Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indriawati Rahardjo
"ABSTRAK
Pada tahun 1759, lahir karya Voltaire yang berjudul Candide. Karya-karyanye lain yang terkenal, antara lain Les Lettres Pbilosophigues (1734), Le Siecle de Louis XIV (1738), Zadiq (1747).
Candide merupakan suatu karya yang sangat padat ber_isi. Berbagal gagasan tentang masyarakat terdapat di dalamnya, misalnya filsafat, politik, ekonomi, agama. Banyak kritikus yang menyoroti Candide sebagai suatu karya filsafat. Misalnya, Mme de Stael mengemukakan bahwa Canaide diciptakan untuk mengkritik optimisme Leibnitz yang pada scat itu hidup di Prancis. Selain itu, ada pula kri_tikus yang menganggap bahwa karya ini menunjukkan kemurtadan Voltaire terhadap agama. Hal ini dikemukakan oleh Omer Joly de Fleury. Ia mengatakan bahwa Candide berisi alegori-alegori yang menentang agama dan adat istiadat , dan ini yakin, pembaca pasti memberikan kritik keras pada buku tersebut. Verniere, 1977 : 12).
Memang, aspek agama tampak cukup menonjol dalaw kar_ya. Seluruh karya diwarnai dengan berbagai peristiwa yang ada hubungannya dengan agama. Itulah sebabnya maka aspek agama menarik dan mendorong penyusun skripsi ini...

"
1984
S14433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati Marwoto Johan
"Archaeological sites are the traces of people ?s lives in the past. The remaining traces are texts, simply waiting to be read. This article tries to interpret the housing patterns in the sites of palaces in Cirebon using the concepts of boundedness, the sacred, the profane, and the pollution."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Arman
"Abstrak
Naskah ini membahas tentang perdagangan lada Jambi yang meliputi wilayah produksi, produksi, transportasi, pemasaran dari hulu ke hilir dan aktor-aktor yang terlibat dari keseluruhan perdagangan. Jalur perdagangan dibagi dua, Pertama, dari daerah produksi di hulu dibawa ke hilir (Pelabuhan Jambi). Kedua, dari hulu melalui jalur alternatif ke Muaro Tebo menuju Selat Malaka melalui Indragiri dan Kuala Tungkal. Adapun pelaku perdagangan melibatkan produsen utama lada di Jambi. Produsen lada, petani Minangkabau yang tinggal di sepanjang Sungai Batanghari, dan pedagang adalah Portugis, Cina, Belanda, dan Inggris, maupun sultan dan bangsawan Jambi. Masa kejayaan perdagangan lada Jambi tidak bertahan lama karena petani lada beralih menanam komoditas lain, seperti padi dan kapas terlebih ketika harga lada anjlok di pasaran dunia.
"
Kalimantan Barat: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, 2018
900 HAN 1:2 (2018) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Patera
"Latar Belakang
Agama merupakan suatu fenomena sosial yang dapat diamati dalam kebidupan manusia. Bagi para penganutnya, agama bersifat normatif sebagai sumber informasi yang memberikan arah pola prilaku serta corak kebudayaan dan masyarakatnya. Dapat pula terjadi, agama dijadikannya sebagai inti dari model-model psngetahuan yang dimiliki manusia sebagai makbluk sosial, untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dibadapi dan mendorong kelakuan serta terciptanya hasil kelakuan (suparlan, 1982:81).
Agar dapat menyentuh kenyataan social dalam kehidupan manusia, agama yang bersifat normatif, didukung oleh berbagai bentuk simbolik dan pranata-pranata sosial. Agama memperlibatkan dirinya dalam berbagai bentuk nilai - nilai sosial, yang memberikan kerangka kepada manusia dalam memahami dan melibat realitas yang dihadapi dan secara etis menentukan ukuran baik dan jelek (Geertz, 1982:9).
Dalam suatu kenyataan sosial, agama dapat diamati dalam bentuk kelakuan dan hasil kelakuan yaitu benda- benda kebudayaan, sebagai peogejewantahan dari sistem makna dan nilai yang dianut dalam menginterpretasi lingkungan yang dibadapi. Agama dalam bentuk kelakuan yaitu berupa tindakan keagamaan dan upacara-upacara keagamaan, yang muncul didasarkan atas pengaruh konsepsi ajaran agamanya. Sedangkan dalam aspek hasil kelakuan, berupa banda-benda hasil dari kebudayaan seperti Mesjid, Gereja, Pura, Arca-Arca dan lain sebagainya merupakan model untuk menggambarkan konsepsi ajaran agamanya.
Padmasana yang dibicarakan dalam tulisan ini, merupakan salah satu aspek pantulan dan perwujudan dari agama Hindu dalam kehidupan sosial umatnya. Dalam bentuk bangunan arsitektur yang dapat kita amati, padmasana tentunya memiliki latar belakang konsepsi ajaran yang melandasinya sebagai aspirasi dan tujuan dari pendukungnya yang hidup dalam masa dan lingkungan tertentu (Brown, 1971:1, Herberger, 1989:22).
Untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu hasil kebudayaan, seperti balnya Padmasana, diperlukan pemahaman terbadap konsepsi yang melandasinya, seperti diungkapkan Dawson yang dikutip Zoetmulder berikut ini ;
"Agama adalah kunci sejarah, kita tidak dapat memahami masyarakat tanpa mengerti agamanya. Kita tidak dapat memabami hasil-hasil budayanya tanpa mengerti kepercayaan agama yang menjadi latar belakangnya. Dalam semua jaman, hasil utama budaya didasarkan pada gagasan keagamaan dan diabadikan untuk tujuan agama" (Zoetmulder,1965:327).
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Somad
"Perkataan nisan berasal atau maesan jika dilihat dari segi-segi etimologi telah diuraikan oleh beberapa ahli. L.Ch. Damais berpendapat bahwa nisan/ maesan berasal dari kata mahisa yang artinya Kerbau, pada jaman pra Hindu terdapat tradisi untuk memasak atau menegakkan batu semacam menhir dengan disertai upacara pemotongan Kerbau. Bentuk nisan beraneka ragam demikian pula dengan ragam hiasnya mulai dari yang sederhana hingga nisan yang memiliki hiasan yang raya. Penelitian tentang nisan telah banyak dilakukan diantaranya oleh Hasan Muarif Ambary (1984) meneliti tipologi nisan di Indonesia, dan Halina Budi Santosa (1976) yang meneliti nisan Banten. Penelitian ini didasari anggapan bahwa artefak merupakan refleksi dari ide dan gagasan manusia dalam bentuk materi dan juga merupakan refleksi dari tingkah laku yang berpola yang diterima dan disepakati oleh masyarakat. Permasalahan yang ingin diketahui adalah mengenai bentuk dan perkembangan dan persebaran nisan di sekitar masjid tua di Jakarta abad XVII-XVIII M. Hasil yang diperoleh adalah bentuk -bentuk pilar dan papan persegi, bentuk - bentuk nisan ini tidak terlepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam nisan seperti bentuk dasar (A), bentuk badan (B), bentuk kepala (C), bentuk puncak kepala (D), bentuk kaki (E), sayap (F), dan ragam bias (F) diperoleh tipe sebanyak 20 tipe nisan utama, dan 31 tipe dengan variannya. Sedangkan hasil metode seriasi tipe III, IV, VI,VII, dan XIII, merupakan nisan yang menunjukan perkembangan popularitas , ini terlihat pada penggunaan, dan persebaran antar situs di Jakarta berdasar kronologisnya. Sedang untuk popularitas suatu tipe pada suatu situs, tertinggi ada pada tipe III pada masjid Kebon Jeruk (1786 M) dan tipe XIII (1761 M) yang mencapai tingkat 100%"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryandini Novita
"ABSTRAK
Penelitin ini membahas tentang perkembangan, tata kota dan hubungan antar bangunan di Betavia pada abad 17 dan 18. Dari pembahasan tersebut kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan kota Amsterdam pada masa yang sama pula. Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui tata kota Batavia pada abad 17 dan 18 dan seberapa jauh persamaan tata kota dan arsitektur Batavia dengan Amsterdam, serta inventarisasi peta-peta kuno Batavia.
Hasil dari penelitian ini diketahui pada awalnya pembangunan fisik Betavia dimulai di sissi timur sungai Ciliwung, sampai tahun 1629 kota Batavia terbagi menjadi dua bagian, yaitu di dalam tembok kota dan diluar tembok kota. Mulai tahun 1632 barulahlah terlihat kota Betavia berkembang ke sisi barat sungai Ciliwung sampai akhirnya kota terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kota bagian timur (oosterstad) di sisi timur sungai Ciliwung; kota bagian depan (voorstad) di sebelah selatan kota bagian timur; dan kota bagian barat (westerstad) di sisi barat sungai Ciliwung.. Dari pengamatan terhadap perkembangan kotanya terlihat bahwa Batavia merupakan kota yang direncanakan. Berdasarkan fungsi-fungsinya, Batavia dapat dibagi menjadi empat kawasan; kawasan pusat kota, kawasan pemukiman, kawasan niaga, dan kawasan militer...

"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati Marwoto Johan
"Permasalahan yang akan disampaikan dalam tulisan ini adalah bagaimana sebuah desa nelayan di Jawa Barat yang bernama Banten pada abad ke l6 M, tampil sebagai sebuah negara yang berjaya dan mencapai puncak kebesarannya pada abad ke 17 M. Untuk mengupas permaaalahan ini digunakan teori yang melihat "integrasi" sebagai kebutuhan dasar suatu sistem masyarakat. Yanq dimaksud dengan komponen-komponen di dalam suatu sistem memiliki fungsi, peran serta kontribusi masing-maaing untuk menjaga keseimbangan dalam sistem. Metsda yang digunakan adalah dengan Cara menantukan kqmponan mana yang manjadi komponen utama dalam sistem negara Banten bardasarkan data yang diperoleh sumber-summer tertulia. Komponen utama tersebut adalah kekuasaan, pemerintahan dan ehonomi. Setalah itu, masing-masing kumponen dijabarkan atas dasar peran, fungsi dan kontibusinya masing-masing.Isi tesis ini dimulai dengan menguraikan tugas dan fungsi raja yang dalam garis besarnya dapat dibagl 3, vaitu = Raja adalah orang Suci yang harus dihormati raja memiliki kekuasaan yang basar yang didukunq dengan perangkat birokrasi dan militer raja adalah seorang vang panqasih dan palindung kapada seluruh rakyat dan negara. Untuk menjalankan kekuasaan dan pemerintahannya, maka semrang raja harus memiliki sumber-sumber penghasilan baik yang berupa sumber daye dan sumber dana. Yang menjadi Sumner dana negara adalah pardaganqan, nerbagai macam paiaa, danda-denda, panyitaan, peningkatan produkai beras. Sedangkan yang menjadi sumber dana adalah berbagai bentuk kewajiban yang harms dilakukan oleh rakyat untuk kepentingan umum; separti kawajiban kerja bakti kawagiban memenuhi kebutuhan istana. Pada akhir tulisan diperoleh kesimpulan bahwa kebesaran Banten pada abad 16-17 M terjadi karena tercapainya suatu kondisi integrasi yang diparoleh karana berfungsinya komponen-komponen utama yaitu kekuasaan, pemerintahan dan ekonomi. Begitu komponen utama ini terganggu fungsinya yang disebabkan intervensi VOC make Santan secara perlahan-lahan bergerakmenuju kehancuran."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati Marwoto Johan
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Sulistyo
Bandung: Nakara Aksara Dunia, 2022
959.822 ARY g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>