Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
499.251 M 318
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muthalib
Ujung Pandang: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
499.226 4 ABD m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
499.221 5 SIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlan Kadjia
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001
499.25 DAH m (1) ;499.25 DAH m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Amisani
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.221 75 DIA s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
B. Karno Ekowardono
"Penelitian ini memecahkan masalah secara tuntas bagaimana sistem morfologi verba denominal dan nomina deverbal dalam lingkup kelas nomina dan verba bahasa jawa baku. Data penelitian digali dari sumber tulis dan lisan. Data dari sumber tulis dicek dan dilengkapi dengan jalam mewawancarai sejumlah pembahan yang berasal dari Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Magelang, dan Purworejo. Analisis dilakukan dengan pendekatan karta dan paradigma, menggunakan teknik oposisi proporsional atas dasar kesepadanan (korespondensi) antara arti, bentuk, dan valensi sinteksis kata.
Hasil yang diperoleh mencakupi deskripsi tentang (1) sistem morfologi nomina murni (tabel 1 dan 2) dan verba murni (3 dan 4) ; (2) sistem morfologi verba denominal (tabel 5-6) dan nomina deverbal (tabel7-10). kata kelas nomina murni yang dapat dibentuk menjadi verba denominal hanyalah nomina dasar (D) dan beberapa kata D-an. Nomia D-an ini terbentuk menjadi verba deniominal D-an. Hampir semua prosede di dalam sistem verba murni dimanfaatkan di dalam sistem verba denominal > namun pembentukannya primer, pada verba denominal I, adalah derivasi dari nomina D menjadi verba denominal D, D-an / 9a-) D yang tafsiran maknanya mengandung unsur "refleksif", dan beberapa kata D-an (lajur 1). Dari verba denominal D itu diperoleh verba denominal D-i dan D-ake. Verba D, D-i, dan D-ake itu menjadi pangkal pembentukan infleksional kategori inti (kolom A, B, C). Pada verba denominal II D-i dan D-ake itu terbentuk langsung dari nomina D. Verba denominal kategori pembeda ( kolom A, D, E, F, G, kecuali kata-kata tertentu, dan D-en (lajur 1) juga terbentuk langsung dari nomina D. Pembentukan selanjutnya berpangkal pada verbal denominal yang telah diperoleh dengan derivasi dan infleksi itu, mengikuti sistem yang berlaku pada verba murni.
Beberapa kategori verba murni dan verba nominal dapat dibentuk menjadi nomina deverbal, yakni (1) D-an berpangkal pada hampir semua kategori verba, (2) D-an/D-D-an berpangkal pada verba transitif D/N-D(-i/-ake). keculai N-D-eke/di-D-ake 'benefaktif (pasientif)' tidak, (3) pa(N)-D/pe-(N)-D berpangkal pada verba D/-N-D(-i/-ake)/ di-D(-ake), (4) pa(N)-D-an/pe(N)-D-an berpangkal pada verba D/N-D(-i/-ake), dan (5) pi-D yang hanya ada beberapa kata, berpangkal pada verba D/-N-D(-i/-ake)/di-D(-ake). Dengan catatan bahwa yang berpangkal pada verba denominal II tidak ada dan pangkal verba denominal I hanya satu kata di_d saja."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
D127
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1990
499.221 5 MOR (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Mundalifah Roosman
"ABSTRAK
Pertanyaan utama yang menggugah penulis adalah, apa yang terjadi jika verba Belanda menjadi nomina aktionis. Jika masalah utama ini diuraikan timbullah tiga masalah mengenai nomina aktionis ini, yaitu: (1) Apakah yang dimaksud dengan nomina aktionis? (2) Proses-proses apa saja yang dapat mengubah verba menjadi nomina aktionis? (3) Bagaimana perubahan sintaktis dan semantis yang mengikuti perubahan verba menjadi nomina aktionis? Pemilihan topik nomina aktionis sebagai pokok pembahasan bukanlah tanpa alasan. Ada maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai penulis dari pembahasan-pembahasan yang akan dilakukan nanti.
Tiga tujuan pembahasan yang berikut ini, tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi penulis di atas: (1) Untuk mengetahui ciri-ciri umum nomina aktionis. (2)Untuk mengungkapkan proses-proses terbentuknya nomina aktionis. (3)Untuk melihat perubahan struktur sintaktis akibat dari pembentukan nomina aktionis dalam struktur sintaktis yang lebih luas, yaitu frase nominal serta melihat peran-peran semantik anggota-anggota dalam struktur tersebut. Tiga tujuan pembahasan ini akan mengarahkan penguraian dan pembahasan selanjutnya. Dan hasil yang diharapkan adalah deskripsi ciri-ciri morfologis, sintaktis dan semantis dari nomina aktionis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S15753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jumadi
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 JUM n (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Mirahayuni
"Dalam bahasa Inggris dikenal adanya bentuk-bentuk nomina yang memiliki kemiripan secara formal dengan verba, misalnya arranger, arrangement (vs. to arrange), escapee (vs. to escape), extension (vs. to extend), dan justification (vs. to justify). Nomina tersebut lazim disebut nomina turunan (derived nouns), dan karena diturunkan dari kata dasar (base) berkategori verba, maka nomina turunan ini disebut nomina deverbal (deverbal nouns).
Pembahasan tentang nomina deverbal bahasa Inggris telah banyak dilakukan dalam berbagai tulisan baik di dalam bidang morfologi, seperti Marchand (1969), Mat-thews {1974), Brown dan Miller (1980), Aronoff {1981), Bauer (1983, 1988), Spencer (1991); di bidang sintaksis, seperti Lees (1960), Vendler {1968), Chomsky {1970), Menzel (1975), Baker {1978), Colen {1984), Comrie dan Thompson (1985); maupun di bidang semantik seperti Lyons (1977), dan Allan (1986).
Di bidang morfologi, nomina deverbal umumnya dibicarakan dalam sub-bidang morfologi derivasional. Pembahasan di bidang ini terutama dipusatkan pada telaah tentang kaidah pembentukan nomina deverbal dan tentang keproduktifan pembentukan tersebut.
Di bidang sintaksis, khususnya dalam kerangka tatabahasa transformasional, nomina deverbal dianggap sebagai salah satu hasil proses transformasi penominalan terhadap kalimat. Nomina deverbal dianggap masih mencerminkan "kalimat anal" (the underlying sentence), sehingga dari cerminan tersebut kemudian dicari hubungan antara fungsi-fungsi sintaksis dalam kalimat asal dan unsur-unsur dalam konstruksi frasa yang berintikan nomina deverbal.
Di bidang semantik, pembahasan berkenaan dengan upaya pemecahan tentang ketakteraturan dan ketakteramalan hubungan makna antara nomina deverbal dan kata dasarnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembahasan tentang nomina deverbal berpusat pada tiga masalah pokok: keproduktifan pembentukan, konstruksi frasa berintikan nomina deverbal, dan makna nomina deverbal.
Pembahasan tentang makna nomina deverbal erat hubungannya dengan keproduktifan pembentukan nomina deverbal. Pembahasan tentang keproduktifan yang telah ada tidak mempertimbangkan keproduktifan secara sinkronis (periksa: Marchand 1969; Colen 1984)."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>