menerangkan tentang upacara tersebut.Para penganut Tri Dharma ini percaya bahwa kehidupan dan kesuksesan mereka dalam bekerja, selain karena ketekunan dan kerja keras juga karena perlindungan dari roh-roh leluhur. Penulis merasa tertarik untuk menggambarkan Upacara Sembahyang Rebutan selain karena hal-hal di atas juga karena dalam upacara ini tampak adanya 2 hal yang berbeda. Di satu pihak penganut Tri. Dharma menjalani kehidupan modern, tapi di pihak lain mereka tetap melakukan upacara tradisional."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S13086
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwi Woro Retno Mastuti
Jakarta: Sinar Harapan, 2014
791.530 DWI w
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dwi Woro Retno Mastuti
Jakarta: Sinar Harapan dan Indonesia Shangbao, 2014
R 791.530 DWI w
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Kemas Andrey Hamzah Darpo Kusumo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42444
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Astri Prawita
"Latar belakang penelitian ini adalah untuk memaparkan pertunjukan Wayang Potehi secara jelas mulai dari asal-usul Wayang Potehi, penjelasan mengenai pertunjukan Wayang Potehi serta fungsi pertunjukan Wayang Potehi. Selain itu latar belakang dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa eksistensi pertunjukan Wayang Potehi di Jakarta masih ada sejak masa kolonial hingga saat ini meskipun peminatnya mengalami penurunan dan sempat tidak diizinkan untuk tampil di depan publik semasa zaman orde baru, serta membuktikan bahwa pemain Wayang Potehi yang bukan masyarakat Tionghoa tidak terpengaruh dengan adanya stereotip negatif tentang msayarakat Tionghoa di Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini adalah manfaat praktis yang dapat memberikan sumbangan pemikiran, berupa pengetahuan mengenai pertunjukan Wayang Potehi dan perkembangannya mulai dari masa kolonial sampai saat ini dan manfaat teoritis yang diharapkan dapat menjadi penjelasan nyata yang bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan penulisan dan pemikiran. Berdasarkan penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pertunjukan Wayang Potehi merupakan kesenian yang telah berakulturasi dengan kebudayaan Jawa, dalam perkembangannya ia telah melakukan beberapa perubahan dalam pertunjukannya untuk dapat menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Sampai saat ini pertunjukan Wayang Potehi masih sering digelar meskipun mengalami penurunan jumlah penonton.
The background of this research is to explain Wayang Potehi show clearly starting from the history of Wayang Potehi, explanation about Wayang Potehi show and the function of the show. Besides that, the background of this research is to to prove that the existence of Wayang Potehi show has been on going since colonial era until now, although the number of interested person is declining and even once upon a time, it was not allowed to perform in public show in new order era, and also to prove that the player of Wayang Potehi who are not Chinese, are not affected by the negative stereotype about Chinese society in Indonesia. As for the benefit of this research is beneficial practice which can provide thoughtful contribution of knowledge about Wayang Potehi Show and its development since colonial era until now and theoretical benefits which is expected to be an actual explanation that has benefits to the readers as a writing material and thought. Based on this research, it can be concluded that Wayang Potehi show is the culture that has been acculturated with Java culture, in its development it has made some changes in the show to adapt with the local culture. Although the number of audience is decreasing, but Wayang Potehi show is still performed until now."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
"Pertunjukan wayang purwa Jawa sebagai suatu karya seni yang amat tinggi nilai estetisnya, mengandung nilai-nilai sakral dan makna-makna khusus. Dengan tetap mempertahankan beberapa nilai dan makna yang terkandung di dalamnya, pergelaran wayang purwa berkembang fungsinya menjadi suatu pertunjukan yang lebih bersifat hiburan. Karena itu keberadaan tempat yang khusus bagi pertunjukan wayang kuht perlu dipikirkan. Tuhsan ini dimulai dengan menelusuri asai mula pertunjukan wayang kulit, makna simbolis yang terkandung di dalamnya dan pengaruhnya balk dalam rumah Jawa maupun terhadap kehidupan orang Jawa, dilanjutkan dengan mengumpulkan beberapa unsur yang perlu dipertahankan dan menganalisis kegiatan dalam pergelaran wayang purwa sebagai suatu bentuk pertunjukan. Dari analisis kegiatan tersebut, tubsan ini mencoba menyimpulkan unsar-unsur dan aspek-aspek keruangan yang selanjutnya digunakan untuk membuat suatu konsep tempat pertunjukan wayang kuht Jawa."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48159
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Birgitta Cynthia Dwi Puspita
"Jurnal ini membahas mengenai akulturasi dalam pertunjukkan wayang Potehi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan wayang Potehi, kapan wayang Potehi masuk dan berkembang di Indonesia, serta apakah sudah terjadi proses akulturasi dalam pertunjukkan wayang Potehi di Indonesia. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memahami mengenai pertunjukkan wayang Potehi dan akulturasi yang terdapat dalam pertunjukkan wayang Potehi di Indonesia.
This journal discusses acculturation within Indonesian Potehi shadow puppet shows. Furthermore, it aims to describe what Potehi shadow puppet shows are, its place in history, and any acculturation process that might have happened to it in Indonesia. Through this paper, people are expected to understand deeply about Potehi puppet shows and process of acculturation in Potehi puppet shows in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Shereen
"
ABSTRAKCiamsi merupakan sebuah ritual yang dikenal masyarakat Cina untuk melihat peruntungan dan nasib seseorang melalui bilah bambu. Nomor yang tertera pada setiap bilah bambu berisikan syair-syair Cina kuno dipercayai sebagai jawaban dari ?? Shenming Dewa atas berbagai permasalahan yang ditanyakan oleh pengunjung yang melakukan ritual tersebut. Sarana Ciamsi yang disediakan pada setiap kelenteng berupa bilah bambu telah menjadi bagian tradisi yang diikuti oleh pengunjung kelenteng. Makalah ini membahas tentang ritual ramalan Ciamsi di Kelenteng Boen Tek Bio yang terletak di Tangerang beserta kajian budaya atas keyakinan tradisional ini.
ABSTRACTCiamsi is a ritual that is known by the Chinese people to discover one rsquo s luck and fortune by using divinatory sticks. Numbers in each divinatory stick that correspond with an ancient Chinese poem believed to be an oracle from the Shenming Deities for any problem that is questioned by the temple visitors. Ciamsi that involves divinatory sticks in every temple has been one of the traditions followed by temple visitiors. This paper discusses Ciamsi ritual and cultural studies about this traditional belief at the Boen Tek Bio temple which is located in Tangerang."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library