Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Widi Astuti
Universitas Indonesia, 2003
S31122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitra Adriyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wapalley, Lydia Ingeline
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Christoverius M.T.U.
"Pene.l it ian mengenai. bentuk-ben.tuk koloni karang batu (Scleractinia) dan asosiasinya dengan ikan karang suku Chaetodontidae. di daerah tubir Pulau Semakdaun, Teluk Jakarta, telah dilakukan pada bulan Januari 1991. Data yang diambil pada penelitian Ini meliputi frekuensi kehadiran bentuk koloni karang batu, persentase tutupan karang batu, dan frekuensi kehadiran ikan karang Chaetodontidae. Data bentuk koloni karang batu diperoleh dengan menggunakan Metoda Transek Garis; sedangkan Metoda Coral Reef Fish Visual Census digunakan untuk pengambilan data jenis-jenis ikan karang Chaetodontidae. Basil penelitian menunjukkan, bahwa bentuk koloni branching memiliki persentase tutupan tertinggi, diikuti massive, dan foliose. Chaetodon octofasciatus berasosiasi kuat dengan bentuk koloni branching, dan tidak berasosiasi dengan bentuk koloni massive, dan foliose. Chaetodon trifasciatus, C. 1ineolatus, dan Heniochus acuminatus tidak berasosiasi dengan bentuk koloni branching, massive, ataupun foliose. Asosiasi kuat antara C. octofasciatus dengan bentuk koloni branching mengindikasikan, bahwa bentuk koloni branching berpengaruh terhadap keberadaan ikan tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
2007
T39454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurellia Azahra Syahalan
"Keberadaan ekosistem terumbu karang berperan penting secara ekologis karena menjadi sumber kehidupan bagi berbagai biota laut. Penurunan kualitas ekosistem terumbu karang di Indonesia, disebabkan oleh aktivitas manusia dan pengaruh alam. Penelitian dilakukan di empat stasiun Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu (Utara, Timur, Selatan, dan Barat). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kesehatan terumbu karang dengan mengetahui persentase tutupan dan warna terumbu karang, mengidentifikasi bentuk koloni terumbu karang, serta menganalisis dominansi, keanekaragaman dan keseragaman karang. Metode yang digunakan yaitu metode Underwater Photo Transect (UPT) dan dianalisis menggunakan software CPCe (Coral Point Count with Excel extension), lalu metode CoralWatch (CW) dengan Coral Health Chart, serta perhitungan indeks dominansi (Simpson), keanekaragaman (Shannon-Wiener), dan keseragaman (E). Analisis CPCe menunjukkan bahwa tutupan persentase terumbu karang berada pada kategori sedang (30,87-42,20%). Analisis CoralWatch menunjukkan Stasiun 1, 2, dan 4 mayoritas terumbu karangnya mengalami stres dengan persentase karang sehat masing-masing sebesar 29,36%, 9,23%, dan 15,22%, sedangkan Stasiun 3 memiliki proporsi karang sehat lebih tinggi (35.65%).  Ditemukan 10 bentuk koloni karang, Coral Massive mendominasi di Stasiun 1 (50), Stasiun 2 (69), dan Stasiun 3 (19). Stasiun 4 di dominasi oleh Coral Foliose (34). Hasil analisis indeks biodiversitas terumbu karang berada pada kategori dominansi rendah (0,25), keanekaragaman sedang (2,47), dan keseragaman rendah (0,36).

The existence of coral reef ecosystems plays an important role ecologically because it is a source of life for various marine biota. The quality of coral reef ecosystems in Indonesia can decline, due to human activities and natural influences. The research was conducted at four stations on Pramuka Island, Seribu Islands (North, East, South and West). This research aims to analyze the health condition of coral reefs by knowing the percentage of coral cover and color, identifying the shape of coral reef lifeform, and analyzing coral dominance, diversity and uniformity. The method used is method Underwater Photo Transect (UPT) and analyzed using CPCe software (Coral Point Count with Excel extension), method CoralWatch (CW) with Coral Health Chart, as well as calculation of dominance (Simpson), diversity (Shannon-Wiener) and uniformity (E) indices. CPCe analysis shows that the percentage cover of coral reefs is in the medium category (30.87-42.20%). CoralWatch analysis shows that Stations 1, 2, and 4 have the majority of coral reefs experiencing stress with healthy coral percentages of 29.36%, 9.23%, and 15.22%, respectively, while Station 3 has a higher proportion of healthy corals (35.65%). About 10 lifeform were found, Coral Massive are dominating at Station 1 (50), Station 2 (69), and Station 3 (19). Station 4 is dominated by Coral Foliose (34). The results of the coral reef biodiversity index analysis are in the categories of low dominance (0,25), medium diversity (2.47), and low uniformity (0.36)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Aju Njoman Purbasari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang komposisi bentuk koloni (1if form) karang batu di tubir Pulau Semak Daun, Teluk Jakarta, pada bulan Januari 1991, dengan menggunakan metode transek garis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui corak komposisi bentuk koloni karang batu di Pulau Semak Daun dan untuk melihat apakah corak komposisi bentuk koloni di suatu terumbu dipengaruhi lokasi dan kedalamannya. Pengambilan data di tubir (kedalaman 1 meter) dilakukan di empat stasiun yang terletak di Utara, Selatan, Barat, dan Timur pulau tersebut dengan masing-masing tiga ulangan. Data di kedalaman 3 dan 10 meter merupakan data sekunder yang diperoleh dari P30-LIPI, hasil kerja sama ASEAN-Australia di bidang Marine Science, Coastal Living Resources, penelitian di Pulau Semak Daun pada tanggal 27 Juli dan 23 Deseinber 1987. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa corak komposisi bentuk koloni yang mencolok di tubir Pulau Semak Daun kedalainan 1 meter adalah bentuk koloni branching (575,60%), sedangkan bentuk koloni massive mencolok pada kedalaman 3 meter (53,68%) dan 10 meter (557,62%). Lokasi terumbu dan kedalaman mempengaruhi corak komposisi bentuk koloni karang batu.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Penelitian mengenai persentase tutupan terumbu karang, komposisi bentuk koloni, dan keanekaragaman karang batu di lereng terumbu atas Pulau Panjang Besar telah dilakukan pada tanggal 11--13 November 2005. Sampel diambil dengan metode Quadrat Sampling Along Transect di lereng terumbu atas (upper reef slope) pada 4 stasiun, Barat Daya, Tenggara, Timur Laut, dan Barat Laut. Kondisi terumbu karang Pulau Panjang Besar dikategorikan buruk dengan persentase tutupan karang batu hidup kurang dari 25%. Komposisi bentuk koloni karang batu didominasi oleh bentuk koloni bercabang di Stasiun Barat Laut, Barat Daya, dan Tenggara. Bentuk koloni masif mendominasi di Stasiun Timur Laut. Karang batu yang ditemukan sebanyak 20 marga dengan rata-rata indeks keanekaragaman sebesar 1,01 di Stasiun Tenggara; 0,80 di Stasiun Timur Laut; 0,64 di Stasiun Barat Daya; dan 0,34 di Stasiun Barat Laut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nurdin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
" Teluk Lampung merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan kekayaan terumbu karang yang berlimpah Namun, seiring dengan pesatnya pembangunan menyebabkan perairan pada lokasi tersebut tercemar sebagai akibat dari berdirinya lokasi industri dan maraknya pengeboman ikan yang cukup dominan di Teluk Lampung serta penambangan karang menyebabkan kerusakan terumbu karang yang umumnya berupa kerusakan fisik terumbu karang. Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan yang dikemukakan adalah bagaimana perubahan sebaran terumbu karang di Teluk Lampung berdasarkan wilayah optimal fisik lingkungan. Permasalahan tersebut dijawab dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan peta perubahan sebaran terumbu karang dan peta wilayah optimal fisik lingkungan terumbu karang. Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan sebaran terumbu karang berupa pertambahan persentase tutupan karang hidup terjadi pada wilayah tidak optimal dan perubahan sebaran terumbu karang berupa pengurangan persentase tutupan karang hidup terjadi pada wilayah yang optimal. Kata Kunci: Teluk Lampung, terumbu karang, fisik lingkungan, analisis deskriptif. xi+48 halaman+10 tabel+5 gambar+2 lampiran+9 peta"
Universitas Indonesia, 2007
S34033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>