Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Wahyu Ariani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S14618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Sani
"Penelitian ini membahas proses adaptasi dari film Sonnenallee ke dalam novel Am k rzeren Ende der Sonnenallee dilihat dari struktur penceritaan dan penyajiannya Penelitian ini menggunakan teori sintagmatik dan paradigmatik dan teori sekuensi yang digagas oleh Roland Barthes untuk mendapatkan hubungan logis sebab akibat Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori adaptasi yang digagas oleh Linda Hutcheon untuk memahami hakikat dan proses adaptasi Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan cerita akibat dari penambahan peristiwa dan tokoh pada novel Am k rzeren Ende der Sonnenallee Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tokoh tokoh utama dalam cerita Sonnenalle ini berjuang untuk meraih kebebasannya di tengah kekangan hidup di Republik Demokratis Jerman RDJ Cerita Sonnenallee ini juga digunakan oleh Thomas Brussig dan Leander Haussmann untuk membangkitkan Ostalgie yakni kenangan akan kehidupan di masa masa RDJ Kata Kunci Adaptasi kebebasan struktur penceritaan protes

AbstractThe purpose of this study is to analyse the process of adaptation of Sonnenallee film into Am k rzeren Ende der Sonnenallee novel observed from the narrative elements of the story The method used in this particular research is structuralism from Roland Barthes This research is also used the Adaptation Theory from Linda Hutcheon to comprehend the process during adaptation The result of the research shows that there are some similarities changes and differences during the process of adaptation This research also revealed that the main characters in this Sonnenallee story struggled to get their freedom during the dictatorship era in the German Democratic Republic Thomas Brussig and also Leander Haussmann wanted to bring back all the memories good or bad during GDR era This memories called Ostalgie Key Words Narrative structures adaptation freedom protest "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T32664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvester Sila Wedjo
"Patriotisme adalah perasaan cinta terhadap tanah air yang diidealisasikan dalam bentuk kesediaan secara sukarela untuk mengabdi dan mengorbankan diri. Dengan beberapa jargon seperti Kehormatan. Gugur demi tanah air, Gugur di altar tanah air membuat rakyat menjadi tidak kritis untuk membedakan, mina yang benar dan niana yang tidak benar. Patriotisme ini sering membuat rakyat tidak mengetahui bahwa mereka telah dimanfaatkan oleh negara untuk kekuasaan. Kenyataan inilah yang ingin dibahas dalan skripsi ini. Kata-kata dan jargon-jargon yang digunakan dalam dua cerita pendek ini akan dianalisis dalam skripsi ini dengan bantuan latar belakang sosial historis Jerman. Dalam skripsi ini ditunjukkan pula peranan dan pengaruh dari pilihan kata yang digunakan dalam dua cerita pendek ini. Sumber data skripsi ini diambil dari dua cerita pendek karya Leonhard Frank yang berjudul Der Vater dan Die Kriegswitwe yang pada tahun 1919 kemudian dibukukan dalam sebuah roman yang berjudul Der Mensch ist gut. Kesimpulan dari skripsi ini menunjukkan bahwa kadang-kadang semangat patriotisme digunakan ke arah yang salah dan untuk ambisi kekuasaan negara saja. Dengan beberapa jargon yang rnembangkitkan semangat cinta tanah air membuat rakyat menjadi tidak kritis. Karena semangat patriotisme rakyat membunuh yang lain sebelum mereka sendiri terbunuh tanpa mereka mengerti untuk apa mereka melakukan semua itu. Dengan dua cerita pendek ini Leonhard Frank ingin mengkritik rakyat Jerman untuk tetap berpikir kritis dengan sesuatu yang berhubungan dengan patriotisme."
2000
S14804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Hendradjuanita
"ABSTRAK
Huhungan Sastra, Sastrawan dan Masyarakat Norbert Oellers berpendapat: Literatur entsteht and wirkt in konkreten gesellschaftlichen Situation : und ist von diesen abhaengig. Bla diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kalimat tersebut berbunyi: Sastra terja_di dan mempunyai pengaruh dalam situasi masyarakat yang konkrit dan tergantung kepadanya. Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Wil_liam Henry Hudson seperti yang dikutip oleh Andre Hardjana menyatakan bahwa sastra pada hakekatnya ada_lah suatu pengungkapan kehidupan melalui bahasa. Sastra merupakan pengungkapan baku (yang sebenarnya) dari : apa yang telah dialami orang tentang kehidupan, apa yang te_lah dipermenungkan, dan dirasakan orang mengenai segi_segi kehidupan yang paling menarik minat secara langsung lagi kuat2_

"
1984
S14641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryani Kusumaningrum
"Kemajuan dalam bidang perekonomian yang terjadi di Jerman membawa pada perubahan perilaku masyarakatnya. Perilaku yang terbentuk secara tidak langsung dari obsesi yang terpendam akan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa dimiiiki. Kehidupan yang dijalani hanya berdasarkan obsesi ini menjadi bentuk dasar cerita Das Brot der fruhen Jahre karya Heinrich Boll, karena ia melihatnya sebagai bentuk dari kesia-siaan. Menurut Boll masyarakat tidak mengetahui untuk apa sebenarnya mereka hidup, karena hanya berorientasi pada satu hal saja yaitu pemuasan obsesi mereka dengan mengabaikan aspek-aspek kehidupan lainnya. Melalui skripsi ini ingin ditunjukkan bagaimana sebenarnya situasi Jerman pada masa Keajaiban Ekonomi serta untuk melihat kritik Heinrich Boll terhadap perilaku masyarakat Jerman pada masa ini.
Heinrich Boll menuangkan pandangan kritisnya melalui hubungan tokoh utamanya, yaitu Walter Fendrich, dengan roti. Walter Fendrich memiliki obsesi yang sangat besar akan roti, karena kelaparan berkepanjangan yang dideritanya di masa lalu. Masa lalu yang tidak dapat ia lupakan, walaupun ia sangat ingin melupakannya. Obsesi terhadap roti tanpa ia sadari mempengaruhi hubungannya dengan tokoh-tokoh lainnya, bahkan hubungannya dengan sang pacar, yaitu Ulla Wickweber. Hingga suatu hari, setelah pertemuannya dengan Hedwig Muller, Walter menjadi sadar akan arti kehidupan sebenarnya. Betapa ia selama ini hanya menjalani suatu kehidupan yang sia-sia, karena telah mengabaikan hal-hal lain dalam kehidupannya selain roti. Ia memandang dan menilai segala sesuatu hanya berdasarkan rasa laparnya akan roti. Walter kemudian pergi meninggalkan kehidupan mapannya. Suatu kehidupan dimana semua benda mempunyai harga.
Dari uraian-uraian seluruh bab, dapat disimpulkan bahwa melalui tokoh Walter Fendrich dalam cerita Das Brot der fruhen Jahre dapat dilihat kecenderungan perilaku masyarakat Jerman pada masa keajaiban ekonomi. Melalui cerita ini Heinrich Boll mengharapkan supaya masyarakat Jerman sadar dan kesia-siaan hidup yang selama ini mereka jalani. Selain itu Heinrich Boll ingin menunjukkan bahwa masa lalu, sejelek apapun, bukanlah sesuatu yang harus dilupakan dan bukan pula sesuatu yang menjadi satu-satunya tolok ukur dalam menjalani kehidupan di masa depan. Masa lalu membantu kita untuk lebih arif daiam menjalani kehidupan di masa depan, dan dengannya kita terhindar dari kesalahan yang kita perbuat di masa lalu."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S14670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwati Pudji Astuti
"Penulisan skripsi bertujuan hendak memberikan gam_baran, bahwa Juristen (1979) mendapatkan dampak sosial_politisnya berkat nilai aktualitas lakon itu.Oleh karena tak relevan meneliti gejala estetis lakon tdrsebut, maka penulis hanya menilainya sebagai karya litterature engagee yang berhasil mendapatkan perhatian masyarakat Jerman di zamannya. Melalui penelitian kepus_takaan, penulis menganalisis lakon dengan pendekatan so_siologi sastra. Masalah-masalah sosial--historis lakon itu berguna sebagai bahan studi terbatas tentang masyarakat Jerman semenjak masa fasisme-Nazi. Di zaman Nazi pengadilan militer Jerman menjatuhkan kira-kira 25 000 vonis penghukuman mati. Dari jumlah itu 16 000 prajurit Jerman menjalani hukuanun tersebut. Rolf Hochhuth (*1931) mempersoalkan peranan para hakim militer Jerman di balik puluhan ribu kasus penghukuman mati itu. Pengarang pun melihat, bahwa radikal.i$nee dan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Mintarsih
"Dalam negara Jerman Timur dengan sistem Komunis-Sosialisnya yang digambarkan dalam Roman Flugasche ternyata telah menekan, mendominasi, membatasi dan mematikan hak individu. Kenyataan ini juga diperburuk dengan kondisi ekonomi yang buruk.
Pembatasan hak individu tercermin dalam bidang pers, hal ini disebabkan pers yang berfungsi sebagai propaganda partai. Josefa Nadler, tokoh utama dalam Roman Flugasche mendapat tekanan dari partai dan rekan-rekannya, ketika ia memutuskan untuk menyampaikan kenyataan yang sebenarnya; kota B adalah kota terkotor di Eropa Sehingga ia akhirnya terpojok, terasing dan keberadaannya tereliminasi dari sekitarnya
Keputusan Josefa untuk menyampaikan kebenaran yang berarti dengan jelas telah melanggar doktrin partai merupakan salah satu bentuk penentangannya terhadap sistem. Disamping itu Josefa juga menyampaikan laporan tersebut kepada pimpinan partai. Josefa juga melontarkan kritik terhadap stuktur kehidupan yang telah di bentuk, sehingga melahirkan kehidupan yang monoton dan tanpa makna. Josefa menggugat individu-individu yang diarahkan dan di bentuk agar menjadi individu-individu yang satu, yang berkepribadian dan berfikir sesuai dengan doktrin partai.
Di samping melalui kritik kritiknya. Josefa, yang dalam kehidupan telah disingkirkan. banyak melampiaskannya dalam mimpi, fantasi dan halusinasi yang seringkali berupa simbol-simbol dan bersifat mencerdaskan (unheimlich).
Kenyataan-kenyataan yang tergambar dalam narasi merupakan refleksi dari kehidupan Monika Maron. Seperti halnya Josefa, Maron menginginkan terdapat perubahan dalam negerinya, yang ia sebut sebagai revolusi yang romantis. Maron juga mengalami permasalahan ketika ia ingin menerbitkan karyanya yang menurut pemerintah tidak mencerminkan nilai-nilai positif tentang partai. Namum berbeda dengan Josefa, yang memutuskan untuk menarik diri dari kehidupan, Maron yang pernah menjadi wartawati menemukan sastra sebagai media untuk menyampaikan penentangan-penentangannya.
Selain itu, jika Josefa gagal menerbitkan laporannya, maka Maron yang mendapatkan beberapa kemudahan dari Stasi berhasil menerbitkan karya-karyanya di Jerman Barat. Karya-karya Maron banyak diminati publik, khususnya karena unsur sukbyektifiktas yang ia tonjolkan. Subyektifitas merupakan salah satu ciri roman yang diminati dan berkembang di jerman Barat pada masa itu, yaitu tahun 1980-an. Subyektifitas dalam roman Flugasche adalah penojolan konflik keberadaan aku, yang akhirnya terasing dan tereliminasi dari sekitarnya.
Karya-karya Maron menjadi perhatian publik, karena dengan tajam dan transparan mengungkap kehidupan di Jerman Timur. Selain itu pihak Jerman Barat juga memanfaatkannya sebagai propaganda sistem kapitalis, yaitu dengan menujukkan keburukan sistem komunis-sosialisme."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cavin Rubenstein
"Dalam roman ini terkandung kritik terhadap stereotif negatif dan juga sikap masyarakat pada masa itu yang mengecilkan posisi dan peran Nyai. Nyai dalam roman ini ditampilkan sebagai seorang perempuan pribumi yang posisinya terendah dalam masyarakat, namun dia adalah satu-satunya tokoh perempuan yang diberi kesempatan untuk mengutarakan pemikiran atau pandangannya atas kondisi masyarakat. Dia adalah tokoh yang dikerdilkan masyarakat, namun bisa berpikir dan menyatakan pendapatnya yang besar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15968
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mariani Faizul
"Masalah yang cukup pelik, yang sedang dihadapi Peme_rintah Republik Federal Jerman dewasa ini adalah masalah pengangguran, yang mana sepertiga dari jumlah yang tidak bekerja adalah pemuda yang berusia di bawah 25 tahun. Krisis dengan meningkatnya angka-angka pengangguran di ka_langan pemuda sudah dirasakan sejak pertengahan tahun 1974. Memang ini merupakan suatu fenomena dalam suatu masyarakat industri, dalam era teknologi modern. Prospek yang dihadapi oleh negara-negara yang telah maju tidak pernah terlepas dari masalah pcngangguran, sehings moder_nisasi industri serta penanggulangan masalah pengangguran merupakan suatu masalah yang selalu terpaut satu dan lainnya. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengemukakan masalah-masalah penganguran_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>