Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardi Pratama
"Puisi mengekspresikan emosi, suasana hati, rasa pesona, kagum dan rasa takzim. Puisi yang menjadi sumber data primer pada skripsi ini adalah puisi yang berjudul Al-Harb Ta_malu Bijiddin dan A bu K halal kedua puisi ini adalah puisi yang menggambarkan negara Irak. Kedua puisi ini di gubah oleh dua penyair berbeda puisi Al-Harb Ta_malu Bijiddin dikarang oleh Dunya Mikhail penyair berkebangsaan Irak dan puisi A bu K halal dikarang oleh Ahmad Dahbour yang berkebangsaan Palestina, perbedaan kebangsaan penyair memberikan rasa yang berbeda. Irak adalah negara yang kerap kali di landa peperangan dan Palestina adalah negara yang senantiasa dijajah. Irak dan Palestina memiliki kesamaan nasib. Kedua puisi ini memiliki kekuatan untuk menggambarkan patriotisme. Patriotisme adalah kasih atau kesetiaan kepada satu negara. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis strukturalisme semiotik dengan pendekatan objektif. Aspek struktur diperlukan untuk melihat sejauh mana pesan struktur tersebut mendukung aspek semiotik dan untuk membuktikan bahwa kedua puisi tersebut mempunyai tema yang sama yaitu tema patriotisme. Beberapa teori yang digunakan adalah teori tentang sruktur puisi yang membahas tipografi, parafrase, diksi, imaji, majas, simbol, isotopi, tema, serta amanat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan kedua puisi tersebut mempunyai tema patriotisme. Kedua puisi ini seperti pesan dari penyair untuk terus membangun rasa patriotisme dan nasionalisme pembaca, terutama bangsa Arab agar dapat memiliki semangat juang yang tinggi dan membangun persatuan yang kuat demi mempertahankan tanah airnya.

Poetry expressively emotion, mood, taste, enchantment, overaw, and taste for a matters pertaining to honor and esteem. The primary source of this graduation project are two poems, Al-Harb Ta_malu Bijiddin and A bu K . These two poems discribe the country of Iraq. These two poems arranged by two different author and from different nationality. Al-Harb Ta_malu Bijiddin written by Dunya Mikhail which is Iraqi and A bu K halal written by Ahmad Dahbour which is Palestinian. These different nationality has given a diversely taste of these two poetry. Iraq is a country in heaps of time struck down by war and Palestine is a country be ever in subjugted territorial problems. Iraq and Palestine have a resemblance of fate. These two poems have a strong magical power to represent patriotism. Patriotism is a loyalty to the country. The analysis used in this study is the analysis of semiotic structuralism with an objective approach. Aspects of the structure needed to see how it supports the message structures and semiotic aspects to prove that the two poems have the same theme of patriotism. Theoritical framework that would be used as analyzing tools on this research are the theory of typography discusses poetry, paraphrase, diction, image, figure of speech, symbols, theme, message. The purpose of this study is to prove these two poems has a theme of patriotism. These two poems as a message from the poet to continue to build a sense of patriotism and natioanalism readers, especially the Arabs in order to have high morale to maintain their homeland."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nur Asyifa
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas dua puisi yang ditulis oleh penyair Arab Palestina dan non Palestina dengan tujuan untuk melihat gambaran tentang Yerusalem dari dua sudut pandang penyair Arab yang berbeda negaranya. Dalam menganalisis puisi-puisi tersebut, digunakan metode deskriptif analistis, yaitu dimulai dengan pengumpulan data tentang Yerusalem, baik yang akan dijadikan korpus penelitian, maupun yang akan digunakan sebagai referensi. Setelah dipilih, baru kemudian dianalisis dengan metode strukturalisme, yaitu metode yang hanya meneliti unsur bagian dalam dari puisi tersebut. Yang dijadikan korpus dalam penelitian ini adalah dua puisi berbahasa Arab dari dua penyair Arab Palestina dan non-Palestina. Selain metode strukturalisme, digunakan juga metode perbandingan, untuk melihat persamaan dan perbedaan dari kedua puisi tersebut. Bagian yang akan dibandingkan dalam kedua puisi ini adalah bagian afinitasnya, yaitu unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya, bukan adat istiadat atau kesejarahannya. Dari hasil analisis ditemukan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara kedua puisi tersebut baik dari bentuk maupun isinya. Puisi Tamim lebih bersifat prismatis, sukar dicerna, sedangkan puisi Nizar bersifat diafan, mudah dicerna. Hal ini disebabkan oleh banyaknya simbol-simbol, kata-kata konotatif atau gaya bahasa majazi yang digunakan oleh Tamim. Adapun, persamaannya adalah sama-sama mengusung tema tentang Yerusalem dan jenis puisi yang digunakan adalah jenis puisi dialog.

ABSTRACT
Research on Jerusalem has been widely conducted from its historical to its socio-political aspects. This is because Jerusalem is a region that has always experienced turmoil from time to time. This research addresses Jerusalem from another point of view, that is from the aspect of literature. This study discusses two poems written by Palestinian and non-Palestinian Arab poets in order to see a picture of Jerusalem from two different Arab poets viewpoints. In analysing the poems, a descriptive analytical method is used in the collection of data about Jerusalem for the research corpus and references. The method of comparison is also used in this research to see the similarities and differences of the two poems. The part to be compared is the affinity part, which is the intrinsic elements oin a poem. From the analysis results, it is found that there are differences and similarities between the two poems both in the form and contents. Tamims poetry is more prismatical and difficult to digest, while Nizar s poems are diaphanous and easy to digest. Meanwhile, the similarities are the same theme of Jerusalem and the dialogue type of poetry."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sepriyanti Handayani Putri
"Mahmoud Darwish adalah seorang penyair Palestina yang menjadi salah satu ikon Palestina. Tujuan utama dari tema-tema puisinya adalah perjuangan demi nasib tanah airnya. Hal ini dikarenakan konflik panjang selama enam dasawarsa sejak perang Arab-Israel sehingga tercipta puisi bertema patriotisme. Puisi karya Mahmoud Darwish yang menjadi sumber data primer pada skripsi ini adalah puisi yang berjudul بطاقة هوية , إلى أمي , dan عن إنسان. Ketiga puisi ini memiliki daya magis yang cukup kuat untuk menggambarkan patriotisme Mahmoud Darwish dan perjuangan masyarakat Palestina. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis strukturalisme semiotik dengan pendekatan objektif. Aspek struktur diperlukan untuk melihat sejauh mana pesan struktur tersebut mendukung aspek semiotik dan untuk membuktikan bahwa ketiga puisi tersebut mempunyai tema yang sama yaitu tema patriotisme. Beberapa teori yang digunakan adalah teori tentang sruktur fisik puisi yang membahas tipografi, diksi, imaji, majas, simbol. Kemudian Struktur batin puisi yang membahas mengenai tema, rasa, nada, amanat, serta parafrase dan dilengkapi kajian ilmu balaghah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan ketiga puisi tersebut mempunyai tema patriotisme. Ketiga puisi ternyata memiliki tema patriotisme yang sama dengan penyampaian yang berbeda. Selain itu ketiga puisi ini seperti pesan dari penyair untuk terus membangun rasa patriotisme dan nasionalisme pembaca, terutama bangsa Arab agar dapat memiliki semangat juang yang tinggi dan membangun persatuan yang kuat demi membantu mempertahankan kemerdekaan Palestina.
……
Mahmoud Darwish is a Palestinian poet who became one of the icons of Palestine. The main theme of his poetry is the struggle for the fate of their homeland. This is due to the long conflict over the six decades since the Arab-Israeli war that created the patriotism-themed poems. The primary sources on this graduation project are بطاقة هوية , ,إلى أمي and عن إنسان. These third poems have a strong magical power to represent patriotism and struggle of Mahmoud Darwish and Palestinian society. The analysis used in this study is the analysis of semiotic structuralism with an objective approach. Aspects of the structure needed to see how it supports the message structures and semiotic aspects to prove that the three poems have the same theme is the theme of patriotism. Theoretical framework that would be used as analyzing tools on this research are the theory of physical structure typography discusses poetry, diction, image, figure of speech, symbols. Then, the inner structure of the poem that discusses the theme, feeling, tone, message, and paraphrase and equipped balaghah science studies. The purpose of this study is to prove the third poem has a theme of patriotism. It was the same with a different way. Besides these three poems as a message from the poet to continue to build a sense of patriotism and nationalism readers, especially the Arabs in order to have high morale and build a strong unity in order to help maintain the independence of Palestine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Amanda Alfitria
"Penelitian ini meneliti tentang bagaimana bentuk dan isi cerpen-cerpen Arab dalam koran An-naba Tujuan penelitian ini menjelaskan bentuk dan isi cerpen dan untuk mengetahui ciri sastra internet khususnya cerpen arab yang termuat dalam koran An-naba sehingga membedakan cerpen-cerpen ini dengan cerpen Arab yang berada di luar internet atau cerpen yang termuat dalam bentuk buku yang dicetak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, studi kepustakaan dan metode analisis isi.Teori yang digunakan yaitu teori hiperteks yang dikemukakan oleh Theodore H. Nelson. Hasil penelitian ini bahwa bentuk cerpen-cerpen Arab dalam koran ini secara keseluruhan tidak berbeda jauh dengan cerpen di luar internet, sedangkan isi cerpen terlihat lebih sedikit daripada cerpen yang ada di luar internet sehingga cerpen dalam koran ini dikategorikan sebagai cerpen yang pendek serta alur pada cerpen-cerpen Arab ini seolah-olah masih terdapat kelanjutannya ceritanya

This research discussed about how the forms and content of Arabic short stories on An-naba Arabic newspaper. The purpose of this research to explain form and content and differentiate the Arabic short stories out of internet and to short stories which published in print and knowing the characteristic of online literature especially Arabic short stories which are published in An-naba Arabic newspaper.This research uses descriptive qualitative research methods, literature study and content analysis methods and using hypertext theory by Theodore H. Nelson. The results of this research that form of these arabic short stories similar to short stories which published in print while the content of these stories shortest than stories published in print and the sequel of this stories in the Arabic short stories looked like continuing"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Ardiningtiyas Pitaloka
"Studi ini menguji model hubungan psikologis antara individu atau
masyarakat dengan bangsa dan negara dan disebut sebagai kelekatan
nasional Studi ini juga menguji variabel keterlibatan politik yang terdiri dari empat indikator (keyakinan politik, pengetahuan politik, pencarian dan aktivitas politik, serta minat politik), orientasi nilai pro-sosial, RWA, dan
nasionalisme sebagai prediktor tipe kelekatan nasional yaitu patriotisme konstruktif dan patriotisme buta. Sebanyak 401 mahasiswa Universitas Indonesia yang berusia 18 - 30 tahun mengisi kuesioner untuk mengukur variabel-variabel di atas. Hasil menunjukkan bahwa oricntasi nilai pro-sosial, RWA, dan nasionalisme merupakan prediktor patriotisme buta,sedangkan orientasi nilai pro-sosial dan tiga dad indikator keterlibatan
politik (keyakinan politik, pcngetahuan politik, pencarian dan aktivitas politik) merupakan prediktor patriotisme konstnlktif Satu variabel dari keterlibatan politik (minat politik) bukan merupakan prediktor patriotisme
konstruktiii Saran bagi penelitian selanjutnya adalah, menguji kembali
variabel minat politik, studi korelasi tiga tipe patriotisme (konstruktif konvensional, buta), studi kualitatif (analisis wacana) dan kuantitatif
(slrucrural eqzcalion modeling) pada masyarakat non mahasiswa dan
mahasiswa di luar UI juga antar generasi di Indonesia.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bey, Marmorahati Monik
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lika Yuliana Kelly
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tema pada salah satu puisi modern Korea yaitu puisi kitbal karya Yoo Chihwan ditinjau dari diksi dan latar historis. Yoo Chihwan merupakan penyair puisi modern Korea yang terkenal sampai dengan saat ini. Karya Yoo Chihwan adalah puisi Kitbal. Puisi Kitbal merupakan salah satu puisi pertama yang dibuat oleh Yoo Chihwan pada tahun 1939 disaat Korea dijajah oleh Jepang. Kondisi bangsa Korea pada saat itu dan harapan bangsa Korea terhadap bangsanya digambarkan dalam puisi Kitbal. Yoo Chihwan menggunakan diksi yang sederhana namun memiliki makna yang dalam serta menggunakan simbol dalam puisinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan mengacu pada pendapat ahli dari penelian terdahulu mengenai analisis puisi Kitbal. Melalui analisis diksi dan latar historis, dapat diketahui tema puisi Kitbal karya Yoo Chihwan adalah tema patriotisme.

This paper is aimed to examine theme of one of modern Korean poerty is Kitbal which made by Yoo Chihwan in terms of diction and historical background. Yoo Chi Hwan is a modern Korean poet that famous until now. His poem which will be examine in this paper is Kitbal. Kitbal is one of the first poem made by Yoo Chihwan in 1939 when Korea was colonized by Japan. Condition at the time of the Korean people and Korean people?s expectations of the nation depicted in the Kitbal poem. Yoo Chihwan uses simple diction but has a deep meaning and uses symbol in his poem. This paper used qualitative research methods and refers to the expert opinion of previous research on the analysis of Kitbal poem. Through analysis of diction and historical background, we can know the theme of the Kitbal poem which made by Yoo Chihwan is patriotism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Untoro
"ABSTRAK
Gerakan 4 Mei 1919 (Wusi yundong) besar pengaruhnya dalam konteks sejarah modern Cina. Dalam hubungan ini Gerakan 4 Mei 1919 akan ditinjau dari sudut nasionalisme dan perbandingannya dengan patriotisme. Nasionalisme yang dimaksud adalah mengacu kepada usaha yang dirintis khususnya oleh Hu Shi sejak tahun 1917. Hu Shi berpendapat bahwa nasionalisme (finzu zhuyi) merupakan istilah yang baru di Cina, sebabnya ialah karena ia melihat nasionalisme sebagai bagian dari 3 Prinsip Kerakyatan (.Sanmin zhuyi), yang diperkenalkan oleh SunYatsen. Tetapi meskipun demikian nasionalisme sebagai kesadaran berbangsa menurut Hu Shi tidak pernah lepas dari sejarah Cina. Akar dari nasionalisme adalah kesatuan sejarah, kcbudayaan, dan suku-bangsa (Nourse, 1942: 335). Untuk dapat menyatukan ketiga unsur tersebut adalah dengan penera_pan bahasa sehari-hari (baihua) sebagai lingua franca, baik dalam media sastra mau pun di pelbagai sarana pendidikan formal. Jadi dalam hal ini pengertia.n nasionalisme dapat di_terjemahkan sebagai kesetiaan tertinggi yang diberikan hanya kepada negara berbangsa tunggal (a state of mind in which the individual feels that everyone owes his supreme secular.

"
1986
S13070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Muthiah Hanum
"Bom bunuh diri, peristiwa tersebut yang termasuk ke dalam Culture of Death di teritori Palestina – Israel saat ini merupakan hasil dari kekacauan politik, serta birokrasi akibat pendudukan dan pengepungan yang tidak berkesudahan. Di dalam Culture of Life, kehidupan manusia mulai dari kelahiran hingga kematiannya secara alamiah adalah sakral. Itu berarti kelahiran dan kematian yang dibuat-buat adalah bertentangan dengan culture of life atau memiliki culture of death, termasuk bom bunuh diri, kesyahidan, dan terrorisme. Anggapan bahwa Bangsa Palestina memiliki culture of death dari pernyataan yang dilayangkan oleh kelompok pendukung Israel, membuat bangsa tersebut tidak layak untuk memiliki negara merdeka. Namun, Mahmoud Darwish, seorang penyair nasional Palestina, menyanggah hal tersebut dalam puisinya yang berjudul Halat Hiṣar (State of Siege). Selain dalam puisi Mahmoud Darwish, polemik mengenai culture of death di teritori Palestina – Israel ini terdapat dalam berbagai media dan jurnal akademis. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan sanggahan Mahmoud Darwish terhadap culture of death di Palestina didukung dari beberapa sumber: Analisis puisinya yang telah disebutkan di atas, perbandingan kasus-kasus culture of death di belahan dunia lainnya, dan data dari sumber tertulis relevan. Data penelitian diperoleh dari studi literatur dari jurnal akademis, artikel, dan buku. Dalam pembuatannya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, studi pustaka, dan pendekatan sosiologi sastra dan strukturalisme semiotik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa situasi teritori Palestina - Israel lah yang memaksa Bangsa Palestina hidup dalam culture of death.
Suicide bombings event which belong to the Culture of Death in the Palestinian territories - Israel today are the result of political turmoil as well as bureaucracy due to endless occupation and siege. In Culture of Life, human life from birth to death is naturally sacred. That means birth and death made up are against the culture of life or have a culture of death, including suicide bombings, martyrdom, and terrorism. The notion that the Palestinians have a culture of death from statements posted by Israeli support groups, makes the nation unfit to have an independent state. However, Mahmoud Darwish, a Palestinian national poet, refutes this in his poem entitled Halat Hiṣar (State of Siege). In addition to Mahmoud Darwish's poem, polemics about culture of death in the Palestinian-Israeli territory are contained in various media and academic journals. This study aims to prove Mahmoud Darwish's rebuttal of culture of death in Palestine supported from several sources: Analysis of the poem mentioned above, comparison of cases of culture of death in other parts of the world, and data from related literature. Research data were obtained from literature studies from academic journals, articles and books. In its making process, this research uses qualitative methods, literature studies, with sociology of literature and semiotic structuralism approaches. The results of this study indicate that the situation of the Palestinian territories - Israel is what forced the Palestinians to live in a culture of death."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>