Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135952 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Komnas HAM, 2005
346.01 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S10027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nisa
"Penelitian ini menyajikan suntingan teks dari naskah Syair Keagamaan. Dalam menyajikan suntingan teks, metode yang digunakan adalah metode kritis. Penelitian ini juga membahas analisis isi Syair Keagamaan. Penelitian ini akan mencoba melihat apa yang ingin disampaikan pengarang dalam syair tersebut. Pembahasan mengenai syair tersebut akan ditinjau dari unsur intrinsiknya untuk mengetahui lebih dalam apakah syair ini mengandung unsur agama atau tidak. Setelah itu, akan dijelaskan pula pembagian jenis_jenis naskah Melayu klasik.

This study presents the editing of Syair Keagamaan. In order to present the editing of the text, it used critic method. This study also discusses analyze of Syair Keagamaan content. This study tries to look what the author want to talk. Beside that, this text will observe from intrinsic element to know more deep that the text have religion element or not. After that, this study will explain too about categories of Malay Manuscript."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Win Dwitomo
"ABSTRACT
Tesis ini membahas pemakanaan film bertema pernikahan beda agama
khususnya film Cin(T)a oleh penonton remaja Tionghoa. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Metode pemilihan
narasumber menggunakan teknik criterion sampling dimana kriteria narasumber
sudah ditentukan lebih dahulu. Narasumber penelitian ini adalah remaja
Tionghoa, berjumlah 4 orang dan berusia antara 16 sampai 20 tahun. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara
mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara semi-terstruktur. Metode
analisa data menggunakan teori encoding-decoding Stuart Hall dengan
mengolongkan pemaknaan kedalam dominan, negosiasi dan oposisional. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa pemaknaan remaja Tionghoa mengenai isu
pernikahan beda agama pada film Cin(T)a dipengaruhi oleh faktor frameworks of
knowledge, relation of media dan technical infrastructure. Remaja Tionghoa
Isalam cenderung menolak film-film yang mengangkat isu pernikahan beda
agama sedangkan remaja Tionghoa Kristen lebih terbuka terhadap film-film
tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa relasi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi pemaknaan tidak bekerja secara linear. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tidak berbanding lurus dengan pemaknaan.

ABSTRACT
This thesis discusses about the construction of meaning of the movie themed
interfaith marriage in chinese youth attendance (case study of Cin(T)a). This
research is a qualitative research using the constructivist paradigm. Researcher
selected the informants purposively with a certain criteria. Informants in this
study were four (4) teenages of Tionghoa aged between 16 and 20 years old. Data
collection methode used in this study was in-depth interviews using a semistructured
interview guide. Coding was then used to help the researcher analyze
the data obtained from the interview. Reception study teory of Stuart Hall with
dominant, negotiaty, and oppotitional reading categories used as research analyze.
The results showed that the Tionghoa teenages in constructing the meaning of
interfaith marriage film Cin(T)a is different for each informant. Chinese Muslim
teenagers tend to resist films that raise the issue of interfaith marriage while
Chinese Christian teenagers more open to such films. Frameworks of knowledge,
relation of media and technical infrastructure was the factors in role influence of
the meaning construct. But in relationship between themselves, the are same
factors that influence was not linear."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seli Muna Ardiani
"Kekerasan seksual selama ini banyak dipahami dalam definisi subjektif. Maknanya bergantung pada pengetahuan dan batasan subjek penahu. Untuk memecahkan masalah ini, Superson mewakili model feminis analitik, mencoba merumuskan suatu kerangka definisi objektif yang melepaskan kondisi-kondisi: 1) subjek A tidak mengetahui apa itu kekerasan seksual, 2) subjek A tidak mendefinisikan bahwa tindakan B terhadapnya adalah kekerasan seksual, 3) subjek A mengetahui bahwa B melakukan kekerasan seksual terhadapnya namun enggan untuk mengartikulasikan. Studi ini merupakan bentuk dukungan terhadap gagasan objektivitas di dalam kekerasan seksual sekaligus koreksi dengan mempertimbangkan diskusi yang berkembang di dalam teori feminisme. Secara khusus, proses pertimbangan dan kritik yang saya lakukan menggunakan kerangka realisme konstruksi sosial Sally Haslanger. Sehingga, rekonseptualisasi atas definisi objektif saya formulasikan melalui kekuatan konstruksi sosial konstitutif. Amatan ini juga ditujukan pada implikasi argumen objektivitas di dalam kebijakan kekerasan seksual di Indonesia yang saya khususkan yakni UU TPKS (Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual No 12 Tahun 2022). Permasalahan tersebut saya urai dalam dua rumusan pertanyaan: 1) Bagaimana argumen objektivitas di dalam kekerasan seksual: 1.a) Bagaimana problem pendefinisian kekerasan seksual? 1.b) Bagaimana pemeriksaan argumen objektif dan sumbangsihnya dalam perdebatan teori feminisme mengenai kekerasan seksual?, 2) Apa implikasi teoretik argumen objektivitas bagi kebijakan kekerasan seksual? Kesimpulannya, argumen objektivitas memberikan sumbangan bagi perdebatan teori feminisme, yakni melalui pemeriksaan realisme konstruksi sosial kausal dan konstitutif. Dua model ini mampu menunjukkan mana argumen lemah dan kuat dalam tiga perspektif feminisme mengenai kekerasan seksual (natural-biologi, sosiokultural, dan liberal). Pembedaan tersebut setidaknya berguna dalam melihat keluasan tindakan kekerasan seksual di dalam UU TPKS. Kendati demikian, keluasan permasalahan yang ada dalam UU TPKS tidak sepenuhnya mampu ditangkap oleh model ini. Oleh karenanya, saya memberikan catatan tambahan yang menyangkut dimensi korban kekerasan seksual dan tindakan yang belum diakomodir di dalam UU TPKS.

Sexual violence has been widely understood in terms of subjective definitions. Its meaning depends on the knowledge and limitations of the knowing subject. To solve this problem, Superson represents the analytic feminist model, trying to formulate an objective definitional framework that releases the conditions: 1) subject A does not know what sexual violence is, 2) subject A does not define that B's actions against him are sexual violence, 3) subject A knew that B had sexually assaulted her but was reluctant to articulate it. This study is a form of support for the idea of objectivity in sexual violence as well as a correction by considering the discussions that developed in feminism theory. In particular, the process of consideration and criticism that I carried out used the framework of Sally Haslanger's social construction realism. Thus, I have formulated a reconceptualization of the objective definition through the power of constitutive social construction. This observation is also aimed at the implications of objectivity arguments in the policy of sexual violence in Indonesia, which I specifically focus on, namely the UU TPKS (Law on the Crime of Sexual Violence No. 12, 2022). I will describe the problem in two questions: 1) What is the argument for objectivity in sexual violence: 1.a) How is the problem of defining sexual violence? 1.b) How is the objective argument examined and its contribution to the feminist theory debate on sexual violence? 2) What are the theoretical implications of the objectivity argument for sexual violence policy? In conclusion, the objectivity argument contributes to the debate on feminism theory, namely through an examination of the realism of causal and constitutive social constructions. These two models are able to show which arguments are weak and strong in the three feminist perspectives regarding sexual violence (natural-biological, sociocultural, and liberal). This distinction is at least useful in looking at the breadth of acts of sexual violence in the UU TPKS. However, the breadth of the problems contained in the UU TPKS cannot be fully captured by this model. Therefore, I provide additional notes concerning the dimensions of victims of sexual violence and acts that have not been accommodated in the UU TPKS."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rakhmawaty
"Skripsi ini membahas fenomena meningkatnya pernikahan yeonae dan menurunnya pernikahan jungmae dalam masyarakat Korea. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya pernikahan yeonae dan menurunnya pernikahan jungmae, serta nilai-nilai yang berubah karena fenomena tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penjelasan deskriptif. Hasil penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan fenomena meningkatnya pernikahan yeonae dan menurunnya pernikahan jungmae di Korea, antara lain konsep cinta, budaya berkencan, pentingnya pendidikan, dan majunya perekonomian Korea. Selanjutnya nilai-nilai yang berubah, yaitu munculnya perceraian, berkurangnya rasa bakti kepada orangtua, dan pernikahan dipandang sebagai pilihan.

The focus of this study is the phenomenon of the increasing yeonae marriage and the increasing jungmae marriage in Korean society. This study aimed to perceive the reasons behind the increasing yeonae marriage and the decreasing jungmae marriage, also to see the change of values in Korean society because of it. This study designed by qualitative descriptive method. The result of this research is the concept of love, dating culture, the importance of study, and the rapid growth of Korea caused the increasing of yeonae marriage and the decreasing jungmae marriage in Korea. Because of that, divorce, the decrease of filial piety, and marriage as a matter of choice happened in Korea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahtiar Effendy
Jakarta: Galang Press, 2001
297.63 BAH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Indahingtyas
"Analisis padanan yang dilakukan pada skripsi ini bertujuan untuk melihat jenis pemberian padanan dan komponen-komponen makna yang tidak muncul. Teori Zgusta digunakan oleh penulis untuk menentukan jenis padanan yang diberikan dalam kamus yang menjadi penelitiannya. Analisis komponen makna digunakan untuk menentukan komponen-komponen makna yang tidak dimiliki padanan entri_entri keagamaan. Penulis memperoleh 40 entri yang diberi padanan translational dan 33 yang diberi padanan explanatory. Penulis juga menemukan basil lain yang tidak sesuai t,dengan teori, yaitu 17 entri yang mendapat gabungan antara padanan translational dan explanatory. Hasil analisis komponen makna menunjukkan bahwa komponen makna suatu padanan diklasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu padanan berkomponen makna sama yang berjumlah tujuh dan padanan berkomponen makna tidak sama. Padanan berkomponen makna tidak sama diklasifikasikan lagi menjadi dua padanan yang komponen makna generiknya tidak muncul, 22 padanan yang komponen makna keagamaan tidak muncul, 14 padanan yang komponen makna spesifik selain keagamaan tidak muncul, tiga padanan yang komponen maknanya tercakup dalam komponen makna lainnya, satu padanan yang komponen rnaknanya tidak lengkap sehingga tidak jelas, dua padanan yang komponen makna spesifiknya lebih banyak, dan 39 padanan yang tidak memunculkan berbagai komponen makna. Penulis menyimpulkan bahwa entri-entri yang memiliki muatan budaya menemui masalah dalarn pemberian padanan translational. Kamus Perancis-Indonesia tersebut juga menemui masalah dalam memberikan padanan berkomponen makna lengkap.

J'ai analyse les semes des equivalents. L'analyse semique est utilisee pour savoir quel seme n'est pas montre daps l'equivalent. Base sur la theorie de Zgusta, on a trouve 40 entrees qui ont les equivalents translational et 33 entrees ayant les equivalents explanatory. A part de la theorie de Zgusta, j'ai trouve 17 entrees qui ont le melange des equivalents translational et explanatory.A ('aide de 1'analyse semique, it n'y a que 7 entrees qui ont d'equivalents avec les memes semes. Le resultat aussi montre 83 entrees qui n'ont pas les memes semes. Deux equivalents ne montrent pas de semes generaux, 22 ne montrent pas de semes religieux, 14 n'ont pas d'autres semes specifiques, trois equivalents ont un seine qui compfend quelques semes, un equivalent n'a pas de seme qui cause cet tequivalent incomprehensible, deux qui ont plus de semes specifiques, et 39 equivalents ne montrent pas plusieurs semes. En conclusion, les termes religieux montrant la culture plutot occidentale, donnent un probleme de trouver les equivalents translational en indonesien. On a aussi conclu que c'est difficile de trouver des equivalents ayant les semes complets et appropries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Klarinthia Ratri
"Temuan sebelumnya menemukan hasil yang konsisten mengenai hubungan positif antara religiusitas dan kepuasan pernikahan (Ahmadi & Hossein-abadi, 2009). Namun, perkawinan beda agama diharapkan bisa mengubah jalannya hubungan ini. Masing-masing tingkat religiusitas menghasilkan konflik, bertindak sebagai penekan untuk pernikahan. Karena itu, ini Penelitian dilakukan untuk menguji ulang hubungan antara religiusitas dan perkawinan kepuasan, dan untuk menguji peran Copic Dukungan Dyadic sebagai strategi pasangan dalam menghadapi tantangan dalam pernikahan antaragama (moderator). Kuisioner diberikan kepada 65 peserta dalam pernikahan beda agama dengan usia berkisar 26-64 tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan Indeks Kepuasan Pasangan, Inventarisasi Coping Dyadic, dan Kuisioner Skala Sentralitas Religiusitas. Analisis data dilakukan dengan pearson korelasi, analisis regresi, dan Annova satu arah dalam SPSSS versi 23.
Hasil tidak menunjukkan hubungan antara religiusitas dan kepuasan pernikahan (r = -0,154, p> 0,05), a hubungan positif yang signifikan antara coping diad yang mendukung dan perkawinan kepuasan (r = 0,601, p <0,05), dan tidak ada efek moderasi dari coping diad suportif religiusitas dan kepuasan pernikahan (β = 0,056; p> 0,05). Kesimpulannya, mendukung mengatasi diad terbukti mampu melemahkan, tetapi tidak memoderasi hubungan antara religiusitas dan kepuasan pernikahan pada individu dalam pernikahan beda agama.

Previous findings found consistent results regarding a positive relationship between religiosity and marital satisfaction (Ahmadi & Hossein-abadi, 2009). However, interfaith marriages are expected to change the course of this relationship. Each level of religiosity produces conflict, acts as a suppressor for marriage. Therefore, this study was conducted to reexamine the relationship between religiosity and marital satisfaction, and to examine the role of Copic Dyadic Support as a couple's strategy in facing challenges in interfaith marriages (moderators). The questionnaire was given to 65 participants in interfaith marriages with ages ranging from 26-64 years. Data were collected using the Pair Satisfaction Index, Dyadic Coping Inventory, and the Religiosity Central Scale Questionnaire. Data analysis was performed with Pearson correlation, regression analysis, and one-way Annova in SPSSS version 23.
The results did not show a relationship between religiosity and marital satisfaction (r = -0.154, p> 0.05), a significant positive relationship between coping dyads support and marriage satisfaction (r = 0.601, p <0.05), and there was no moderating effect of coping with supportive religiosity and marital satisfaction (β = 0.056; p> 0.05). In conclusion, supporting overcoming dyads can weaken, but not moderate the relationship between religiosity and marriage satisfaction for individuals in interfaith marriages.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>