Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firdaus
"Penulisan mengenai Yusuf Qardhawi ini dilakukan selama beberapa bulan, dari bulan Juli sampai bulan Desember 1994. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui riwayat hidup Qardhawi dan aspek pemikirannya yang mewarnai berbagai tulisan dan tema pembicaraannya.
Pengumpulan bahan skripsi ini seluruhnya dari studi kepustakaan yang diambil dari beberapa buku karangan Qardhawi, majalah, koran dan beberapa tulisan pengarang lain yang mendukung pembahasan tema ini.
Dari penulisan ini penulis menyimpulkan bahwa Qardhawi seorang tokoh ulama Islam yang merniliki pandang pertengahan atau moderat dalam menilai masalah-masalah agama dan persoalan umat. Pandangannya ini di pengaruhi oleh kedalaman pengetahuannya tentang syariat Islam dan pengaruh yang ia peroleh dari tokoh-tokoh yang ia temui.
Qardhawi sangat menganjurkan pelaksanaan pembaharuan dan ijtihad seluas mungkin dan mendorong mereka yang mampu untuk melakukannya. Pembaharuan yang diingininya adalah model pembaharuan yang be'rpegang teguh pada nash-nash yang pasti dan pendapat ulama terdahulu, namun berani dan mampu mengambil berbagai kemajuan ilmu dan peradaban modern."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darul Aqsha
"ABSTRAK
Kiai Haji Mas Mansur dikenal sehagai seorang ulama reformis-modernis yang tidak saja aktif dalam dunia perge_rakan keagamaan, tetapi juga memiliki peranan yang berarti dalam pergerakan kebangsaan dan perang kemerdekaan Indonesia. Agar bisa lebih memahami pribadi, peranan serta pemikiran Mas Mansur, maka ada baiknya kalau ditinjau terlebih dahulu secara sepintas mengenai beberapa hal sehubungan dengan perkembangan Islam di Nusantara.
Dalam salah satu bukunya Bernhard Dahm menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung dalam abad ke-13 dan ke-14,sedangkan gelombang kedua dalam abad ke-19.hingga dewasa ini sebenarnya masih ada perbedann pendapat mengenai kapan, siapa yang membawa dan darimana Islam masuk ke Indonesia.Menurut Taufik Abdullah, perbedaan pendapat itu terjadi karena selain kurangnya bahan-bahan sejarah yang otentik, juga karena adanya kekaburan dasar konseptual yang dipakai. Dari itu, Taufik Abdullah melanjutkan, perlu diberikan suatu period-isasi yang membedakan antara...

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yazid
"Dalam penulisan skripsi ini terbagi dalam tiga pokok pembahasan. Bagian pertama tentang riwayat Agus Salim yang membahas mengenai pendidikan dan lingkungan yang mempengaruhi Agus Salim. Daintaranya pendidikan yang diterima secara formal dan informal. Kemudian dibahas juga tentang sikap dan cara Agus Salim dalam mendidik dan membina keluarga. Selain itu meninjau karya dan tulisan Agus Salim. Bagian kedua membahas kegiatan Agus Salim terutama tentang peranannya dalam organisasi seperti Sarekat Islam dan Jong Islamieten Bond. Begitu juga dalam persiapan Indonesia mencapai kemerdekaan Agus Salim menjadi salah seorang anggauta Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan pembahasan peranan Agus Salim sesudah Indonesia merdeka. Bagian ketiga membahas pemikiran Agus Salim. Meskipun sebenarnya pemikiran Agus Salim mencakup berbagai bidang, tetapi penulis hanya membatasi dalam bidang politik dan agama. Dalam bidang politik dibahas mengenai pemikiran Agus Salim untuk mencapai kemerdekaan dan pendapatnya mengenai pemerintahan sendiri. Begitu juga tentang cinta tanah air atau nasionalisme menurut Agus Salim yang berbeda pendapat dengan Soekarno. Pemikiran dalam bidang agama mengenai pengertian ajaran tauhid dan masalah takdir dan tawakkal. Selain itu tentang pandangan dan pendapat Agus Salim dalam menafsirkan Quran."
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Nurmaya
"K.H.R. Abdullah bin Nuh dilahirkan di kota Cianjur, Jawa Barat, pada tanggal 30 Juni 1905. Abdullah adalah anak ke-3 dari keluarga ningrat K.H.R. Muhammad Nuh bin Idris seorang ulama besar Cianjur. Abdullah bin Nuh pertama kali mengenal dasar-dasar keislaman dari orangtuanya, dan menamatkan pendidikan dasar_ di pesantren milik keluarganya yang bernama Panatut Talibil Muslimin. Kemudian pada usia 13 tahun, beliau belajar dan mendalami Islam di madrasah Syamailul Huda (1918-1922). Abdullah bin Nuh adalah seorang ulama intelektual yang serba ahli, aktif dan produktif. Semasa muda, Abdullah bin Nuh pernah menjadi redaktur majalah mingguan Hadramaut edisi Bahasa Arab di Surabaya (1922-1926) sekaligus juga mengajar di Hadramaut School. Tahun 1926-1928 memperdalam Ilmu Fiqih di Jami'atul Azhar, Kairo, lalu pulang dan mengajar di Cianjur sampai dengan tahun 1943. Di saat memuncaknya perjuangan kemerdekaan, beliau memimpin PETA sebagai Daidanco untuk wilayah Cianjur, Bogor dan Sukabumi. Tahun 1948-1950 terpilih menjadi anggota KNIP di Yogjakarta. Bersamaan dengan itu diangkat pula menjadi Lektor Mda pada UII, dan pada waktu itulah beliau aktif di bidang siaran bahasa Arab di RRI. Dari Yogjakarta kegiatan siaran dilanjutkan di Jakarta dengan menjabat Kepala Siaran bahasa Arab RRI (1950-1964). Selain itu juga menaajar bahasa Arab dan menjabat sebagai pengajar luar biasa pada FSUI (1960-1967); Ketua Lembaga Penelitian Islam; Ketua Yayasan Ukhuwah Islamiyah; dan memimpin majalah Pembina (1962-1972). Pada tahun 1968, Abdullah bin Nuh mulai merintis lembaga pendidikan Islam dengan nama Majlis Al-Ghazali di Kota Paris, Bogor. Dari sinilah Abdullah bin Nuh dengan segala kearifan, kharisma dan kedalaman ilmu keislamannya menyebarkan keharuman namanya sebagai seorang Llama 'langka' yang memiliki keluasan ilmu, sikap rendah hati, tegas, berprinsip namun arif. Kesemuanya membuat beliau amat toleran pada perbedaan pendapat, karena menurutnya pandangan yang mutlak-mutlakkan dan ingin benar sendiri itulah yang menimbulkan sengketa di antara umat, dan hal itu amat memprihatinkannya. Abdullah bin Nuh adalah Llama yang sunggLih mendambakan terwujudnya ukhuwwah Islamiyah. Sehingga, sebagai seorang penulis yang produktif, beliau berupaya merambah ke jalan itu, yaitu dengan menyusun buku Ukhuwah Islamiyah dan buku Ana Muslim Sunni Syafii yang merupakan 'masterpiece' dari sekian banyak buku-buku karena beliau. Selain berdakwah langsung di majlis-majlis ta'lim, ide, pandangan dan pemikirannya pun banyak beliau tuangkan dalam berbagai media masa. Karya-karyanya tersebut berkisar di bidang politik, pendidikan dan kemasyarakatan Islam. Ternyata hasil pemikirannya banyak membawa wawasan baru dalam pemikiran ajaran Islam di Indonesia, baik dalam bidang hukum Islam, tasawuf dan sastra. Dalam kaitannya dengan perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, pemikiran K.H.R. Abdullah bin Nub ini berada pada jalur antara Ulama tradisionalis dan modernis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tudjimah
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
922.97 TUD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mas Ramadhani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari melakukan dakwahnya di Kalimantan Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, mengikuti seminar tentang Al-Banjari, dan penelitian lapangan dengan melihat peninggalan sejarah berupa: lingkungan di mana Al-Banjari tinggal, makam serta yang berkaitan dengan objek bahasan. Juga dilakukan wawancara atau informasi terhadap cendekiawan dan keturunan Al-Banjari, yaitu Dr. H.M Zurkani Yahya dan Abu Daudi.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dalam melakukan dakwahnya, mempunyai semacam pemikiran yang cemerlang dan tepat pada kondisi medan dakwahnya. Melihat dari tujuan dakwah, bahwa A1-Banjari ingin menyebarkan agama Islam ke pelosok daerah, dan berusaha mewujudkan ajaran Islam yang murni di dalam kehidupan masyarakat, yang akan membawa kesejahteraan di dunia maupun di akhirat.
Sasaran dakwah Al-Banjari menca-kup semua golongan, baik tingkat paling tinggi maupun tingkat paling rendah. Beliau juga mengharapkan seorang juru dakwah yang profesional. Adapun materi dakwah yang beliau berikan menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, juga hubungan manusia dengan manusia. Dalam melakukan Al-Banjari mempunyai berbagai strategi yang tepat serta metode-metode yang cocok pada kondisi medan dakwahnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S13192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frenki
"Persoalan mengenai hubungan Islam dengan negara merupakan isu yang mendominasi perbincangan sejarah umat Islam semenjak abad 9 M sampai abad ke-21 M. Meskipun hampir 11 abad masalah ini dikaji, akan tetapi tidak pernah memberi satu kajian yang dapat diterima dan disepakati secara bersama. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya penjelasan secara tegas baik al-Quran maupun al-hadits sebagai sumber utama hukum Islam, sehingga terkesan bahwa Islam memberi kebebasan bagi munculnya ragam interprestasi dalam memahaminya.
Tesis ini akan meneliti sejauhmana hubungan Islam dengan negara menurut perspektif Yusuf al-Qardhawi yang merupakan salah satu ulama al-Azhar kontemporer, dan Moh. Natsir seorang tokoh politik Islam di negara Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat diketahui letak persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya dalam memahami persoalan hubungan Islam dengan negara. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, pendekatan fenomenologis dan metode deskriptif serta komperatif.
Hasil dari penelitian di atas, penulis menemukan ada beberapa persoalan yang memiliki persamaan dan perbedaan pemikiran antara al-Qardhawi dan Natsir dalam memahami hubungan Islam dengan negara. Persoalan itu antara lain mengenai kedudukan negara dalam Islam, bentuk negara dan sistem pemerintahan, karakter pemimpin negara dan kewa;ganegaraan.
Pemikiran politik al-Qardhawi sedikit banyak di pengaruhi oleh Hasan al-Banna, dan ia pernah menjadi aktivis gerakan al-Ikhwan al-Muslimin di Mesir. Al-Qardhawi berpendapat bahwa Islam dan negara tidak dapat dipisahkan. Menurutnya, bahwa dalam al-Quran dan Sunnah ditemukan aturan-aturan yang langsung walaupun tidak rinci mengenai masalah-masalah kenegaraan. Al-Qardhawi berargumen berdasarkan ayat-ayat al-Quran, hadits dan karakter Islam itu sendiri mengenai keberadaan negara dalam Islam.
Pemikiran politik Natsir banyak dipengaruhi oleh gurunya Agus Salim dan sering sekali dalam perjuangan politiknya sebagai "Salimisten". Natsir berpendapat bahwa Islam dan negara tidak dapat dipisah. Islam menurutnya bukan sekedar bentuk format atau simbol, tetapi esensi dari ajaran Islam itu merupakan landasan kehidupan berbangsa dan bernegara.

The problem about relation between Islam and state were predominating conference issue in the Islamic people history since 9 M till 21 M century. Although these problem was studied almost 11 century but not give and study that could accepted and agreed together. Those caused by there was not detail explanation, either of al-Quran also al-hadits as main source of Islam law, so Islam is impressed like gave freedom to many kind of interpretation comprehending of it.
This thesis will examine carefully as far as a concept of ideal Islamic state, especially about relation between Islam and state according to perspective of Yusuf al-Qardhawi, a contemporary uIama of al-Azhar and Moh. Natsir, an Islamic politician figure in Indonesia. Expected this research is known difference and similarity thinking both them in order to understand Islam and state relation problem. The research methods that used are qualitative research method, phenomenology approach and descriptive and comparative method.
The writer found that the result of the research above, there is some problem owning difference and similarity of thinking between al-Qardhawi and Natsir in order to understand Islam and state relation. That problem is about position of state in Islam, form of state and system of government, character of state leader and citizenship.
Al-Qardhawi though, at least, was influenced by Hasan al-Bana, and he has been ever become activist of al-Ikhwanul al.-Muslimin in Mesir. Al-Qardawi thought that Islam and state could not be separated. According to him, in al Qur'an and as Sunnali found regulations about state affair, even, it is not detail. AI Qardhawi argument based on al-Qur'an verses, aI-hadits and character of Islam it self, about the existence of state in Islam.
Most of Natsir though was influenced by his teacher; Agus salim and he often become "Salimisten" in his struggling politic. Natsir thought that Islam and state could not be separated. He said that Islam is not only format or symbol, but the essence of Islamic guidance is foundation on nation and state living.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tudjimah
Jakarta: UI-Press, 1997
922.97 TUD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tudjimah
Jakarta: UI-Press, 2005
922.97 TUD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naisaban, Ladislaus
Jakarta: Grasindo, 2004
920.020 8 NAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>