Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Bachtiar Effendi
"ABSTRAK
Bahasa adalah suatu sistem. Artinya bahasa merupakan sejumlah unsur-unsur yang terkumpul secara beraturan (Kri_dalaksana, 1982: 2). Karena merupakan suatu sistem maka setiap bahasa memiliki aturan-aturan sendiri yang tidak terdapat dalam bahasa lain. Penerjemahan yang baik adalah menerjemahkan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dengan memperhatikan struktur dan pola bahasa sasaran. Tujuan penulisan ini untuk menemukan ciri Al-Qasr dalam surat A1-Baqarah serta menentukan maknanya. Dengan demikian diharapkan akan dapat membantu para pembaca dalam memahami makna A1-Qur'an dengan tepat. Tujuan lainnya adalah agar mereka dapat menghayati segi retorika kitab suci tersebut. Data utama dalam penulisan ini adalah ayat-ayat dalam surat Al-Baqarah. Selain itu juga berasal dari penelitian kepustakaan dengan menelaah buku-buku dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang menyangkut Ilmu Ma'ani, khusus_nya tentang Al-Qasr.

"
1990
S13421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Mahdi
"ABSTRAK
Istifham adalah pertanyaan. Dalam Ilmu Ma'ani (salah satu cabang ilmu retorika Arab) tidak setiap bentuk istifham menyatakan makna tanya asli. Dr. Mahmud Syaykhun dalam kitabnya Muhadarat fi Al-'Ilmi Al-Ma'ani mengatakan, bahwa bentuk istifham yang menyatakan makna lain ada 18 macam disamping menyatakan makna tanya asli masing-masing. Makna-makna lain dari bentuk istifham, yaitu: ingkar, takjub, pengagungan, angan-angan, penghinaan, hal yang menakutkan, kecewa, hal menganggap lambat, hal menganggap jauh, peringatan pada kesesatan, kerinduan, larangan, amar, peniadaan, penyamaan, penetapan, olok-olok dan ancaman. Surat Al-Baqarah merupakan surat terpanjang diantara surat-surat lainnya dalam Al-Qur'an dan banyak mengungkapkan kalimat istifham, baik istifham bermakna tanya asli atau pun bermakna lain. Dari 286 ayat dalam surat Al-Baqarah terdapat sebanyak 49 kalimat istifham dalam 39 ayat. Kalimat istifham dalam surat Al-Baqarah menyatakan makna: ingkar, takjub, pengagungan, angan-angan, hal menganggap lambat, hal menganggap jauh, peringaten pada kesesatan, kerinduan, larangan, amar, peniadaan, penetapan, penyamaan dan olok-olok.

"
1989
S13287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asiah
"Nur Asiah. Partikel /wa/ dalam QS. AI-Baqarah : Analisis Sintaktis. (Di bawah bimbingan Bapak Apipudin, S.M., S.S., M.Hum.). Program Studi Arab, Jurusan Asia Barat Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000.Skripsi dengan judul tersebut di atas dibuat dengan tujuan untuk mendeskripsikan partikel /wa/ dalam QS. al-Baqarah secara sintaktis. Tinjauan I. sintaktis meliputi klfsifikasi partikel twat bahasa Arab, pengertian dari tiap-tiap partikel /wa/ tersebut, kemudian fungsi dari setiap twat atau tataran sintaktis yang dihubungkan oleh masing-masing twat, dan kasus nomina atau modus verba yang terletak sebelum dan sesudah twat. Partikel /wa/ bahasa Arab dapat diklasifikasikan menjadi sebelas macam dengan berbagai fungsi dan maknanya yang berbeda-beda. Partikel /wa/ tersebut adalah : /wa/ ataf, twat maf'u/ ma ah, /wa/ ma'iyyat, twat gasam, /wa/ rubba, /wa1 hal, twat isti?naf, twat za:?ida:t, twat sarfi, twat aama:niyat, dan /wa/ al-nntbdalat nnn hamzati al-?istiJha:nt.Dari kesebelas jenis twat dalam bahasa Arab, hanya ditemukan empat macam partikel twat dalam QS. al-Baqarah. Partikel twat tersebut adalah : twat 'a/elf yang berfungsi dan bermakna penggabungan. Biasanya makna yang digunakan adalah dan. Kedua yaitu twat isti?naf yang berfungsi untuk memulai sebuah kalimat. Ia dapat berada di awal kalimat, setelah tanda berhenti (wagaf) atau di tengah kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Letmiros
"Amar adalah perintah dan nahi adalah larangan. Dalam Ilmu Ma'ani (salah satu cabang ilmu retorika Arab) tidak setiap bentuk amar menyatakan makna hakiki (perintah) dan tidak pula setiap bentuk nahi menyatakan makna hakiki (larangan). Bentuk amar itu ada empat: verba amar, verba mudari_ bercambung lam amar, masdar pengganti verba amar dan isim verba amar. Sedangkan nahi hanya mempunyai satu bentuk, yaitu verba mudari' yang didahului lam nahiyyah. Bentuk amar dan bentuk nahi bisa menyatakan makna yang bemacam- macam. Untuk menentukan makna amar dan makna nahi tersebut, perlu diketahui: (1) Siapa yang memberi amar dan kepada siapa amar itu ditujukan, (2) Apa tujuan amar itu dan (3) Dalam situasi bagaimana amar itu diberikan. Almarhum Ahmad al-Hasyimi dalam kitabnya, Jawahir al - Balaghah mengatakan bahwa bentuk amar menyatakan 18 makna dan bentuk nahi menyatakan 12 makna di samping menyatakan makna hakiki masing-masing. Makna-makna lain dari amar itu adalah: doa, permohonan, petunjuk, angan-angan, penghinaan, melemahkan, mempersamakan, ancaman, pilihan, membolehkan, penciptaan, penghormatan, pemberian, ketakjuban, pelajaran, perizinan, keterus-terusan dan pendidikan. Sedangkan makna-makna lain dari nahi adalah: doa, permohonan, petunjuk, keterus-terusan, keterangan akibat, keputusasaan, angan-angan, ancaman, kebencian, celaan, bujukan dan kehinaan. Dalam surat AI-Baqarah--salah satu surat terpanjang di antara 114 nama surat dalam Al-Qur'an - terdapat 204 kata-kata amar pada 139 ayat dan 41 kata-kata nahi nada 34 ayat. Kata-kata amar dalam surat Al-Baqarah menyatakan makna: hakiki, doa, petunjuk, melemahkan, penghinaan, permohonan, ancaman, membolehkan, penghormatan, pilihan, pemberian dan keterus-terusan. Sedangkan kata-kata nahi dalam surat Al-Baqarah hanya menyatakan makna: hakiki, petunjuk dan doa. Dengan mengetahui makna amar dari makna nahi dalam surat Al-Bagarah ataupun dalam surat-surat yang lain akan dapat membantu orang Islam dalam usaha memahami Kitab Suci mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makyun Subuki
"Sebagian ahli berpendapat bahwa pemahaman teks bergantung kepada hubungan antar elemen yang terdapat dalam teks secara eksplisit. Sebaliknya, sebagian lain berpendapat bahwa pemahaman teks tidak bergantung kepada elemen yang terdapat secara eksplisit, tetapi lebih lebih bergantung kepada hal lain yang tidak terdapat dalam teks secara eksplisit. Yang pertama sangat terkait dengan kajian kohesi, sedangkan yang kedua sangat terkait dengan kajian koherensi.
Penelitian ini berkaitan dengan hubungan kohesi dengan koherensi dalam pemahaman teks surat Al-Baqarah. Pemilihan surat Al-Baqarah sebagai data dalam penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa Arab klasik yang terdapat dalam Al-Quran merupakan bahasa Arab yang bake (fusha) yang hingga saat ini digunakan dalam korespondensi resmi, pemerintahan, diplomasi, dan dijadikan model dalam penciptaan puisi dan prosa. Al-Baqarah sebagai bagian dari AI-Quran dianggap sebagai puncak Al-Quran (fustal al qurim), yaitu representasi terbaik dari Al-Quran, baik dari segi bahasa maupun dari segi tema.
Untuk melihat hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam surat AI-Baqarah, saya mengidentifikasi peranti kohesi yang terdapat dalam surat Al-Baqarah dan selanjutnya mengujinya dengan penghilangan peranti kohesi tersebut dan atau dengan menghubungkan peranti tersebut dengan proses pemahaman. Selain itu, untuk memahami dengan lebih baik hubungan kohesi dan koherensi dalam bahasa Arab, penelitian ini memanfaatkan juga beberapa bidang yang terdapat dalam balagah dan `ulurn Al-Qur'an.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat tiga kecenderungan hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam teks. Pertama, koherensi yang diwujudkan melalui peranti kohesi dalam surat Al-Baqarah sebagian besar dicapai bukan melalui perwujudan satu peranti kohesi saja, melainkan oleh beberapa peranti kohesi sekaligus. Kedua, kadangkala koherensi tetap terjaga meskipun tidak terdapat perwujudan peranti kohesi. Maksudnya, pemahaman teks kadangkala tidak bergantung kepada, atau tidak membutuhkan, perwujudan peranti kohesi, melainkan kepada "pangetahuan dunia". Begitu pula sebaliknya, perwujudan kohesi kadang kala tidak dibutuhkan dalam proses pemahaman teks. Ketiga, perwujudan peranti kohesi kadangkala sangat berkaitan dengan intensi tertentu yang dikehendaki penutur, sehingga sangat berguna proses pemahaman teks.

Some linguists think that text understanding is depended on relation of text elements that explicitly marked. Conversely, other linguists think that text understanding is not depended on relation of text elements that explicitly marked, but rather on the other properties which are not explicitly obtained in the text. The first study is related to the theory of cohesion, and the second is related to the theory of coherence.
This research related to the relation between cohesion and coherence in text understanding, that is sum Al-Baqara. The use of Al-Baqara as the source of data is based on the fact that classical Arabic in the Koran is standard Arabic (fusha) that used in formal correspondence, diplomation, and used as standard of poem and prose creation to the present time. As the part of the Koran, Al-Baqara is the greatest representation of the Koran, either linguistically or substantively, and known as the peak of the Koran (fustal al-qur'an).
Furthermore, in order to understand the relation between cohesive devices and achieved coherence within sura Al-Baqara, I identify and analyze those cohesive devices and examine them by elliding and or relating them in understanding process. In other way, in order to understand relation between cohesion and coherence in Arabic world, I use some concepts which are included in Malaga dan `ulum Al-Qur'an.
Based on the analysis of data, there are three tendencies of relation between cohesive devices and achieved coherence in the text. First, many coherences that achieved through cohesive devices in Al-Baqara are not achieved through one cohesive device only, but rather through some cohesive devices realized simoultanously. Second, there are coherences achieved within text that have no realization of cohesive device. In that the text understanding is often not depended on, or not necessary to, cohesive devices realized in the text, but rather depended on world view. Conversely, the realization of cohesive devices in text is often not necessary to text understanding. Third, there are realizations of cohesive devices that strongly related to speaker intended meaning, so that it can be very necessary to text understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T23028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Letmiros
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nuh Miqdad
"ABSTRAK
Nuh Miqdad. Abstrak sbb. Penelitian ini membahas tentang Prep bi dalam al-Quran surah al-Baqarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan padanan makna Prep bi pada surah al-Baqarah, serta melihat unsur-unsur yang mempengaruhi perpadanan Prep bi dalam bahasa sasaran yang dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif analitis berdasarkan pada teori terjemahan dan teori sintaksis. Teori terjemahan digunakan untuk mengetahui makna dan padanan makna Prep bi dalam bahasa sasaran. Sedangkan teori sintaksis digunakan untuk melihat struktur kalimat yang di dalamnya terdapat Prep bi untuk membandingkan teks bahasa sumber dengan teks bahasa sasaran. Hasil analisis mengungkapkan bahwa makna Prep bi yang terdapat dalam surah al-Baqarah berdasarkan makna Prep bi yang diajukan oleh al-Anshariy adalah al_ilsha:q _kelekatan_, al-muqa:balah _penyetaraaan_, at-ta`diyyah _transitifitas_, at_tawki:d _penegasan_, al-isti`a:nah _instrumentalitas_, al-musha:habah _kesertaan_, azh-zharfiyyah _adverbial_, dan al-gha:yah _tujuan_. Makna-makna tersebut mempengaruhi perpadanan Prep bi ketika diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Bentuk padanan yang muncul pun tidak hanya sama-sama berbentuk preposisi, tetapi mengalami pergeseran bentuk menjadi nomina, verba, adverbia dan konjungtor, pergeseran kelas menjadi frase preposisional dan frase verbal dan pergeseran intra-sistem menjadi zero"
2010
S13339
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhfid Hidayat
"Pembahasan mengenai semua jenis isti_arah dalam ayat Al-quran memerlukan pengetahuan yang luas, waktu yang lama, dan sumber data yang banyak. Selain itu mengandung permasalahan yang luas sekali. Bertitik tolok dari persoalan tersebut maka penulis dalam skripsi ini hanya membahas bagian dari isti_arah yaitu isti_arah tasriniyyah yang terdapat dalam beberapa ayat Al-quran dengan pokok bahasan mengenai musta_ar lah, musta_ar minhu, _alaqah, qarinah, dan aspek sastranya. Selain dari itu dalam skripsi ini penulis membahas tentang Al-qur_an dan hubungannya dengan ilmu Balagah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursyidi
"ABSTRAK
Bahasa Arab yang menjadi bahasa al-Quran merupakan bahasa baku bagi bangsa yang mempergunakannya, dan meng_kandung nilai sastra yang tinggi, yang tak seorang pun dapat menandinginya. Susunan kata dan kalimatnya sangat indah dan tepat dalam pemilihan katanya. Banyak kata yang mengandung makna retoris, sehingga memerlukan alat penafsir untuk memahaminya. Alat tersebut antara lain ilmu al-'Balaghah
Pada saat ilmu pengetahuan, khususnya bidang filsafat berkembang (abad II H) ada satu kelompok yang dikenal dengan nama golongan Muktazilah memperkenalkan bahwa da_lam al-Quran banyak kata yang retoris, sehingga dalam menafsirkannya tidak cukup dengan makna hakiki, akan te_tapi juga dengan makna majasi. Mereka mengambil contoh antara lain: yadu al-'allahi fawoa 'aydihim.... 'Tangan Allah di atas tangan mereka...' (Q, 48: 10) Kata yadu tidak mengandung makna hakiki, yaitu 'tangan', akan tetapi mengandung makna majasi, yaitu oud

"
1986
S13277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karwati
"ABSTRACT
Partikel la an-nafiyatu li l jinsi dalam Al-Qur'an: Analisis Sintaktis. Di bawah bimbingan Bapak Letmiros, M,Hum., selaku pembirnbing pertama, dan Bapak Dr. Muhammad Luthfi, selaku pembimbing kedua. Program Studi Arab Jurusan Asia Barat Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1999.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaktis partikel an-nafiyatu li l jinsi dalam AI-Qur'an.
Pengumpulan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut: (1) inventarisasi partikel la an-nafryaiu !il jinsi dalam AI-Qur'an, (2) analisis data, dan (3) penyajian hasil analisis.
Analisis sintaktis partikel menunjukkan bahwa la an-nafiyatu li l jinsi isim fa_i1 (partisipe] aktif), isim makan (nomina bermakna tempat), sifat (ajektiva) dan masdar (infinitif) merupakau pengisi fungsi isim (subjek) la an-naflyatu Ii 1-jinsi. Pengisi fungsi khabar (predikat) la an-nafiyatu li l jinsi adalah jar majrur (frasa preposisional), saraf (adverbia), dan pelesapan fungsi khabar la an-nafiyatu li l jinsi

"
1999
S13293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>