Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88891 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Christina Uliaty
"ABSTRAK
Tujuan skripsi ini adalah memperlihatkan berbagai pola cakapan di dalam Archipel I yang menggambarkan bagai_mana partisipan berusaha mencapai tujuan utama. Sainpel yang diteliti untuk bahan analisis adalah 21 cakapan yang terdapat di dalam Archipel I.
Teori Parisi dan Castelfranchi (1981) beserta Austin (1960) dipakai dalam menganalisis tujuan cakapan. Tujuan dalam cakapan terdiri atas tujuan langsung (T1) yaitu tuju_an yang mengatur munculnya kalimat yang diujarkan seseorang. Pada saat T1 dikejar, ada tujuan yang dinamakan tujuan pengontrol (To) yaitu tujuan mengetahui apakah pendengar mendengar kalimat yang diujarkan pembicara, telah memahami hal tersebut dan telah mengambil tujuan kalimatnya. Tujuan yang lainnya adalah tujuan utama (T2) yaitu tujuan partisi_pan dalam menggunakan ujaran melalui sarana T1.
Hasil analisis tujuan cakapan digambarkan dalam bentuk skema. Skema dibuat berdasarkan tahapan yang dilakukan partisipan dalam mencapai T2nya. Selanjutnya dilakukan pengelompokan skema berdasarkan persamaan bentuk-bentuk skema yang terlihat dan yang masing-masing memperlihatkan persamaan cara partisipan berusaha mencapai T2. Setiap kelompok skema yang menunjukkan persamaan tersebut dijadikan satu pola cakapan yang diberi nama sesuai dengan bentuk skema yang terlihat_

"
1990
S14401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Trisetyawaty Sukirno
"ABSTRAK
Bahasa dapat menjembatani interaksi satu masyarakat atau bangsa dengan yang lain. Untuk dapat berkomunikasi dengan penutur bahasa lain, seorang penutur suatu bahasa harus mempelajari bahasa asing. Oleh karena itu pengajaran bahasa asing makin berkernbang dan salah satu tujuannya adalah menanamkan kemampuan berkomunikasi.
Arcipel (1982) yang terdiri dari 3 jilid, marupakan salah satu buku ajar yang berancangan komunikatif. Karma masih terbilang baru, maka banyak hal yang dapat diteliti,salah satu yang menarik adalah ha1-hal yang berhubungan dengan penggunaan unsur bahasa di dalam komunikasi. Unsur bahasa yang diteliti adalah adjektiva kualifikatif, karena dalam bahasa Perancis penggunaan adjektiva kualifikatif khas, dalam arti dapat mengalami perubahan bentuk dapat menduduki berbagai fungsi serta memiliki makna yang beragam. Melihat kenyataan itu, menarik untuk diteliti penggunaan adjektiva kualifikatif dalarn berbagai konteks, untuk melihat kekayaan makna yang terkandung di dalamnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Archipe1 1 rnenampilkan adjektiva kualifikatif yang cukup beragam dalam hal penggunaannya, bentuk dan makna.
Selain itu, dalam Archipel I, lebih dari separuh adjektiva kualifikatif muncul tidak memadai. Hal itu menunjukkan adjektiva kualifikatif yang dianggap penting untuk diajarkan sedikit jumlahnya.
Secara umum dapat dikatakan, sebagai buku tingkntan dasar, Archipe1 I menampilkan cukup banyak adjektiva kualifikatif. Hal itu merupakan salah satu penunjang dalam pengajaran kemampunn berbahasa Perancis.

"
1990
S14340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fussman, Gerard
Paris : Ecole Francaise D`extreme-Orient, 1972
R. 912.14 FUS a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Danihar Irawati Is. Gunawan
"Pembahasan deskriptif sufiks nominalisator bahasa Perancis dilakukan karena jumlah dan macamnya yang banyak, di mana setiap macam memiliki satu nilai atau lebih. Deskripsi ini bertujuan untuk memerikan macam macam sufiks nominalisator tersebut dan nilai yang dimiliki oleh setiap macamnya. Pembahasan sufiks nominalisator ini dilakukan berdasarkan teori linguistik aliran fungsional, khususnya yang menyangkut morfologi. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan kamus ekabahasa Petit Robert 1, Dictionnaire de ia Langue Francaise. Sufiks nominalisator yang dapat bergabung dengan verba ada 17 buah, dengan adjektiva hanya 3 buah dan dengan keduanya ada 14 buah. Hasilnya menunjukkan bahwa pembentukan nomina melalui proses afiksasi atau derivasi, cenderung terjadi pada verba. Penambahan sufiks nominalisator pada sebuah verba dapat menghasilkan bermacam-macam nilai, dan nilai terbanyak adalah nilai tindakan. Dari 33 sufiks nominalisator yang ada, sufiks nominalisator, yang produktif adalah sufiks nominalisator -ment mencapai jumlah 1024 (18.08%)."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Hakim
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah menggambarkan istilah Perancis dalam peristilahan pos Indonesia. Data dikumpulkan dari buku Kamus Pos dan Giro, buku Vocabu_laire Polyglotte du Service Postal International, benda-benda pos serta wawancara dengan beberapa tokoh perposan dan salah seorang penyusun buku Kamus Pos dan Giro. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan istilah pos Indonesia yang berasal dari bahasa Perancis dari sumber data yang ada. Istilah pos Indonesia tersebut lalu diteliti dan dikelompokkan berdasarkan pembentukannya.
Dari analisis data diketahui bahwa dari seluruh istilah pos Indonesia yang berasal dari bahasa Perancis, 60,2% merupakan hasil penerjemahan, 13% hasil penyerapan serta 26,8% hasil penerjemahan sekaligus penyerapan. Jumlah persentase yang besar dari istilah hasil penerjemahan menandakan bahwa Indonesia hanya mengambil konsep istilah bahasa Perancis, sedangkan bentuknya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Pembentukan istilah pos Indonesia dari bahasa Perancis jelas menambah kosa kata bahasa Indonesia, baik istilah hasil penerjemahan, penyerapan, maupun penerjemahan sekaligus penyerapan. Istilah pos Perancis dapat dikatakan memasuki peristilahan pos Indonesia karena pemaksaan, yaitu sebagai konsekuensi masuknya Indonesia menjadi anggota organisasi Perhimpunan Pos Sedunia. Dari seluruh istilah pos Indonesia yang terdapat dalam buku Kamus Pos dan Giro, 32,11% berasal dari bahasa Perancis. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh bahasa Perancis pada peristilahan pos Indonesia cukup besar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S16392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Linawati Sumarto
"satu dengan yang lain dapat dilakukan di samping secara lisan dan berhadapan muka, dapat juga melalui tulisan, gerakan-gerakan, telepon, radio atau televisi. Iklan sebagai salah satu alat mempro;no sikan barang atau j asa dapat juga dianggap sebagai alat komunikasi yang menghubungkan produsen dan konaumen. Setiap komunikasi bertujuan menyampaikan suatu amanat, Di dalam setiap komunikasi, yang menyampaikan amanat disebut pengirim, sedangkan yang menerima amanat disebut penerima (Vanoye, 1973: 13-15). Dalam hal iklan, produsen dan penjual seba_gai pihak yang menawarkan barang adalah pengirim, sedangkan (calon) pembeli adalah penerima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenie Tamara
"Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, masing--masing bangsa merasa perlu untuk menjalin hubungan dengan dunia luar, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan lain-lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan adanya kegiatan penterjemahan di semua negara. Tujuan dari kegiatan penterjemahan antara lain adalah sebagai alat menuju pada kemajuan tehnologi mo_dern, sebagai alat komunikasi dengan bangsa-bangsa lain dan juga untuk memperkenalkan kebudayaan dan cita-cita hi_dup suatu bangsa kepada bangsa lain. Yang dimaksud dengan penterjemahan adalah kegiatan untuk menghasilkan kembali amanat (message) yang dinyatakan dalam bahasa sumber (selanjutnya disingkat BSu) dengan menggunakan padanan terdekat dan wajar (the closest natur_al equivalent) dalam bahasa sasaran (selanjutnya disingkat BSa) (Nida & Taber, 1969:12). Dengan demikian penterjemah bertindak sebagai penerima BSu dan sekaligus sebagai pengirim BSa. Hal ini menyebabkan seorang penterjemah harus me_nguasai BSu dan BSa sebaik-baiknya serta mengetahui latar belakang budaya BSu dan BSa agar dapat benar-benar memahami amanat yang terkandung dalam BSu untuk mencari padan_an yang terdekat dan wajar dalam BSa. Pada hakekatnya masalah pokok dalam penterjemahan adalah masalah perpadanan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Emma L.M.
"Makian, sebagai salah satu perwujudan perasaan manusia, dapat di katakan bersi fat universal karena setiap manusia yang normal dapat dipastikan pernah marah atau pernah merasa jengkel. Bagaimanapun kuatnya seorang manusia berusaha mengendalikan diri, pada suatu saat ketika emosi memuncak, ia akan mengeluarkan 1uapan marahnya atau rasa jengkelnya dengan makian, secara sadar ataupun tidak sadar. Karena sifatnya yang universal ini, maka dapat dikatakan bahwa di dalam setiap bahasa terdapat kata-kata yang dipilih para penuturnya untuk memaki. Tentu saja pilihan kata yang digunakan untuk memaki dalam setiap bahasa berbeda-beda dan bersifat khas sesuai dengan dengan latar belakang kebudayaan bahasa itu masing-masing. Karena sifatnya yang universal sekaligus khas ini maka penulis ingin melihat padanan makian di dalam sebuah kamus dwi bahasa Indonesia-Francis (Dictionnaire General Indonesien-Francais atau DIF) mengingat bahwa sebuah kamus dwibahasa merupakan jembatan yang nenghubungkan dua masyarakat bahasa yang berbeda. Atau dengan kata lain, objek utama dalam kamus dwi bahasa adalah menerjemahkan pesan-pesan suatu masyarakat bahasa yang berhubungan dengan masyarakat bahasa lain secara memuaskan.Adapun hal-hal yang diteliti dalam skripsi ini, yang berjudul Makian dalam Kamus _Dictionnaire General Indonesien-Francais karya Pierre Labrousse_ adalah: 1. Apakah makna makian Bahasa Sumber (dalam hal ini Bahasa Indonesia) setara dengan makna padanannya dalam Bahasa Sasaran (dalam hal ini Bahasa Francis). 2. Bagaimanakah bentuk padanan makian Indonesia yang diberikan, apakah berbentuk makian juga atau berbentuk penjelasan. Untuk menganalisis ketepatan makna padanan makian digunakan analisis komponen makna dan untuk menganalisis bentuk padanan makian dilakukan dengan bantuan kamus Nouveau Dictionnaire des Injures (DI). Bila padanan makian itu terdapat dalam DI maka bentuknya makian juga; jika tidak terdapat dalam DI maka bentuknya bukan makian. Setelah mengadakan analisis data dapat terlihat bahwa: 1. Dari segi bentuk padanan, penyusun kamus DIF telah berusaha sedapat-dapatnya menyelaraskan bentuk (makian SI diberikan padanan dalam bentuk makian juga) karena 55 dari 75 data yang di teliti berbantuk makian. 2. Dilihat dari segi semantik maka padanan makian dapat di katakan masih cukup rnemadai karena 46 dari 75 data yang diteliti memiliki komponen makna yang relatif tetap. Tetapi harus disayangkan adanya 24 data yang maknanya kurang tepat dan bahkan terdapat 5 data yang maknanya tidak tepat. Sementara itu dari 29 padanan makian yang kurang memadai maknanya, 19 di antaranya dalam bentuk makian juga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penyusun kamus DIF ini lebih mementingkan segi bentuk daripada segi makna karena jumlah padanan yang berbentuk makian lebih besar (73,33X) daripada padanan yang bermakna relatif tepat (61,33%). Hal ini patut di sayangkan karena dalam kamus dwibahasa yang terpenting adalah makna agar pesan-pesan masyarakat bahasa asing tersampaikan dengan baik. Kekurangtepatan atau ketidaktepatan informasi makna makian dapat menyesatkan atau merugikan bahkan membahayakan para pemakai kamus karena menyangkut bahasa kasar yang peng_gunaannya tidak sembarang waktu atau sembarang kesempatan. Oleh karena itu tanpa mengurangi penghargaan yang tinggi atas jerih payah penyusun kamus DIF, maka penulis ingin menyarankan, jika mungkin, dilakukan pemeriksaan kembali khususnya yang rnanyangkut makian. Akhirnya, dengan segala kekurangannya, penulis meng_harapkan panelitian ini bermanfaat, sekeci1 apapun, sebagai pembuka jalan bagi penelitian yang selanjutnya yang lebih mandalam terutama mengenai makian BI yang sepanjang pengetahuan penulis masih luput dari perhatian para ahli BI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meuthia A. Muchtar
"Dalam perkembangannya bangsa Perancis Seperti juga bangsa lainnya banyak mengadakan kontak dengan bangsa lain. Kontak inilah yang menyebabkan proses saling mempengaruhi antara bangsa Perancis dengan bangsa lainnya. Dengan terjadinya kontak tersebut, maka bahasanya pun saling mempengaruhi.
Demikian pula yang terjadi dengan adanya kontak antara bangsa Perancis dengan bangsa Spanyol. Hubungan antara kedua bangsa tersebut dimulai sejak abad 16 melalui perang. Kemudian hubungan yang terus berlangsung antara kedua bangsa tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan masing-masing pihak saling menerima pengaruh. Bahasa Perancis pun menerima pengaruh tersebut, yaitu berupa masuknya sejumlah kata bahasa Spanyol ke dalam bahasa Perancis dan sebaliknya masuknya sejumlah kata bahasa Perancis ke dalam bahasa Spanyol. Bertitik tolak dari keadaan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti kata-kata pungutan bahasa Perancis yang berasal dari bahasa Spanyol yang tercantum dalam kamus Petit Robert dilihat dari segi semantis.
Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Kosakata Bahasa Spanyol dalam Dictionnaire. Alphabetiaue et Analogique de la langue Fran_aise dilihat dari Segi Semantic, digunakan teori-teori: Data dan makna kata (Vida dan Taber: 1974), analisis sem (Tutescu: 1979) dan perubahan makna (Guilbert: 1975).
Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa kata pungutan dari bahasa Spanyol yang sudah menjadi kosakata bahasa Perancis memang mengalami perubahan makna. Di antara 77 kata yang diteliti, ada yang,maknanya hanya berubah sebagian saja: penyempitan atau perluasan, dan ada kata yang berubah seluruhnya.
Kata-kata pungutan yang tidak mengalami perubahan makna 68%, presentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan kata pungutan yang mengalami perubahan makna 35%. Ini berarti bahwa dari 77 kata yang dianalisis, 52 kata pungutan maknanya tetap. Di antara 52 kata tersebut, sebagian merupakan kata yang polisemi dalam bahasa asalnya. Dari 21 kata yang polisemi, 19 merupakan kata yang monosemi setelah menjadi kosakata bahasa Spanyol dan sisanya tetap polisemi. Kata yang polisemi tersebut setelah menjadi kosakata bahasa Perancis, maknanya tidak ada yang berubah.
Banyaknya kata pungutan yang tidak mengalami perubahan makna menunjukkan bahwa kata-kata tersebut tidak ada dalam bahasa Perancis. Masuknya kata-kata pungutan bahasa Spanyol dalam kosakata bahasa Perancis merupakan tuntutan atau kebutuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat L. Guilbert (1975: 93-94) yang mengatakan bahwa salah satu motivasi pemungutan kata adalah untuk melengkapi adanya kekurangan istilah dalam bidang tertentu atau dengan kata lain tidak adanya kata yang berasal dari bahasa sendiri.
Akhirnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam bidang leksikologi dan semantik Perancis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marunduri, Silvana
"Pokok masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah keberterimaan kata-kata pungutan dari bahasa Inggris yang memiliki sinonim dalam bahasa Perancis dalam masyarakat bahasa Perancis. Kerangka teori bertumpu pada wawasan sosiolinguistik, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sebagai jalan keluar dari permasalahan skripsi dan sesuai dengan kerangka teori serta metode yang digunakan, diadakan penelitian lapangan. Penelitian diadakan langsunng pada masyarakat bahasa Perancis, yang dalam hal ini digunakan percontoh populasi, yaitu masyarakat bahasa Perancis yang berada di Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa masyarakat bahasa Perancis di Indonesia mewakili masyarakat bahasa Perancis di Perancis karena keadaan responden tersebut tidak mempengaruhi keberterimaan kata pungutan. Kata pungutan dari bahasa Inggris yang memiliki sinonim dalam bahasa Perancis cenderung berterima. Kata pungutan yang berterima sebagian besar adalah kata sehari-hari, sedangkan istilah khusus yang berterima cenderung istilah yang digunakan dalam berbagai bidang sekaligus."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>