Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jenny Jatemin
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui situasi konkrit dari penyebaran dan penggunaan kata baru dan kata musiman dalam kehidupan sehari-hari kawula muda Osaka dan untuk menganalisa kata baru dan kata musiman dari sudut pengenalan, pemahaman, dan penggunaannya oleh kawula muda Osaka. Dalam hal pengumpulan data, penulis menggunakan metode angket untuk mendapatkan data-data konkrit. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian penulis adalah sebagai berikut: (1) Istilah kata baru dan kata musiman yang dalam bahasa Jepang disebut dengan (shingo) dan (ryukogo) merupakan istilah yang bersifat relatif atau tidak mutlak. Artinya bila kita menyebut suatu kata sebagai kata baru atau kata musiman, kita harus pula menyebut zamannya seperti berikut kata baru pada zaman atau kata musiman pada zaman .... Jadi, berhubungan sangat erat dengan masa kelahiran atau kepopulerannya. Di dalam kalangan kawula muda Osaka, tingkat penyebaran kata baru sangat rendah, sedangkan tingkat penyebaran kata musiman sangat tinggi.(2) Di dalam kalangan yang sama, tingkat penggunaan kata baru hampir tidak ada, sedangkan tingkat penggunaan kata musiman sedang-sedang saja. (3) Tingkat penggunaan kata musiman yang sedang-sedang saja tersebut hanya terbatas pada situasi atau percakapan yang sifatnya tidak formal. (4) TV merupakan media massa yang terbesar peranannya dalam menyebarkan kata baru dan kata musiman. (5) Alasan utama kawula muda Osaka untuk menggunakan kata baru dan kata musiman adalah alasan psikologis. Ini berbeda dengan alasan utama kelahiran atau kepopulerannya yaitu alasan sosial. (6) Daya tarik kata baru dan kata musiman terletak pada nuansa makna serta sifatnya yang praktis, baru atau popular, dan bentuknya yang unik.(7)Kawula muda Osaka tidak terlalu menyukai kata musiman, apalagi kata baru.(8) Tidak semua kata musiman merupakan kata baru. (9) Banyak kata baru dan kata musiman yang maknanya mengandung sindiran.(10) Meskipun disebut dengan istilah kata baru dan kata musiman, tidak mutlak harus berbentuk KATA. Bisa pula berbentuk frase, kalimat, singkatan, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustakim
"ABSTRACT
Language Attitude Towards Indonesian New Words among College People in Jakarta. This study is focused on language attitude towards Indonesian new words among college people in Jakarta with respect to the acceptability of the new words. The data were collected by means of questioner as primary instrument and interview as secondary instrument. This research aims at describing language attitude among college people and the degree of acceptability of new words.
To achieve the aims, this research makes use two approaches: sociolinguistics and psycholinguistics approaches. The sociolinguistics approach--in this case language planning--is used in this research because this study is concerned with corpus planning that is the corpus of the Indonesian language. Corpus planning is part of language planning which deals with the development of language code in order to make language capable of being effectively and efficiently used to express various modem concepts. The psycholinguistics approach is used in this research because this study is concerned with language speakers' attitude, the field of social psychology.
This study reveals that college people in Jakarta tend to have a positive attitude towards Indonesian new words and its development. This attitude can be seen not only in its cognitive components, but also in its affective and cognitive component. This study also shows that this language attitude is highly correlated with the acceptability of Indonesian new words although the acceptability of Indonesian new words is also determined by the characteristics of the new words, i.e. clarity of meanings, economy of word forms, beauty of sounds, and usefulness. The characteristics of the new words are found to have correlation with the acceptability of new words. But the social variables, i.e. gender, job, education, age, and the first language of the respondents do not seem to contribute to the attitude towards, and acceptability of the new words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Jakarta: Pustaka Rakjat, 1962
499.221 SUT u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Monoarfa, Susan
"ABSTRAK
Dengan memperhatikan faktor-faktor baik faktor yang secara sosial melekat di antara penutur (mahasiswa) dan lawan tuturnya (dekan, dosen, sopir, tetangga, dan lain-lain) maupun komponen tutur lainnya seperti situasi, keakraban, maka pola penyapaan di kalangan mahasiswa tidak dilakukan secara acak, akan tetapi melalui proses atau pentahapan tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh Ervin-Tripp. Komponen tutur seperti situasi formal amat menentukan dan dapat dianggap penting dari faktor sosial lainnya seperti keakraban, kerabat; karena situasi formal dapat menetralisir faktor-faktor ini. Yang perlu diperhatikan adalah faktor status dan usia. Situasi formal ini perlu dibedakan dari situasi informal, meskipun keduanya menggunakan sapaan tidak akrab."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paath, Emilia Helena
"ABSTRAK
Penelitian mengenai penggunaan kata er pada mahasiswa program studi Belanda FSUI, telah dilakukan pada bulan Maret 1995. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kata er dalam wacana berdasarkan persentase kesalahan yang dilakukan, melihat apakah lama masa studi berpengaruh pada peningkatan kemampuan serta mencari penyebab terjadinya kesalahan dalam penggunaan kata er tersebut.
Data yang diteliti diambil dari hasil tes yang diberikan pada mahasiswa dari tingkat I sampai dengan tingkat IV. Proses pengolahan data dijelaskan.
Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum kemampuan mahasiswa adalah buruk (rata-rata kesalahan 53%). Selain itu kemampuan mahasiswa tidak dapat selalu dilihat dari lama masa studinya. Dengan kata lain, mahasiswa dari tingkat yang lebih tinggi belum tentu kemampuannya selalu lebih tinggi daripada mahasiswa dari tingkat yang lebih rendah. Adapun penyebab terjadinya kesalahan pads penggunaan kata er adalah: ketidaktahuan akan letak penggunaan er dalam kalimat secara tepat, ketidaktahuan mahasiswa bahwa er harus digunakan dalam kasus tertentu, pengaruh bahasa ibu dan kurangnya ketelitian mahasiswa.

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yacinta Kurniasih
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2016
808.81 YAC a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Dewani
"Skripsi tentang penggunaan kata-kata honorifiks pada bahasa Jepang dan bahasa Jawa; bertujuan untuk memperoleh analisis kontrastif yang jelas diantara kedua bahasa.Sebagai patokan dalam menemukan komparatif yang jelas antara kedua bahasa, penulis disini melakukan pengkajian terhadap masing-masing kata honorifiks yang muncul dalam wacana sumber baik dari segi struktural maupun kontekstual. Pengumpulan data dilakukan selama penyusunan skripsi ini. Setelah itu keseluruhan wacana sumber diterjemahkan kedalam bahasa Jawa, kemudian masing-masing kata honori_fiks yang terdapat pada wacana sumber dan wacana sumber yang telah diterjemahkan diuraikan mengenai latar belakang penggunaan serta dilakukan penganalisisan kontrastif yang dilihat dari sudut struktural dan kontekstual. Selanjutnya hasil perbandingan yang telah ditemukan akan ditunjukkan dengan tabel untuk mempermudah pengertian para pembaca. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam menerjemahkan wacana sumber kedalam bahasa Jawa dijumpai masalah pemadanan kata dan juga dalam penggunaannya. Sehingga tidak semua kata-kata honorifiks yang muncul dalam wacana sumber akan persis sama dalam wacana bahasa Jawanya (yang merupakan terjemahan dari wacana sumbernya). Hal ini disebabkan pada wacana sumber dapat dilihat hanya beberapa kata honorifiks saja yang muncul, sedangkan dalam bahasa Jawanya keseluru_han kata mengalami perubahan yaitu hampir semua kata berubah menjadi bentuk hormat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajatrohaedi, 1939-2006
"Awal tahun enam puluhan merupakan masa awal saya berkenalan dengan ilmu yang bernama epigrafi. Dalam salah satu prasasti yang ketika itu dijadikan bahan kuliah, ditemukan dua kata yang cukup menarik bagi saya, yaitu runwas (prasasti Polengan 4) dan wangkyul (prasasti Polengan 2). Saya mencoba mengajukan pendapat akan adanya kemungkinan bahwa kedua kata tersebut sekarang dikenal dalam bentuknya yang "baru", yaitu rimbas dan cangkul. Kata rimbas dikenal dalam bahasa Sunda, sedangkan cangkul dalam bahasa Indonesia (Melayu). Namun, segera saya diperingatkan agar jangan terlalu berani mengambil simpulan, mengingat datanya masih sangat kurang. Saya segera menyadari kedudukan saya sebagai mahasiswa yang barn belajar epigrafi, dan boleh dikatakan tanpa pengetahuan linguistik sedikit pun. Apa yang saya petik dari peringatan itu adalah, agar kita tidak terlalu tergesa-gesa menyimpulkan apa yang kita temukan, terutama jika bahannya tidak mencukupi.
Ketika kamus Jawa Kuna yang paling lengkap terbit, kata rimbas dan rimwas tercatat sebagai jejar 'entri'; rimbas ditemukan dalam naskah Udyogaparwa. 6.25: "tang wenang ikang patuk rimbas ri sarira nikang daityd"; 6.29: "aster bajropama iku rimbas pin.akasar`rjatanyu"; dan -Kidung Harsawijaya 4.65a: "(ni.babad) antau'a wadung timbers garut"; sedangkan kata rimwas ditemukan dalam prasasti Polengan 4 (877 N1) 1111: "rintu'as I rradung I patuk-pattrk. I lukai 1". Kata itu sering ditemukan dalam prasasti (Zoetmulder 1982:1551). Demikian juga halnya dengan kata wangkyul, tercantum sebagai jejar, terdapat dalam prasasti Polengan 2 (875 M) 1A9: "Haggis .1 wangkyut I gulumi I". Kata itu pun sering ditemukan dalam prasasti (kys.:2197)."
PGB 0070
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini memuat sejumlah daftar kata-kata beserta padanan kata, dan artinya. Contohnya kata tembung=tambang=tembang=sambaing=sambung=hubung=sambet, dan lain-lain. Artinya: lantaran, panggandheng, wod, talang, tali, dan sebagainya yang berarti tatangsul. Arti dari kata-kata yang berkenaan dengan ?tembung? seperti tersebut di atas dibahas lebih rinci lagi dalam lebih dari 1 halaman. Adapun kata-kata yang dibahas dalam buku ini antara lain adalah: 1. tembung; 2. suweng blong; 3. griya/omah garwa/semah; 4. puspa giwang; 5. tedhaking danawarih; 6. warih ? banyu krambil; 7. bandera gula klapa; 8. wedang ? banyu panas, dan lain-lainnya."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BKL.0265-BA 13
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
M.M. Purbo-Hadiwidjojo
Bandung: ITB Press, 1994
499.23 PUR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>