Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heru Triantoro Putro
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan Macaca fasciculans untuk mengetahui kemungkinan menggunakan gambaran dermatoglifi tersebut sebagai alat bantu identifikasi pada M. fascicularis. Penelitian ini bertujuan menggambarkan variasi tipe pola sulur ujung jari dan telapak tangan serta kecenderungan arah sulur pada telapak tangan M. fascicularis dengan menggunakan sampel 55 ekor M. fascicularis (32 jantan dan 23 betina) milik Pusat Studi Satwa Primata IPB yang berasal dari penangkaran di pulau Tinjil, Pandegiang, Jawa Barat. Pengambilan cetakan ujung jari dan telapak tangan M. fascicularis dilakukan dengan menggunakan metoda tinta. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui tipe pola ujung jari M. fascicularis semuanya seragam dalam bentuk whorl. Frekuensi tipe pola sulur telapak tangan kiri dan kanan M. fascicularis memperlihatkan perbedaan sangat bermakna di daerah interdigital II, interdigital III dan interdigital IV ((X<0,01) serta perbedaan arah sulur yang bermakna pada arah sulurdad interdigital H (a<0,05). Perbedaan frekuensi tipe pola sulur antara telapak tangan jantan dan betina M. fascicularis mempeniihatkan perbedaan bermakna pada hipothenar proksimal (a<0,05). Arah sulur dad intendigital II dominan ke daerah nomor 2 dan arah sufur dad interdigital III dominan ke daerah nomor 6."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Nurdiana
"ABSTRAK
Salah satu pembaharuan perpajakan yang dilakukan pemerintah adalah menggantikan Undang Undang Pajak Penjualan 1951 dengan Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai 1964, karena peraturan perpajakan yang lama dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi dan juga belum dapat menggerakkan peran serta semua lapisan pengusaha Pengusaha yang termasuk sebagai Pengusaha Kena Pajak menurut Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dimana pengukuhan Pengusaha Kena Pajak merupakan suatu langkah awal dalam proses administrasi dalam Pajak Pertambahan Nilai, kerena tujuannya adalah memungkinkan pihak berwenang memungut pajak dengan mencatat identitas Pengusaha Kena Pajak, membimbing den mengawasi pelaksanaan pemenuhanhan kewajiban perpajakannya seperti memasukkan Surat pemberitahuan Masa (SPT Masa) setiap bulannya oleh pengusaha Kena Pajak, yang dapat mempengaruhi penerimaan negara Usaha maningkatkan penerimaan negara, akan dilakukan melalui peningkatan usaha dibidang ekstensifikasi dan intensifikasi Ekstensifikasi dimaksudkan dengan usaha menjaring masyarakat yang sudah wajar menjadi wajib pajak dalam administrasi perpajakan Dan Intensifikasi dimaksudkan untuk mengawasi kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban pajaknya Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hasil dari pe ngawasan terhadap ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan di Inspeksi Pajak Jakarta Barat Tiga menunjukkan hasil bahwa tingkat kepatuhan pengusaha kena Pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya cukup tinggi jika hal ini tetap dapat dipertahankan, maka pajak yang menjadi sumber penerimaan negara paling diandalkan sesudah minyak dan gas bumi diperkirakan dapat memenuhi harapan, sehinga dana pembangunan dapat terjamin dan dapat mengamankan pelaksanaan pembangunan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadil Ihdin
"ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi pada ujung jari dan telapak tangan Macaca nemestrira L. (beruk) yang gambaran dermatoglifinya digunakan sebagai alat bantu identifikasi. Penelitian ini bertujuan menggambarkan variasi tipe pola sulur ujung jari dan telapak tangan serta kecenderungan arah sulur pada telapak tangan M. nemestrina. Sampel yang digunakan terdiri atas 36 ekor M. nemestrina (16 jantan dan 20 betina) milik Pusat Studi Satwa Primata IPB. Pengambilan cetakan sulur ujung jari dan telapak tangan M. nemestrina menggunakan metode Holt. Berdasarkan hasih pengamatan diketahui tipe pola ujung jari M. nemestrina semuanya seragam dalam bentuk whorl. Hasil uji statistik chikuadrat frekuensi tipe pola sulur telapak tangan kanan dan kiri memperlihatkan perbedaan bermakna di daerah interdigital II dan III (a =0,05). Tipe pola open field (0), dominan di daerah thenar dan hipothenar distal. Tipe pola whorl (W), dominan di daerah interdigital I, II, 111 dan IV. Tipe pola loop (L), dominan di daerah hipothenar proksirnat. Arah sulur dan interdigital II tidak ada yang dominan (proksimalulna). Arah sulur dari interdigital III mengarah ke ulna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarore, Jennifer Jeromiah
"Macaca fascicularis merupakan primata yang sering digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian, sehingga kondisi fisiologisnya harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap hasil penelitian, terutama penelitian tentang pertumbuhan. Standarisasi berat badan dan morfometri membantu penelitian tentang pertumbuhan, namun standarisasi tersebut memerlukan sampel yang banyak agar hasil tidak bias. Penangkaran milik PT Indo Biomedical, Jonggol memiliki banyak M. fascicularis dan belum memiliki standar data morfometri dan berat badan, sehingga dapat dilakukan penelitian penentuan standar data berat badan dan morfometri di penangkaran tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan standar data karakter morfometri dan berat badan M. fascicularis. Jumlah hewan yang digunakan sebanyak 698 ekor dengan rincian 175 ekor bayi, 248 ekor infan, 209 ekor juvenil, dan 66 ekor pra-dewasa. Parameter yang diukur yakni berat badan, tinggi duduk, panjang ekor, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, panjang paha, dan panjang betis.
Hasil pengolahan data dengan metode Analisis Komponen Utama (AKU) menunjukkan bahwa individu bayi dan infan M. fascicularis memiliki parameter standar terbaik lengan bawah, sedangkan individu juvenil dan pra-dewasa memiliki parameter standar terbaik lengan atas. Hasil uji-T terhadap rerata data morfometri dan berat badan M. fascicularis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan morfologi yang nyata antara individu jantan dan betina M. fascicularis pada kelompok umur pra-dewasa.

Macaca fascicularis is a kind of primate that often used as animal model in research, therefore, physiological condition must be considered because the influence of the result of research. Standardization of weight and morphometry assist research on growth, but these standards require that many samples that the results are not biased. Captive owned by PT Indo Biomedical, Jonggol has a lot of M. fascicularis and did not yet had data standard morphometry and weight, therefore it can be done research determination standardization of weight and morphometry in there.
The purpose of this study was to get a M. fascicularis basic standard characteristics of morphometrics and body weight. The number of animals observed were 698 consisting of 175 babies, 248 infants, 209 juveniles, and 66 sub-adults. The parameters were included body weight, body length, tail length, upper arm length, forearm length, thigh length, and calf length.
The Principal Component Analysis (PCA) showed that the individu of M. fascicularis of the babies and the infants age-group had the best forearm length parameter measurement standard, while the juveniles and the sub-adults age-group of M. fascicularis had the best upper arm length as their best parameter measurement standard. The result of processing data used T-test of mean of morphometrics and body weight indicated there was real significance of morphological differences between male and female individuals of M. fascicularis sub-adult age groups.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zaky Reza
"ABSTRAK
Spermatozoa manusia merupakan antigen yang bersifat sebagai isoantigen, autoantigen dan heteroantigen. Pada penelitian ini sebanyak tiga ekor kera jantan (Macaca fascicularis Raff.) disuntik intramuskular dengan antigen spermatozoa manusia sebanyak 9x penyuntikan sebanyak 250 juta spermatozoa dalam 2 ml larutan Hank?s Balanced Salt Solution (HBSS) steril, IV-VI untuk setiap kali penyuntikan sebanyak 500 juta spermatozoa dalam 4 ml larutan HBSS steril. Sebagai kontrol, dua ekor kera jantan lainnya disuntik dengan HBSS steril dengan prosedur dan volume penyuntikan sama seperti tiga ekor kera yang disuntik dengan spermatozoa (kera perlakuan). Dengan dilakukannya imunisasi tersebut, maka terjadi respon imun pada kera-kera tersebut baik respon imunitas seluler maupun humoral. Makrofag mempunyai peranan penting dalam dalam sistem aferen maupun eferen tubuh, dalam system eferen timbulnya makrofag dapat dijadikan petunjuk bangkitnya respon imunitas seluler. Pada penelitian ini akan dilihat apakah kultur darah kera perlakuan atau kontrol yang diberi atau tidak diberi spermatozoa manusia mampu membentuk makrofag pemakan spermatozoa (spermiofag), jika dapat terbentuk apakah ada perbedaan jumlah relatif spermiofag (jumlah spermiofag dari 100 sel-sel darah yang dihitung melelui leukosit, limfoblas dan spermiofag) antara kera perlakuan dengan kera kontrol. Hasil penelitian memperlihatkan , baik kera perlakuan maupun kontrol yang kultur darahnya diberi spermatozoa manusia mampu membentuk spermiofag in vitro. Jumlah relatif rata-rata spermiofag kera perlakuan 7,03, sedang kera kontrol 5,20. Dari uji t ternyata ada perbedaan yang bermakna (P"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rizqy Amaliah
"Telah dilakukan penelitian mengenai endoparasit pada sampel feses Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina di Kebun Binatang Taman Sari Bandung, pada bulan Desember 2010--Mei 2011. Penelitian bersifat non-eksperimental dan bertujuan untuk mengamati endoparasit pada sampel feses Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina ditinjau dari kehadiran endoparasit. Sebanyak 61 sampel feses telah diperiksa dengan 31 sampel feses Macaca fascicularis dan 30 sampel feses Macaca nemestrina. Sampel feses dianalisis menggunakan metode Pengapungan Sentrifugasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 31 sampel feses Macaca fascicularis, Ascaris lumbricoides merupakan endoparasit yang ditemukan dengan frekuensi kehadiran tertinggi yaitu 77,41%. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 30 sampel feses Macaca nemestrina, Trichuris trichiura merupakan endoparasit yang ditemukan dengan frekuensi kehadiran tertinggi.

This research was conducted to identify endoparasites on fecal samples of Macaca fascicularis and Macaca nemestrina at Taman Sari Zoo, on Bandung, since December 2010 until May 2011. The aim of this non experimental research was to observe the presence of endoparasite from fecal sample of Macaca fascicularis and Macaca nemestrina. There were 61 fecal samples observed in this research consist of 31 fecal samples collected from Macaca fascicularis and 30 fecal samples collected from Macaca nemestrina. Fecal samples were analyzed by flotation centrifuge methods. The result showed that 31 fecal samples from Macaca fascicularis had the highest frequency of Ascaris lumbricoide (77,41%), meanwhile 30 fecal samples from Macaca nemestrina showed that Trichuris trichiura found to be the highest frequency (76,6%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
14-22-92171641
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Haryadi
"Latar Belakang: Kasus kehilangan gigi karena pencabutan sering ditemui dan celah yang ditinggalkan karena pencabutan memberikan dampak buruk secara estetika. Sebagai rehabilitasi, digunakan gigi tiruan imediat (GTI) lepasan yang dipasang segera setelah pencabutan. Namun belum diketahui apakah penggunaan GTI lepasan mempengaruhi resorpsi residual ridge (RRR).
Tujuan: Menganalisis pengaruh pemasangan gigi tiruan imediat terhadap RRR pasca pencabutan.
Metode: Pada 3 ekor Macaca fascicularis, dilakukan pencabutan gigi premolar 1 dan molar 1 kiri dan kanan. Segera setelah pencabutan, dipasang GTI lepasan pada sisi kiri rahang Macaca fascicularis. Pengukuran posisi residual ridge dari sisi rahang Macaca fascicularis yang dipasang GTI lepasan dan yang tidak dipasang GTI lepasan menggunakan radiograf dental pada sesaat setelah pencabutan (0 bulan) dan 2 bulan pasca pencabutan. Selisihnya diukur sebagai RRR.
Hasil: Ditemukan perbedaan posisi residual ridge (p<0,05) antara yang diukur pada 0 dan 2 bulan paska pencabutan pada sisi rahang yang dipasang GTI lepasan dan yang tidak dipasang GTI lepasan. Namun tidak ditemukan perbedaan RRR (p>0,05) antara sisi rahang yang dipasang GTI lepasan dengan sisi rahang yang tidak dipasang GTI lepasan.

Introduction: Extraction caused tooth loss cases was often found in daily practice and gap left after extraction causes a bad effect on tooth esthetic. As a rehabilitation, a removable immediate denture (RID) was used immediately after extraction. But it was still not know if using RID does have an effect to residual ridge resorption.
Purpose: To analyze the effect of using RID on residual ridge resorption after extraction.
Method:The first premolars and first molars on both left and right side of 3 Macaca fascicularis were extracted. Soon after the extraction RID was placed on the left side of the arch of Macaca fascicularis. Residual ridge position was measured using the dental radiograph for bothside where ID was worn and where RID was not worn immediately after the extraction (0 month) and at 2 months after the extraction. Residual ridge position difference between 0 and 2 months after extraction was measured as the residual ridge resorption.
Result: Significant difference (p<0,05) residual ridge position was observed between measurement done 0 month and 2 months after extraction, for both the side where RID was worn and side where RID was not worn. But no significant difference (p>0,05) was reported for residual ridge resorption measured between the side where RID was worn and side where RID was not worn.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Suksmaningdyah Widyaningrum
"ABSTRAK
Dermatoglifi adalah gambaran sulur dan p ola sulur yang terdapat pada ujung jari, telapak tangan serta kaki. Pada Denelitian ini telah dilakukan analisis dermatoglifi terhadap penderita limfoma malignum Hodgkin (LH) dan non- Hodgkin (LMNH) yang dibandingkan terhadap kelompok normal. Metode yang digunakan dalam pengambilan gambaran dermatoglifi ujung jari serta telapak tangan, menurut cara yang dilakukan oleh Cummins & Midlo. Dari hasil analisis dermatoglifi terhadap kelompok LH menunjukkan frekuensi pola 'whorl' 40%, 'loop' ulna 56,67%, 'loop ' radial 1,30 dan 'arch' 2%, dengan nilai indeks Dankmeijer 5,0 dan indeks Funithata 68,9. Pada kelomcok LMNE, frekuensi pola 'whorl' 39,46%, 'loop' ulna 56,52%, 'loon' radial 1,34 dan 'arch' 2,68/L, dengan nilai indeks Dankmeijer 6,8 dan indeks Furuhata 68,2. Sedangkan untuk kelompok normal, pola 'whorl' mempunyai frekuensi 37,330A' , 'loop' ulna 60, 'loop' radial 12 dan 'arch' 1,67%, dengan nilai indeks
Dankrneijer 4,5 dan indeks Furuhata 61,2. Jumlah rata-rata total triradius ujung jari tangan kelompok LH 14,07,dengan jumlah rata-rata total sulur 160,13 dan besar sudut atd rata-rata 84,53 derajat. Pada kelompok UVINH, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 146,33 dan besar sudut atd rata-rata 86 derajat. Untuk kelompok normal, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 157,33 dan besar sudut atd rata-rata 79,05 derajat. Frekuensi garis lipatan 'simian' pada kelompok LH adalah 6,67% dan lipatan 'Sydney' 26,67%. Pada kelompok LMNH, frekuensi garis lipatan 'simian' dan lipatan 'Sydney' masing-masing 36,67%. Sedangkan pada kelompok normal, frekuensi garis lipatan 'simian 6,67% dan lipatan 'Sydney 3,33%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Derrnatogiifi ujung jari tangan antara kelompok LH, LMNH dengan kelompok normal, tidak menunjukkan perbedaan; (2) Denmatogiifi telapak tangan, yaitu besar sudut atd dan frekuensi garis lipatan telapak tangan antara kelompok LH, LMNH dan normal menunjukkan perbedaan nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inmar Raden
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Telah dilakukan penelitian Pola Dermatoglifi pada penderita hipertensi esensial (primer) pada orang Indonesia di Jakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui beda pola dermatoglifi pada penderita hipertensi dengan yang non hipertensi. Penelitian ini terbagi atas 4 kelompok yaitu kelompok laki-laki hipertensi, kelompok wanita hipertensi, kelompok laki-laki dan wanita non hipertensi sebagai kontrol. Pola dermatoglifi yang diamati mencakup : frekuensi tipe pola ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, kesepuluh ujung jari, indeks intensitas triradius ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, telapak tangan kanan dan tangan kiri, rata-rata sulur ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, sudut atd telapak tangan kanan dan Lengan kiri, indeks intensitas pola Dankmeijer dan indeks intensitas pola Furuhata. Pengukuran tekanan darah pada sampel mempergunakan alat tensimeter air raksa. Analisis data menggunakan uji statistik.
Hasil dan Kesitapulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05 ) : jumlah tipe pola whorl, indeks intensitas triradius, rata rata jumlah sulur pada ujung jari tangan, baik kelompok laki-laki maupun wanita hipertensi. Jumlah pola whorl, Indeks intensitas triradius, rata-rata sulur, kelompok hipertensi lebih tinggi dari kelompok kontrol (non hipertensi).
(2) Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05) sudut atd telapak tangan antarakelompok lakilaki maupun wanita hipertensi dengan kelompok kontrol (non hipertensi).
Terdapat perbedaan Indek Dankmeijer dan Indeks Furuhata. Pada kelompok hipertensi Indeks Dankmeijer < dari kelompok kontrol (non hipertensi) , sedangkan Indeks Furuhata > dari kelompok kontrol (non hipertensi).
Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) jumlah pola whorl, antara golongan hipertensi sistolik (ringan,sedang dan berat), baik pada kelompok laki-laki maupun wanita. Rata-rata jumlah pola whorl yang didapat kan pada ujung jari tangan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok golongan hipertensi sedang dan hipertensi yang berat.
Kesimpulan : Individu yang mempunyai jumlah tipe poly whorl banyak (> 7) pada ujung jemari kedua tangan, diprediksikan individu tersebut mempunyai kecendrungan (bakat) untuk menderita hipertensi sistolik pada usia dewasa unity > 40 th.

ABSTRACT
Scope and method : The dermatogliphyic pattern of the essential hypertensive patients in Jakarta have been studied. It was a descriptive study to elucidate the differences in the dermatogliphyic pattern from the patients and the control groups, non-hypertensive ones There were two groups of male and female hypertensive patients and two groups of male and female non hypertensive patients as control .
The dermatogliphyc patterns were observed on the right and left hands. The observation consist of the frequency of the finger pattern types, the intensity index of the fingers , the intensity index of the palms, the palmar atd angle and Dankmeijer and Furuhata intensity index. Descriptive statistics were performed.
Result : There were statistically significant differences in the frequency of the finger pattern types,, the intensity index triradii of the fingers, total ridge count of fingers, between the hypertensive croups and the control groups. (P0.05).
This study also found lower Dankmeijer indexes in the hypertensive groups, while the Furuhata indexes were higher. Statistically there were significant differences in whorl pattern from the male and female patients with mild, moderate and severe hypertension.
Conclusions : The individuals with the whorl frequency of the finger pattern types of more than 7 on the right and left hands showed the tendency to have hypertension at the age of 40 in the studies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadijanti Kurnia Widyastuti
"ABSTRAK
Dermatoglifi adalah gambaran dari sulur dan pola sulur yang terdapat pada jari tangan, telapak tangan, jari kaki, dan telapak kaki. Telah dilakukan analisis dermatoglifi terhadap anak laki-laki penderita thalassaemia untuk mengetahui adanya perbedaan antara dermatoglifi anak laki-laki penderita thalassaermia dengan dermatoglifi pria non-thalassaema. Metode pencetakan dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan dilakukan menurut Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglif anak laki-laki pendenita thalassaeniia menunjukkan frekuensi pola "whorl" 27,5%, "loop" ulna 67,5%, "loop" radial 2,5%, dan "arch" 2,5%, dengan indeks Dankmeijer 9,1 dan indeks Furuhata 39,3; sedangkan pada pria non-thalassaemia frekuensi pola "whorl" 41,9%, "loop" ulna 53,3%, "loop" radial 1,6%, dan "arch" 1,3%, dengan indeks Dankmeijer 3,1 dan indeks Furuhata 73,6. Jumlah total triradius pada ujung jari tangan anak laki-laki penderita thalassaemia 12,63; sedangkan pada pria non-thalassaemia 14,09. Jumlah semua sulur pada anak laki-laki penderita thalassaemia adalah 1 29,59; sedangkan pada pnia non-thalassaemia 152,76. Pada anak laki-laki penderita thalassaemia, besar sudut atd di kedua telapak tangan 83,06 derajat; sedangkan pada pria non-thalassaernja sebesar 79,69 derajat. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah; 1) Dermatoglifi ujung jar tangan anak laki-laki penderita thalassaemia berbeda dengan dermatoglifi ujung jari tangan pria nonthalassaernia; (2) Besar sudut atd pada telapak tangan anak laki-laki penderita thalassaemia tidak menunjukkan perbedaan dengan besar sudut atd pada telapak tangan pnia non-thaiassaemia,
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>