Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qorihani
"Qorihani-Kajian Sintaktis Ism Al-tafdi:l Bahasa Arab (dibawah bimbingan Afdol Tharik Wastono, M.Hum)-Fakultas Sastra Universitas Indonesia 2000. Ism A1-tafdi:l bahasa Arab adalah tingkat perbandingan yang dapat bermakna komparatif dan superlatif. Dalam tataran sintaktisnya, ism al-tafdi:l dapat diklasifikasikan berdasarkan tataran frasa yaitu frasa nominal dan frasa posesif, dan berdasarkan tataran kalimat yaitu menempati kalimat berita, negasi, interogativa dan perintah/impertif. Ism al-tafdi:l dapat menempati kasus nominatif, akusatif dan genitif. Analisis ism al-tafdi:l bahasa Arab ini dilakukan dengan memaparkan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para linguis non Arab dan Arab. Setelah teori-teori itu diperoleh, maka analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis. Analisis ism al-tafdi:l bahasa Arab ini bertujuan memdeskripsikan seluruh ism al-tafdi:l bahasa Arab dalam tataran sintaksis dan segala permasalahannya dalam gramatikal bahasa Arab."
2000
S14193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Khoyrurrizal
"
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan mengungkapkan gaya bahasa yang terdapat dalam pidato Al-Garra . Pidato tersebut diambil dan kitab Nahj al_ba :gah yang dihimpun Abu al-Hasan Muhammad ar-Radi, yang diterbitkan oleh Penerbit Dar al-kitab al-`arabiy, Suriah tanpa tahun.
Dulum kilub Nahj al-balagah yang memuat 245 pidato, 75 pucuk surat, dan lebih dari 200 mapun `Ali bin Abi Talib, disebutkan bahwa pidato al garra' merupakan salah satu pidato Ali bin Abi Talib yang terindah, Pidato ini banyak menggunakan permainan kata (al muhassinat al lafriyyah) terutama gaya hahasa Al Jinas dan As Saj'u, di samping gaya bahasa lainnya yang termasuk dalam bagian ilmu al badi'. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode struktural. Konsepnya adalah setiap unsur dalam kalimat dapat dianalisa secara struktural karena unsur-unsur itulah yang membangun sebuah karya sastra. Unsur-unsur tersebut dapat dianalisa antara lain dari sudut hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain.
"
1998
S13121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Martha
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S15767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawati
"Sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata atau antara satuan-satuan yang lebih besar dalam bahasa. Satuan yang terkecil dalam bidang ini ialah kata [Kridalaksana 1984:179). Kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis: batu, rumah, dsb), atau gabungan morfem (mis: pejuang, mengikuti, dsb) (Kridalak_sana 1984:89). Dalam bahasa Arab kata terbagi atas tiga bagian ya_itu: 'ismun/ 'Kata benda', fi' lun/'Kata kerja', dan harfun/ 'Partikel'. 'ismun/ ialah suatu kata yang menunjukkan penger_tian dengan sendirinya tanpa disertai kala. Contoh: muhammadun/ 'Muhammad', rajulun/ ' laki-laki'. fi'lun/ ialah suatu kata yang menunjukkan pengertian dengan sendirinya dan disertai salah satu dari tiga kala (al-madi/ lampau, al-halu/ kini, dan al-mustaqbalu/ akan datang. Contoh kataba/ sudah menulis, yaktubu/' Sedang menulis atau akan menulis, dan uktub/'Tulislah'. harfun/ ialah suatu kata yang menunjukkan pengertian tidak dengan sendirinya. Contoh: kam/ 'Berapa', min/'Dari'. ('Abdul Hamid 1972:8-9). Dalam bahasa Arab ada kata yang dibentuk dengan me_nambah ya rangkap pada nomina atau partikel yang sudah dianggap sebagai nomina. Kata ya itu disebut ya nisbat (ya nasab). Dan kata yang mendapat ya nisbat disebut ism mansub. Bentuk ism mansub ini dapat dipakai untuk menunjukkan anti keahlian khusus, kebangsaan (yang mempunyai tanah air), golongan, dan lain-lain."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ihsan
"Bahasa Arab memiliki pola tertentu pada bentuk verba pasif. Berdasarkan segi pelakunya (agen), verba terbagi atas verba aktif atau /al-fi?lu al-ma?lum/ dan verba pasif atau /al-fi?lu al-majhu:l/. Pada kalimat dengan verba aktif atau /al-fi?lu al-ma?lum/ yaitu apabila pelaku perbuatan disebutkan dalam kalimat tersebut. Sedangkan pada kalimat dengan verba pasif atau /al-fi?lu al-majhu:l/ yaitu apabila pelaku tindakan tidak disebutkan dalam kalimat tersebut. Analisis Struktur dan Wacana Kalimat Verba Pasif menggunakan teori structural dan wacana yang dikemukakan Cantarino, Zainudin Mansur dan Eriyanto. Yang menjelaskan tentang perubahan kalimat verba pasif secara morfologis, kedudukan subjek kalimat pasif, dan alasan serta dampak dengan tidak dimunculkannya pelaku perbuatan dalam kalimat yang menggunakkan verba pasif. Melalui tahapan tersebut, diharapkan dapat diketahui sturktur dan fungsi kalimat verba pasif dalam al-Qur?an dan Hadis. Hasil dari analisis ini disimpulkan bahwa verba dengan konstruksi pasif melibatkan proses morfologis dengan vokalisasi internal stem. Konstruksi pasif tidak hanya melibatkan verba transitif tetapi juga ditransitif dengan catatan objek pertama, kalimat aktiflah yang dapat menjadi kalimat pasif yang dimarkahi dengan kasus nominatif, sedangkan objek kedua pada kalimat aktif tetap dimarkahi dengan kasus akusatif. Selain itu konstruksi pasif juga ditemukan pada kalimat dengan verba berpreposisi. Dari korpus data yang ditemukan alasan tidak dimunculkannya pelaku perbuatan dalam kalimat verba pasif terdiri atas: a) Tak perlu dimunculkan karena sudah diketahui siapa pelakunya b) Tak mungkin dijelaskan karena tidak tahu siapa pelakunya c) Untuk tujuan menyembunyikan d) Untuk menghormati pelakunya Pembentukkan kalimat berkonstruksi pasif mempunyai maksud tersendiri yang ingin disampaikan dari penutur atau penulis, yaitu untuk menekankan suatu berita pada diri objek atau pihak yang dikenai suatu tindakkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13256
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
E. Kartini
"Kartini-Interogativa dalam Bahasa Arab: Sebuah Analisis Sintaktis. (Di bawah bimbingan Afdol Tharik Wastono, M.Hum., dan Wiwin Triwinarti, MA) Fakultas Sastra Universitas Indonesia 2000. Interogativa bahasa Arab dalam tataran fungsi sintaktisnya dapat diklasifikasikan berdasarkan interogativa fungsional dan interogativa tak fungsional. Dan segi tataran sintaktisnya, interogativa ini dapat dikiasifikasikan berdasarkan kelas kata partikel (huruf) dan kelas kata pronomina (isim), dan dalam kategori gramatikal, sebagian interogativa ini bersifat deklinatif dan sebagian lagi bersifat tak deklinatif (dapat menempati kasus). Berdasarkan tuntutan pertanyaan, interogativa terbagi atas tiga bagian yaitu: a. Interogativa untuk tasawwur dan tasdiq, b. Interogativa untuk tasdiq, c. Interogativa untuk tasawwur. Analisis interogativa bahasa Arab ini dilakukan dengan mengemukakan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para linguis baik secara linguistik umum maupun secara linguistik Arab (tradisional dan modern). Setelah teori-teori itu diperoleh, maka analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis."
2000
S13292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Pari
"ABSTRAK
Bahasa Arab mengenal kalimat /ismiyyah/ dan kalimat /fi'liyyah/ yang berbeda cara pemeriannya. Kalimat /ismiyyah/ yaitu kalimat yang dimulai dengan nomina diperikan dengan menggunakan istilah /mubtada'/ 'subyek', /khabar/ 'predikat', dan obyek. Sedangkan kalimat /fi'liyyah/ yaitu kalimat yang dimulai dengan verba diperikan dengan istilah dan /fi'l/.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran seluk beluk /fa'il/ dalam bahasa Arab. Untuk mencapainya dibahas dengan cara deskriptif.
Untuk menganalisis /fa'il/, penulis menerapkan teori yang berasal dari para ahli linguistik Arab, baik yang berasal dari Arab seperti Mustafa Galayyani, 'abbas Hasan, dan Ibnu Aqil, dan non Arab seperti W. Wright dan Haywood.
/Fa'il/ adalah nomina yang melakukan verba atau verbal dan terletak di belakangnya. Nomina yang menjadi /fa'il/ adalah nomina tampak yang terdiri dari dua kelompok yaitu /jamid/ 'asli' dan /musytaq/ 'turunan' yang merupakan derivasi dari kata lain, pronomina, dan nominal. Dan verbal sebagian besar merupakan anggota dari nomina turunan.

"
1990
S13136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oriza Septiyandra
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tujuan dari fitur interaktif belajar bahasa Rusia yang terdapat pada situs berita online bernama RBTH Indonesia. Selain itu, penulis juga mengkaji cara penulisan bahasa Rusia yang ditampilkan sebuah teks dalam fitur interaktif situs asal Rusia ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis yang dirumuskan oleh Norman Fairclough 1941 dan dimaknai dengan konsep sociocultural practice dalam tiga aspek yaitu institusional, situasional dan politik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teks belajar bahasa Rusia pada situs RBTH secara situasional yaitu membahas seputar perayaan di Rusia, kosakata suatu tempat, kosakata ungkapan keseharian, makna-makna kata dalam bahasa Rusia dan secara institusional yaitu adanya kepentingan pemerintah Rusia untuk menampilkan citra keramah-tamahan dan bersahabatnya bangsa Rusia.

ABSTRACT
This research aimed to annotate the reason behind RBTH Indonesia rsquo s interactive features that allows it rsquo s reader to learn more about Russia and Russian rsquo s language. This particular research also aimed to figure out the Russian rsquo s way of writting in an article or a text in this interactive features from RBTH Indonesia RBTH is an online media that came from Russia . By using a theory from Norman Fairclough 1941 about critical discourse analysis while interpretating the concept of sociocultural practice in 3 aspects which is institutional, situational and also politics. The writer rsquo s able to conclude that based on the situational concept, the texts in RBTH Indonesia rsquo s interactive feature revolves around any celebrations or special events in Russia, Russian rsquo s idioms such as expressions, greetings and meanings of words that are popular and often used in a daily life of Russian rsquo s people. Also basing on the concept of institutional the writer rsquo s able to find out the importance of the Russian government to display an image of kindness and friendliness of Russia."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Romlah
"Kalimat kondisional adalah kalimat yang tersusun dari dua buah klausa, yaitu klausa protasis dan klausa apodosis. Klausa protasis adalah klausa yang menyatakan syarat, sedangkan klausa apodosis adalah klausa yang menyatakan akibat. Subordinator syarat dalam kalimat kondisional bahasa Arab terdiri atas berbagai macam, salah satu di antaranya partikel /in/. Pada kalimat kondisional bA, tingkat realitas/kemungkinan pemyataan syarat pada klausa protasis dapat terpenuhi atau tidak ditentukan oleh subordinator syaratnya. Dalam hal ini, subordinator /in/ mengandung makna bahwa pernyataan syarat pada protasisnya sulit untuk dipenuhi atau dilaksanakan, akan tetapi masih ada kemungkinan untuk dipenuhi. Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan mencari ayat-ayat yang mengandung subordinator syarat /in/, kemudian diklasifikasikan menurut pola-_pola yang terbentuk dalam struktur gramatikalnya. Lalu, data tersebut dianalisis secara sintaktis, yang meliputi keterikatan subordinator /in/ dengan klausa nominal dan klausa verbal, aspek dan modus verbanya, serta posisi klausa protasis dan apodosisnya. Melalui analisis yang telah dilakukan, ditunjukkan bahwa subordinator /in/ dapat terikat dengan klausa verbal dan klausa nominal. Pada protasis, keterikatan /in/ dengan klausa nominal dapat terjadi apabila klausa protasis tersebut diawali oleh verba bantu /kana/. Hanya terdapat satu kalimat dalam Al-Quran yang menunjukkan /in/ diikuti oleh nomina tanpa verba bantu /kana/. Analisis data tersebut juga menunjukkan bahwa posisi klausa protasis dapat mendahului apodosisnya atau berada sesudah klausa apodosis. Selain itu, subordinator /in/ dapat mempengaruhi modus verba yang mengikutinya, yaitu menjadikan verba mudari bermodus jusif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Nugraha
"Penelitian ini adalah penelitian mengenai pola intonasi bahasa Indonesia pada iklan produk panganan yang diucapkan oleh anak. Tujuannya adalah mendeskripsikan pola intonasi berdasarkan kategori dan pola kalimat bahasa Indonesia secara fonetik akustik, menginventarisasikan, dan mengetahui pola intonasinya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merekam ujaran-ujaran iklan produk panganan yang diucapkan oleh anak di beberapa stasiun televisi, seperti RCTI, SCTV, ANteve, dan TPI. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih akurat dan alami. Cara perekaman dan pengolahan data dijelaskan pada bab 3 metodologi penentuan data penelitian. Analisis terhadap data iklan produk panganan yang diucapkan anak dijelaskan pada bab 4. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa dari lima puluh kalimat terbagi atas kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap. Kalimat lengkap terdiri atas kalimat tunggal (yang dibagi kembali berdasarkan pola kalimat), kalimat bersusun, kalimat inversi, dan kalimat kompleks. Kalimat tidak lengkap terdiri atas kalimat elips, kalimat sampingan, dan kalimat minor. Kategori yang terdapat dalam data adalah kategori nominal, verbal, dan adjektival. Pola kalimat yang terdapat dalam data adalah Subjek-Predikat (SP), Subjek-Predikat-Pelengkap (SPPel), Subjek-Predikat-Objek (SPO), Subjek-Predikat-Keterangan (SPK), Predikat-Subjek (PS), Predikat-Pelengkap (Ppel). Keterangan-Predikat-Pelengkap (KPPel), Predikat-Objek-Keterangan (POK), Keterangan, Predikat-Predikat (KPP), Predikat-Pelengkap-Keterangan (PPelK), Keterangan-Predikat (KP), dan Predikat-Keterangan (PK). Diperoleh tujuh pola intonasi yang terdapat dalam data penelitian ini. Ketujuh pola intonasi itu adalah pola intonasi kalimat nominal tunggal SP, dengan pola #432/234#; kalimat verbal tunggal SP, dengan pola #34/43#; kalimat bersusun dengan pola #43/43/43#; kalimat verbal tunggal SPPel, dengan pola #43/34/4#; kalimat adjektival tunggal SP, dengan pola #234/432#; kalimat elips PPel, dengan pola#443/4343#; kalimat elips PK, dengan pola #432/32#. Dari data yang diteliti, hanya ditemukan sebagian kecil kalimat yang mempunyai pola intonasi yang sama, meski pola kalimatnya serupa. Perbedaan tersebut terjadi karena unsur membentuk kalimat, kemungkinan karena pengaruh adanya kategori fatis, dan terbatasnya kata."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S10919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>