Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Kartini
"Marivaux adalah salah satu penulis awal abad XVIII yang terkenal dengan gaya penulisannya yang khas, yaitu komedi yang bertemakan cinta. Ia menghadirkan cinta dengan segala nuansa serta permasalahannya dan menutup lakon dengan kemenangan cinta. Karya-karya Marivaux semakin mudah diresapi karena kemampuan analisis psikologis tokohnya yang sangat tajam. la mampu memerikan efek-efek cinta dengan detil dalam setiap karyanya. Berdasarkan gaya penulisan Marivaux, skripsi ini akan meneliti pertumbuhan cinta dan perkembangan psikologis tokoh akibat cinta dalam salah satu karya Marivaux: Le Jeu de 1 'Amour et du Hasard. Analisis alur, tokoh dan latar akan menggunakan teori Gustave Freytag dalam Redaction et Analyse d'un Texte Dramatique dan teori Anne Ubersfeld dalam Lire le Theatre. Untuk menganalisis psikologis tokoh dengan lebih dalam, digunakan teori psikologi mengenai perkembangan cinta dan gejala-gejala cinta dalam Social Psychology in the 90's dan The Handbook of Love. Le Jeu de l'Amour et du Hasard menceritakan tentang Silvia, seorang gadis bourgeois kaya yang akan dijodohkan dengan Dorante, anak dari teman ayahnya. Silvia memiliki pandangan yang pesimis mengenai pernikahan dan keberadaan pria yang baik. Menurutnya, semua pria memakai topeng saat berada di luar rumah, dan akan sukar sekali menemukan pria yang benar-benar baik. Atas dasar hal ini, ia mengusulkan untuk bertukar peran dengan Lisette, pelayannya, agar dapat mengamati Dorante dengan bebas. Di luar pengetahuan Silvia, Dorante memiliki ide yang sama, dan bertemulah mereka dalam penyamaran. Tentu saja cinta segera tumbuh diiringi segala konflik batin kedua tokoh utama. Dalam alur, proses yang panjang terjadi dalam tahap gawatan. Disinilah cinta Dorante dan Silvia turnbuh dan berkembang menghadapi berbagai cobaan yang ada. Marivaux memperlihatkan perbedaan sikap antara pria dan wanita dalam menghadapi cinta. Dorante mengungkapkan perasaannya secara langsung, sementara Silvia memilih untuk menyimpan sendiri perasaannya sambil menunggu kepastian bahwa Dorante adalah pria yang tepat dan benar-benar mencintainya. Kisah cinta antar pelayan juga disajikan dalarn lakon ini. Disini terlihat perbedaan antara cinta yang tumbuh dalam kebebasan karma keluguan para pelayan dengan cinta yang tumbuh dalam suasana terkekang akibat banyak pertimbangan. Cinta yang diungkapkan dengan bebas akan Iebih membawa kebahagiaan bagi para pecinta. Tokoh utama lakon ini adalah wanita bourgeois yang cerdas dan berani mengungkapkan pemikirannya kepada ayahnya. Ia tidak diam saja saat dijodohkan dan mampu merancang berbagai sandiwara untuk mendapatkan cinta sejatinya. Marivaux juga memunculkan sedikit bentuk feminisme awal abad XVIII."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nini Hidayati Jusuf
1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Oka Sukanta
Jakarta: Forum Jakarta-Paris, 2010
808.81 PUT v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Supit
"Tujuan penelitian ini adalah membuktikan tokoh utama dalam roman Le Vivier, Karya Henri Troyat adalah seorang yang bersifat nonchalant dan mendeskripsikan unsur-unsur struktur mana saja yang mendukungnya. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang digunakan adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Analisis sintagmatik, yaitu pengaluran dan alur, dilakukan dengan menyusun usic (urutan satuan isi cerita) terlebih dahulu. Pengelompokan usic membuktikan bahwa tokoh utama adalah Philippe dengan banyaknya keterlibatannya pada peristiwa dalam roman. Setelah itu, disusun fungsi-fungsi utama beserta bagan untuk menemukan logika cerita. Analisis alur ini memperlihatkan sifat nonchalant tokoh utama memulai konflik dan mendorong penyelesaian cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Miriam P. Salim
"Pada abad ke-17, para ahli teori sastra menegaskan bahwa tokoh utama sebuah lakon, selain harus sudah ditampilkan pada awal lakon bersama dengan tokoh-tokoh lain, ia pun harus mempunyai kwantitas pemunculan yang tinggi. Seandainya ada di antara nama para tokoh itu dijadikan judul lakon tersebut, tokoh itu merupakan tokoh utama lakon. Dalam lakon Le Tartuffe (1664), walaupun nama tokoh Tartuffe yang dijadikan judul lakon membuktikan bahwa tokoh ini adalah tokoh utama lakon, keterlambatan dan kwantitas pemunculannya yang terbatas membuat kita ragu akan peran tokoh Tartuffe dalam lakon tersebut. Mengingat bahwa pemaharnan lakon dapat diperoleh berdasarkan teks drama itu sendiri, telaah mengenai masalah yang telah dikemukakan di atas itu akan didasarkan pada teori alur dan tokoh, yang dijabarkan oleh Anne Ubersfeld dalam bukunya Lire le Theattre. Dari nenelitian tersebut diperoleh keterangan bahwa keterlambatan dan keterbatasan kwantitas pemunculan tokoh Tartuffe sama sekali tak mempengaruhi perannya sebagai tokoh utama dalam lakon le Tartuffe. Hal ini karena tokoh Tartuffe terlihat sangat menonjol baik dalam alur, dalam pengaluran, dalam perannya sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dari tokoh-tokoh lain dan dalam perannya sebagai tokoh yang menjadi pokok pembicaraan dalam ujaran para tokoh. Tokoh Tartuffe berperan sangat dominan dalam alur dan dalam hubungannya dengan tokoh-tokoh lain. Demikian, peran tokoh Tartuffe sebagai tokoh utama dalam lakon Le Tartuffe karya Moliere ini tak perlu diragukan lagi. Jika masalah ini dihubungkan dengan pengarang lakonnya, yakni Moliere, dapat dikatakan bahwa keistimewaan penyajian tokoh utama dalam lakon tersebut merupakan salah satu ciri keluwesan Moliere. Ia tak memusingkan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan para ahli teori sastra zamannya. Qleh karena itu, ia berhasil menciptakan lakon-lakon yang beragam, yang ternyata dihargai dan disukai sebagian besar penonton pementasan lakon-lakonnya. Sikap Moliere sesuai dengan apa yang diinginkannya dari publiknya , yaitu menghibur mereka. Hal ini pula yang diharapkan penonton dari lakon-lakon jenaka ciptaan Moliere."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ponti Caroline
"ABSTRAK
Melalui skripsi ini akan dianalisis mengapa sampai timbul permasalahan identitas dalam diri tokoh utama karena ke-Yahudi-annya, sedangkan tokoh-tokoh lainnya yang juga keturunan Yahudi tidak mengalaminya. Untuk mengungkapkan permasalahan tersebut akan ditelusuri melalui analisis struktur-strukturnya dengan menggunakan pendekatan sosiologi untuk melihat gambaran interaksi kehidupan masyarakat di dalam cerita, kemudian juga akan diberikan penyelasan singkat mengenai sejarah kehidupan masyarakat Yahudi yang menjadi latar belakang cerita.

"
1996
S15821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isyana Rahmadanti
"Kebebasan eksistensial merupakan suatu teori yang mendukung ide bahwa eksistensi mendahului esensi pada diri manusia. Penelitian ini membahas struktur naratif dan sinematografis yang menjadi bagian dari pembangun film Le Roi de Cœur (1966). Aspek dari struktur naratif dan sinematografis yang dipaparkan meliputi alur dan karakterisasi tokoh hingga teknik pengambilan gambar dalam film dan audio yang dimainkan. Kebebasan eksistensial yang ditemukan dalam tokoh Charles Plumpick dalam membuat keputusan dan bertindak dianalisis secara tematis menggunakan teori Jean-Paul Sartre. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya eksistensi dan esensi dalam tokoh Plumpick yang membentuk kebebasan eksistensialnya serta membedah proses penemuan kesadaran dalam dirinya untuk memperjuangkan kebebasan ini. Hasil temuan penelitian ini berupa unsur ‘eksistensi’,‘esensi’, serta pergeserannya pada tokoh utama yang didasari oleh konsep “L'existence précède l'essence” dalam teori eksistensialisme Sartre. Pergeseran esensi ini menunjukkan keberhasilan Plumpick dalam memenuhi kebebasan eksistensialnya sebagai manusia. Ia menggunakan kebebasan itu untuk menentukan bagaimana ia menjalankan hidupnya.

Existential freedom is a theory that proposes the idea that existence precedes essence in humans. This study discusses the narrative and cinematographic structure in Le Roi de Cœur (1966). Aspects of the narrative and cinematographic structure covers the plot and characterization to shooting techniques and the audio used in the film. The existential freedom found in the main character, Charles Plumpick, in making decisions and behaving is explained thematically using Jean-Paul Sartre's theory. This study uses qualitative research methods to collect and analyze data from the film. The purpose of this study is to prove the existence and essence in the main character which forms his existential freedom and to further investigate the process of finding awareness within himself to fight for this freedom. This study found the elements of 'existence' and 'essence', as well as shifts of these elements within the main character, based on the concept of "L'existence précède l'essence" in Sartre's theory of existentialism. This shift in essence shows Plumpick's success in fulfilling his existential freedom as a human. Plumpick uses this freedom to decide how he lives his life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mouzouraki, Paraskevi
Paris: Libraire Generale de Droit, 1999
342.06 Mou l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ayuning Kraton
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menunjukkan peran Lady Huff, tokoh utama, dalam konflik utama yang terdapat pada Iakon Le Bal des Voleurs karya Jean Anouilh, Pembahasan penulisan skripsi ini meliputi alur cerita, dengan menggunakan skema aktan sebagai dasar pembentukan alur, serta pembahasan tokoh sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dan tokoh sebagai subyek pengujar. Pembahasan alur cerita digunakan untuk mengetahui konflik utama yang terdapat dalam lakon. Sedangkan pembahasan tokoh sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dan tokoh sebagai subyek pengujar digunakan untuk mengetahui peran Lady Hurl dalam konflik utama tersebut. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa tokoh Lady Hurf, melalui harta kekayaan yang menjadi bagian dari dirinya, merupakan pemicu kontlik utama yang terdapat dalam Iakon. Selain sandiwara yang dimainkannya untuk mengusir kegalauan hatinya akibat tidak memiliki cinta mengembangkan konflik tersebut. Jadi Lady Hurf memegang peranan penting dalam konflik utama pada lakon Le Bal des Voleurs.

"
1996
S14323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Nadia Ratna Nariswari
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperlihatkan kritik sosial tentang tingkah laku berlebihan kelompok bourgeois kaya yang ingin menjadi bangsawan dalam drama Le Bourgeois Gentilhomme melalui tokoh-tokohnya. Pembahasan penulisan skripsi ini meliputi alur cerita, dengan menggunakan skema aktan sebagai dasar pembentukan alur, pengaluran, tokoh sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dan latar serta teks sejarah. Pembahasan alur cerita digunakan untuk mengetahui tokoh utama, yaitu Tuan Jourdain yang mewakili kritik Moliere. Sedangkan pembahasan tokoh digunakan untuk memperlihatkan kritik sosial melalui tokoh-tokoh dalam Le Bourgeois Gentilhomme, terutama melalui tokoh utamanya, Tuan Jourdain. Begitu pula dengan pembahasan latar, memperkuat analisis sebelumnya mengenai kritik terhadap kaum bourgeois. Teks sejarah digunakan untuk membuktikan adanya kelompok bourgeois kaya yang ingin menjadi bangsawan pada akhir abad XVII. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa tokoh yang mewakili kritik sosial Moliere pada kaum bourgeois kaya terutama adalah tokoh utama Tuan Jourdain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>