Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6077 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marselina
"Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Produsen menggunakan iklan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensialnya melalui pesan-pesan mereka. Dewasa ini, majalah-majalah berbahasa Perancis memuat banyak iklan komersial Perancis bernaskah singkat. Iklan bernaskah Singkat ini mempunyai struktur ujaran yang bervariasi. Dari kenyataan inilah, penulis tertarik untuk meneliti struktur ujaran iklan komersial Paranoia bernaskah singkat. Untuk penelitian ini, penulis memakai teori komunikasi dan teori-teori sintaksis seperti satuan-satuan sintaksis, kalimat minimal, kalimat nominal, ekspansi dan jenis--jenis kalimat. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur ujaran iklan komersial bernaskah singkat ini sangat bervariasi. - Kelompok ujaran berstruktur kalimat lengkap didominasi oleh struktur kalimat sederhana SP (kalimat minimal) dengan satu E, yaitu : S P E ; S P E-->E1 ; S P E->E1 El ; S P->El E ; S P->El E->El ; (E1->E2)<-S P E->El ; E S P ; Kelompok ujaran berstruktur kalimat tak lengkap didominasi oleh gabungan dua S N. Gabungan dua S N ini mempunyai lima variasi yaitu : [(det+N), (det+N)] ; [(det+N+S. Preposisional), (det+N+S.Preposi_sional)] ; [(det+N+S. Preposisional), (det+N+S.Ajektival)] ; [(N), (det+N+Sintagma preposisional)] ; E(N), (det+N+Proposisi)] ; Dalam penelitian ini, dapat terlihat bahwa struktur yang paling dominan adalah gabungan dua 5 N dengan struktur [(N), (det+N+Modifikator)] yang termasuk dalam kelompok yang kedua yaitu kelompok ujaran berstruktur kalimat tak lengkap. (N) diisi oleh merk produk yang dipromosikan ; (det+N+Modifikator) diisi oleh keterangan dari produk yang dipromosikan. Modifikator yang sering digunakan adalah bentuk sintagma preposisional dan proposisi. Dalam iklan bernaskah singkat ini, unsur-unsur bahasa tidak banyak digunakan untuk mendeskripsikan produk, oleh karenanya acuan memainkan peranan yang penting agar komuni_kasi periklanan cetak tetap dapat berjalan lancar. Penghe_matan bahasa dilakukan mengingat daya ingat manusia sangat terbatas. Selanjutnya, dari jenis produk yang dipromosikan, iklan komersial Perancis bernaskah singkat ini didominasi oleh iklan parfum. Akhir kata, diharapkan analisis ini dapat menjadi masukan bagi bidang sintaksis dan dapat membantu dunia periklanan Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milda Iralia Gustia Emza
"Sebagai alat komunikasi, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan apa yang dirasakan, dipikirkan dan diketahuinya kepada orang lain. Produsen sebagai pengirim menggunakan iklan untuk berkomunikasi dengan konsumen sebagai penerima melalui media massa. Iklan baris merupakan salah satu jenis iklan pada media cetak; berbentuk mini, menggunakan huruf berukuran kecil, hanya terdiri atas beberapa baris, dan kata-kata yang digunakan banyak berupa unsur bahasa yang mengalami proses abreviasi. Abreviasi adalah proses pemendekan suatu leksem atau kombinasi leksem yang hasilnya disebut kependekan. Kependekan terdiri atas lima jenis, yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf. Bagaimanakah kependekan yang terdapat dalam teks iklan baris bahasa Perancis ?
Penelitian abreviasi dalam teks iklan baris bahasa Perancis ini akan tnengungkapkan hal tersebut. Data kependekan diperoleh dari 400 buah iklan baris I_immobiIier yang terdapat dalam sejumlah surat kabar berbahasa Perancis Le Monde dan analisisnya ditekankan pada jenis, proses pembentukan, serta efisiensi kependekan tersebut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam 400 buah iklan baris tersebut terdapat 225 buah kependekan dengan frekuensi 2392. Kependekan dengan persentase tertinggi adalah kependekan jenis penggalan (58,66%) yang terjadi karena proses pengekalan suku kata pertama dan huruf pertama suku kata kedua, sedangkan kependekan dengan persentase terendah adalah akronim (0%), atau dengan kata lain kependekan jenis akronim tidak ditemukan dalam data. Ditinjau dari faktor penghematan unsur bahasa dan kejelasan amanat, penyampaian amanat dalam teks ikian baris ini sudah diusahakan seefisien mungkin. Namun dilihat dart munculnya variasi kependekan pada sejumlah leksem, dapat dikatakan bahwa pihak media kurang konsekuen terhadap bentuk kependekan yang digunakannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Setiawati Setijono
"Skripsi ini membahas iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi. Dalam iklan di majalah sering terlihat adanya penggunaan merek dalam salah satu unsur teks ikian, yaitu judul. Dalam hal ini ternyata merek yang terdapat dalam judul teks iklan tersebut merupakan sebuah bentuk bahasa yang maknanya mewakili makna bentuk bahasa lain berdasarkan kontiguitas makna. Gejala ini adalah apa yang disebut sebagai metonimi. Penulis tertarik untuk meneliti mengenai metonimi lebih lanjut, karena ia ingin mengetahui jenis metonimi yang ada dan paling banyak dipergunakan dalam judul teks iklan. Datanya diambil secara acak dari beberapa teks iklan yang dikategorikan sebagai iklan produk minuman. makanan, kendaraan, barang elektronik dan elektrik, serta kosmetik dan parfum. Teori yang dipergunakan untuk menganalisis data tersebut adalah teori semantik dan teori metonimi, serta ditunjang teori komunikasi. Teori wacana dan teori iklan. Setelah menganalisis data berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam judul teks iklan terdapat dua jenis metonimi, yaitu metonimi yang menyebutkan tempest. produksi untuk mewakili produk yang dibuat di tempat tersebut dan yang menyebutkan wadah untuk mewakili isi. Selain itu ditemukan dua jenis metonimi lain yang tidak terdapat dalam teori, yaitu metonimi yang menyebutkan merek dagang produk untuk mewakili produk, serta metonimi yang menyebutkan teknologi untuk mewakili produk juga . Diantara ke-empat jenis metonimi tersebut, yang paling dominan adalah metonimi yang menyebutkan merek dagang produk untuk mewakili produk. Jika kita kembali pada apa yang telah dikemukakan di kerangka teori, maka hal di atas mengungkapkan bahwa pemakaian merek dagang suatu produk dapat mendukung sifat persuasif iklan. Sedangkan ditemukannya dua jenis metonimi baru tersebut sesuai dengan teori yang mengungkapkan adanya kemungkinan untuk mengembangkan jenis-jenis metonimi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Ade Mariana Sari
"Modalitas merupakan konsep semantik, memperlihatkan keterlibatan pandangan penutur (P1) dalam proposisi kalimat suatu ujaran khususnya mengenai peristiwa yang diungkapkannya. Tidak jarang modalitas ditampilkan pada teks-teks berita berbahasa Prancis yang bersifat informatif. Berarti di dalam teks-teks berita surat kabar Prancis yang dilihat dari jenis tulisannya yang bertujuan memberikan informasi, terlihat adanya penyisipan unsur-unsur bahasa yang memberikan makna modal pada teks-teks tersebut yang mengandung pandangan P1. Masalah yang timbul pada gejala di atas adalah jenis-jenis modalitas apa sajakah yang ada dan jenis manakah yang paling dominan serta bagaimana modalitas dinyatakan secara gramatikal dan leksikal dalam teks-teks berita surat kabar berbahasa Prancis yang diteliti. Data yang dianalisis terdiri dari 80 buah teks berita yang diambil dari surat kabar berbahasa Prancis Le Monde bertema masalah peperangan antara Serbia dan Bosnia-Herzegovina. Teks-teks berita tersebut terbit sejak September 1992 hingga Mei 1993. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 80 buah teks beri_ta, ternyata hanya 25 buah (31,25%) teks berita yang mengandung modalitas, sedangkan sisanya 55 buah (68,75%) teks berita yang nonmodal. Dari ke-25 buah teks berita modal ditemukan 43 buah kalimat-kalimat modal. Ada tiga jenis modalitas yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu modalitas intensional sebanyak 1 buah (2,32%), epistemik sebanyak 40 buah (93,03%), dan deontik se_banyak 2 buah (4,65%). Dilihat dari persentase ketiga jenis modalitas di atas maka jenis modalitas yang paling dominan adalah modalitas epistemik (93,03%). Kalimat_kalimat modal tersebut dimarkah baik oleh pemarkah gramatikal, leksikal, maupun gabungan gramatikal dan leksi_kal. Dengan perbandingan 3:7 antara teks-teks berita yang modal dengan nonmodal yang begitu besar menunjukkan bahwa teks-teks berita memang masih didominasi oleh informasi-informasi. Walaupun ada penyisipan opini pada berita yang informatif itu hanya sedikit sekali dan biasanya terdapat pada paragraf penutup yang merupakan kesimpulan penulis berita yang sifatnya subjektif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Himawan Karuniadi
"Sa1ah satu fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kita mengenal dua macam cara penyampaian bahasa yaitu penyampaian bahasa secara lisan dan penyampaian bahasa secara tertulis. Telegram merupakan salah satu contoh dari komunikasi yang dilakukan secara tertulis. Dalam penulisan telegram terdapat tuntutan yang besar akan kalimat yang sesingkat dan seefisien mungkin sehingga kalimat-kalimat telegram cenderung tidak lengkap baik struktur maupun unsur-unsur pembentuk kalimatnya. Dari kenyataan inilah penulis tertarik untuk meneliti struktur ujaran telegram bahasa Perancis. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan. Teori-teori yang menjadi dasar analisis adalah teori-teori sintaksis yang mencakup satuan-satuan sintaksis, kalimat dan ekspansi, teori struktur kalimat dan jenis kalimat serta nominalisasi. Karena sulitnya mendapatkan telegram yang asli maka data telegram dalam skripsi ini diperoleh dari beberapa buah buku pelajaran bahasa Perancis antara lain: Ecrire a Tout Le Monde, Guide de Correspondence en Francais, Le Francais du Secretariat Commercial, Le Francais Pour La Profession, Negotiations commerciales. Dalam skripsi ini, data keseluruhan berjumlah 40 buah telegram yang terdiri dari 23 buah telegram yang bersifat familial dan 17 buah telegram yang bersifat komersial. Kesimpulan yang diperoleh setelah analisis menunjukkan bahwa dalam kelompok telegram yang bersifat familial, struktur yang paling dominan adalah ujaran tanpa unsur S yang berjumlah 36%. Struktur lainnya adalah ujaran berstruktur lengkap berjumlah 241, ujaran imperatif berjumlah 101, ujaran tanpa unsur P berjumlah 161, Ujaran tanpa presentatif berjumlah 8_% dan ujaran tanpa unsur S P serta ujaran yang berupa sintagma nominal yang masing-masing berjumlah 6%. Sedangkan pada kelompok telegram komersial struktur ujaran terbesar yaitu berjumlah 35% merupakan ujaran yang berstruktur lengkap. Struktur ujaran lainnya adalah ujaran tanpa unsur S berjumlah 27,5%, ujaran yang berupa kalimat imperatif berjumlah 22,5%, Ujaran tanpa unsur S P dan ujaran berupa sintagma nominal masing--masing berjumlah 5% serta ujaran tanpa unsur dan ujaran tanpa presentatif yang masjrig-masing berjumlah 2,5%. Unsur-unsur Bahasa yang secara umum tidak muncul dalam telegram merupakan monem-monem gramatikal seperti: (1) Monem penanda orang pertama baik tunggal maupun jamak. (2) Monem penanda orang ketiga baik tunggal maupun jamak. (3) Monem penanda impersonal. (4) Verba titre dan avoir. (5) Preposisi. (6) Artikel.(7) Adjektiva posesif. (8) Akhir kata, diharapkan analisis ini dapat menjadi masukan bagi yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Luciana Maria
"Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan, misalnya untuk mengungkapkan perasaan, memberikan informasi, ataupun untuk meyakinkan orang lain. Ini berarti bahwa bahasa memiliki fungsi yang berbeda_beda. Skripsi yang berjudul Fungsi-Fungsi Bahasa dalam Teks Surat-Surat Pembaca Majalah Berbahasa Perancis ini merupakan suatu penelitian kecil yang dilakukan atas sejumlah surat-surat pembaca, untuk melihat fungsi-fungsi bahasa apa saja yang digunakan oleh para pembaca dalam suratnya, serta untuk melihat satuan-satuan sintaksis yang digunakan untuk mengungkapkan fungsi-fungsi tersebut. Data yang digunakan diambil dari surat-surat pembaca yang terdapat dalam beberapa majalah berbahasa Perancis. Adapun teori yang digunakan sebagai landasan analisis adalah teori wacana, teori komunikasi, dan fungsi-fungsi bahasa menurut Roman Jakobson, teori semantik mengenai makna denotatif dan konotatif, serta teori tataran sintaksis. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam surat-surat pembaca fungsi-fungsi bahasa yang digunakan adalah fungsi ekspresif, referensial, konatif, fatik, dan puitik. Dalam hal ini, fungsi ekspresif merupakan fungsi bahasa yang paling menonjol, sebab pada umumnya pembaca menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan penilaian-penilaian yang bersifat subyektif. Di samping itu, dari basil analisis diketahui bahwa kelima fungsi bahasa tersebut diungkapkan dalam lima satuan sintaksis, yakni monem, sintem, sintagma, proposisi dan kalimat. Dari kelima satuan sintaksis tersebut, proposisi merupakan satuan sintaksis yang paling banyak digunakan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S16195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Triasari Santoso
"Bahasa merupakan alat komunikasi antarindividu dalam suatu masyarakat yang dapat disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Salah satu bentuk komunikasi tulisan terdapat dalam penulisan berita surat kabar. Dalam penulisan berita surat kabar, efisiensi merupakan syarat yang harus dipenuhi jika hendak menulis berita yang baik. Efisiensi merupakan keseimbangan antara ekonomi atau penghematan kata dan kejelasan. Oleh sebab itu, kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam penulisan berita surat kabar harus komunikatif dan hemat kata. Salah satu Cara untuk menghemat kata dalam penulisan berita surat kabar adalah dengan nominalisasi. Nominalisasi terdapat pada judul maupun pada tubuh teks berita. Nominalisasi yang terjadi pada judul berita merupakan nominalisasi yang memiliki hubungan kataforis dengan tubuh teks beritanya. Judul merupakan kata falsafah yang meneerminkan seluruh isi berita. Sebagai hasil nominalisasi, judul memiliki keterkaitan dengan tubuh teks berita. Bertolak pada kenyataan ini, penulis tertarik untuk menganalisis keterkaitan antara judul yang merupakan basil nominalisasi dan tubuh teks berita berdasarkan kohesi leksikal. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini: - Termasuk jenis judul berita apakah judul yang memiliki unsur hasil nominalisasi ? - Bagaimanakah kaitan judul yang memiliki unsur hasil nominalisasi dengan tubuh teks berita berdasarkan kohesi leksikalnya ? - Bagaimanakah nominalisasi yang terjadi pada judul berita tersebut ? Dalam menganalisis masalah-masalah tersebut di atas, digunakan beberapa konsep, yaitu: konsep wacana, konsep wacana berita, yang memuat konsep judul dan tubuh teks berita, konsep kohesi, yang memuat konsep kohesi leksikal dan diafora, serta digunakan pula konsep nominalisasi. Data yang dianalisis terdiri dari 27 wacana berita yang dicuplik dari surat kabar harian berbahasa Peranais Le Monde, yang terbit antara bulan Januari 1992 dan April 1992. Hasil analisis menunjukkan bahwa judul yang dominan adalah judul berbentuk ikhtisar. Kohesi leksikal yang dominan diwujudkan dalam bentuk repetisi dan kumpulan leksikal tak teratur. Nominalisasi yang dominan adalah nominalisasi yang memiliki hubungan kataforis bersifat setia. Sebagian besar dari nominalisasi kataforis yang bersifat setia tersebut merupakan nominalisasi afiksal partisipial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Dwiyana Rocharpriyati
"Penelitian mengenai Bahasa Iklan Jepang sebagai sebuah tinjauan morfo-semantie dan gaya bahasa telah dilakukan untuk skripsi mencapai gelar sarjana sastra. Tujuannya ialah untuk memberi gambaran apa dan bagaimana Bahasa Iklan Jepang itu dilihat dari eudut Pandang ilmu Linguistik. Penelitian ini menggunakan metode dekakriptif yang menggunakan metode studi kepustakaan dan metode penelitian terhadap media iklan khususnya media iklan cetak. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan_-kesimpulan yang berusaha memberi gambaran apa dan bagaimana Bahasa Iklan Jepang itu dan terakhir penelitian ini juga merupakan tinjauan morfo-semantie dan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang. Kesimpulan-kesimpulan itu sebagai berikut: (a) 1. Bahasa Ikian Jepang adalah Bahasa Jepang yang dipakai dalam pesan-pesan penjualan - Copy iklan atau CM - iklan Jepang. Bahasa Jepang yang dipakai dalam paean-paean penjualan ini sebagai bahasa penggerak manusia bertujuan menggunakan kemampuannya untuk membangkitkan tindakan manusia. (b) Bahasa Iklan Jepang merupakan bidang retorika bahasa. Retorika dalam Bahasa Iklan Jepang merupakan retorika pengaruhen atau retorika persuasi. (c) Bahasa Iklan Jepang selain harus memenuhi kaidah-_kaidah tata bahasa yang dimiliki Bahasa Jepang pada umumnya, Bahasa Iklan Jepang juga harus memenuhi prasyarat bahasa iklan yang baik yaitu: bahwa kalimat-kalimat pada iklan itu harus 1) tampak oleh meta dan terdengar oleh telinga; 2) dibaca atau didengar sampai akhir; 3) diisi kebajikan dan simpati; 4) kesan yang ditinggalkan terus berlanjut, sampai kapanpun tidak terlupa; 5) orang yang membaca atau mendengar, sebagi hasilnya bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan tersebut. (d) Bahasa Iklan Jepang menggunakan keragaman akeara Jepang, yaitu huruf Kanji, Hiragana, Katakana, dan huruf latin/alfabet untuk memenuhi prasyarat bahasa iklan yang baik. (e) Ciri khas Bahasa iklan Jepang yang menonjol terutama pada bagian cacth phrase--nya adalah pemakaian tanda Baca titik-koma yang bertujuan menonjolkan penampilan iklan sehingga menarik perhatian pembacanya. Pemakai_an tanda titik-koma ini membentuk kalimat-kalimat pendek yang sederhana susunan tata-bahasanya, bahkan ada kecenderungan kalimat-kalimat dalam Bahasa Ikian Jepang menyerupai kalimat-kalimat percakapan sehari-hari. (f) Kesederhanaan vokal dasar Bahasa Jepang yang sangat erat hubungannya dengan permainan kata-kata atau Goroawase yang sering dipakai dalam Bahasa Iklan Jepang. Kesederhanaan vokal Bahasa Jepang inilah yang memungkinkan perbendaharaan kosa-kata Bahasa Jepang banyak memiliki kata-kata yang sama/mirip bunyi tetapi berbeda arti atau tulisan (Doonigigo dan Ruijionigigo) (g) Bahasa Iklan Jepang juga banyak menggunakan kekayaan khasanah Onomatopoeia (Giseigo) yang dimiliki Bahasa Jepang untuk membentuk kalimat-kalimat pendek yang memberikan kesan yang kuat dan menarik perhatian konsumennya. (h) Analisa yang melahirkan kesimpulan keenam dan kesimpulan ketujuh, apabila ditilik dari cabang bidang ilmu Linguistik tertentu, merupakan sebuah tinjauan Morfo-Semantic karena menitik beratkan pada pembahasan kosa-kata dengan makna yang dimilikinya atau arti yang lahir seteiah pemakaiannya dalam kalimat. Sedangkan analisa yang melahirkan kesimpulan kedua merupakan tinjauan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang, karena menilik Bahasa Iklan Jepang sebagai bidang retorik6 bahasa. Gaya bahasa pada Bahasa Ikian Jepang adalah gaya bahasa pengaruhan atau gaya bahasa persuasi yaitu cara menggunakan bahasa dengan tujuan mempengaruhi orang secara halus agar bertindak sesuai dengan keinginan kita. Jadi penelitian terhadap Bahasa Iklan Jepang ini juga merupakan sebuah tinjauan Morfo-semantis dan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesy Tri Cahyani
"Penelitian mengenai Metafora pada Tajuk Iklan Berbahasa Jepang ini, bertujuan awal untuk mengetahui makna metaforis dan kata-kata yang mengandung metafora yang digunakan dalam teks iklan khususnya bagian tajuk iklan media cetak berbahasa jepang. Analisis dilakukan pertama dengan mengumpuikan sumber data, lalu masing-masing data dipahami, sebelum memisahkan kata yang mengandung metafora dengan kata yang tidak mengandung metafora pada tajuknya. Setelah itu melalui teori Analisis Komponen Makna dan Hiejima Ichiro, kemiripan komponen-komponen tambahan kata metafora dengan hal yang merupakan perbandingannya akan menjadi makna metaforis yang merupakan makna akhir yang telah berubah dan makna awal yang dikandung oleh kata metafora tapi masih ada benang merah antara makna akhir dan makna awal. Hal ini tentu tidak terlepas dari konteks dan situasi masing-masing iklan. Satu buah kata metafora pada bagian tajuk dari iklan media cetak mampu untuk menunjukkan pesan yang ingin disampaikan, karena kata metafora ini sangat kaya akan makna. Hal ini terlihat dari hasil-hasil jumlah kata metafora yang ada dalam tajuk masingmasing iklan media cetak yang diambil sebagai sumber data, berjumlah satu atau paling banyak dua buah kata metafora. Dengan melihat suatu kata yang dipakai untuk menyampaikan pesan dalam berkomunikasi, kita bisa mengetahui pola pikir, pandangan, juga budaya dari suatu masyarakat tertentu. Untuk penelitian lebih lanjutnya mengenai makna metafora dan hubungannya dengan iklan, akan banyak didapati hal-hal menarik, misalnya : meneliti perbandingan pemakaian kata metafora dalarn Iklan berbahasa Jepang dengan iklan serupa tetapi dalam bahasa kita."
2000
S13938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Natalia
"Analisis Ideologi dalam Iklan Produk Pencoklat Kuiit dan Pemutih ICulit. (Di bawah bimbingan Dr, Lilawati Kurnia). Fakultas llmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Dalam skripsi ini saya menganalisis ideologi yang terdapat pada iklan produk pencoklat kulit dan pemutih kulit. Dalam menganalisis iklan-iklan tersebut, saya menggunakan pendekatan praktis dan teoretis. Pendekatan praktis saya lakukan dengan menganalisis tiga produk pencoklat kulit dan tiga produk pemutih kulit. Sebagai pendekatan teoretis, saya menggunakan teori semiotik Roland Barthes dan teori mitos kecantikan Naomi Wolf. Iklan merupakan sebuah wilayah simbolik yang dapat digunakan dengan baik dalam analisis ideologi. Penyaji iklan tidak sekedar menjual produknya, tetapi sekaligus menjual sistem pembentukan ide yang berlapis-lapis, terintegrasi dan terproyeksi ke dalam citra produknya. Ideologi yang tersirat dalam iklan-iklan tersebut adalah ideologi kapitalisme dan ideologi patriarki. Namun demikian, kedua ideologi ini tampil dengan cara yang indah, sehingga masyarakat nyaris tidak menyadari keberadaan mereka dalam sebuah iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S14789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>