Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saerang, Linda
"Penelitian ini merupakan analisis pernyataan simile pada kalimat pujian mempelai perempuan kepada memepelai laki-laki dan pujian mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan. Hal-hal penting yang terdapat di dalam penelitian ini antara lain:
1. Analisis makna pernyataan simile dalam pujian mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki dan mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan dalam Kitab Hohelied dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis komponen makna dasar kata-kata dan frase-frase yang terdapat di dalam pujian-pujian tersebut.
2. Kata-kata dan frase-frase yang membentuk pernyataan simile dalam Kitab Hohelied adalah kata-kata yang dikenal oleh masyarakat Israel pada zaman pemerintahan Raja Salomo. Oleh karena itu, konteks sosial budaya masyarakat Israel pada masa pemerintahan Raja Salomo, berperan penting untuk memahami dan menginterpretasikan sebuah pernyataan simile.
3. Ada dua jenis simile, yaitu Illustrative simile, yang menekankan pada pengalihan bentuk, dan Modelling simile, yang menekankan pada pengalihan sifat. Jenis simile yang paling dominan dalam kitab ini adalah jenis modelling simile."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S14728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Sari
"Simile ternyata banyak digunakan dalam tiga kitab Salomo. Tiga kitab Salomo ini terdiri dari Wulang Bebasan _Amsal_, Musthikaning Kidung _Kidung Agung_, dan Kohelet _Pengkhotbah_. Tiga kitab ini sarat dengan kalimat-kalimat dalam bentuk perumpamaan karena Salomo yang diyakini sebagai penulisnya banyak mengibaratkan segala seuatu yang berkenaan dengan manusia_baik itu berkaitan dengan sikap, keadaan, maupun fisik_dengan segala sesuatu yang berkenaan dengan benda-benda mati atau hewan-hewan maupun tumbuhan. Seringkali dalam kalimat-kalimat dari ketiga kitab ini Salomo selalu ingin menggambarkan sesuatu yang dia lihat atau rasakan dengan benda-benda yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia sehari-hari maupun hal-hal yang seringkali terjadi dalam kehidupan manusia. Misalnya saja dalam kitab Musthikaning Kidung yang isinya sebagian besar bahkan hampir secara keseluruhan berupa pernyataan-pernyataan simile dalam bentuk pujian-pujian kepada mempelai wanitanya, Salomo memuji keindahan rambut mempelai wanitanya dengan salah satu jenis hewan. Pernyataan-pernyataan simile yang seringkali dituliskannya dalam ketiga kitab ini menandakan bahwa Raja Salomo adalah seorang raja yang berjiwa sastrawan dan pandai berimajinasi. Pernyataan-pernyataan simile hampir memiliki kesamaan dengan pernyataan metafora. Keduanya merupakan gaya bahasa kiasan. Namun sebenarnya tetap saja ada satu prinsip yang berbeda antara metafora dan simile. Hal tersebut juga menjadi bagian pembahasan skripsi ini yang disertai juga proses menganalisis simile. Penelitian simile ini titik akhirnya adalah pada penggolongan simile ke dalam dua jenis, yaitu modelling simile yang terorientasi pada pengalihan sifat, dan jenis illustrative simile yang terorientasi pada pengalihan bentuk. Melalui kelompok-kelompok dan pengalihan komponen makna, maka pernyataan-pernyataan simile yang dianalisis akan dapat digolongkan apakah termasuk ke dalam modelling simile atau illustrative simile. Kuantitas baik untuk jenis modelling simile dengan illustrative simile dari masing-masing ketiga kitab ini tentu akan berbeda banyaknya. Namun, hal ini tidak dijelaskan secara eksplisit tetapi skripsi ini hanya membahasnya secara implisit melalui jumlah data yang dianalisis baik itu untuk modelling simile maupun illustrative simile."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Shahnnaz
"Simile merupakan jenis kiasan yang membandingkan dua hal melalui satu kata penghubung. Kata penghubung yang digunakan untuk karya berbahasa Jerman merupakan wie Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis perbandingan bentuk simile bahasa Jerman dan bahasa Indonesia di dalam novel anak karya Erich Kästner berjudul Emil und Die Detektive yang diterjemahkan oleh Ny. M Saleh Saad. Penulis ingin mengetahui simile yang terdapat di novel anak ini dan bagaimana perbedaan bentuk simile dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia, dan apakah terdapat perbedaan makna ketika simile tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari enam simile Polare Vergleiche, empat di antaranya diterjemahkan secara sepadan dan dua diterjemahkan secara tidak sepadan.

A Simile is a figure of speech that directly compares two things through some connective words. The connective word that is being used in the german literatures is wie. This research aims to analyze the structure of german simile in a children book written by Erich Kästner under the title Emil und Die Detektive, which has been translated to Indonesian as Emil dan Polisi-polisi Rahasia. Furthermore, the author wants to find out whether there is a change of the structure or meaning in between the German simile and Indonesian simile in the translated version of the book by Mrs. M. Saleh Saad. The result of this research shows that among six Polare Vergleiche similes, four of which are translated evenly and two of which arent translated evenly by the translator.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiya Hapitiawati
"Skripsi ini membahas bagaimana partikel fatis bahasa Jerman ja dalam novel anak "Emil und die Detektive" diterjemahkan ke dalam novel anak berbahasa Indonesia "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; apakah penerjemahan tersebut tepat; fungsi apakah yang dimiliki partikel fatis ja dan padanannya dalam kalimat yang diacunya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak semua partikel fatis ja dalam buku "Emil und die Detektive" diterjemahkan ke dalam partikel fatis bahasa Indonesia. Selain itu, ketepatan penerjemahan partikel fatis ja bergantung pada kesamaan fungsi yang dimiliki partikel fatis ja dengan padanannya dalam kalimat yang diacunya.

The focus of this research is the analysis of translation of German phatic ja in "Emil und die Detektive" to Indonesian language in "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; the equivalence of the translation; the function of phatic ja and its Indonesian equivalent in the sentence. The method that I use in this research is qualitative and quantitative method.
The conclusions of this research are (1) The German phatics ja in "Emil und die Detektive" are not all translated to Indonesian phatics in "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; (2) The equivalence of German phatic ja translation depends on the equivalence of the function between phatic ja and its equivalent in the sentence it refers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1888
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Indah Permata Sari
"Setiap kata memiliki makna leksikal yang dapat dipahami oleh setiap orang secara umum. Namun, makna suatu kata dalam sebuah teks dapat berbeda dengan makna leksikal atau bermakna ganda, dan jika kata tersebut digunakan dalam sebuah konteks yang sesuai dengan teks tersebut, maka kata tersebut akan memiliki makna yang sesuai dengan konteks tersebut. Konteks memfilter makna suatu kata. Makna seperti ini disebut makna kontekstual. Selain itu setiap kata dalam sebuah teks dapat menggambarka4p objek atau memiliki dunia acuan yang berada di luar bahasa. Kata tersebut merupakan tanda bahasa.
Penelitian makna kontekstual dan sistem tanda bahasa dalam teks puisi Ingeborg Bachmann yang terdapat dalam buku Ich Weiss keine bessere Welt saya lakukan untuk mengetahui bagaimana makna kontekstual mencerminkan perasaan dan keadan Ingeborg Bachmann. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaitkan peranan makna kontekstual dalam pemahaman puisi Ingeborg Bachmann dengan latar belakang kehidupan Ingeborg Bachmann.
Metode penelitian yang saya gunakan adalah deskriptif-analitis, yaitu sumber data dianalisis berdasarkan teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori makna kontekstual dari Hannapel/Melenk, jenis¬jenis makna dari Gustav Blanke, dan semiotik dari Van Zoest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman suatu teks tidak cukup hanya dengan mengetahui makna leksikal saja, melainkan juga mengetahui makna ontekstualnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konteks bahasa dan konteks luar bahasa adalah unsur yang panting dalam memahami makna kontekstual suatu kata terutama dalam menganalisis karya sastra."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Afidah
"Penelitian ini bertujuan untuk memerikan partikel /qad/ agar dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang perilaku sintaktis dan semantisnya.Pengumpulan data dilakukan dengan mencari ayat-ayat A1-Qur'an yang mengandung partikel /qad/, kemudian mengklasifikasikan data. Klasifikasi data menunjukkan bahwa partikel /qad/ dapat bergabung dengan partikel /lam!, /waw/, / fa/ serta /waw/ dan /lam/ membentuk gabungan partikel /laqad/, /waqad/, /faqad/, dan /walaqad/. Dilihat dari segi posisi sebelum /qad/, partikel /gad/ menempati sepuluh posisi dalam konstruksi gramatikal Arab, yaitu : khabar mubtada', khabar kana, khabar inna, khabar anna, khabar an, ma'ful qaul, jumlah sifat, hal, jumlah silah,dan jumlah ibtida'iyah.Dari segi makna gramatikal, partikel /qad/ mempunyai enam makna, yaitu : makna tawaqqu', taqribul-madi minal-hal, taqilil, tahqiq, taksir, dan nafi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novri Yanto
"Skripsi ini membahas salah satu proses pembentukan kata dalam bahasa Arab yaitu abreviasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif yang berasal dari sumber primer yaitu Al-Quran dan Hadits Arba'in, dan sumber sekunder yaitu buku-buku pembelajaran bahasa Arab yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bahasa Arab memiliki bentuk-bentuk abreviasi yang kompleks dan sebagiannya memiliki pola atau wazan tertentu. Selain itu, terdapat beberapa proses abreviasi yang dipengaruhi oleh unsur semantik dan pragmatik.

This final paper explores about one of processes towards word formation in Arabic which is called abbreviation. This research applied qualitative method, which is designed by descriptions from some primary sources such as Koran (Al-Quran) and the Forty Hadits (Hadits Arba'in); and also from some secondary sources such as Arabic tutorial books published by Institute of Islamic and Arabic Knowledge (LIPIA).
The results of this research conclude that Arabic has some complex abreviation forms, which half of it has its own paterns. Besides, the process of abbreviation in Arabic is influenced by semantic and pragmatic aspects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raviyanto
"ABSTRAK
Peribahasa dalam skripsi ini dipahami sebagai kalimat atau penggalan kalimat yang telah membeku bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat; bersifat turun temurun; dipergunakan untuk penghias karangan atau percakapan, penguat maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup. Bentuknya bisa berupa kata majemuk, frase, dan klausa. Dari ribuan peribahasa terdapat peribahasa yang mempergunakan kata organ tubuh. Data organ tubuh ini cukup banyak ditemukan dalam kalimat peribahasa. Data organ tubuh ini menarik untuk diteliti karena berkaitan secara langsung dengan organ tubuh manusia. Jadi merupakan hal yang dekat dengan manusia. Dari sini penulis beranggapan bahwa ada hubungan tertentu antara kata-kata organ tubuh tersebut dengan aktivitas manusia. Dari sejumlah data peribahasa yang diteliti terdapatlah hubungan bahwa kata-kata dengan organ tubuh itu menvatakan fungsi dari organ tubuh tersebut. Organ tubuh mulut untuk berbicara, organ tubuh kaki dan tangan untuk bekerja. Kemudian penulis memutuskan untuk meneliti satu jenis organ tubuh saja, yaitu tangan. Di sini tangan dipilih sebagai contoh untuk menganalisis organ tubuh yang lain. Analisis yang penulis lakukan berdasarkan pola aktif dan pola pasif. Pola ini mengambil peribahasa dalam bentuk klausa. Jadi peribahasa dengan bentuk kata majemuk dan frase tidak dianalisis."
1996
S10977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Indah Lestari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna peribahasa bahasa Arab, yang meliputi empat permasalahan pokok, yaitu: (1) bagaimana mengetahui makna leksikal yang terdapat di dalam peribahasa bahasa Arab, (2) bagaimana mengetahui makna asosiasi peribahasa bahasa Arab, (3) bagaimana menyimpulkan makna kias peribahasa bahasa Arab, (4) apakah ada padanan peribahasa bahasa Arab sebagai bahasa sumber di dalam peribahasa bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran.
Prosedur analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (I) inventarisasi data peribahasa yang bertema mencela dan memuji dalam kitab Fara'idu I-Adab, (2) klasifikasi data ke dalam jenis dan tema masing-masing, (3) analisis data, (4) penyajian hasil analisis.
Analisis semantis makna peribahasa bahasa Arab menunjukkan bahwa data peribahasa bertema mencela yang berjumlah 382, dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis peribahasa, yaitu: (1) ibarat yang memiliki jumlah terbesar, yaitu 207 data, (2) pepatah, jumlahnya sebanyak 125 data, (3) perumpamaan berjumlah 50 data. Sedangkan pada jenis bidal dan pemeo, sama-sama tidak ditemukan pada., data peribahasa bertema mencela.
Analisis semantis makna peribahasa bahasa Arab bertenta memuji yang berjumlah 152 data, juga dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis peribahasa, yaitu: (I) jenis ibarat yang berjumlah 102 data, (2) jenis pepatah berjumlah 35 data, dan (3) jenis perumpamaan berjumlah 15 data. Pada tema ini juga tidak ditemukan jenis bidal dan pemeo.
Di dalam kitab Fara'idu I-Adab terdapat 534 data peribahasa yang bertema mencela dan memuji. Jumlah ini merupakan tema yang sangat produktif dibandingkan tema nasihat dan ancaman. Dari hasil analisis semantis dapat disimpulkan bahwa untuk memahami makna peribahasa tidak mungkin hanya mengetahui makna leksikal masing-masing kata yang ada di dalamnya, karena makna peribahasa adalah sebuah kasus unik yang harus dipahami makna asosiasi, makna kias, dan padanannya dalam peribahasa bahasa Indonesia. Makna peribahasa akan lebih jelas terlihat bila dimasukkan pada situasi digunakannya, atau dapat diklasifikasikan berdasarkan tema dan jenisnya

"
1999
S13226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka Gloria
"[ ABSTRAK
Skripsi ini memaparkan kosakata dalam bahasa Kanak secara morfologis dan semantis. Dari aspek linguistik, penelitian ini bertujuan untuk memahami etimologi sebuah kata serta mengurai komponen makna dalam dongeng berbahasa Kanak Rotkäpschem. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada unsur pembentuk kata serta teori semantik bahasa Jerman untuk lebih spesifiknya melihat komponen makna dalam teks. Dari hasil analisis 12 kosakata bahasa Kanak (korpus data), ditemukan bahwa bahasa Kanak atau Kanak Sprache memang merupakan gabungan dari bahasa Turki dan Bahasa Jerman. Namun dominasi bahasa Jerman begitu terasa baik dari segi morfologis maupun semantis.

ABSTRACT This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
, This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>