Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuad Latif
"Perkembangan geopolitik terutama dalam sistem pemerintahan merupakan dialektika yang tidak ada habis-habisnya. Masing-masing sistem pemerintahan berusaha mengklaim sebagai sistem pemerintahan yang tepat untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Demokrasi sebagai salah satu sistem pemerintahan menunjukkan dominasi di sebagian negara sebagai sistem pemerintahan yang mampu menyuarakan aspirasi warga negara. Dominasi demokrasi disebabkan oleh adanya prinsip kebenaran manusia di dalamnya. Hal ini menyebabkan ketertarikan banyak negara untuk mengadopsinya sebagai sistem pemerintahan. Dominasi demokrasi pun pada akhimya harus mendapat tantangan dari beberapa sistem pemerintahan, salah satunya adalah dari pemerintahan agama (terutama dari Islam). Tantangan ini menyebabkan adu klaim antara keduanya sebagai sistem pemerintahan yang paling tepat untuk mewujudkan kesejahteraan manusia. Perdebatan antara Barat dan Islam seolah-olah tidak pernah ada habisnya. Masing-masing mempunyai klaim kebenaran yang ingin dipertahankan dan disebarluaskan. Untuk dapat memperoleh pengaruh yang luas, baik pemerintahan agama maupun demokrasi sekular, keduanya berusaha melakukan apa yang menurut mereka benar. Namun hal ini justru membuat keduanya mengabaikan prinsip dasar masing-masing, sehingga menimbulkan kecacatan dalam pelaksanaannya sebagai sistem pemerintahan. Kecacatan inilah yang dinilai sebagai biang kegagalan keduanya dalam memberikan sebuah perlindungan kepada warga negara. Berdasarkan kondisi di atas, Abdul Karim Soroush melihat perlu adanya rekonsiliasi antara demokrasi sekuler dengan pemerintahan agama sebagai usaha untuk mereduksi konflik antara keduanya. Demokrasi agama dinilai mampu meredam gejolak konflik antara pemerintahan agama dengan demokrasi sekuler, karena demokrasi agarna dianggap mempunyai kemampuan untuk mengakomodasi keduanya sebagai sebuah sistem pemerintahan. Pertemuan antara Barat dengan Islam dalam demokrasi agama tidak seperti pada perdebatan-perdebatan sebelurnnya yang hanya menyentuh kulitnya saja, akan tetapi mengkaji lebih dalam tentang sebuah sistem pemerintahan dengan perangkat-perangkat substansinya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Greeley, Andrew M.
Jakarta: Erlangga, 1988
306.6 GRE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
291.177 AGA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Bandono
"Ada 3 pilar isi tesis ini :
pertama. Tarik menarik hubungan antara individu sebagai anggota masyarakat dengan masyarakat sebagai media pengejawantahan individu, telah lama menjadi perdebatan sengit di kalangan ilmuwan. Apakah masyarakat yang mcncntukan individu atau individulah yang membentuk masyarakat Masyarakat. Perdebatan ini ibarat menentukan yang mana lebih dahulu telor atau ayam. Dunia Timur umumnya yang berwajah kolektivisme menyalahkan Dunia Barat yang individualistis, semenatar Dunia Barat menyalahkan Dunia Timur di mana individu terlalu menenggelamkan dirinya ke dalam masyarakat sehingga dianggap tidak otonom. Emile Durkheim yang notabene dari Dunia Barat, justru mengkuatirkan individualisme Barat, yang lama-lama kelamaan akan hancur oleh individualismenya. Sehingga teori Durkheim lebih `membela' pandangan Timur. Namun, Durkheim terlalu ekstrim memandang masyarakat di hadapan individu. Masyarakat dipandang segala-galanya.. Masyarakat sumber dan tujuan manusia. Setiap 'penyakit sosial' selalu dipandangnya sebagai lepasnya individu dari ikatan sosial. Bahkan fenomena bunuh diri pun dianggapnya bukan merupakan patopsikologis, tetapi berkenaan dengan integrasi individu dengan masyarakat. Seolah-olah masyarakatlah yang menentukan segalanya. Karena masyarakat dianggap dewa, maka individu dilihat dari sisi pandangan Durkheim tidak otonom.
Kedua, agama telah dipercayai sebagai salah satu pengikat solidaritas sosial. Agama seringkali hanya dilihat dari sisi ritualnya belaka. Agama dalam pengertian yang dipahami umum hanya berkenaan dengan sesuatu yang adi kodrati, supra natural, sesuatu yang berkenaan dengan dunia ghaib. Durkheim memandang lain mengenai agama. Agama dipandangnya merupakan aspek sakral dari masyarakatnya. Agama, menurutnya, tidak berkenaan dengan supra natural, tetapi berkenaan dengan sesuatu yang sakral. Agama adalah masyarakat dalam bentuk lain. Agama bersumber, berasal, terletak di masyarakat. Agama bukanlah metafenomenal yang Bering dipahami selama ini, tetapi sebuah fenomena kemasyarakatan.
Ketiga, Agama penurut pandangan Durkheim telah kehilangan 'roh' nya sebagai pengikat solidaritas sosial. Karena agama yang dipahami orang adalah abstrak dan tidak membumi. Maka agama masyarakatlah yang mampu mengiukat masyarakat Tesis ini berusaha menelusuri akar-akar pemikiran Durkheim tentang Agama. Pilar pembahasan diawali dengan pandangan Durkheim tentang masyarakat, Sosiologi (fakta sosial) , moralitas dan agama. Kemudian faktor-faktor dan akar-akar pemikiran durkheim diidentifikasikan dan dianalisis.
Dari pembahasan ditemukan bahwa agama dalam pengertian Durkheim adalah kepercayaan masyarakat yang turun temurun, bukan agama dalam pengeritan agama samawi. Pemikirannya tentang agama sangat positivistik-sekuler dan reduksionistis.Moralitas pun oleh Durkheim hanya dipahami `sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai kolektif, yang berseberangan dengan pandangan Immnuel Kant yang menekankan hati nurani..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T37276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Maliki
Yogyakarta: Yayasan Galang, 2000
291.177 ZAI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sukron Kamil
"Summary:
On Islam and politics and social problems in Indonesia."
Rawamangun, Jakarta: Kencana, 2013
297.272 SUK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Cynthia Lydia Siwy Syauta
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ottaru Gde Bramantya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai pemikiran Richard Rorty yang bisa
menyelesaikan permasalahan dalam demokrasi. Secara garis besar permasalahan dalam demokrasi menyangkut tiga macam, yaitu, permasalahan pertama tirani mayoritas, permasalahan kedua adalah konflik etnis dan nasional, dan permasalahan ketiga adalah pemerintahan yang tidak efektif. Ketiga permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan tiga konsep pemikiran Richard Rorty. Konsep
pertama adalah kontingensi, konsep kedua adalah ironi, dan konsep ketiga adalah solidaritas. Adapun hasil dari pengkolaborasian antara permasalahan dan konsep pemikiran tersebut adalah jangan melakukan kekejaman.

ABSTRACT
This paper discusses about Richard Rorty?s thinking that can solve problems in a democracy. Broadly speaking, the problems in a democracy involves three kinds, the first is tyranny of the majority, the second is ethnic and national conflicts, and the third is ineffective governance. These problems can be solved by the three concepts of thought Richard Rorty. The first concept is contingency, the second
concept is irony, and the third concept is solidarity. As a result of the merger between the issues and concepts such consideration is do not be cruelty"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>