Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apipudin
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Iskandar
"Elipsis adalah perwujudan penggunaan bahasa secara ekonomis tanpa mengurangi informasi yang hendak disampaikan pembicara atau penulis. Elipsis dapat dikenali dengan melihat adanya pelesapan unsur-unsur kalimat yang memenuhi bentuk gramatika suatu bahasa. Elipsis yang diteliti dalam skripsi ini adalah elipsis bahasa Arab. Penelitian tentang elipsis bahasa Arab telah dilakukan dengan tujuan mengetahui wujud elipsis yang terdapat dalam bahasa Arab. Metode penelitian yang ditempuh adalah dengan menggunakan metode simak. Adapun korpus data yang dijadikan bahan penelitian adalah sebuah artikel berbahasa Arab berjudul A1-Mara':u Wa Kayfa'Amalahal-Islam/'Wanita dan bagaimana sikap Islam Terhadapnya_. Artikel tersebut diambil dari buku A1-' Arabiyyah Lin-Nastyi'in/ jilid VI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60 % dari data yang diteliti merupakan kalimat-kalimat tak lengkap (mengandung pelesapan satu atau beberapa unsur-unsur gramatikal). Adapun wujud pelesapan yang didapati, ditinjau berdasarkan fungsi berbentuk pelesapan musnad 'ilaih (subyek) +68%, pelesapan musnad (predikat) +7%, maf'ul bih (obyek) +16% dan al-hal (keterangan) +7%."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hamdan Basyar
"/wa/ merupakan salah satu partikel dalam Bahasa Arab, seperti halnya 'aw, 'an, min dan yang lainnya. Sebagai partikel, /wa/ mempunyai peranan yang sangat rumit dalam struktur gramatikal Arab. Contoh ujaran berikut akan memperlihatkan hal itu. Masya Muhammadun wa hasanun _Muhammad dan Hasan berjalan_; masya muhammadun wa al-nila _Muhammad berjalan bersama sungai nil_ (=sepanjang); nama _umaru wa yaduhu _ala ra_sihi _ Umar tidur, sedang tangannya diatas kepala _; wa al-layli _ _ Demi malam _; wa laylin ka mawji al-bahri _arkha sudulahu _alayya _Beberapa malam bagaikan ombak laut, telah menurunkan layarnya di atasku_; wa zaydah _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S13273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarpin
"Dalam bab pendahuluan ini penulis akan mengemukakan beberapa masalah yang berhubungan dengan pembatasan. Ayat 85 surat al-'isra' a1-qur'an al-karim berbunyi: /wa ma ' utitum min al-'ilmi 'illa qalilan/ ' Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit .Di samping tertarik dengan ayat ini yang secara im-plisit mengandung pengertian, agar kita tidak merasa puas dengan ilmu yang telah kita peroleh dari Tuhan, penulis ju_ga tertarik dengan strukturnya sebagai salah satu titik to_lak latar belakang pembatasan karya ini.Ayat tersebut di atas, mengandung pengertian pemba_tasan yang ditandai dengan unsur-unsur pokok pembatasan bahasa Arab, yaitu; /ma/ ' tidak dan _ila/ ' kecuall atau melainkan ', yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan kata ' hanya ' atau ' saja '..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeharti Soesani Moeimam
"Teori dari Keenan dan Comrie (1977), hierarki keterjangkauan/HT (accessibility hierarchy), digunakan sebagai ancangan awal untuk tin¬jauan perbandingan antara klausa relatif bahasa Belanda dan bahasa Indonesia berdasarkan pertimbangan bahwa teori ini pernah diterapkan oleh Keenan dan Comrie pada pembahasan baik klausa relatif dari bahasa Indo Eropa (misaInya bahasa Jerman) maupun klausa relatif dart bahasa Austronesia (misalnya bahasa Batak Toba). Hierarki keterjang¬kauan adalah suatu teori yang memperlihatkan adanya hierarki, sebagai ciri utama dari kaidah berimplikasi, dari posisi-posisi frasa nominal. Posisi frasa nominal itu didasarkan pada fungsi dari suatu konstituen (dalam hal ini: penghubung) yang koreferensial dengan konstituen in¬duk (dalam hal anteseden) dalam klausa relatif. Apabila dalam suatu bahasa terdapat suatu bentuk klausa relatif, berarti terdapat penggunaan P (berkoreferensi dengan anteseden) dengan fungsi tertentu dalam klausa relatif yang sejajar dengan posisi frasa nominal dalam HT.
Hasil penerapan HT pada klausa relatif bahasa Belanda menunjukkan ketaatan bahasa itu terhadap kaidah berimplikasi dari HT. Penentuan posisi frasa nominal yang didasarkan pada fungsi penghubung dalam klausa relatif dengan mudah dapat dilakukan. Berbeda dengan bahasa Belanda, penerapan HT pada bahasa Indonesia mengalami hambatan. Fungsi penghubung dalam klausa relatif bahasa Indonesia perlu lebih dahulu di. identifikasikan. Berdasarkan pengidentifikasian tersebut, terlihat bahwa di dalam bahasa Indonesia pembedaan antara OL dan OTL, seperti dalam bahasa Belanda, tidak relevan. Dengan pembedaan antara OL dan OTL tidak relevan, berarti teori HT (SU > OL > OTL KM >GEN OPEM) sebenarnya (Adak berlaku untuk bahasa Indonesia. Untuk itu, dalam penelitian ini, sesuai dengan keadaan bahasa Indonesia, disusun model teori lain dengan prinsip hierarki yang dipertahankan tetap se¬jajar dengan teori HT. Dalam model teori ini, posisi tidak lagi di¬dasarkan pada fungsi penghubung tetapi pada peran penghubung dalam klausa relatif, sehingga terbentuk model teori seperti berikut:"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
T39934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursyidi
"ABSTRAK
Bahasa Arab yang menjadi bahasa al-Quran merupakan bahasa baku bagi bangsa yang mempergunakannya, dan meng_kandung nilai sastra yang tinggi, yang tak seorang pun dapat menandinginya. Susunan kata dan kalimatnya sangat indah dan tepat dalam pemilihan katanya. Banyak kata yang mengandung makna retoris, sehingga memerlukan alat penafsir untuk memahaminya. Alat tersebut antara lain ilmu al-'Balaghah
Pada saat ilmu pengetahuan, khususnya bidang filsafat berkembang (abad II H) ada satu kelompok yang dikenal dengan nama golongan Muktazilah memperkenalkan bahwa da_lam al-Quran banyak kata yang retoris, sehingga dalam menafsirkannya tidak cukup dengan makna hakiki, akan te_tapi juga dengan makna majasi. Mereka mengambil contoh antara lain: yadu al-'allahi fawoa 'aydihim.... 'Tangan Allah di atas tangan mereka...' (Q, 48: 10) Kata yadu tidak mengandung makna hakiki, yaitu 'tangan', akan tetapi mengandung makna majasi, yaitu oud

"
1986
S13277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joice Intan N. Adam
"ABSTRAK
Fungsi kata ganti sebagai salah satu jenis kata ti_dak kecil di dalam perkembangan suatu bahasa. Meskipun demikian, hingga kini penyelidikan mengenai segi kebahasa - an ini sangat kurang dilakukan. Karena itulah diketengahkan kata ganti sebagai pokok penelitian, khususnya kata ganti di dalam bahasa Arab.
sebagaimana telah disebutkan di atas, fungsi kata ganti tidak kecil. Misalnya di dalam bahasa Latin,kata ganti yang dipakai mula-mula hanya memiliki satu kata ganti orang kedua tunggal yaitu tu (Brown dan Gilman, 1960:254). Pada masa.itu sebenarnya ada dua kaisar yang berkuasa,satu di Roma dan yang lainnya di Konstantinopel. Pada abad, keempat,pembaharuan Diocletanius pada kekaisaran, secara ad_ministratif kekuasaan disatukan walaupun negara tetap di perintah oleh dua kaisar. Akibatnya kata-kata yang ditujukan untuk seorang kaisar berarti untuk kedua kaisar tersebut. Untuk ini digunakan vos yang berarti kata ganti orang kedua jamak. Selain itu seorang kaisar merupakan wakil rakyat dan dapat...

"
1985
S13283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjanah
"Bahasa Arab mempunyai beberapa obyek yang biasa disebut dengan maf'ul. Maf'ul selain mempunyal pengertian obyek juga berkaitan dengan istilah keterangan (dalam bahasa Indonesia). Skripsi ini mengkhususkan penulisan pada masalah keterangan yang dalam bahasa Arab disebut maf'ul fih sebagai istilah yang dipakai oleh mazhab Kufah dan zarf istilah yang dipakai oleh mazhab Basrah. Maf'ul fih atau zarf ini dibagi lagi menjadi dua yaitu zarf al-makan (keterangan tempat) dan zarf az-zaman (keterangan waktu). Keterangan waktu ini akan lebih dikhususkan d lain tulisan ini. Zarf az-zarnan mempunyai isim yang biasa disebut dengan isim az-zaman. Pada hakekatnya sintaksis bahasa Arab membedakan kedua nama (zarf az-zaman dan isim az-zaman tersebut di atas, karena zarf az-zaman masuk pada tataran fungsi sedangkan isim az-zaman masuk pada tataran kategori. Kedua perbedaan ini menjadi sangat jelas ketika sudah masuk pada struktur suatu kalimat dalam bahasa Arab, baik perbedaan dari segi fungsi maupun dari segi kasus. Isim az-zaman pada tataran kategori dapat berfungsi sebagai subyek, predikat, obyek maupun sebagai keterangan. Kasus isim az-zamanpun akan berbeda-beda pada setiap fungsi dalam suatu kalimat, sesuai dengan fungsi yang didudukinya. Zarf az-zaman pada tataran fungsi. akan selalu men,jadi zarf az-zaman (keterangan waktu) itu sendiri dan berkasus sesuai dengan kedudukannya sebagai zarf az-zaman, yaitu indeklinatif akusatif dengan pengecualian-pengecualian tertentu. Zarf az-zaman mempunyai isim pengganti selain isim az-zaman, tetapi bekerja dan berfungsi sesuai dengan zarf az-zaman. Isim ini dalam bahasa Arab disebut naibu zarf az-zaman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Ekaputra
"ABSTRAK
Bahasa apa saja di dunia ini tentu mempunyai masalah dan kesukaran dalam usaha pengajarannya. Hambatan-hambatan itu bisa berupa kesukaran dalam pengucapan, maupun dalam struktur gramatikanya. Bahasa Arab yang merupakan salah sa_tu bahasa yang terpenting saat ini (dipakai diforum UNESCO PBB),tentu tidak luput dari hambatan-hambatan tersebut.A.S. Tritton (1978) tidak mengingkari bahwa bahasa Arab me_rupakan bahasa yang sukar di pela jari :
Arabic is not an easy language to learn; both the script and the ,structure are quite unlike that of any European language
Untuk .itu kami mencoba menganalisis secara kontrastif sistem jamak dalam bahasa Arab (bA) dan bahasa Indonesia (bI) sekadar untuk menambah masukan bagi mereka yang ingin mempelajari dan mendalami pengetahuan bahasa Arab dan untuk men_dapatkan perbandingan yang jelas dengan sistem jamak yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
Walaupun kedua bahasa ini mempunyai asal-usul yang berbeda, namun penelitian dapat dilakukan berdasarkan unsur-unsur...

"
1985
S13438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Lesmana
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian lama kian melaju. Di sana-sini timbul pendapat, pikiran serta teori-teori baru. Sebagai salah satu unsur bahasa, kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan tersebut. makin banyak pendapat, pikiran serta teori-teori baru ditemukan, makin banyak pula kata-kata yang dipergunakan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>