Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Wahyuni S.
"Hasil analisis skripsi ini memungkinkan kita menjawab pertanyaan bagaimana menerjemahkan verba kopula etre dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasaa Perancis verba kopula etre bersama nomina yang mengikutinya berfungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat inti. Sedangkan dalam sistem bahasa Indonesia, verba kopula dapat dihilangkan dalam suatu kalimat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari dua buah novel bahasa Perancis yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Dari keseluruhannya ditemukan 148 kalimat yang menggunakan verba kopula etre. Sebagai dasar analisis, dikemukakan teori terjemahan, dan sintaksis. Dalam menganalisis, pertama-tama diiakukan pengklasifikasian verba etre menjadi empat kategori: verba etre yang diikuti oleh frase nominal, frase preposisional, frase ajektival dan Erase adverbial. Kemudian dianalisis perpadanan dan pergeserannya. Dan yang terakhir, dihitung probabilitas perpadanannya. Dapat disimpulkan bahwa semua verba kopula etre dapat teralihkan amanatnya dalam bahasa Indonesia, walaupun demikian, terkadang amanat tidak teralihkan sepenuhnya karena adanya perbedaan sistem bahasa Indonesia dan Perancis. Oleh sebab itu, amanat yang diterima dalam bahasa Indonesia dapat tidak sama dengan amanat dalam bahasa Perancis. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam penerjemahannya, sering dilakukan parafrase."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismirani Mardalena
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
907 PJKB 6: 2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Asih Puruhita
"Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah menelaah padanan kalimat hipotetis Bahasa Prancis dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya adalah untuk memberikan deskripsi tentang padanan kalimat hipotetis tersebut dalam Bahasa Indonesia. Teori yang digunakan dalam pembahasan adalah teori sintaksis yaitu: teori satuan bermakna dalam tatabahasa, kalimat hipotetis Bahasa Prancis, kalimat syarat dan kalimat pengandaian dalam Bahasa Indonesia, dan teori terjemahan yaitu: teori perpadanan, teori pergeseran, dan teori probabilitas perpadanan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengutip kalimat-kalimat hipotetis Bahasa Prancis dalam sejumlah buku beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan. bahwa dalam pemakaiannya kalimat syarat dan kalimat pengandaian Bahasa Indonesia tidak dibedakan; bahwa makna syarat dapat dinyatakan dalam bentuk frase preposisional; dan bahwa padanan tasrif verba conditionnel pada verba dalam kalimat hipotetis sangat beragam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Geni Ria
"Dalam penerjemahan pronomina demonstratif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia, jarang dijumpai keejajaran bentuk. Karena itu ingin diselidiki apa saja padanan pronomina demonstratif tersebut dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ialah untuk membuat deskripsi urnum terjemahan pronomina Indonesia .Metode yang dipakai ialah metode penelitian korpus, Korpus terdiri dari 5 buah karya Prancis heserta terjemahannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Rohajani Suryaman
"Penelitian mengenai padanan bentuk participe pr_sent bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia telah dilakukan pada 5 buku bahasa Prancis beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Tujuannya ialah memnberikan gambaran penerjemahan bentuk participe present ke dalan bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui cuplikan-cuplikan kalimat bahasa Prancis dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Bentuk parti_cipe present dikelompokkan ke dalam participe pr_sent yang sebenarnya, selanjutnya disebut participe pr_sent saja, adjektiva verbal dan g_rondif . Hasilnya menunjukkan bahwa makna gramatikal seluruh golongan participe pr_sent memperoleh padanan formal dan padanan nonformal. Kesimpulan yang dapat diambil dari basil analisis ialah: 1. Bahasa Indonesia mempunyai banyak unsur leksikal untuk padanan mak_na gramatikal Participe pr_sent dan g_rondif. 2. Participe pr_sent dan g_rondif sebagian besar mempunyai padanan yang sama dalam bahasa Indonesia karena keduanya memiliki beberapa fungsi yang sama. 3. Participe pr_sent yang berfungsi pelengkap nomina dan adjektiva verbal untuk jenis jantan dan tunggal sulit dibedakan, sehingga dalam penerjemahannya sering mendapat padanan yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pitaloka Tidarwati
"ABSTRAK
Dewasa ini kegiatan penerjemahan yang menyangkut karya naratif banyak dilakukan. Karya naratif adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu ( Gf. Keraf, 1985 : 136). Ciri-ciri utama suatu suatu karya naratif menurut Nida der l_aber (1969:163) adalah banyaknya tindakan dan hubungan temporal. Salah satu cara untuk memperlihatkan hubungan temporal adalah dengan menggunakan ungkapan waktu bahasa Prancis (BP) dalam bahasa Indonesia (BI).
Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Padanan Ungkapan Waktu Bahasa Prancis Dalam Bahasa Indonesia, digunakan konsep-konsep: satuan-satuan yang berupa ungkapan waktu, ungkapan waktu, dan teori terjemahan.
Hasil analisi menunjukkan bahwa ungkapan waktu BP semuanya mendapat padanan dalam BI. Padanannya adalah berupa nomina waktu, adverbial temporal, frase nominal, frase adverbal, dan frase preposisional (sejumlah 97,2 %); dan berupa padanan zero sejumlah 2,8 %. Dalam proses perpadanan tersebut banyak terjadi pergeseran. Pergeseran itu adalah pergeseran struktur, kelas, tingkatan, dan intrasistem.
Dalam hubungannya dengan verba, ungkapan yaitu BP sangat erat kaitannya dengan bentuk verba yang menyertainya. Bentuk verba dalam BP berperan menentukan rujukan ungkapan waktunya. Sebaliknya dalam BI, verba tidak ada hubungannya dengan penggunaan ungkapan waktu. Hal ini dapat dimengerti mengingat dalam BI tidak dikenal system kala.
Akhirnya, analisis ini diharapkan menjadi masukkan dalam bidang terjemahan dan sintaksis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekarini Shanty Savitri
"ABSTRAK
Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adala bagaimana padanan unsur pengisi fungsi keterangan cara bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia dan bagaimana probabilitas perpadanannya.
Teori-teori yang digunakan dalam analisis adalah teori mengenai satuan-satuan gramatikal, teori mengenai keterangan cara baik dalam bahasa Perancis maupun dalam bahasa Indonesia dan teori terjemahan mengenai padanan dalam terjerahan dan probabilitas perpadanan.
Keterangan cara yang diperoleh dari sumber data seluruhnya ber j umlah 270 buah. Keterangan cara tersebut diklasifikasikan berdasarkan bentuk unsur pengisianya dalam bahasa Perancis, selain itu juga dilihat pola unsur pengisiannya dalam bahasa Perancis bentuk unsur pengisi keterangan cara bahasa Perancis adalah : kata berupa morfem dasar dan gabungan morfem terikat dengan pola : adjektifa + -ment, frase preposisional yang didahului oleh preposisi + nomina atau_

"
1990
S14376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Chandra
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husin Sutanto
"Untuk apa meneliti kopula dalam bahasa Indonesia? Bukankah bahasa Indonesia tidak memiliki kopula seperti yang dimiliki oleh bahasa Inggris dan Belanda atau bahasa bahasa Eropa lainnys? Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan oleh seorang penutur asli bahasa Belanda ketika didengarnya penulis akan membahas topik kopula dalam bahasa Indo_nesia. Ketika penulis menanyakan apa yang dimaksudkannya de_ngan kopula, segera, dijawabnya, bahwa kopula tidak lain verba to be dalam bahasa Inggris atau verba zijn dalam ba_hasa Belanda. Jawabannya tidaklah mengherankan penulis karena banyak orang berpendapat seperti itu Akan tetapi, ketika penulis menanyakan ada tidaknya kata-kata selain zijn dalam bahasa Belanda yang dapat berfungsi sebagai kopula, ia mengakui adanya kata-kata tersebut. Pengakuannya, penulis yakin, bukanlah sekedar peredam ketidakpuasan penulis, karena selain penutur asli, ia juga seorang pengajar di Jurusan Sastra Belanda Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Percakapan singkat antara penulis dengan penutur asli bahasa Belanda itu maki n membesarkan semangat penulis untuk membahas kopula dalam bahasa Indonesia. Sebab, sebelum per-cakapan itu, sudah ada keraguan dan ketidakpuasan dalam di_ri penulis terhadap pendapat yang menyamakan kopula dengan verba to be dalam bahasa Inggris atau dengan verba zijn dalam bahasa Belanda. Patut tidaknya kopula dalam bahasa Indonesia diperma_salahkan sebenarnya dapat kita ketahui dengan melihat se_jumlah tulisan tatabahasawan bahasa Melayu dan bahasa In_donesia.). Sejak hampir satu abad yang lalu sudah ada orang yang tertarik untuk menyatakan pendapatnya mengenai fungsi bebe-rapa kata dalam bahasa Melayu yang serupa dengan fungsi kopula dalam bahasa Belanda. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, semakin banyak pula tulisan yang mem_bahas kata-kata kopulatif dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Sebagian menyangkal keberadaannya, sebagian la_gi menganggaphya mungkin saja dimiliki oleh bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Sebagian membedakannya dari kopula ba_hasa Belanda atau bahasa Inggris, dengan memberi istilah lain kepada kata-kata kopulatif itu, sebagian lagi langsung menyebutnya kopula. Ada pula yang tidak mempersoalkan istilah untuk kata-kata kopulatif itu, melainkan membicara_kan perilaku sintaktisnya saja. Banyaknya tulisan yang membahas kata-kata kopulatif dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia itu memperlihatkan pentingnya topik tersebut. Namun, bukan berarti topik itu sudah jelas dan tuntas dibahas. Sebaliknya, akan kita lihat nanti, bahwa setiap tulisan yang membahas kata-kata kopula_tif dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia meninggalkan sejumlah topik bawah (subtopik) yang tidak sempat dibahas. ,Karena itu, penulis menyempatkan diri membahas topik bawah yang tertinggal itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S10868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asvi Warman Adam
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>