Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Utami
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S31126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yoce Yosida
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh ekstrak terong KB (Solarium khasianum Clark.) terhadap persentase spermatozoa motil, spermatozoa abnormal, dan jumlah total spermatozoa mencit (Mus inusculus L.) jantan galur Swiss derived selama fase epididimis. Sebanyak 25 ekor mencit jantan umur 3--4 bulan dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol tanpa perlakuan (K 1 ) dan kelompok kontrol yang dicekok suspensi tween (K 2 ), kelompok perlakuan dengan dosis 0,5g/kg bb/hari (E 1 ), dosis 1 9/kg bb/hari (E 2 ), dan dosis 2 9/kg bb/hari (E 3 ). Perlakuan diberikan dengan cara dicekok, Yang diberikan selama 8 hari berturut-turut. Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis (a = 0,05) terhadap persentase spermatozoa motil menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok. Perbedaan tersebut terjadi antara kelompok kontrol 1 (K 1 ) dengan kelompok perlakuan 1 (E 1 ), kelompok perlakuan 2 (E 2 ), dan kelompok perlakuan 3 (E 3 ), sedangkan K 1 dan K 2 tidak ada perbedaan. Demikian pula dengan kelompok perlakuan E 1 tidak ada perbedaan dengan kelompok perlakuan E 2 , dan E3. Hasil uji Kruskal-Wallis (a 0,05) terhadap persentase spermatozoa abnormal menunjukkan ada beda antar perlakuan. Perbedaari tersebut terjadi antara kelompok kontrol 1 (K 1 ) dengan kelompok kontrol 2 (K 2 ) dan kelompok eksperimen E 1 dengan E 2 , dan E3. Uji Kruskal-Wallis (a 0,05) terhadap persentase jumlah total spermatozoa menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol (K 1 , K 2 ) dengan kelompok perlakuari (E 1 , E2 , dan E3). Dari hasil penelitjan mi disimpulkan bahwa pembenian ekstrak terong KB pada dosis 0,5; 1; 2 g/kg bb/hani mempengaruhi motilitas dan abnormaljtas spermatozoa mencit jantan galur swiss derived, tetapi tidak berpengaruh terhadap j umlah total spermatozoa mencit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Ongah
"Penelitian pengaruh pencekokan ekstrak alkohol buah paria (Momordica charantia L.) varietas putih clan hijau terhadap implantasi mencit (Mus musculus L.) betina galur Swiss telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan clan Laboratorium Reproduksi, Jurusan Biologi FMIPA-Ul. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan pengaruh ekstrak alkohol buah paria varietas putih dan hijau terhadap implantasi mencit betina. Pencekokkan dilakukan setiap hari selama 30 hari terhadap 24 ekor mencit betina yang dikelompokkan menjadi 8 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit betina. Kelompok perlakuan terdiri dari 3 kelompok untuk paria putih dan 3 kelompok untuk paria hijau
masing-masing dengan dosis 700, 800 clan 900 mg/ kg b.b./hari. Kelompok kontrol terdiri dari kelompok mencit yang diberi perlakuan dengan akuabidestilata dan CMC 1 %. Uji Kruskal-Wallis pada α = 0,05 teihadap rerata berat ovarium, jumlah korpus luteum, jumlah fetus, jumlah resorpsi fetus dan rerata berat badan fetus tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kedelapan kelompok perlakuan. Uji Chi kuadiat pada α = 0,05 terhadap rasio jenis kelamin fetus tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kedelapan kelompok perlakuan. Kelainan eksternal fetus
(hemoragi) ditemukan di ekstrimitas posterior, kepala, dan ekor pada hampir semua kelompok perlakuan. Hemoragi merupakan kejadian spontan yang tidak dipengaruhi oleh pencekokan ekstrak alkohol buah pania varietas putih dan hijau. Ekstrak alkohol buah paria varietas putih dan hijau tidak berbeda dalam mempengaruhi implantasi mencit betina.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Indonesia sebagai negara kepulauan di daerah tropis kaya dengan berbagai spesies flora. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan yang relatif sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan modern, termasuk pelayanan keluarga berencana. Menyadari keadaan ini, pemerintah melalui GBHN 1993 mencantumkan pengembangan obat tradisional. Penggunaan obat tradisional umumnya secara empiris. Termasuk penggunaan Kayu Kasai (Tristania Sumatrana Hiq.) untuk obat kontrasepsi. Untuk itu diperlukan pendekatan ilmiah guna membawa obat tradisional ke dalam pelayanan kesehatan formal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Kayu Kasai terhadap fertilitas mencit betina. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok berpola faktorial. Faktor pertama yaitu dosis: 600, 900, dan 1200 mg/kg bb. Faktor kedua adalah lama pencekokan 10 hari dan 20 hari.
Hasil Penelitian dan Kesimpulan : Ekstrak Tristania sumatrana Hiq. (Kayu Kasai) menyebabkan penurunan yang sangat bermakna terhadap berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, tersier, Graaf, korpus luteum, dan fetus hidup. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap jumlah resorbsi. Antara pencekokan dengan rentangan dosis 600, 900, dan 1200 mg/kg bb tidak menyebabkan perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: berat ovarium, jumlah folikel tersier, Graaf, korpus luteum, fetus hidup. Tidak terjadi perbedaan peningkatan yang bermakna terhadap folikel atresia, kecuali pada dosis 600, 1200 mg/kg bb terjadi perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: jumlah folikel primer dan sekunder. Pencekokan selama 10 hari dibandingkan dengan 20 hari menunjukkan pengaruh: penurunan yang sangat. bermakna terhadap jumlah folikel tersier. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap: jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap: berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, Graaf, korpus luteum, fetus hidup, dan resorbsi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Syafhiera
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsie
"Penelitian mi dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencekokan
minyak kelapa bekas-gorengan terhadap badan Malpighi ginjal mencit (Mus
musculus) galur Swiss. Pencekokan dilakukan terhadap 30 ekor mencit
yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu masing-masing kelompok
mencit dicekok minyak kelapa yang belum dipakai untuk menggoreng tahutempe
(K I); minyak kelapa bekas-gorengan tahu-tempe berturut-turut 9, .18,
27 kali (K II, K III, dan K IV); dan CCL (K V. Untuk kelompok kontrol negatif
(K I) dan kelompok perlakuan (K II, K III, dan K IV) sampel mmnyak dicekokan
pada han ke-1, ke-3, dan ke-5, sedangkan untuk kelompok kontrol positlf 3
(Ky) Cd 4 dicekokan pada han ke-6.
Hasil uji perbandingan berganda pada (= 0,05 menunjukkan adanya
perbedaan nyata antara K I dengan K II, K III, K IV dan K V; antara K II
dengan K IV dan K V; antara K III dengan K IV dan K V; dan antara K IV
dengan KV.
Pengamatan mikroskopik terhadap badan Malpighi ginjal mencit
dilakukan setelah han ke-8. Pémberian sampel minyak pada kelompok
perlakuan terhadap mencit memperlihatkan struktur histologi yang berbeda
dengan kelompok kontrol negatif. Kerusakan pada badan Malpighi ginjal
mencit mulai tampak pada pencekokan sampel minyak kelapa bekasgorengan
9 kali dan besarnya kerusakan yang terjadi terus meningkat pada pencekokan minyak kelapa bekas-gorengan 18 dan 27 kali. Pencekokan
Cd 4 memperihatkan kerusakan yang paling parah pada badan Malpighi
ginjal, berupa penyusutan glomerulus clan pelebaran jarak pada ruang antar
Bowman. Kerusakan pada badan Malpighi ginjal tampak jelas meningkat
seiring dengan banyaknya ulangan pemakaian minyak bekas-gorengan."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuldevi Mukhtar
"telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak alkohol buah paria terhadap implantasi mencit galur Swiss Derived: Tiga puluh ekor mencit betina , dewasa dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok kontrol terdiri dari kelompok tanpa perlakuan, kontrol dengan pembe rian oral akuabidestilata, dan kontrol dengan Carboxy Methyl Celullose (CMC) 1%. Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok pemberian dosis 250, 500, dan 750 m.g ekstrak alkohol buah paria/kg b.b./hari. Setelah perlakuan diberikan selama 30 hari semua mencit betina dikawinkan dengan, mencit jantan fertil. Pada kehamilan hari ke-18 semua mencit betina dikorbankan, kondisi intrauterin dicatat, dan fetus diamati morfologinya. Uji ANAVA terhadap berat ' rata-rata■ovarium dan jumlah korpus luteum tidak berbeda nyata pada a = 0,05. Uji Kruskal-Wallis (a = 0,05) terha dap jumlah fetus hidup, fetus ma'ti, resorpsi fetus, dan berat badan rata-rata fetus tidak berbeda nyata. Dari uji Lhi-Sguare (a = 0,05) diketahui perbandingan jenis kelamin fetus antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak' berbeda nyata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sumitro Sunityoso
"Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk melihat pengaruh pencekokan ekstrak daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap gejala klinik dan perubahan histologi organ hati dan ginjal mencit (Mus musculus L). Masing-masing kelompok mencit dicekoki pelet yang telah dicampur dengan ekstrak daun lamtoro pada dosis : 0 % (kontrol), 20 %, 40 % dan 60 % b/b setiap hari.
Pengamatan harian menunjukkan tidak ditemukan adanya gejala klinik pada semua mencit kontrol dan yang diberi perlakuan ekstrak daun lamtoro. Semua mencit mengalami kenaikan berat badan yang hampir sama selama masa percobaan.
Hasil uji ANAVA (a = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pencekokan ekstrak daun lamtoro terhadap rata-rata diameter vena sentralis organ hati dan rata-rata kerusakan glomerulus organ ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 20% dan 40%, akan tetapi ada perbedaan nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok periakuan dosis 60%.
Pengamatan mikroskopik terhadap organ hati dan ginjal mencit dilakukan pada hari ke 36 setelah perlakuan. Pemberian ekstrak daun lamtoro dengan dosis 20 % pada mencit memperlihatkan gambaran histologi organ hati dan ginjal yang tidak berbeda dengan kontrol. Sedangkan pada dosis 40 % mulai tampak kerusakan ringan, dan dengan dosis 60 % kerusakan yang terjadi semakin meningkat yaitu pada organ hati kerusakan berupa perluasan vena sentralis dan vena porta, perlemakan, piknosis serta nekrosis. Kemudian berlanjut dengan peradangan di daerah vena porta. Sedangkan organ ginjal menampakkan kerusakan berupa penyusutan glomerulus dan pelebaran jarak antara kedua dinding kapsula Bowman. Kerusekan organ hati dan ginjal tampak jelas meningkat seiring dengan kenaikan dosis ekstrak daun lamtoro yang diberikan."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Asih Widiastuti
"Penelitian ml dilakukari untuk mengetahul pengaruh pencekokan jus lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap organ hati mencit (Mus musculus L.) galur Swiss. Dua puluh empat ekor mencit dibagi dalam 4 kelompok pérlakuan, yaitu 1 kelompok yang dicekok akuabides (ketompok kontrol) dan 3 kelompok yang dicekok jus lidah buaya dengan konsentrasi pengenceran (jus lidah buaya : akuabides) = (14), (1: 2), clan (1:0) selama 36 hari berturut-turut clan pada han ke-37 seluruh mencit percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi vertebrae servikalis. Hasil pengamatan makroskopik, tidak ditemukan adanya perubahan morfologi baik warna maupun berat organ hati. Hasil Uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan diameter vena sentralis sangat nyata (a = 0,01) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang dicekok jus lidah buaya. Hasil pengamatan struktur histologi hati menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi terus meningkat sesuai dengan meningkatnya konsentrasi jus yang dicekokan. Jenis kerusakan yang diamati yaitu: penluasan clan pembendungan vena sentralis, intl piknotik, clan lisis pada sel hati. NUal degenerasi derajat 2 vena sentralis tertinggi terlihat pada pencekokan jus Iidah buaya dengan konsentrasi 1 : 4 sebesar 33,3% dan degenerasi derajat 2 hepatosit sebesar 63,3% pada pencekokan jus dengan konsentrasi 1 : 0. .Sedangkan degenerasi derajat 3 vena sentralis tertinggi sebesar 80% dan degenerasi derajat 3 hepatosit sebesar 6,7% terlihat pada encekokan jus lidah buaya konsentrasi 1 :0."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>