Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bahari
"Ajektiva Bahasa Arab yang diistilahkan dengan al-nabtu atau al-sifatu memiliki fungsi atributif atau predikatif. Kedua fungsi itu ditandai oleh ciri morfem gramatikalnya: kasus, jenis, jumlah, dan ketakrifan. Para ahli Bahasa Arab berbeda pendapat dalam menetap_kan ajektiva dalam kerangka kategori gramatikal. Ada yang mengatakan ajektiva sebagai kategori gramatikal dan ada pula yang menetapkan ajektiva sebagai sub-kategori gramatikal nomina. Kesamaan pandangannya terletak dalam menganalisis ajektiva. Mereka ahli Bahasa Arab, seperti Ibn Aqil dan Peter F. Abboud mengatakan bahwa ajektiva dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan sintaksis dan morfologis. Ujud morfologis yang berfungsi sebagai atributif ditandai oleh kesarnaan makna dan morfem gramatikalnya de_ngan nomina, yakni jenis, kasus, jumlah, dan ketakrifan. Sedangkan ujud morfologis yang berfungsi sebagaii predika_tifditandai oleh bentuknya derivatif dan dapat menempati fungsi atributif. Ujud morfologis yang memperlihatkan perilaku semacam itu diklasifikasikai ke dalam ajektiva."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mella Sabina
"ABSTRAK
Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini memiliki sifat unik sekaligus universal. Sifat unik bahasa menyebabkan perbedaan antarbahasa dan sebaliknya sifat universal memungkinkan adanya persamaan antarbahasa. Bertitik tolak dari kenyataan ini, penulis tertarik untuk mencari persamaan dan perbedaan bentuk dan posisi (dalam frase nominal) adjektiva kualifikatif antara bahasa Perancis (BP) dan bahasa Indonesia (BI). Untuk itu, dilakukan analisis dengan suatu metode yang disebut analisis kontrastif.
Untuk melakukan penelitian ini, konsep-konsep yang digunakan, yaitu satuan-satuan gramatikal dan adjektiva kualifikatif diancang dari teori distributional.
Setelah mendapat hasil analisis kontrastif 2 sistem adjektiva kualifikatif, diketahuilah persamaan dan perbedaan yang ada pada kedua sistem itu. Gambaran yang diperoleh dari perbandingan BP dan BI adalah bahwa dari segi bentuk adjektiva kualifikatif BP dan BI lebih banyak persamaan daripada perbedaannya, yaitu: (1) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif yang berbentuk morfem, sistem derivasi dan sistem komposisi. Perbedaan, satu bentuk dalam BP tidak selalu sama dalam BI. (2) Pada masing-masing adjektiva kualifikatif umumnya berbentuk morfem. Bentuk yang jarang ditemui adalah bentuk sintem komposisi BP dan bentuk sintem derivasi BI. (3) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif bentuk sintem derivasi yang terbentuk dari hasil derivasi nomina dengan sufiks; bentuk sistem komposisi yang terbentuk dari penggabungan adjektiva kualifikatif dengan adjektiva kualifikatif atau adjektiva kualifikatif dengan nomina. Perbedaannya, bentuk sistem derivasi BI tidak dapat terbentuk dengan prefiks dan pelekatan sufiks hanya dapat pada nomina, sedangkan dalam BP, sufiks dapat dilekatkan pada verba atau adjektiva kualifikatif. Dalam BP bentuk sistem komposisi dapat terbentuk dari preposisi dan nomina, sedangkan dalam BI tidak dapat.
Dari hasil pembandingan posisi adjektiva kualifikatif BP dan BI dalam frase nominal, diperoleh gambaran oleh adalah bahwa lebih banyak perbedaannya daripada persamaannya: (1) Persamaan terletak pada posisi sesudah nomina. Dalam BP dan BI, struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah Determinator-Nomina-Modifikator (D-N-M). Perbedaannya, dalam BP, adjektiva kualifikatif tidak dapat ditempatkan pada posisi sebelum nomina; kecuali pada kasus adjektiva kualifikatif mantan. Struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah D-M-N. (2) Perbedaan yang lain adalah bahwa adjektiva kualifikatif BP tertentu memiliki kemungkinan menempati posisi sebelum dan sesudah nomina; hal yang tidak mungkin terjadi dalam bahasa Indonesia. (3) Dalam BP, penempatan adjektiva kualifikatif dalam frase nominal sudah banyak yang menyimpang dari aturan; dalam bahasa Indonesia hanya satu.
Akhirnya, diharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi masukan bagi bidang pengajaran bahasa asing, penerjemahan dan linguistik.

"
1989
S14328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Brantakesuma
"ABSTRAK
Dalam pemakaiannya ajektiva tingkat komparatif (bol'she) 'lebih besar/banyak', (men'she) 'lebih kecil/sedikit',(luchshe) 'lebih baik' dan (xuzhe) 'lebih buruk' dapat mengalami perubahan makna dari ajektiva tingkat-komparatif menjadi ajektiva tingkat superlatif. Skripsi ini mempunyai tujuan membuktikan dan memberikan gambaran mengenai pemakaian ajektiva tingkat komparatif tersebut, serta struktur dan fungsinya secara semantik dalam suatu konteks kalimat atau wacana.
Data-data yang digunakan adalah data tertulis, yang dimabil dari buku-buku karya sastra pengarang Rusia A. P. Chekov, sebanyak 7 cerita pendek. Secara semantik ajektiva tingkat komparatif (bol'se),(men'she), (luchshe) dan (xuzhe) mempunyai fungsi untuk membandingkan kualitas benda dan untuk menekankan makna konteks kalimat. Dalam pemakaiannya ditemukan bahwa penambahan prefiks (po-) pada ajektiva tingkat komparatif tersebut menimbulkan bentuk dan makna lain dari ajektiva tingkat komparatif, yaitu nuansa bentuk dan makna ajektiva tingkat komparatif. Serta, jika ajektiva (bol'she), (men'she), (luchshe) dan (xuzhe) berangkaian dengan pronomina (ves') 'semua/seluruh/ segala' dan partikel ingkar (no) 'tidak' akan terjadi perubahan makna tingkat komparatif menjadi makna tingkat superlatif. Perubahan makna tersebut disebabkan oleh pengaruh semantik dari prefiks (po-), pronomina (ves') dan partikel ingkar (ne) dalam konteks kalimat atau wacana. Namun tekanan kata yang terdapat pada frasa ajektival tersebut tidak mempunyai pengaruh apapun tarhadap perubahan makna tersebut.

"
1989
S15099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Prasetiani
"Penelitian ini bertujuan tmtuk mendeskripsikan masalah deiksis dalam bahasa Arab dan untuk meugetahui kata-kata dalam bahasa Arab apa saja yang dapat diidentifikasikan bersifat deiksis juga untuk mengetahui kapan kata-kata tersebut bersifat deiktis atau nondeiktis.
Ancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah ancangan kualitatif . Penelitian ini terbatas pada analisis kosakata bahasa Arab ragam standar ahalm yang terdapat pada Al-Qur'an dan surat kabar. Data diperoleh dari beberapa sumber data seperti Al-Qur'an, beberapabuku pelajaran bahasa Arab, dan surat kabar.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa deiksis dalam bahasa Arab mencakup lima jenis deiksis yaitu deiksis persona, ruang, waktu,, social, dan wacana. Pada deiksis persona, semua bentuk pronomina persona dalam bahasa Arab dapat dikategorikan sebagai deikais, sedangkan pada deiksis ruang dan waktu, tidak semua kosakata yang mempunyai makna ruang dan waktu dapat dikategorikan sebagai deiksis. Dalam kosakata bermakna ruang, yang termasuk deiksis adalah pronomina demonstra of dan beberapa verba yang menyatakan perpindahan lokasi.
Pada deiksis waktu, bahasa Arab mengenal kosakata yang menunjukkan waktu yang absolut dan tidak absolut. Konteks kalimat sangat mempengaruhi kosakata- kosakata yang bermakna ruang atan waktu tersebut dalam menentukan sifat kedeiktisannya Acuan kata-kata yang bersifat deiktis harus bertitik labuh pada pembicara.
Bahasa Arab juga mengenal tingkatan sosial yang mempeugaruhi pegggunaan beberapa kata yang berhubungan dengan penghormatan terhadap Para petiuggi pemerintahan dan bersifat deiktis. Dalam wacana berbahasa Arab terdapat beberapa ungkapan yang merupakan penghubung antar tema dalam wacana dan penggunaan ungkapan tersebut bertitik labuh pada penulis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Lesmana
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
492.7 MAM b (1);492.7 MAM b (2);492.7 MAM b (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyani
"Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa literatur yang ditulis oleh para ahli tata bahasa Arab diketahui bahwa pembahasan negasi hanya dibahas secara parsial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif mengenai negasi dalam bahasa Arab pada tataran sintaksis. Penelitian ini menggunakan metode telaah teks secara berulang-ulang. Ketika ditemukan kalimat berpartikel negatif maka kalimat tersebut dikumpulkan dalam korpus data dan mengklasifikasikannya berdasarkan jenis, tipe dan bentuk kalimat. Kajian pustaka Negasi dalam bahasa Arab ini dilakukan dengan mengemukakan teori kalimat menurut Kentjono dan Soepamo, teori-teori yang membahas tentang partikel negatif menurut para ahli bahasa Arab di antaranya menurut al-Ghalayini, Wright, Haywood, Abboud, Holes, dan Kapliwatzky. Kerangka teori memuat mengenai teori kalimat berdasarkan jumlah klausanya yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk, teori konsep kalimat dalam bahasa Arab, kasus dan modus serta struktur kalimat bahasa Arab baik afirmatif maupun negatif yang merupakan arahan dalam pembuatan analisis. Dalam analisis Negasi dalam Bahasa Arab dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan adanya partikel negatif yang menegasikan secara total atau menegasikan kalimat dan yang menegasikan sebagian yaitu menegasikan unsur-unsur kalimat yang terbagi atas penegasian terhadap subjek, predikat, objek dan keterangan. Selain itu untuk memudahkan dalam mengamati penegasiannya, contoh-contoh kalimat dilengkapi dengan diagam pohon. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diperoleh informasi yaitu diketahui bahwa ada beberapa partikel negatif yang dapat digunakan untuk menegasikan kalimat adalah partikel la: nafiyatu liljinsi, La: na:fiyah, dan verba laysa. Partikel negatifyang menegasikan unsur kalimat subjek yaitu partikel ghaira, partikel yang menegasikan predikat yaitu partikel la-, lam, lam, ma: ghaira dan verba laysa. Partikel yang menegasikan objek yaitu partikel ghaira dan partikel yang menegasikan keterangan yaitu nomina du:na."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Munandar
"Setiap nomina yang hadir dalam klausa bahasa Arab mempunyai pemarkah yang menunjukkan jenis, jumlah, kasus, dan ketakrifan nomina tersebut. Pada skripsi ini, penulis membahas kasus yaitu kategori gramatikal dari nomina, frase nomina, pronomina, atau ajektiva yang memperlihatkan hubungan dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis. Ada tiga macam kasus dalam bahasa Arab, yaitu /raf'-/ 'nominatif', /nasb-/ 'akusatif', dan /jarr-/ 'genetif'. Kasus suatu nomina menunjukkan bahwa nomina tersebut menduduki fungsi tertentu dalam sebuah klausa. Kasus nominatif dapat menempati fungsi subyek dan predikat yang berupa frase nominal dan frase ajektival. Kasus akusatif dapat menempati fungsi obyek dan keterangan yang berupa maf'ul mutlaq, maf'ul lah, maf'ul fih, tamyiz, dan al-hal. Kasus genetif dapat menempati fungsi sebagai predikat, obyek, dan keterangan. Semuanya berupa frase preposisional. Setiap nomina dalam bahasa Arab mengalami perubahan kasus. Perubahan kasus itu ada yang ditandai dengan berubahnya sufiks infleksi (SI). Nomina yang demikian disebut nomina /mu_rab-/. Selain nomina tersebut ada nomina /mabniy-/ yaitu nomina yang perubahan kasusnya tidak ditandai dengan kehadiran dan perubahan sufiks infleksi. Pada skripsi ini, penulis hanya membahas nomina mu'rab. Setelah menganalisa nomina-nomia yang berkasus tersebut dengan kerangka teori yang berupa unsur-unsur nomina dasar dan derivatif bahasa Arab yaitu R + Dj + Si-Kj + Dk maka dapat diketahui penanda masing-masing kasus tersebut. Penanda kasus nominatif adalah SI /u/ untuk nomina tunggal, jamak beraturan feminin, dan jamak tak beraturan; SI /ani/ untuk nomina dual; SI /a/ untuk nomina dual sebagai mudhaf; SI /una/ untuk nomina jamak beraturan maskulin; SI /u/ untuk nomina jamak dan _nomina yang lima' yang menjadi mudhaf. Penanda kasus akusatif adalah SI /a/ untuk nomina tunggal dan jamak beraturan, SI /ayni/ untuk nomina dual, SI /ay/ untuk nomina dual sebagai mudhaf, SI /ina/ untuk nomina jamak beraturan maskulin, SI /i/ untuk nomina jamak beraturan maskulin sebagai mudhaf, SI /i/ untuk nomina jamak beraturan feminin, dan SI /a/ untuk 'nomina yang lima' sebagai mudhaf. Penanda kasus genetif adalah SI /i/ untuk nomina tunggal, jamak beraturan feminin, dan jamak tak beraturan kecuali sighat muntaha al-jumu' dan kata sifat yang tak-akrif;. Sl /ayni/ untuk nomina dual; SI /ay/ untuk nomina dual yang menjadi mudhaf; SI /ina/ untuk nomina jamak beraturan maskulin; SI /i/ untuk nomina jamak beraturan maskulin dan 'nomina yang lima' yang menjadi mudhaf; SI /a/ untuk sighat. muntaha_al-jumu' dan kata sifat ghairu munsarif yang tak takrif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apipudin
"ABSTRAK
Relative clause (KR) in Arabic Language is an additional constituent describing a nominal head (FN hulu) in sentences. Its location in sentences is always behind the nominal head. Between the nominal head and the relative clause, there is a relative pronoun (PR), which relates both of them. The arrangement is like this: nominal head + relative pronoun + relative clause (FN hulu + PR + KR).
In Arabic, relative clause acts like an adjective. There are two reasons that show that relative clause function like an adjective. First, relative pronoun must concord with the nominal head in number, case, and gender. Second, a pronoun that is co-referential with nominal head must appear in the relative clause.
In the Arabic language, there are three things have to be concerned. First, the location of the nominal head is always before the relative pronoun and the relative clause. Second, relative pronoun always appears if the nominal head is a definite noun, and disappears after an indefinite nominal head. Third, the relative pronoun man will appear if the nominal head syahsurr `someone' is deleted, and the relative pronoun ma will appear if the nominal head syai'un `something' is deleted.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjoa, Tiong Kwan
"Kita tak dapat membajangkan sebuah bahasa tanpa kata-kata. Kata-kata merupakan unsur penting dari bahasa. Kata-kata jang terdapat didalam sebuah bahasa lazim disebut perbendaharaan kata . Dengan bertambahnja pengetahuan pemakai bahaa, dengan bertambah madjunja masjarakatnja, bertambah kaja pula perbendaharaan katanja. Kata-kata baru timbul, tetapi ada djuga kata-kata jang usang, jang makin lama makin menghilang dari pergaulan sehari-hari, dan achirnja hanja terdapat dalam buku-buku lama sadja. Untunglah djumlah kata jang timbul itu djauah lebih besar daripada jang menghilang. Disamping kedua matjam kata itu masih ada lagi kata-kata jang tetap bertahan, tahan udji sepandjang masa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1958
S11270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah
"Penelitian ini bertujuan untuk memerikan preposisi /li/ agar dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang perilaku sintaktis dan semantisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengkartukan kalimat Bahasa Arab yang mengandung preposisi /li/ yang diambil dari al-Qur'an, kemudian mengklasifikasikan data. Berdasarkan data yang terkumpul, hasilnya menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) macam struktur preposisi /li/, yaitu : /li/ + pro, /li/ + N, dan /li/ + FN. Dilihat dari segi makna berhasil ditemukan 10 (sepuluh) macam makna preposisi /li/, yaitu : al-milk, at--tamlik, /li/ bermakna ila/, at--tablig, /li/ bermakna /fi/, /li/ bermakna /bi/, /li/ bermakna /ba'da, /li/ bermakna /'inda/, al-isti'la' dan at-ta'lil."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>