Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157706 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Myrna Suksmaningdyah Widyaningrum
"ABSTRAK
Dermatoglifi adalah gambaran sulur dan p ola sulur yang terdapat pada ujung jari, telapak tangan serta kaki. Pada Denelitian ini telah dilakukan analisis dermatoglifi terhadap penderita limfoma malignum Hodgkin (LH) dan non- Hodgkin (LMNH) yang dibandingkan terhadap kelompok normal. Metode yang digunakan dalam pengambilan gambaran dermatoglifi ujung jari serta telapak tangan, menurut cara yang dilakukan oleh Cummins & Midlo. Dari hasil analisis dermatoglifi terhadap kelompok LH menunjukkan frekuensi pola 'whorl' 40%, 'loop' ulna 56,67%, 'loop ' radial 1,30 dan 'arch' 2%, dengan nilai indeks Dankmeijer 5,0 dan indeks Funithata 68,9. Pada kelomcok LMNE, frekuensi pola 'whorl' 39,46%, 'loop' ulna 56,52%, 'loon' radial 1,34 dan 'arch' 2,68/L, dengan nilai indeks Dankmeijer 6,8 dan indeks Furuhata 68,2. Sedangkan untuk kelompok normal, pola 'whorl' mempunyai frekuensi 37,330A' , 'loop' ulna 60, 'loop' radial 12 dan 'arch' 1,67%, dengan nilai indeks
Dankrneijer 4,5 dan indeks Furuhata 61,2. Jumlah rata-rata total triradius ujung jari tangan kelompok LH 14,07,dengan jumlah rata-rata total sulur 160,13 dan besar sudut atd rata-rata 84,53 derajat. Pada kelompok UVINH, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 146,33 dan besar sudut atd rata-rata 86 derajat. Untuk kelompok normal, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 157,33 dan besar sudut atd rata-rata 79,05 derajat. Frekuensi garis lipatan 'simian' pada kelompok LH adalah 6,67% dan lipatan 'Sydney' 26,67%. Pada kelompok LMNH, frekuensi garis lipatan 'simian' dan lipatan 'Sydney' masing-masing 36,67%. Sedangkan pada kelompok normal, frekuensi garis lipatan 'simian 6,67% dan lipatan 'Sydney 3,33%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Derrnatogiifi ujung jari tangan antara kelompok LH, LMNH dengan kelompok normal, tidak menunjukkan perbedaan; (2) Denmatogiifi telapak tangan, yaitu besar sudut atd dan frekuensi garis lipatan telapak tangan antara kelompok LH, LMNH dan normal menunjukkan perbedaan nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusumawati
"Pendahuluan: Di dalam industri hulu migas, cedera tangan dan jari merupakan tantangan besar. Setidaknya 50% dari kasus cedera di dalam industri migas merupakan cedera tangan dan jari. Di beberapa perusahaan, proporsi tersebut dapat menjadi lebih besar. Dalam analisis yang pernah dilakukan terhadap kecelakaan di perusahaan anggota IOGP, lebih dari delapan puluh persen diakibatkan karena factor manusia, baik yang disebabkan oleh faktor pribadi ataupun faktor organisasi. Studi ini dilakukan untuk menganalisis factor manusia di dalam kasus cedera tangan dan jari yang teradi di PT. X sepanjang tahun 2014 hingga 2020 dengan menggunakan kerangka HFACS.
Metode: Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data sekunder berupa data kasus cedera tangan dan jari di PT. X dari tahun 2014 hingga 2020.
Hasil: Cedera tangan dan jari paling banyak disebabkan oleh skill-based errors dan routine violations. Kasus cedera yang diakibatkan skilled-based errors juga diperparah oleh pelanggaran aturan yang dilakukan bersama secara terus menerus (routine violations). Kondisi yang menjadi prekondisi dari tindakan tidak aman yang berkontribusi dalam cedera tangan dan jari paling banyak terkait crew/ resource management. berbagai faktor yang termasuk ke dalam kategori ini di antara lain komunikasi, koordinasi, perencanaan dan kerja tim yang mempengaruhi kinerja. Pengawasan yang tidak aman yang paling banyak terjadi adalah failed to correct known problems dan inadequate supervision. Inadequate supervision terkait dengan pengelolaan personil dan sumber daya termasuk pelatihan, panduan professional dan kepemimpinan operasional. Sedangkan failed to correct known problems terkait dengan kekurangan pada individu, peralatan, pelatihan atau area keselamatan lain “diketahui” oleh supervisor, namun dibiarkan tidak dikoreksi. Di level 4, pengaruh organisasi yang terbesar adalah Organisational Process. Organisational process adalah proses formal di mana visi sebuah organisasi dijalankan termasuk operasi, prosedur, dan kesalahan di antaranya. 
Kesimpulan: Gambaran HFACS pada kasus cedera tangan dan jari di PT. X sejalan dengan gambaran umum HFACS yang ada dalam industri hulu migas, kecuali di level 2 yakni preconditions for unsafe acts. Sistem pembelajaran kejadian di PT. X masih dipengaruhi oleh teori domino dan belum mengintegrasikan konsep faktor manusia secara menyeluruh. Kerangka HFACS dapat membantu PT. X dalam menelaah lebih dalam defisiensi di dalam faktor manusia untuk dapat menetapkan tindakan perbaikan yang lebih tepat.

Introduction: Hand and finger injuries have always been major challenges in upstream oil and gas industry. At least 50% of injuries in upstream oil and gas impacting hand and fingers. In some companies, the proportion could be larger. More than 80% of incidents in IOGP members were caused by human factors, both personal and organizational factors. This study aims to analyze human factors in hand and finger injuries at PT. X by using HFACS framework.
Methodology: The study was conducted by applying qualitative descriptive analysis by using secondary data, investigation report of hand and finger injures from 2014 to 2020.
Results: Skill-based errors and routine violations contributed in most of hand and finger injuries in PT.X. Routine violations were found as aggravating factors in skill-based errors injuries/ crew resource management were dominating level 2, preconditions for unsafe acts, it consists of coordination, communication, planning and team work that impacting performance. Unsafe supervision that occurred the most are inadequate supervision and failed to correct known problems. Inadequate supervision related to personnel and resources management including trainings, professional guidance and operational leadership. Failed to correct known problems related to deficiencies in individual, equipment, training or the safety area “known” to supervisor but left uncorrected. In level 4, Organizational process was the weak chain of organizational influences. Organizational process is a formal process where organization’s vision is implemented on Site, including operations, procedures.
Conclusion: HFACS of hand and finger injuries in PT. X is in line with general HFACS description in upstream oil and gas industry, except for level 2, pre-conditions for unsafe acts. Learning from incident system in PT. X was still highly influenced by domino theory and has not yet integrated human factors. HFACS framework can help PT. X to dig deeper in human factors deficiencies in organization so PT. X can define more effective mitigation & preventive measures.  
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Redyawati Obstetrica
"Pengetahuan mengenai gambaran sulur dan pola sulur kulit yang terdapat pada ujung jari tangan dan telapak "tangan serta ujung jari kaki dan telapak kaki, disebut dermatoglifi. Obyek penelitian dikhususkan pada anak perempuan penderita thalassaemia dan perempuan nonthalassaemia. Untuk mengetahui adanya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan antara kedua kelorapok tersebut, telah dilakukan analisis dermatoglifi. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah'mencetak dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan sesuai dengan Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia menunjukkan frekuensi tipe pola "whorl" 35,3%, "loop" ulna 62,3%, "loop" radial 0,7%, dan "arch" 1,7%, dengan indeks Dankmeijer 4,7 dan indeks Furuhata 56,1; sedangkan pada perempuan nonthalassaemia frekuensi tipe pola "whorl" 31,3%, "loop" ulna 64,3%, "loop" radial 3,3%, dan "arch" 1,0%, dengan indeks Dankmeijer 3,2 dan indeks Furuhata 46,3. Rata-rata jumlah total triradius pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 13,40; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 13,10. Rata-rata jumlah semua sulur pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 129,00; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 128,23. Rata-rata besar sudut atd pada kedua telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia 91,03; sedangkan pada perempuah non-thalassaemia 80,93. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari basil penelitian ini adalah: (1) Dermatoglifi ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia tidak berbeda dengan perempuan non-thalassaemia; (2) Dermatoglifi telapak tangan (sudut atd) anak perempuan penderita thalassaemia berbeda dengan perempuan non-thalassaemia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saptarina Yuniati
"ABSTRAK
Deriatoglifi adalah gambaran sulur dan pola sulur yang terdapat pada ujung jari, telapak tangan dan telapak kaki. Analisis dermatoglifi yang dilakukan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna antara dermatoglifi penderita leukemia dengan dermatoglifi orang non-leukemia (normal). Metode pendetakan dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan dilakukan menurut cara Cummins dan Micilo. Analisis dermatoglifi penderita leukemia menunjukkan hasil sebagai berikut: pola "whorl" mempunyai frekuensi sebesar 36,7%, "loop" ulna 59,3%, "loop" radial 3% dan "arch" 1%. Nilai indeks Dankmeijer 2,72 dan nilai indeks Furuhata sebesar 58 9 91. Pada orang non-leukemia analisi a dermatoglifi menunjukkan frekuensi pola "whorl" 37%, "loop" ulna 59%, "loop" radial sebesar 1,7% dan "arch" 2,3%9 sedangkan nilal indeks Dankrneijer 6 9 22 dan indeks ?uruhata 60,96. Jumlah total sulur ujung jari tangan pada penderita leukemia rata-rata 13,5 sedangkan pada orang non-leukemia 155,33.
Jumlah total triradius pada ujung jari tangan penderita leukemia rata-rata 13,5 dan pada orang non-leukemia 13,37. Pada penderita leukemia besar sudut atd di kedua telapak mempunyai besar rata-rata 83,9 derajat sedangkan pada orang non-leukemia sebesar 79,15 derajat, Frekuensi total kemunculan garis lipatan telapak tangan pada penderita leukemia sebesar 56 9 67% sedangkan pada orang non-leukemia sebesar 10%. Garis lipatan Sydney pada penderita leukemia empunyai frekuensi 20% dan pada orang non-leukemia frekuensinya 3,33%. Frekuensi kemunculan garis lipatan simian pada penderita leukemia 36 9 67% dan pada orang non-leukemia 6,67%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Dermatoglifi ujung jari tangan penderita leukemia tidak berbeda bermakna dengan dermatoglifi ujung ,jari tangan orang non-leukemia; (2) Dermatoglifi telapak tangan (sudut atd dan frekuensi ganis lipatan telapak tangan) penderita leukemia menunjukkan perbedaan berrnakna dengan dermatoglifi telapak tangan orang non-leukemia.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifin Ayu Mufarroha
"The purpose of the study was to investigate hand gesture recognition. The hand gestures of American Sign Language are divided into three categories—namely, fingers gripped, fingers facing upward, and fingers facing sideways—using the adaptive network-based fuzzy inference system. The goal of the classification was to speed up the recognition process, since the process of recognizing the hand gesture takes a longer time. All pictures in all of the categories were recognized using K-nearest neighbor. The procedure involved taking real-time pictures without any gloves or censors. The findings of the study show that the best accuracy was obtained when the epochs score was 10. The proposed approach will result in more effective recognition in a short amount of time."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadijanti Kurnia Widyastuti
"ABSTRAK
Dermatoglifi adalah gambaran dari sulur dan pola sulur yang terdapat pada jari tangan, telapak tangan, jari kaki, dan telapak kaki. Telah dilakukan analisis dermatoglifi terhadap anak laki-laki penderita thalassaemia untuk mengetahui adanya perbedaan antara dermatoglifi anak laki-laki penderita thalassaermia dengan dermatoglifi pria non-thalassaema. Metode pencetakan dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan dilakukan menurut Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglif anak laki-laki pendenita thalassaeniia menunjukkan frekuensi pola "whorl" 27,5%, "loop" ulna 67,5%, "loop" radial 2,5%, dan "arch" 2,5%, dengan indeks Dankmeijer 9,1 dan indeks Furuhata 39,3; sedangkan pada pria non-thalassaemia frekuensi pola "whorl" 41,9%, "loop" ulna 53,3%, "loop" radial 1,6%, dan "arch" 1,3%, dengan indeks Dankmeijer 3,1 dan indeks Furuhata 73,6. Jumlah total triradius pada ujung jari tangan anak laki-laki penderita thalassaemia 12,63; sedangkan pada pria non-thalassaemia 14,09. Jumlah semua sulur pada anak laki-laki penderita thalassaemia adalah 1 29,59; sedangkan pada pnia non-thalassaemia 152,76. Pada anak laki-laki penderita thalassaemia, besar sudut atd di kedua telapak tangan 83,06 derajat; sedangkan pada pria non-thalassaernja sebesar 79,69 derajat. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah; 1) Dermatoglifi ujung jar tangan anak laki-laki penderita thalassaemia berbeda dengan dermatoglifi ujung jari tangan pria nonthalassaernia; (2) Besar sudut atd pada telapak tangan anak laki-laki penderita thalassaemia tidak menunjukkan perbedaan dengan besar sudut atd pada telapak tangan pnia non-thaiassaemia,
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayudiyah Pitaloka
"ABSTRAK
dermatoglifi merupakan pengetahuan mengenai bentuk dan pola sulur kulit pada ujung jari tangan, telapak tangan, ujung jari kaki. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis dermatoglifi secara kulitatif dan secara kuantitatif untuk melihat adanya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan antara penderita dermatitis atopic dengan kelompok orang normal. Metode yang digunakan untuk mencetak dermatoglifi ujung jari tangan adalah seperti yang dilakukan oleh Cummins & Midlo. Hasil analisis dermatoglifi ujung jari tangan penderita dermatitis atopic menunjukan frekuensi tipe pola whorl 32, 33%; loop radial 4,33%; dan arch 3%; dengan indeks Dankmeijer 9,29 dan indeks Furuhata 50. Sedangkan pada orang normal frekuensi tipe pola whorl 46, 67%; loop ulna 51,33%; loop radial 1,33%; dan arch 0,67%; dengan indeks Dankmeijer 1,44 dan indeks Furuhata 88,63. Rata-rata jumlah total triradius pada penderita dermatitis optic 12,90; sedangkan pada orang normal 14,67. Rata-rata jumlah semua sulur pada penderita dermatitis atopic 134,70; sedangkan pada orang normal 162,03. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi pola pada ujung jari kedua tangan penderita dermatitis atopic dengan normal menunjukan adanya perbedaan bermakn; hasil uji t-student terhadap jumlah total triradius pada ujung jari tangan penderita dermatitis atopic dan orang menunjukan adanya perbedaan; dan hasil uji mann-whitney terhadap jumlah semua sulur pada ujung jari tangan penderita dermatitis atopic dengan normal menunjukan adanya perbedaan, kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dermatologlifi ujung jari tangan penderita dermatitis atopic berbeda dengan dermatoglifi ujung jari tangan orang normal.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inmar Raden
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Telah dilakukan penelitian Pola Dermatoglifi pada penderita hipertensi esensial (primer) pada orang Indonesia di Jakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui beda pola dermatoglifi pada penderita hipertensi dengan yang non hipertensi. Penelitian ini terbagi atas 4 kelompok yaitu kelompok laki-laki hipertensi, kelompok wanita hipertensi, kelompok laki-laki dan wanita non hipertensi sebagai kontrol. Pola dermatoglifi yang diamati mencakup : frekuensi tipe pola ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, kesepuluh ujung jari, indeks intensitas triradius ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, telapak tangan kanan dan tangan kiri, rata-rata sulur ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, sudut atd telapak tangan kanan dan Lengan kiri, indeks intensitas pola Dankmeijer dan indeks intensitas pola Furuhata. Pengukuran tekanan darah pada sampel mempergunakan alat tensimeter air raksa. Analisis data menggunakan uji statistik.
Hasil dan Kesitapulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05 ) : jumlah tipe pola whorl, indeks intensitas triradius, rata rata jumlah sulur pada ujung jari tangan, baik kelompok laki-laki maupun wanita hipertensi. Jumlah pola whorl, Indeks intensitas triradius, rata-rata sulur, kelompok hipertensi lebih tinggi dari kelompok kontrol (non hipertensi).
(2) Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05) sudut atd telapak tangan antarakelompok lakilaki maupun wanita hipertensi dengan kelompok kontrol (non hipertensi).
Terdapat perbedaan Indek Dankmeijer dan Indeks Furuhata. Pada kelompok hipertensi Indeks Dankmeijer < dari kelompok kontrol (non hipertensi) , sedangkan Indeks Furuhata > dari kelompok kontrol (non hipertensi).
Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) jumlah pola whorl, antara golongan hipertensi sistolik (ringan,sedang dan berat), baik pada kelompok laki-laki maupun wanita. Rata-rata jumlah pola whorl yang didapat kan pada ujung jari tangan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok golongan hipertensi sedang dan hipertensi yang berat.
Kesimpulan : Individu yang mempunyai jumlah tipe poly whorl banyak (> 7) pada ujung jemari kedua tangan, diprediksikan individu tersebut mempunyai kecendrungan (bakat) untuk menderita hipertensi sistolik pada usia dewasa unity > 40 th.

ABSTRACT
Scope and method : The dermatogliphyic pattern of the essential hypertensive patients in Jakarta have been studied. It was a descriptive study to elucidate the differences in the dermatogliphyic pattern from the patients and the control groups, non-hypertensive ones There were two groups of male and female hypertensive patients and two groups of male and female non hypertensive patients as control .
The dermatogliphyc patterns were observed on the right and left hands. The observation consist of the frequency of the finger pattern types, the intensity index of the fingers , the intensity index of the palms, the palmar atd angle and Dankmeijer and Furuhata intensity index. Descriptive statistics were performed.
Result : There were statistically significant differences in the frequency of the finger pattern types,, the intensity index triradii of the fingers, total ridge count of fingers, between the hypertensive croups and the control groups. (P0.05).
This study also found lower Dankmeijer indexes in the hypertensive groups, while the Furuhata indexes were higher. Statistically there were significant differences in whorl pattern from the male and female patients with mild, moderate and severe hypertension.
Conclusions : The individuals with the whorl frequency of the finger pattern types of more than 7 on the right and left hands showed the tendency to have hypertension at the age of 40 in the studies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Triantoro Putro
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan Macaca fasciculans untuk mengetahui kemungkinan menggunakan gambaran dermatoglifi tersebut sebagai alat bantu identifikasi pada M. fascicularis. Penelitian ini bertujuan menggambarkan variasi tipe pola sulur ujung jari dan telapak tangan serta kecenderungan arah sulur pada telapak tangan M. fascicularis dengan menggunakan sampel 55 ekor M. fascicularis (32 jantan dan 23 betina) milik Pusat Studi Satwa Primata IPB yang berasal dari penangkaran di pulau Tinjil, Pandegiang, Jawa Barat. Pengambilan cetakan ujung jari dan telapak tangan M. fascicularis dilakukan dengan menggunakan metoda tinta. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui tipe pola ujung jari M. fascicularis semuanya seragam dalam bentuk whorl. Frekuensi tipe pola sulur telapak tangan kiri dan kanan M. fascicularis memperlihatkan perbedaan sangat bermakna di daerah interdigital II, interdigital III dan interdigital IV ((X<0,01) serta perbedaan arah sulur yang bermakna pada arah sulurdad interdigital H (a<0,05). Perbedaan frekuensi tipe pola sulur antara telapak tangan jantan dan betina M. fascicularis mempeniihatkan perbedaan bermakna pada hipothenar proksimal (a<0,05). Arah sulur dad intendigital II dominan ke daerah nomor 2 dan arah sufur dad interdigital III dominan ke daerah nomor 6."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>