Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153616 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laksmi
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh deskripsi penerjemahan unsur metaforis bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam roman La Paste dan terjemahannya Sampar.
Masalah pokok yang diteliti ialah tepat tidaknya pengalihan amanat yang mengandung unsur metaforis BP ke dalam BI. Sehubungan dengan masalah tersebut, penelitian yang dilakukan melingkupi penerjemahan unsur metaforis BP ke dalam BI dan proses penerjemahannya ditinjau dari segi amanatnya. Di samping itu, di dalam penelitian ini akan dicari pula faktor-faktor yang menyebabkan suatu terjemahan dapat mengalihkan amanat secara tepat, sementara terjemahan yang lain tidak.
Analisis yang dilakukan didasari oleh sejumlah teori, yaitu teori-teori semantik, khususnya mengenai jenis makna serta pengertian unsur metaforis dan makna metaforis; teori-teori penerjemahan, khususnya mengenai pengertian penerjemahan yang menyangkut unsur metaforis, jenis proses penerjemahan ditinjau dari segi amanat, dan sifat terjemahan.

"
1990
S14480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Mariah
"Sastra dan Konvensi. Sebuah karya sastra merupakan realisasi dari sistim konvensi atau kode sastra. Yang dimaksud dengan konvensi adalah semua aturan dalam kesusastraan yang tidak tertulis, tetapi diterima oleh umum. Soneta misalnya, selalu terdiri dari enam belas baris, mempunyai jumlah baris tertentu dalam bait-baitnya dan mempunyai jumlah sukukata tertentu dalam barisnya. Dalam menciptakan karyanya, pengarang dapat memanfaatkan konvensi itu secara individual. Ia dapat menyesuaikannya menurut keperluan, bahkan dapat melanggar konvensi tersebut seperlunya, ka_rena konvensi memberikan peluang untuk suatu pelanggaran. Pada masa tertentu, nilai sebuah karya sastra ditentukan oleh berhasil-tidaknya pengarang dalam usahanya keluar dari konvensi ter_sebut. Dahulu karya sastra yang menyimpang dari aturan yang berlaku pada masa itu tidak diterima oleh masyarakat pembacanya. Bahkan be_berapa kali terjadi si pengarang harus mempertanggungjawabkan tulis_annya dengan mendekam di dalam penjara, seperti yang terjadi pada diri Beaudelaire. Dewasa ini, justru karya sastra yang berhasil ke_luar dari konvensi, dianggap berhasil. Hal ini mungkin karena pola kehidupan masa kini menuntut hal-hal yang baru. Pelanggaran konvensi sastra menghasilkan pembaharuan atau inovasi. Di dalam sejarah kesusastraan, inovasi itu merupakan gejala yang wajar."
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Sutoyo
"Determinator Le, La, dan Les Dalam Bahasa Indonesia. Ada-pun masalahnya adalah bentuk padanan determinator le, la dan les dalam bahasa Indonesia, sedangkan tujuannya adalah memberikan deskripsi terjemahan determinator Prancis le, la dan les dalam karya-karya terjemahan. Untuk menganalisis data akan digunakan beberapa wawasan sintaksis bahasa Prancis dan sintaksis bahasa Indonesia serta teori~terjemahan.
Dengan teori sintaksis bahasa Francis dapat dilihat bahwa dalam frase nominal, determinator merupakan konstituen yang penting, karena tanpa kehadirannya frase nominal akan menjadi tidak gramatikal. Determinator le, la, les, yang disebut juga sebagai artikula ketakrifan, mempunyai 4 nilai semantis yaitu: sebagai artikula ketakrifan, artikula ketaktakrifan, demonstrativa dan posesiva. Dengan teori sintaksis bahasa Indonesia, dilihat bentuk padanan-padanan determinator Francis, yaitu berupa artikula, numeralia tak takrif, demonstrativa dan posesiva. Teori terjemahan digunakan untuk melihat pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanan determinator le, la, les sehingga kesimpulan menjadi lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana S. Amidharmo
"ABSTRAK
Dalam bahasa Indonesia kayta YANG merupakan salah satu unsur yag sering muncul dalam kalimat. Dalam terjemahannya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Prancis, kata YANG mempunyai beberapa padanan karena YANG sebagai kata ganti penghubung, baik yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalinat maupun yang menghubungkan nomina dengan atribut.
Tujuan yang ingin dicapai adalah mencari kaidah penerjemahan YANG dalam bahasa Prancis dan apa saja padanannya.

"
1984
S14311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djunaedah Hamid
"Bahasa dan penterjemahan. Pada hakekatnya, penterjemahan adalah penyampaian kembali amanat yang dinyatakan dalam bahasa sumber (selanjutnya disingkat BSu) dengan menggunakan bahasa sasaran (selanjutnya disingkat BSa) (Nida & Taber 1969:13). Dengan demikian penterjemahan dapat disebut sebagai suatu kegiatan kebahasaan. Menurut Poerwadarminta (1967:5), bahasa merupakan alat komunikasi yang mahapenting. Dengan bahasa orang dapat menyampaikan berbagai berita batin, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, harapan, dan sebagainya kepada sesama manu-sia. Dengan bahasa itu pula, orang dapat mewarisi atau mewariskan, menerima atau menyampaikan pengalaman dan pengetahuan lahir batin.
Bahasa dibuat oleh dan untuk manusia. Itulah sebabnya maka pembentukan bahasa erat hubungannya dengan perorangan (individu), masyarakat dan alam sekitar manusia yang membentuk dan menggunakannya. sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, maka untuk melakukan penterjemahan selain ki_ta harus menguasai kedua bahasa yang terlibat dalam penterjemahan, kita juga harus memperhatikan aspek aspek lain yang berhubungan dengan bahasa, seperti yang bare saja diuraikan.Dengan mengutip pendapat Nida (1966:90-97), maka secara singkat kita dapat menyebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan penter-jernahan, yaitu:Ekologi atau lingkungan hidup,kebudayaan meteriil, kebudayaan social, religi, dan bahasa.
Ekologi, kebudayaan materiil, kebudayaan sosial dan religi dapat dianggap sebagai faktor-faktor yang melatarbelakangi bahasa. Perbedaan dalam bidang-bidang tersebut mengakibatkan perbedaan dalam bidang bahasa. Karena itulah, di dunia ini terdapat berbagai-bagai bahasa. Dengan demikian, bahasa merupakan perwujudan dan pencerminan kebudayaan masyarakat bahasa masing-masing. Sehingga tidak ada bahasa yang seragam benar antara satu dengan yang lain. Akibatnya, pars penterjemah yang berhubungan dengan dua bahasa seringkali mengalami masalah dalam pemilihan kosakata (leksikon). Masalah tersebut kiranya dapat ditanggulangi dan dipecahkan dengan bantuan pengetahuan kita tentang perbedaan faktor-faktor sampai dengan yang melatarbelakangi BSu dan BSa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmy Harsosuwignyo
"Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_ Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_ Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Faika Salendru-Razak
"Fungsi teriemahan bagi manusia. Terjemahan merupakan suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Pekerjaan terjemahan telah dilakukan selama berabad-abad. Fungsi sebenarnya dari terjemahan ialah untuk menyampaikan amanat yang terdapat dalam suatu bahasa ke bahasa lain. Terjemahan panting bagi manusia karena dengan adanya terjemahan kita dapat mengetahui dan menge_nal lingkungan dan kehidupan masyarakat lain. Selain itu kita dapat berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan ma_syarakat lain tanpa harus menguasai bahasa masyarakat ter_sebut. Untuk meningkatkan pengetahuan suatu masyarakat, ma_ka perlu diketahui ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja di negara itu sendiri tetapi juga di negara lain. Namun sering terjadi kasulitan dalam hal ini karena tidak semua orang menguasai bahasa lain. Untuk mengatasi perso_alan yang timbul akibat perbedaan bahasa, maka banyak karya-karya ilmiah yang diterjemahkan. Karena itu dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan terjemahan makin meningkat sesuai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kerstin Djatnika
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Chandra
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>