Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Supriyanto Widodo
"Penelitian tentang keberadaan peribahasa perumpamaan jawa dalam cerpen-cerpen Jawa tahun 1988-1989 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana para pengarang cerpen Jawa memanfaatkan peribahasa perumpamaan Jawa ini untuk memikat perhatian pembaca. Data penelitian adalah peribahasa perumpamaan jawa yang ada dalam buku Ngengrengan Kasusastran Djawa jilid I dan II karangan S Padmoseokojo dan cerpen-cerpen Jawa yang dimuat dalam majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat selama tahun 1988-1989. Dengan menggunakan metode deduksi, dalam cerpen-cerpen jawa tahun 1988-1989 yang diteliti terdapat 563 peribahasa perumpamaan Jawa, yang terdiri dari 66 bebasan, 35 saloka, 12 sanepa, 431 pepindhan dan 19 panyandra. Peribahasa perumpamaan Jawa tersebut telah dimanfaatkan oleh para pengarang cerpen Jawa untuk menarik perhatian pembaca dengan menampilkannya sebagai judul karangan, merangkum cerita maupun untuk memperjelas gambaran yang ingin disampaikannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S11638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mawaddatul Khusna Rizqika
"Budaya Jawa sangat dekat dengan unsur tanah. Orientasi kehidupan sehari-hari berpusat pada keselarasan antara dirinya sebagai makhluk manusia dengan alam sebagai kesatuan bagian yang lebih luas. Upaya manusia Jawa dalam menjaga hubungan baik dengan alam dapat dilihat pada penggunaan ani-ani saat proses panen padi di sawah. Konsep penghormatan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi oleh masyarakat Jawa mendasari praktik budaya ini. Menjaga Dewi Sri sama halnya dengan menjaga alam. Demikian juga sebaliknya. Kajian ini bertujuan untuk menginterpretasi koleksi ani-ani yang dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya. Koleksi ani-ani tidak hanya dilihat sebagai benda material, tetapi juga memiliki makna mendalam khususnya bagi para pendukung kebudayaan itu sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif yang berdasarkan pada koleksi ani-ani milik Museum dan Cagar Budaya dari wilayah budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2022
900 JSB 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. A. Sudi Yatmana
Jakarta: Grasindo, 1992
392.592 SUD u (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Mumfangati
"Serat Wulang Pandhita Tekawardi merupakan salah satu karya sastra jawa yang berisi piwulang atau ajaran. Piwulang atau ajaran tersebut pada dasarnya berupa nilai nilai luhur hasil pemikiran nenek moyang pada masa lampau. Kehidupan masa lampau tercermin dalam karya sastra kuna, khususnya Serat Wulang Pandhita Tekawardi. Naskah ini sesuai dengan judulnya berisi piwulang atau ajaran, terdiri dari 2 bagian;bagian pertama adalah ajaran atau piwulang yang diberikan oleh pendeta purwaduksina kepada istrinya; bagian kedua berisi ajaran pendeta tekawardi yang berada di gunung melinggeretna kepada muridnya. permasalahan dalam kajian ini adalah apa saja kandungan nilai budaya dalam serat Wulang Panditha Tekawardi. selain itu akan dilihat relevansinya dalam kehidupan masyarakatsekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkapkan nilai - nilai budaya dalam serat Wulang Panditha Tekawardi. pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan. selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif analisis. Hasil kajian menunjukkan bahwa Wulang Panditha Tekawardi berisi nilai- nilai yang masih dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan masa sekarang. Nilai -nilai tersebut yaitu nilai religius, nilai kesetiaan, nilai moral, nilai etika, dan nilai didaktis. Oleh karena itu mempelajari, mengungkapkan dan melaksanakan ajaran ajaran yang ada dalam teks tersebut merupakan tindakan yang tepat. hal ini dimaksudkan agar nilai - nilai luhur tersebut tidak lenyap begitu saja bahkan mempu menjadi ciri jati diri bangsa Indonesia pada umumnya, masyarakat Jawa khususnya."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
794 PATRA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejak usia muda, Sultan Hamengku Buwono II (HB II) telah menunjukkan pribadinya sebagai bangsawan Yogyakarta yang menjaga integritas dan kekuasaan Kesultanan Yogyakarta. Ia menjadi musuh utama Belanda yang dianggap telah melakukan intervensi terlalu jauh dalam kehidupan kraton Yogyakarta yang menurunkan wibawa raja-raja Jawa. Setelah memegang tampuk pemerintahan tahun 1792, ia tetap menunjukkan tekadnya untuk menjunjung tinggi kebesaran tradisi dan kewibawaan Kesultanan Yogyakarta. Hal ini mengakibatkan terjadinya benturan dengan tuntutan
dan kepentingan para penguasa kolonial yang ingin memaksakan kehendaknya kepada raja-raja Jawa. Atas dasar itu, Sultan HB II selalu melawan tekanan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Sebagai akibat dari sikapnya itu, pemerintah kolonial menggunakan berbagai alasan untuk menurunkan tahtanya. Selama hidupnya, Sultan HB II mengalami dua kali penurunan tahta (tahun 1811 oleh Daendels dan 1812 oleh Raffles), bahkan dibuang sebanyak tiga kali sebagai hukuman yang dijatuhkan kepadanya (Penang 1812, Ambon 1817, dan Surabaya 1825). Pemerintah kolonial akhirnya harus mengakui kewibawaan Sultan HB II yang terdesak sebagai akibat dari pecahnya perang Diponegoro. Ia dibebaskan dari pembuangannya dan dilantik kembali menjadi raja di Yogyakarta. Sampai akhir hayatnya Sultan HB II tidak pernah mau bekerja sama dengan Belanda apalagi untuk menangkap Diponegoro atau menghentikan perlawanannya. Hingga kini masih banyak karya peninggalan Sultan HB II yang mengingatkan pada watak dan masa pemerintahannya. Baik karya sastra, karya seni maupun bangunan fisik mengingatkan pada kebijakan, tindakan dan watak Sultan HB II semasa hidupnya.

Abstract
Since his younger age, Sultan Hamengku Buwono II indicated that he always refused the Dutch intervention in the sultanate?s palace of Yogyakarta. He became rival of the Dutch governments because of his opinion that the Dutch had intervented too much in the cultural and noble life?s sultanate of Yogyakarta. After his coronation as a sultan in Yogyakarta in 1792, he kept his mind to guard the Java?s glorious tradition and the traditional power of the Sultan. This condition caused a great conflict between the Sultan and the Dutch government. Sultan HB II tried to refuse all the intervention of Dutch Government. As consequences of his character, the colonial government proposed to replace the Sultan with the crown prince. During his life, he accepted twice decoronation (in 1811 by Gouvernor General Daendels and in 1812 by Leutnant General Raflles) and he was exiled three times (Penang in 1812, Ambon in 1817 and Surabaya in 1825). Finally, the Dutch Government recalled him to be a sultan in Yogyakarta to persuade all princes who supported Prince Diponegoro?s revolt. Unfortunately, till his death, he still refused to cooperate with the colonial government. To the present, there are many works of this sultan as: literary works, philosophy, arts dan physical buildings, which describes his characters toward the colonial government."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2008
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kusparyati Boedhijono
"Penelitian tentang kehidupan Anak-anak pada masa lampau belum banyak dilakukan. Berdasarkan alasan itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi kelangkaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran anak-anak di masa lampau dalam kegiatan kesehariannya. Kegiatan keseharian yang dimaksud adalah aktivitas anak pada saat tertentu sepanjang hari, yang meliputi : Anak dan pengasuhan, Anak dan pendidikan, Anak dan kegiatan rumah tangga, Anak dan kesehatan, Anak dan keagamaan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data artefaktual dan data tekstual. Dimaksud dengan data artefaktual adalah Arca dan Relief Anak, sedangkan data tekstual adalah ceritera tentang anak dalam sumber tertulis, yaitu prasasti dan naskah kuna yang berbahasa Jawa Kuna dan Jawa Tengahan. Tiga hal pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Identifikasi profil anak-anak; Lingkungan masyarakat di mana mereka hidup; Kehidupan keseharian anak-anak. Untuk mencapai Tujuan Penelitian digunakan tiga tingkat cara penelitian yang biasa dilakukan dalam penelitian Arkeologi yaitu: Tingkat pengumpulan data, Pengolahan data, dan Penafsiran data.

Abstract
There were not many researchers focus on the children?s life in the ancient times. This research was done based on that fact. Objective of this research is to comprehend the children?s roles in the ancient time, in their daily activities. Daily activities that included in this research are: child and nurture, child and education, child and home activities, child and health, and, child and religion. This research was done based on the artifacts? data and textual data. Artifacts? data are statues and reliefs, while textual data are written stories about children; i.e. inscriptions and ancient manuscripts in ancient Java language and mid-ancient Java language. Three main objects of research are: children?s profile identification, community environment in where they lived, children?s daily life. Research methodologies are: data collection, data processing, and data interpretation."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2008
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Amalia
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perempuan Jawa dalam novel Purnama Kingkin. Tujuan penelitian ini untuk menemukan gambaran sikap tokoh utama sebagai perempuan Jawa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dengan kajian pustaka dan analisis struktur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktur cerita yang diadaptasi dari tulisan Burhan Nurgiyantoro. Hasil penelitian ini menemukan tiga sikap tokoh utama sebagai perempuan Jawa yang sesuai dengan ungkapan budaya Jawa, yaitu aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa ?jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasa?, sareh pakoleh ?sabar (akan) berhasil?, dan wani ngalah luhur pungkasane ?berani mengalah (akan) ?tinggi? pada akhirnya?.

ABSTRACT
This thesis discusses the Javanese women in the novel Purnama Kingkin. The purpose of this study is to find a picture of the main character?s attitude as a Javanese woman. This study uses descriptive analysis research method with a literature review and analysis of structure, using the theory of the story?s structure that adopted from Burhan Nurgiyantoro?s writings. The three main attitude of the main character as a Javanese woman matches the expression of Javanese culture, which are aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa ?Do not feel that you can, but be the one that can feel?, sareh pakoleh ?patience (will) succeed?, and wani ngalah luhur pungkasane ?dare giving in (to be) ?high? in the end?."
2015
S59657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Agustiana Pratiwi
"Penelitian ini membahas tentang analisis konflik keluarga dalam novel Katresnan karya Soeratman Sastradihardja. Novel Katresnan karya Soeratman Sastradihardja (2013) yang digunakan sebagai korpus dalam penelitian ini, merupakan salah satu karya sastra berbahasa Jawa yang mengangkat tema keluarga, menceritakan tentang konflik antara orang tua dan anaknya. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran konflik dan strategi resolusi konflik keluarga dalam novel Katresnan karya Soeratman Sastradihardja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan tentang konflik keluarga dan strategi resolusi konflik sebagai sarana pembelajaran dalam menghadapi konflik keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, menggunakan teori Model Proses Konflik dan teori Manajemen Konflik Thomas dan Kilmann (dalam Wirawan, 2010), melalui tinjauan analisis gender. Berdasarkan hasil analisis, konflik keluarga dalam novel Katresnan karya Soeratman Sastradihardja digambarkan melalui para tokoh yang memiliki perbedaan sudut pandang dan saling berselisih paham, sehingga menimbulkan konflik yang ditunjukkan melalui dialog-dialog perdebatan dalam beberapa fase konflik, yang kemudian konflik tersebut mereda dan selesai dengan menggunakan beberapa gaya manajemen konflik, di antaranya kolaborasi (collaborating), kompromi (compromising), dan menghindar (avoiding) sebagai strategi resolusi konfliknya. Strategi resolusi konflik tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat konflik sebagai bentuk menjaga hubungan antar manusia yang berdasarkan pada keharmonisan, kerukunan, dan keselarasan hidup, yang dapat terbangun jika tidak adanya konflik terbuka yang lebih besar.

This study discussed the analysis of the family conflict in Katresnan novel by Soeratman Sastradihardja. The Katresnan novel by Soeratman Sastradihardja (2013) used as the corpus in this study, is one of the Javanese literature that has held the family theme, telling of the conflict between parents and their children. The problem in this study is how a picture of conflict and family conflict resolution strategy in Katresnan novel by Soeratman Sastradihardja. The purpose of this study is to further insight into family conflict and conflict resolution strategy as a means of learning how to deal with family conflict. The methods used in this study are qualitative descriptive methods, using Conflict Process Model theory and Conflict Management theories Thomas and Kilmann (in Wirawan, 2010), through a gender analysis review. Based on the results of the analysis, family conflicts in Katresnan novel by Soeratman Sastradihardja are described through characters who have different points of view and are disagree with each other, giving rise to the conflict presented through debate dialogues in several phases of conflict, which then subsides and ends by using some of the conflict management styles, among which is collaborating, compromising, and avoiding it as a conflict resolution strategy. The conflict resolution strategy is carried out by those involved in conflict as a form of preserving human relationships based on harmony in life, which can awaken if there is no greater open conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>