Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Indah Wahyuni
"ABSTRAK
Sanshouo, Koi dan Yane no Ue no Sawan adalah tiga buah karya sastra awal dari Ibuse Masuji, ketiganya menggunakan binatang kecil sebagai tokoh utamanya. Ini merupakan keunikan atau ciri khas yang dimiliki oleh Ibuse Masuji dalam mengungkapkan pikirannya pada masa muda. Hal ini terlihat jelas dalam cerita pendek Sanshouo, karya sastra yang mendapatkan pengaruh dari pengarang Anton Chehov.
Cerita Sanshouo yang tidak dapat keluar dari dalam gua merupakan gambaran dari diri Ibuse Masuji yang telah menetapkan jalan hidupnya sebagai pengarang. Meskipun dia mengetahui bahwa dunia pengarang adalah dunia yang sepi dan sedih. Hal ini terlihat dari keterkurungannya Sanshouo dalam gua abadi. Terkurung sendiri merupakan kesepian dan kesedihan.
Selain itu dua buah karya lainnya yang berjudul Koi dan Yane no Ue no Sawan mempunyai kesamaan dalam isi dan jalan cerita dengan Sanshouo. Koi adalah ikan mas putih yang didapat dari teman karibnya yang bernama Aoki Nanpachi dan telah meninggal dunia. Cerita Yane no Ue no Sawan adalah persahabatan yang terjalin antara manusia dan binatang berakhir dengan perpisahan yang menyedihkan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa karya awal dari Ibuse Masuji. adalah kehidupan manusia yang selalu diakhiri oleh kesedihan dan kesepian. Dalam arti lain manusia adalah sedih dan sepi, manusia adalah dunia yang terbatas, sedangkan dunia tak terbatas adalah dunia khayal.

"
1989
S13869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Elfira
"Buku yang berjudul Perempuan Rusia pada era komunisme : studi kritis terhadap karya-karya terbaik A.M. Kollontai dan N.V. Baranskaia ini ditulis oleh Mina Elfira; editor, Sunu Wasono. Buku ini membahas tentang citra pemrempuan dalam karya-karya sastrawan Rusia, yaitu A. M. Kollontai, dan N. V. Baranskaia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
891.709 MIN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Antonia Dewi Wilutomo
"Pertanian ulat sutera yang seharusnya dapat memberi kemakmuran bagi masyarakat petani, pemilik sekaligus penggarapnya, ternyata. justru memiskinkan dan mematikan mereka. Ibarat bidup di sekitar daerah rata air, tetapi mati kahausan. Begitulah yang dialami oleh keluarga Toncbao tua dan masyarakat petani ulat sutera di desanya. Situsi kemiskinan yang secara perlahan mematikan produksi pertanian masyarakat pedasaan ini coba dihidupkan kembali oleh Mao Dun lewai karya cerita pendeknya Ulat Sutera Musim Semi. Penguasaan produksi pertanian beserta alat-alat produksinya oleh bangsa asing diungkap lewat penggambaran proses mekanisasi dan teknologisasi produksi pertanian sehingga meneggusur alat-alat tradisional yang digunakan masyarakat desa. Pengaruh asing sudah begitu kuat sehingga untuk telur ulat suteranya pun mereka harus mambelinya yang berkualitas luar negeri. Akibatnya, pembelian daun murbei terpaksa harus dilakukan karena hasil kebunnya sendri tidak lagi mencukupi. Untuk menutupi kebutuhan ini mereka harus berhutang ke sana kemari dengan harapan keuntungan hasil jualnya nanti Cukup untuk menutupi hutang-hutang mereka. Harapan tinggal harapan, begitulah kira-kira yang terjadi. Hutang, sudah semakin menumpuk tetapi hasil produksi mereka tidak laku di pasaran. Akibatnya, kemiskinan makin menguasai para petani. Kemakmuran masa lampau tinggalah menjadi sebuah nostalgia tanpa mampu direngkuhnya lagi.Kesadaran tradisional mereka te1ah terjerat tanpa mampu melepaskan diri dari sebuah mata rantai sistem kekuasaan ekonomi politik Baru sejak runtuhnya dinasti Qing dan masuknya bangsa barat ke Cina. Demikianlah makna yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya ini. Adapun metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif-analitis dengan mengacu pada bahan-bahan kepustakaan yang ada. Melalui analisis judul karya, tokoh dan penokohan serta pola-pola pengulangan gaya bahasa yang digunakan pengarang, penulis mencoba menemukan makna dan pesan yang ingin disampaikan Mao Dun dalam karyanya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
899.221 2 RAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evlin
"Skripsi ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam Kalatidha. Dalam Kalatidha, terdapat delapan kritik yang ditujukan kepada pemerintahan Orde Baru dan lima kritik yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, Seno Gumira Ajidarma menggunakan enam cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam novelnya kali ini.

This thesis discuss about the social criticism and the novelist's method of criticizing in Kalatidha. This research is using the literature sociology approaching. The aim of this research is to mention all of the critiques and the novelist?s method. There are eight critiques for Orde Baru government and five critiques for Indonesian people that had founded in the novel. From this research, we also know that novelist had his six own style which was the unique way of criticizing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10836
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Islafatun
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan wacana kekuasaan yang direpresentasikan dalam novel Son (2012) karya Lois Lowry. Untuk menganalisisnya, digunakan konsep kekuasaan dari Michel Foucault. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan dihadirkan dengan cara berbeda dalam ketiga komunitas yang ada dalam novel, mulai dari yang berjalan represif hingga terselubung, yaitu melalui pengetahuan. Kekuasaan di komunitas pertama (Book I, Before) direpresentasikan secara represif, sehingga membentuk objektifikasi dan impersonalisasi. Pola tersebut terbentuk melalui praktik indoktrinasi dan pendisiplinan oleh penguasa ke masyarakat. Kekuasaan di komunitas kedua (Book II, Between) tidak berjalan represif, tapi hidup melalui nilai tradisi dan norma sosial. Keduanya berjalan karena adanya dukungan pengetahuan dan produksi kekuasaan. Sementara itu, di komunitas terakhir (Book III, Beyond) kekuasaan menghasilkan tatanan yang menjunjung subjektifitas. Hal tersebut terwujud karena adanya pengetahuan dan legalitas kekuasaan yang beroperasi dalam komunitas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, teks menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Novel Son menunjukkan bahwa pengetahuan menghasilkan pola kekuasaan yang berbeda. Komunitas terakhir menunjukkan bahwa pengetahuanlah yang membentuk kekuasaan di komunitas ini dalam menciptakan subjektifitas."
2018
T51873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zubaidah Djohar
"Literary criticism of poems written by Zubaidah Djohar, a writer from Nanggroe Aceh Darussalam Province, Indonesia.
Notes
"
Yogyakarta: Jalasutra, 2015
899.221 ZUB d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Minarti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap teks terhadap stigma komunisme yang kemudian digunakan untuk mengungkapkaa ideologi pengarang tersirat dalam novel Jalan Menikung dan I Married A Communist. Kemudian hasil penelitian tersebut dibandingkan. Guna mengungkapkan sikap teks dalam kedua novel tersebut, penelitian ini secara ekslusif menggunakan pendekatan New Criticism dengan melihat unsur-unsur intrinsik karya-karya sastra, yaita tokoh, nada, sudut pandang dan alur. Dalam Jalan Menikung, sikap teks terhadap masalah stigma komunisme mengungkapkan bahwa pengarang tersirat dalam mencari jalan keluar dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa, kapitalisme, globalisme. Sedangkan dalam I Married A Communist, sikap teks mengungkapkan bahwa ideologi pengarang tersirat dipengaruhi oleh kapitalisme dan pandangan filsafat Timur.

The objective of this research is to analyze how the stigma of communism is perceived in Jalan Menikung and I Married A Communist, revealing the ideologies of the implied authors in both texts. New Criticism is exclusively used to discuss character, tone, point of view and plot, which bear on the interpretation of the text. This thesis concludes that in exposing the problem arising from the stigma of communism, the implied author of Jalan Menikung influenced by Javanese culture, capitalism and globalize. Whereas in I Married A Communist, the ideology of implied author is capitalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Mujiyanto
"Penelitian ini berlatar belakang asumsi bahwa novel mengandungi berbagai tindak tutur disektif (TTD) yang strategi pengujarannya dapat mengusik muka mitra tutur dan bahwa penerjemahan TTD dapat disertai dengan berbagai bentuk penggeseran kebahasaan yang pada gilirannya mungkin menimbulkan perbedaan derajat kesantunan TTD itu-Berdasarkan asumsi tersebut, penelitian ini mengedepankan masalah penggeseran kebahasaan di dalam pengindonesiaan TTD, pengubahan derajat kesantunan TTD sebagai akibat penerjemahan, dan kaitan penggeseran itu dengan derajat kesantunannya. Tujuannya adalah memperoleh gambaran mengenai (1) hal-hal yang berkaitan dengan penggeseran tadi, (2) dampak penggeseran itu terhadap derajat kesantunannya, dan (3) kaitan penggeseran itu dengan kesantunan tersebut.
Novel yang beriudul A Farewell to Arms karya E. Hemingway (1929) beserta teriemahannya Pertempuran Penghabisan oleh T.S. Bachtiar (1976) dijadikan sumber data. Hasil kajian terhadap sumber data ini digunakan sebagai dasar penyusunan angket yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan derajat kesantunan TTD tadi antara BSu dan BSa. Responden ditarik secara acak dari populasi yang terdiri atas penutur BSu dan penutur BSa. Data yang diperoleh diolah menggunakan beberapa uji statistik yang semuanya terdapat di dalam SPSS for Windows Release 6. Variabel utama penelitian ini adalah (1) TTD di dalam BSu dan BSa, yang dikelompokkan menurut faktor bahasa dan jenis penutur, dan (2) perbedaan derajat kesantunan TTD antara kedua bahasa tersebut. Variabel lainnya adalah jantina, kelompok usia, dan tingkat pendidikan responder.
Uji ANOVA sate-jalur yang digunakan untuk mengolab data di atas mengungkapkan adanya perbedaan derajat kesantunan antara TTD di dalam kedua bahasa. Walaupun secara statistik perbedaan ini signifikan, perbedaan harga-harga yang diperoleh dari uji tersebut sangat kecil sehingga uji komparasi ganda (uji Duncan) mengungkapkan bahwa di antara tiga puluh enam pasang kelompok data yang disusun menurut jenis penutur hanya sepuluh pasang yang menunjukkan perbedaan itu. lni menyiratkan bahwa penerjemah memilih strategi melakukan berbagai penggeseran dengan akibat pengubahan derajat kesantunan TTD yang diterjemahkannya.
Penelitian ini menyisakan pextanyaan yang menyangkut kaitan antara fitur suprasegmental dan kesantunan, kewajaran TTD di dalam novel, dan hubungan kesantunan dengan jarak sosial serta perbedaan status antara penutur dan petutur sebagaimana tertuang di dalam novel. Selain itu, kajian replikatif dapat pula dilakukan untuk mengulangtegaskan hasil penelitian ini.

This research is based on the assumptions that novels contain various types of directive speech acts (DSA's for short) which may threaten the hearer's face and that the translation of such DSA's may result in various types of shifts that, in turn, can lead to differences in their degrees of politeness. Based on the assumptions, this study puts forward questions on the shifts in translating English DSA's into Indonesian, the changes of their degrees of politeness as a result of the translation, and the relationship between such shifts and the degrees of politeness. This study aims at (1) revealing aspects related to the variety of shifts; (2) the impacts of such shifts on their degrees of politeness; and (3) the relationship between the shifts and the politeness.
A novel entitled A Farewell to Arms by E. Hemingway (1929) along with its translation, i.e. Pertempuran Penghabisan by T.S. Bachtiar (1976), is the source of data on the DSA's. The results of the study on it are used as the basis of compiling the questionnaire which has been designed to obtain pictures on differences in the degrees of politeness between the DSA's in the source language (Sr..) and their counterparts in the target language (TL). The respondents were randomly drawn from the population consisting of speakers of the SL as well as ones of the TL.
The data obtained from the sample are analyzed using a number of statistical tests contained in the SPSS for Windows Release 6. The major variables of this research are (I) the DSA's in the SL and their counterparts in the TL, which are categorized in accordance with the language and types of respondents, and (2) the differences in the degrees of politeness of the two languages. The other variables are the sexes, the age groups, and the levels of education of the respondents.
The one-way ANOVA employed to analyze the data reveals the differences in the degrees of politeness between the DSA's in the two languages. Despite the significance of the differences, the distinctions of values obtained from the analyses are so small that the multiple comparative (Duncan) tests reveal that among the thirty six pairs of data grouped on the basis of the types of respondents there are only ten pairs showing such distinctions. This implies that the translator has chosen the strategy of making shifts in the translation, resulting in changes in the degrees of politeness of the DSA's that he translates.
This study leaves behind questions on the connection between the suprasegmental features and politeness, the naturalness of DSA's within novels, and the relations between politeness and social distance as well as differences in social status among interlocutors in novels. Besides, replicative study could also be carried out in order to reconfirm the findings of this research.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusja Nurnadia Partyla
"Penelitian ini mengenai syair kisah dalam Seudati. Dalam Seudati, ada tujuh bagian yang harus dimainkan setiap kelompok Seudati. Bagian kisah merupakan salah satu bagian dalam Seudati yang menekankan pada penyampaian lantunan syair daripada gerak tari. Penekanan penyampaian isi syair membuat syair kisah bertujuan untuk mengirim pesan yang ada dalam syair kepada penikmatnya. Objek penelitian yang penulis gunakan adalah kaset yang berjudul Seudati Awak Awai. Ada dua buah syair kisah yang terekam dalam kaset ini, yaitu syair kisah _Po Bungong Panjoe_ dan _Saboh Glee Gajah_. Dua syair kisah ini dilantunkan dalam bahasa Aceh. Untuk itu, penulis terlebih dahulu mentranskripsikan dan menerjemahkan dua syair kisah tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Setelah mentranskripsi dan menerjemahkan syair kisah _Po Bungong Panjoe_ dan _Saboh Glee Gajah_, dua syair tersebut pun kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan struktural yang difokuskan pada unsur intrinsik sebagai objek penelitian. Unsur intrinsik yang menjadi fokus penelitian adalah amanat atau pesan yang disampaikan dalam dua syair kisah tersebut. Hasilnya, syair kisah _Po Bungong Panjoe_ yang artinya _Bunga Kapuk_ mempunyai amanat tersurat berupa peringatan kepada manusia untuk memperbanyak ibadah sebelum pintu taubat tertutup. Manusia diingatkan untuk melaksanakan perintah Tuhan untuk melaksanakan taubat sebelum _pintu taubat itu sendiri tertutup_. Amanat tersirat dalam syair ini, di antaranya adanya ketentuan Tuhan atas hari akhir dan adanya keseimbangan kehidupan manusia, baik urusan religi (rohani) maupun urusan keduniawian (jasmani). Amanat tersurat yang ada di dalam syair kisah _Saboh Glee Gajah_ yang artinya _Rimba Gajah_, di antaranya berupa peringatan kepada manusia untuk mensyukuri semua limpahan nikmat kekayaan yang diberikan-Nya dengan cara menjalankan perintahnya, seperti ibadah salat, di waktu senang maupun ketika dilanda bencana dan segala perbuatan yang dilakukan nantinya akan mendapat balasannya di padang masyar. Amanat tersirat dalam syair ini adalah kebesaran dan kenikmatan dalam dunia ini ada dalam kekuasaan Tuhan yang dengan mudah dapat hancur atau hilang. Amanat tersirat lainnya adalah berpasrah diri kepada Tuhan dalam keadaan apapun serta adanya keseimbangan dalam kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani. Dari dua buah penelitian lantunan syair kisah ciptaan Syeh Lah Geunta, penulis dapat menyimpulkan amanat utama yang dipunyai dalam kedua syair kisah tersebut. Amanat yang disampaikan dalam kedua syair kisah tersebut berhubungan dengan keseimbangan kehidupan jasmani (dunia) dan rohani (akhirat) manusia sebagai makhluk Tuhan dengan segala kelemahannya. Walaupun merupakan karya cipta pribadi, Syeh Lah Geunta dalam dua buah syair kisah ini masih menggunakan Seudati sebagai media dakwah ajaran agama Islam. Hanya saja, dakwah yang dilakukan bukan lagi dakwah berupa penyebaran agama Islam. Dakwah yang disampaikan, khususnya kepada masyarakat Aceh, berupa nasihat yang mengingatkan manusia akan hari akhir serta kelalaian yang sering dilakukan, seperti meninggalkan salat dan asyik dengan urusan dunia yang membuat manusia lupa menjalankan perintah Tuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>