Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141797 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Trihandayani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah
"Telah dilakukan penelitian histopatologi di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI untuk mengetahui potensi antihepatotoksik ekstrak Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc. (temu putih) terhadap tikus Rattus norvegicus L. (tikus putih) jantan galur Sprague-Dawley yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Dua puluh lima ekor tikus dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, terdiri atas kelompok kontrol normal (KK1) yang dicekok dengan larutan carboxil methyl cellulose (CMC); kelompok kontrol positif (KK2) yang diinduksi dengan larutan CCl4; dan 3 kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) yang diinduksi CCl4 kemudian dilanjutkan pencekokan ekstrak C. zedoaria dengan dosis masing-masing 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, dan 100 mg/kg bb. Pencekokan ekstrak C. zedoaria dilakukan sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam, dimulai pada 12 jam setelah pemberian CCl4. Seluruh tikus dikorbankan pada 48 jam setelah pemberian CCl4 (KK2, KP1, KP2, dan KP3) dan CMC (KK1), kemudian organ hati diisolasi melalui pembedahan untuk selanjutnya diamati dan dibuat sediaan histologiknya.
Hasil uji Anava pada α = 0,05 pengamatan mikroskopik secara kuantitatif, menunjukkan adanya pengaruh pemberian suspensi ekstrak C. zedoaria terhadap ukuran diameter vena sentralis antar kelompok perlakuan. Diameter rata-rata vena sentralis KP2 (47,061 μm) merupakan nilai yang mendekati keadaan hati normal KK1 (37,578 μm).
Hasil pengamatan mikroskopik pada ketiga kelompok perlakuan menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada kriteria kerusakan ringan (26,6%) dan nilai terendah kerusakan berat (0%) dijumpai pada kelompok KP2. Dengan demikian pencekokan ekstrak C. zedoaria menunjukkan adanya potensi antihepatotoksik pada kelompok perlakuan dengan dosis 50 mg/kg bb setelah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif KK2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuvinta Riandisty
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.) dosis 20 mg/kg bb, 40 mg/kg bb, dan 80 mg/kg bb, terhadap aktivitas diuretik mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Penelitian dilakukan di Laboratorium Metabolisme, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi FKH IPB, Bogor. Tiga puluh ekor mencit jantan galur DDY dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (KKN) (salin 0,10% tween-80), kelompok kontrol positif 1 (KKP1) (urea), kelompok kontrol positif 2 (KKP2) (furosemid), dan 3 kelompok eksperimen (KE) (ekstrak rimpang temu putih) yaitu KE1, KE2, dan KE3 dengan dosis masing-masing 20, 40, dan 80 mg/kg bb. Pengamatan volume urin kumulatif dilakukan setiap jam selama 5 jam setelah pencekokan. Analisis data secara deskriptif menunjukkan bahwa aktivitas diuretik tertinggi untuk KKP2, KE1, KE2, dan KE3 masing-masing sebesar 3,57; 0,54; 1,41; dan 0,85. Berdasarkan skala diuretik Gujral dkk. (1955), ekstrak rimpang temu putih dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb memiliki aktivitas diuretik, namun dosis 20 mg/kg bb tidak memiliki aktivitas diuretik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Findra Mellya Normasiwi
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol rimpang temu mangga Curcuma mangga Val. berpengaruh terhadap kadar bilirubin total dan bilirubin direct akibat kerusakan hati yang diinduksi oleh karbon tetraklorida CCl4 . Hewan uji yang digunakan dalam penelitian yaitu 24 ekor tikus Rattus norvegicus L. jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi menjadi enam perlakuan KK1, KK2, KP1, KP2, KP3, dan KP4 dengan empat kali ulangan. Kelompok KK1 merupakan kelompok kontrol normal yang tidak diinjeksikan CCl4 dan dicekok CMC 0.5 , KK2 merupakan kelompok kontrol perlakuan yang diinjeksikan CCl4 sebanyak 1 ml/kgBB secara intraperitoneal dan dicekok CMC 0,5 . Kelompok KP1, KP2, KP3, dan KP4 merupakan kelompok perlakuan yang diinjeksikan CCl4 1 ml/kgBB dan diberikan ekstrak temu mangga dengan dosis berturut-turut 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB. Hasil uji non parametrik Kruskal-Wallis ? = 0,05 menunjukkan bahwa dosis 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB berpengaruh terhadap kadar bilirubin total dan bilirubin direct. Hasil uji perbandingan berganda Dunnett T3 ? = 0,05 menunjukkan bahwa dosis-dosis tersebut tidak berbeda bermakna dengan KK1. Dengan demikian dosis-dosis tersebut memiliki efek kuratif karena dapat menurunkan kadar bilirubin total dan direct sampai mendekati kadar normal.

This study was conducted in order to observe that the ethanol extract of mango ginger rhizome Curcuma mangga Val. affect the level of total bilirubin and direct bilirubin due to liver damage induced by tetrachloride carbon CCl4 . The test animals in the study were 24 male rats Rattus norvegicus L. of Sprague Dawley strain that was divided into six treatment KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4 and repeated four times. The KK1 group is a normal control group that was not injected with CCl4 and 0.5 CMC fed, KK2 group is a treatment group that was intraperitoneally injected with CCl4 treatment in the amount of 1 ml kgBW and 0.5 CMC fed. KP1, KP2, KP3 and KP4 are treatment groups that got injected with CCl4 1 ml kgBB and were given mango ginger rhizome ethanol extract each with a dose of 10 mg kgBW, 20 mg kgBW, 40 mg kgBW, and 80 mg kgBW respectively by oral. The results of Kruskal Wallis non parametric test 0,05 shows that the dose of 10 mg kgBW, 20 mg kgBW, 40 mg kgBW, and 80 mg kgBW impacted on total bilirubin and direct bilirubin levels. Dunnet rsquo s T3 0,05 multiple comparison test result shows that the dosages had no significant differences with KK1 group. In conclusions, the dosages could be deemed as have curative effects since they successfully reduce the level of total bilirubin and direct bilirubin until it approached normal level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Kumala Sari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga (Curcuma mangga Val.) terhadap penurunan kadar SGPT dan SGOT darah tikus jantan (Rattus norvegicus L.) Galur Sprague-Dawley yang diinduksi CCl4. Sebanyak 30 ekor tikus dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu: kelompok normal (KK1), kelompok perlakuan yang diinduksi CCl4 dengan dosis 1 ml/kg BB (KK2) dan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol rimpang temu mangga dengan 4 dosis yaitu 10, 20, 40, dan 80 mg/kg BB (KP1, KP2, KP3, dan KP4). Tikus diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 1 ml/kg BB, kemudian pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga dilakukan sebanyak empat kali dengan kurun waktu 48 jam. Berdasarkan hasil uji LSD (P<0,05) pada pengambilan darah yang terakhir menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara KK1 dengan KP2 dan KP1 dengan KP2, selain itu adanya perbedaan antar KK1 dengan KK2, KP1, KP3 dan KP4. Persentase penurunan rerata kadar SGPT dan SGOT dibandingkan dengan KK2 yaitu pada KP1 sebesar 51,20% dan 44,67%; pada KP2 sebesar 51,70% dan 44,95%; pada KP3 mengalami penurunan sebesar 50,17% dan 44,09%; dan pada KP4 mengalami penurunan sebesar 48,44% dan 43,40%. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa dosis 20 mg/kg BB tikus dapat menurunkan rerata kadar SGPT (66,62 U/l) dan SGOT (162,44 U/l) yang paling optimum hingga mendekati dosis pada kontrol normal.

The present study was conducted to assess the effects of ethanol extract rhizome mango ginger (Curcuma mangga Val.) in reducing levels of SGPT and SGOT of CCl4-induced in male Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.). Thirty male rats were devided into six groups, consisting of normal control group (KK1), treatment control group (KK2) CCl4- induced, and treatment group in different doses, 10; 20; 40 dan 80 mg/kg bw (KP1, KP2, KP3 and KP4) respectively. Ethanol extract of rhizome mango ginger was given orally and administrated for four times in 48 hours. The results of LSD test (P <0.05) in the last blood sampling indicates that there is no difference between KK1 with KP2 and KP1 with KP2, but difference between KK1 with KK2, KP1, KP3 and KP4. Percentage reduction in mean levels of SGPT and SGOT compared with KK2 is in KP1 by 51.20% and 44.67%; on KP2 51.70% and 44.95%; the KP3 50.17% and 44.09%; and the KP4 48.44% and 43.40%. The results demonstrated that dose of 20 mg/kg bw can decrease the rate of SGPT (66,62 U/l) and SGOT (162,44 U/l) near to normal level in normal control group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ajeng Permata Dewi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol rimpang temu mangga dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar ALP serum darah tikus yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague-Dawley sebanyak 30 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 dan KP4. Tikus KK1 merupakan kelompok kontrol yang diinduksi akuades sedangkan kelompok KK2, KP1, KP2, KP3 dan KP4 merupakan kelompok yang diinduksi CCl4 dosis 1 ml/kg BB. Kemudian, kelompok KP1, KP2, KP3 dan KP4 diberikan ekstrak etanol rimpang temu mangga dosis 10 mg/kg BB, 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi penurunan kadar ALP serum pada kelompok tikus KP1, KP2, KP3 dan KP4 secara berturut-turut sebesar 37,60%, 39,18%, 35,7% dan 33,75% jika dibandingkan dengan kadar ALP serum tikus yang diinduksi CCl4 (KK2). Dosis 20 mg/kg BB merupakan dosis yang paling optimal karena berdasarkan hasil uji LSD kelompok tersebut tidak memiliki perbedaan dengan KK1 atau dengan kata lain kadar ALP kelompok tersebut sudah mencapai kadar normal.

The research aimed to find out that ethanol extract of mango ginger rhizome could affect the decrease of rat serum alkaline phosphatase (ALP) level that was induced by carbon tetrachloride (CCl4). Tested animals were 30 individuals of male Sprague-Dawley rats that were divided into six groups, namely KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4. KK1 was a control group that was induced by aquades while KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4 were groups that were induced by CCl4 dose of 1 ml/kg BW. Then, KP1, KP2, KP3 and KP4 were given the ethanol extract of mango ginger rhizome dose of 10 mg/kg BW, 20 mg/kg BW, 40 mg/kg BW and 80 mg/kg BW orally and administrated for 4 times with an interval of 12 hours. Based on the result, the decrease of rat serum Alkaline Phosphatase (ALP) level in KP1, KP2, KP3 and KP4 amounted to 37,48%, 39,17%, 36,79% and 36,09% compared to serum ALP level that was induced by CCl4 (KK2). Dose of 20 mg/kg BW is the most optimal dose since based on LSD test, this group has no difference with KK1 or in other words, ALP level of this group has reached normal level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Solahudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S32260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romauli Aya Sophia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Yuhaniz
"[ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar kreatinin plasma tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan galur Sprague-Dawley setelah pemberian infusa daun sukun (Artocarpus altilis). Sebanyak 30 ekor tikus dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu 2 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan yang diinduksi CCl4 kemudian diberikan infusa daun sukun dengan dosis 1,35; 2,7; 5,4; dan 10,8 g/kg BB. Uji kualitatif pada infusa daun sukun menunjukkan bahwa infusa daun sukun memiliki aktivitas antioksidan serta mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid. Infusa diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu 12 jam. Pengambilan darah dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu sebelum perlakuan, 12 jam setelah induksi CCl4, dan satu jam setelah pemberian infusa terakhir. Analisis sampel darah dilakukan menggunakan metode kolorimetri. Induksi CCl4 berhasil meningkatkan kadar kreatinin plasma tikus di atas batas normal. Rerata kadar kreatinin plasma tikus setelah pemberian infusa terakhir yaitu KK1 (0,80 0,11); KK2 (1,44 0,21); KP1 (1,12 0,42); KP2 (0,76 0,40); KP3 (0,56 0,06); dan KP4 (0,76 0,17). Uji LSD (P<0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara KK2 dengan KK1, KP2, KP3, dan KP4. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian infusa daun sukun dengan dosis 2,7; 5,4; dan 10,8 g/kg BB berpengaruh terhadap kadar kreatinin plasma tikus.
ABSTRACT
The present study was aim to assess plasma creatinine levels of male albino Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.) after breadfruit leaf (Artocarpus altilis) infusion intake. Thirty male rats were devided into six groups, consisting of two control group and four treatment groups CCl4-induced and were given breadfruit leaves infusion at concentration dose of 1,35; 2,7; 5,4; and 10,8 g/kg body weight, respectively. Qualitative test of breadfruit leaves infusion showed that it has antioxidant activity and positively contains alkaloid and flavonoid. Breadfruit leaves infusion were given orally and administered four times, with an interval of twelve hours. Plasma creatinine levels were measured three times, before treatment; 12 hours after CCl4-induced; and 1 hour after the last breadfruit infusion intake using colorimetric method. Plasma creatinine levels was elevated above the upper limits of normal after CCl4-induced. Mean of plasma kreatinine levels of the last analysis: KK1 (0,80 0,11); KK2 (1,44 0,21); KP1 (1,12 0,42); KP2 (0,76 0,40); KP3 (0,56 0,06); and KP4 (0,76 0,17) mg/dl. Least significant diffrence (LSD) test (P<0,05) showed a significant effect of breadfruit leaves infusion at dose of 2,7; 5,4; and 10,8 g/kg bw on plasma creatinine levels of rats.
, The present study was aim to assess plasma creatinine levels of male albino Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.) after breadfruit leaf (Artocarpus altilis) infusion intake. Thirty male rats were devided into six groups, consisting of two control group and four treatment groups CCl4-induced and were given breadfruit leaves infusion at concentration dose of 1,35; 2,7; 5,4; and 10,8 g/kg body weight, respectively. Qualitative test of breadfruit leaves infusion showed that it has antioxidant activity and positively contains alkaloid and flavonoid. Breadfruit leaves infusion were given orally and administered four times, with an interval of twelve hours. Plasma creatinine levels were measured three times, before treatment; 12 hours after CCl4-induced; and 1 hour after the last breadfruit infusion intake using colorimetric method. Plasma creatinine levels was elevated above the upper limits of normal after CCl4-induced. Mean of plasma kreatinine levels of the last analysis: KK1 (0,80 0,11); KK2 (1,44 0,21); KP1 (1,12 0,42); KP2 (0,76 0,40); KP3 (0,56 0,06); and KP4 (0,76 0,17) mg/dl. Least significant diffrence (LSD) test (P<0,05) showed a significant effect of breadfruit leaves infusion at dose of 2,7; 5,4; and 10,8 g/kg bw on plasma creatinine levels of rats.
]"
Universitas Indonesia, 2015
S62391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Prawira
"Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa kayu secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap peningkatan volume urine tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan galur Sprague-Dawley. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi dalam 5 kelompok, terdiri atas kelompok kontrol negatif yang diberi akuabides (KKN), kelompok kontrol positif yang diberi larutan furosemide dosis 3,6 mg/kg bb (KKP), dan tiga kelompok eksperimen yang diberi infusa kayu secang dosis 250 mg/kg bb (KE1), 500 mg/kg bb (KE2), dan 1.000 mg/kg bb (KE3).
Penelitian menggunakan metode Lipschitz yang telah dimodifikasi. Tikus dipuasakan selama 18 jam sebelum pemberian bahan uji, kemudian urine ditampung selama 6 jam menggunakan kandang metabolisme individual. Rerata volume total urine yang diperoleh adalah sebagai berikut: KKN (1,17+0,15) ml; KKP (2,67+0,19) ml; KE1 (2,07+0,30) ml; KE2 (2,71+0,34) ml; dan KE3 (2,21+2,21) ml.
Hasil uji analisis variansi (ANAVA) 1 faktor (P < 0,05) menunjukkan terdapat pengaruh pemberian infusa kayu secang terhadap peningkatan volume urine tikus putih. Hasil uji beda nyata terkecil (LSD) (P < 0,05) menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata antara KE2 dengan KKP. Hal tersebut membuktikan infusa kayu secang dosis 500 mg/kg bb memberikan peningkatan volume urine tertinggi dengan aktivitas diuretik kuat sebesar 122,22%.

A study has been conducted to determine the effect of sappanwood (Caesalpinia sappan L.) infusion with the increment of urine volume in male Sprague-Dawley albino rats (Rattus norvegicus L.). A total of 25 rats were divided into 5 groups, consisting of a negative control group treated with aquabidest (KKN), a positive control group treated with a solution of furosemide at dose of 3,6 mg/kg bw (KKP), and three experimental group treated with sappanwood infusion at dose of 250 mg/kg bw (KE1), 500 mg/kg bw (KE2), and 1.000 mg/kg bw (KE3).
Diuretic activity was evaluated using modified Lipschitz method. The rats were fasted for 18 hours prior to administration of the test substance, then the urine collected for 6 hours using individual metabolic cages. The mean of total urine volumes obtained, are as follows: KKN (1,17+0,15) ml; KKP (2,67+0,19) ml; KE1 (2,07+0,30) ml; KE2 (2,71+0,34) ml; and KE3 (2,21+2,21) ml.
The result of the 1-factor analysis of variance (ANOVA) (P < 0,05) showed that there was an effect of sappanwood infusion along with the increased volume of rats urine. The result of the least significant difference (LSD) test (P < 0,05) showed no significant differences between KE2 to the KKP. Thus, the sappanwood infusion at dose of 500 mg/kg bw provides the highest increase in urine volume with high diuretic activity amounted to 122,22%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>