Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mulyani
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian formula body lotion yang menqandung minyak Jojoba dan Flnsoi v TNR ci an memenuh ± par syar aL an yang di ± nq I n 1< an"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah A. Mongan
"Dalam pengusahaan migas, PERTAMINA sebagai Badan Usaha Milik Negara mungkinkan untuk bekerja sama dengan perusahaan minyak lain/kam bentuk Joint Operating Body (JOB) yang merupakan motif konsep kontrak bagi hasi/Production Sharing Contract (PSC) yang dianut di Indonesia. Dalam JOB, PERTAMINA dan kontraktor masing-masing mempunyai share sama besar yakni 50:50 dan bersama-sama membentuk komite yang terdiri dari wakil-wakil PERTAMINA dan kontraktor (komite operasi) untuk menetapkan dasar-dasar alokasi hak dan tanggung jawab antara para pihak seria mengatur tentang tata cara pelaksanaan operasi dan melakukan pengawasan. Untuk memperlancar opcrasional JOB, pendiri JOB telah me kewenangan penuh kepada JOB untuk melakukan tindakan hokum seperti membuat perjanjian dengan pihak lain, memiliki kekayaan, mempekerjakan
karyawan dan lainnya sehingga menempatkan JOB scolah-olah seperti sebuah subyek hukum. Namun dalam literatur hukum, JOB tidak dikenal sebagai subyck bukum/badan hukum dan olch karenanya tidak dapat bertindak di muka pengadilan, sebagaimana ditegaskan dalam Putusan Mahkamah Agung RI No 07/PK/N/1999 tanggal 14 Mei 1999, yang diuraikan lebih lanjut dalam Tesis ini
karenanya, walaupun kewenangan penuh telah diberikan kepada Jo dirinya, namun untuk bertindak di hadapan hukum tetap harus sendiri oleh pendir-pendiri JOB dan tidak diwakilkan oleh JOB. Melalui penulisan Tesis ini, Penulis berharap dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat terutama pihak-pihak yang terkait dalam JOB mengenai status hokum JOB agar tidak merugikan pihak-pihak tersebut di kemudian hari. Diharapkan pembahasan tersebut di atas akan membawa efisiensi serta peningkatan kinerja operasional JOB dalam mencapai target yang maksimal
In oil and gas mining, it is possible for PERTAMINA as a State-Owned Company to enter into cooperation with other oil company/contractor in terms of Joint Operating Body (JOB) constituting modification of the Production Sharing Contract (PSC) concept adopted in Indonesia. In JOB, PERTAMINA and the contractor respectively has equal share namely 50:50 and jointly establishes committee consisting of the representatives of PERTAMINA and contractor committee) to lay down the basis of allocation ofrights and ob party as well as stipulate the procedure of operation implement supervision. For smooth operation of JOB, JOB founder has confer upon the JOB to take corporate acts such as entering into agree other party, controlling assets, employing experts etc thereby placing JOB as is it were a law subject However law literature does not mention that JOB is a law subject/legal entity and consequently it has no authority to take any act before a court, as confirmed in the Judgment of the Supreme Court of the Republic of
Indonesia No. 07/PK/N/1999 dated May 14, 1999, described further in this Thesis. Therefore, despite the full authority the founders conferred upon it, it is the JOB founders themselves, not represented to JOB, that must take any corporate act. May this Thesis writing able to provide clarity to the community pecially those interested in JOB about the legal status of JOB and not ret loss to them in the future. Such discussion may bring about an efficiency as well increase the performance of JOB operation in attaining the maximum.
"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Burke, Shirley R.
St. louis: Mosby , 1980
612.015 22 BUR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lyle, Jane
London: Chancelor Press, 1993
302.222 LYL u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Asha Perdana
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performa motor otto 4 langkah, menekan kadar misi dan meminimalkan konsumsi bahan bakar dengan cara membuat alat pencampur cyclone mixer bluff body. Alat tersebut digunakan untuk mencampur udara dan LPG (Liquefied Petroleum Gas) sebelum masuk ke dalam karburator. Sebenarnya penelitian ini pernah dilakukan, tetapi campuran udara dan LPG masih belum sempurna sehingga peningkatan performa masih kurang maksimal. Untuk itu pada penelitian kali ini, peneliti melakukan penyempurnaan pada alat pencampur yang pernah dibuat pada penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa cyclone mixer bluff body mampu menyempurnakan campuran udara dan LPG sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performa motor otto 4 langkah, menekan kadar emisi dan meminimalkan konsumsi bahan bakar dengan cara membuat alat pencampur cyclone mixer bluff body. Alat tersebut digunakan untuk mencampur udara dan LPG (Liquefied Petroleum Gas) sebelum masuk ke dalam karburator.
Sebenarnya penelitian ini pernah dilakukan, tetapi campuran udara dan LPG masih belum sempurna sehingga peningkatan performa masih kurang maksimal. Untuk itu pada penelitian kali ini, peneliti melakukan penyempurnaan pada alat pencampur yang pernah dibuat pada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa cyclone mixer bluff body mampu menyempurnakan campuran udara dan LPG sehingga tujuan penelitian dapat tercapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50925
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldryan, Michael
"Modifikasi dilakukan untuk mendapatkan peningkatan performa mesin sepeda motor dan mengurangi konsumsi bahan bakar yang optimal. Penelitian dilakukan dengan cara menggunakan sepeda motor 4-tak/125 cc yang berbahan bakar pertamax (oktan 92) serta dilakukan perubahan mekanisme pencampuran antara LPG (propana 10,6% dan butana 78,16%) dan udara sebelum masuk ke dalam karburator dengan menggunakan metode pencampuran yang lebih baik menggunakan venturi mixer 12 lubang menyilang dengan bentuk bluff body silinder dengan penggunaan cyclone yang sudut pengarahnya divariasikan (15°, 30°, 45°). Tujuannya adalah untuk menciptakan campuran yang lebih homogen dibandingkan venturi mixer bluff body diameter 11 mm.

Modification performs to increase motorcycle engine performance and reduce the fuel consumption the optimal way. Research performs by using a 4-stroke/125cc engine motorcycle which is use Pertamax petrol (octane 92) and performs a change of the mechanism of the mixing between the LPG gas (propane 10,6 % and butane 78,16%) and air before it's entering inside the carburettor with better mixing method using venturi mixer 12 crossing holes which has a cilinder bluffbody and using the cyclone that has variation of its guide vane degree (15°, 30°, 45°). The objective are get more homogeny mixture than venturi mixer bluff body 11 mm diameter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50929
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadianty Gazadinda
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh body attractiveness perempuan terhadap pemilihan pasangan pada laki-laki dewasa muda yang bertempat tinggal dari daerah rural dan urban. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan sudut pandang psikologi evolusi. Peneliti memberikan manipulasi body attractiveness kepada partisipan dengan cara menampilkan tubuh perempuan dengan variasi ukuran tubuh normal dan tidak normal. Variasi ukuran tubuh normal dan tidak normal ditentukan berdasarkan hasil pilot study. Partisipan penelitian ini adalah laki-laki berusia 18-25 tahun, heteroseksual, tidak sedang berpacaran, dan bertempat tinggal di wilayah rural atau urban. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel partisipan sebanyak 160 orang yang bertempat tinggal di wilayah urban dan rural. Peneliti mengukur pemilihan pasangan dengan cara melihat respon partisipan pada alat ukur pemilihan pasangan yang telah dikonstruksikan oleh peneliti, yaitu keinginan atau ketidakinginannya menjadikan perempuan pada gambar tersebut sebagai pasangannya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh body attractiveness perempuan yang signifikan terhadap pemilihan pasangan pada laki-laki dewasa muda di daerah rural dengan X2 (1, 80) = 0.045, p < 0.05, tetapi tidak pada laki-laki dewasa muda di daerah urban. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh body attractiveness perempuan terhadap pemilihan pasangan pada laki-laki.

This study examined the effects of female body attractiveness and males’ living area on males’ young adults mate choice. This study is an experimental study which is based on evolutionary psychology theory. To examine the effects of females’ body attractiveness on males’ young adults mate choice, researchcer gave a manipulation of body attractiveness by using a woman’s picture which showed a variation of body size characteristic, which is normal and not normal. Variation of body size characteristic has been got before in pilot study. Participants of this study are man who’s about 18 to 25 years old, heterosexual, not in a romantic relationship with someone, and living in urban or rural area.Total participants in this study are 160 subjects. Researcher examined males’ mate choice by asking the participants about their willingness to mate with woman who’s in the picture. The results of this study shows that there’s a significant influence between females’ body attractiveness and males’ young adults mate choice who’s living in rural area on chi square test X2 (1, 80) = 0.045, p < 0.05, but not on the males’ young adults mate choice who’s coming from urban area. Researcher still can’t conclude the interaction effect between female body attractiveness and the origin place of male on males’ young adults mate choice because of the limitation of statistical test analysis. Overall, this study shows that there’s a significant effect between female body attractiveness on males’ young adults mate choice.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogo Wibisono
"Untuk mendapatkan karakteristik sepeda motor yang sesuai dengan kebutuhan dapat dilakukan dengan cara modifikasi. Modifikasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan performa mesin dengan meningkatkan daya mesin dan mengurangi penggunaan bahan bakar. Merujuk pada skripsi sebelumnya, salah satu modifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penambahan LPG (Liquified Petroleum Gas) pada sistem pemasukan bahan bakar sepeda motor 4- langkah berbahan bakar premium (oktan 88). Penambahan LPG pada sistem bahan bakar mampu meningkatkan performa mesin, seperti yang terlihat pada hasil pengujian dengan alat dinamometer.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan melakukan pengujian dengan metode uji jalan berdasarkan SNI 09-4405-1997 (cara uji unjuk kerja jalan sepeda motor) dan SNI 09-1400-1995 (cara uji percepatan sepeda motor roda dua) juga membuktikan bahwa penambahan LPG mampu meningkatkan percepatan maupun mengurangi konsumsi bahan bakar bensin. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan hal tersebut dengan cara menggunakan sepeda motor uji yang lebih baru berbahan bakar pertamax (oktan 91) serta dilakukan perubahan mekanisme pencampuran antara LPG (propana 4,58% dan butana 83,14%) dan udara sebelum masuk ke dalam karburator dan melakukan pengujian jalan dengan mekanisme baru sesuai SNI.
Mekanisme sebelumnya menggunakan mekanisme campuran dengan venturi mixer yang mempunyai variasi 12, 16, dan 20 lubang menyilang. Saat ini akan dikembangkan dengan menggunakan metode pencampuran yang lebih baik menggunakan venturi mixer 12 lubang menyilang dengan berbagai variasi bentuk bluff body yang didapatkan dengan menggunakan software Cosmos Flow dan dengan penggunaan LPG (propana 10,6% dan butana 78,16%).
Tujuannya adalah untuk menciptakan campuran yang lebih homogen dibandingkan venturi mixer tanpa bluff body. Analisis yang dilakukan adalah dengan melakukan perbandingan antara daya mesin yang dihasilkan serta emisi sepeda motor tanpa penambahan LPG dengan penambahan LPG dengan menggunakan venturi mixer.
Perubahan ini membawa hasil yang lebih positif: pada venturi mixer 12 lubang menyilang dengan bluff body datar, daya mesin yang dihasilkan mampu ditingkatkan secara maksimal pada bukaan katup 270º. Secara umum, daya yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan tanpa penambahan LPG dengan konsumsi bahan bakar bensin yang lebih rendah dan konsentrasi gas buang yang lebih rendah.

One of alternative ways to obtain motorcycle characteristic that is appropriate with our necessity is modification. The purpose of modification is to increase engine performance. By referencing to the prior thesis, one of modification that can be done is by adding LPG (Liquified Petroleum Gas) to 4-stroke motorcycle fuel intake system with octane number fuel 88. LPG addition to combustion system can increase engine performance, as seen on the dynamometer testing.
The last research that is done by doing an experiment with road test method based on SNI road test also proves that LPG addition is able to increase acceleration as well as lower fuel consumption. Therefore, another research is done to optimize LPG addition using a new motorcycle with higher octane number fuel (octane 91) and by changing the mixing mechanism between LPG (propane 4,58% and butane 83,14 %) and air before flowing into carburetor and do another road test based on SNI with the new mechanism.
Previous mechanism is using mixing mechanism with venturi mixer with 12, 16, and 20 crossed-holes variation, now it will be developed with mixing method using venturi mixer 12 crossed-holes with bluff body variation and using LPG (Propane 10,6% and Butane 78,16%).
The purpose is to create a homogenous mix. Cosmos Flow is used to see the mixing flow. Analysis that is done is by making comparisons between the power of motorcycle and also the emission without LPG addition and with LPG addition by using venturi mixer.
This alteration makes a more positive effect: by using venturi mixer 12 crossed-holes with flat bluff body the power of motorcycle can be increased maximally when the valve open at 270º. Generally, the power of the motorcycle is bigger comparing with the usage without LPG addition with less consumption of gasoline use and less emission concentrate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50988
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kumar, Vikas
Jakarta: Gramedia, 2004
302.222 KUM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"Bahaya panas di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja pada pekerja. PT. Pindad (Persero) yang salah satu proses produksinya dilakukan pada temperatur tinggi yaitu di bagian peleburan logam mempunyai potensi untuk terjadinya tekanan panas dan dampak kesehatan akibat pajanan panas pada pekerja. Penelitian ini berjudul "Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pada pekerja yang terpajan panas (studi kasus di Departemen Cor Divisi Tampa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung tahun 2003)".
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi tekanan panas, peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pada pekerja yang terpajan panas khususnya di bagian peleburan. Di samping itu penelitian ini juga melihat keluhan yang bersifat subjektif yang dirasakan oleh pekerja yang terpajan oleh panas.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, dan keluhan subjektif yang diteliti adalah tekanan panas yang diperoleh dari analisis hasil pengukuran temperatur lingkungan, beban kerja, dan pola kerja serta beberapa faktor yang berkaitan dengan individu yaitu umur, aklimatisasi, indeks massa tubuh, dan jenis pakaian kerja.
Penelitian ini menggunakan disain kuasi eksperimen untuk melihat fenomena sebab akibat antara faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi yaitu tekanan panas, beban kerja, umur, aklimatisasi, indeks massa tubuh, dan jenis pakaian kerja sebagai penyebab dengan kejadian peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi sebagai akibat.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur temperatur lingkungan kerja, pengukuran kecepatan dan arah angin, pengukuran suhu tubuh dan denyut nadi pekerja sebelum dan sesudah bekerja di tempat panas, serta melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan indeks massa tubuh (!MT). Untuk mendapatkan gambaran beban kerja dilakukan pengamatan terhadap aktivitas responden dan beban kerja dihitung berdasarkan estimasi kalori yang dikeluarkan. Sedangkan untuk mendapatkan informasi tentang keluhan subjektif digunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa di lingkungan kerja terdapat 2 area yang mempunyai suhu yang tinggi yaitu di area tungku peleburan dan di area penuangan ke cetakan. Lingkungan kerja tidak dilengkapi dengan sistem ventilasi yang memadai serta kecepatan aliran udara di dalam ruangan atau tempat kerja sangat rendah yaitu hanya berkisar 0,0 -- 0,4 meter per detik. Sebagian besar responden mempunyai beban kerja yang berat dan indeks massa tubuh normal. Semua responden termasuk dalam kategori umur yang sama yaitu 30 tahun dan teraklimatisasi.
Setelah dilakukan analisis data, ternyata tidak terjadi pajanan panas yang melebihi nilai ambang batas. Namun dari hasil pengukuran suhu tubuh dan denyut nadi antara sebelum bekerja dan setelah bekerja di area yang terpajan panas, ditemukan 17,6% responden mengalami peningkatan suhu tubuh dan 41,2% mengalami peningkatan denyut nadi. Peningkatan suhu tubuh yang terjadi ternyata tidak melebihi batas suhu tubuh normal yaitu 38°C. Peningkatan suhu tubuh hanya terjadi pada pekerja yang mempunyai beban kerja yang berat. Sedangkan pada kejadian peningkatan denyut nadi, ternyata dari 41,2% yang mengalami peningkatan denyut nadi ternyata ada 2 responden yang denyut nadinya setelah bekerja di tempat panas melebihi 110 denyut per menit. Sedangkan hasil penelitian tentang respon subjektif responden terhadap pajanan panas, ternyata 63,6% responden merasa terganggu oleh pajanan panas di tempat kerja. Keluhan subjektif yang umumnya dirasakan oleh seluruh responden adalah merasa haus, kulit terasa panas, dan banyak berkeringat. Sedangkan yang sedikit dikeluhkan oleh pekerja adala keram pada otot tangan dan kaki.
Analisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pekerja ternyata tidak terlihat adanya hubungan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kondisi lingkungan yang memang tidak menimbulkan terjadinya tekanan panas pada pekerja, serta populasi pekerja yang kecil, sehingga dengan adanya replikasi pengukuran tidak memberikan variasi yang besar terhadap karakteristik individu.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengukuran temperatur lingkungan kerja diketahui bahwa indeks WBGT rata-rata lingkungan kerja belum melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan TLV-ACGIH karena pajanan yang terjadi dalam waktu yang singkat. Proses kerja yang ada ternyata memberikan perlindungan pada pekerja dan terhindar dari pajanan panas yang berlebihan sehingga hal ini harus tetap dipertahankan. Bagi peneliti lain yang ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pada pekerja yang terpajan panas, perlu mempertimbangkan adanya populasi kontrol. Sedangkan bagi institusi pemerintah perlu adanya upaya untuk mempertimbangkan standar tekanan panas yang sesuai dengan fisiologis dan kondisi lingkungan kerja di Indonesia.

Heat hazard at the workplace is a factor that can cause health nuisance and occupational disease on workers. PT Pindad, which one of its production process i.e. melting unit is carried out under high temperature, has a potential chance to lead heat stress and escort the workers' health as the effect of heat exposure. The theme of this research is 'Factors that Affect The Increasing of Body Core Temperature and Heart Rate on Workers Exposed by Heat (Case Study at Cor Department, Temp and Cor Division PT Pindad (Persero), Bandung 2003).
The objectives of this research are to discover heat stress condition, increasing of body core and heart rate on the workers exposed by heat at the melting unit. Furthermore, this research is also trying to observe subjective sighs suffered by the workers.
Factors related to the increasing of body core temperature, heart rate, and subjective sighs are heat stress obtained from analysis of the environment temperature measurement, workload, and work rest regimen, along with some individual factors such as age, acclimatization, body mass index, and clothing.
The research design is a quasi experiment to examine cause-effect phenomena between factors that affect the increasing of body core temperature and heart rate such as heat stress, workload, age, acclimatization, body mass index, and clothing as the causes and the increasing of the body core temperature and heart rate as the effects. Moreover, respondents' response about the subjective sighs as the impact of heat exposure during working is observed as well.
The data was collected by measuring the working environment temperature, the wind direction and velocity, the workers' body temperature and heart rate before and after activities in hot environment, and the workers' height and weight to gain body mass index. Workload was calculated by observing the workers' activities based on NIOSH estimation table. Questioners were spread out in order to attain information of the subjective sighs.
The result of the research discovers that there are two areas, which have high temperature: melting and pouring areas. Working environment has poor ventilation system and the air velocity in the workplace is quite low, only 0.0 -- 0.4 meter per second. Most of the respondents have workload, and normal body mass index. All respondents are in the similar age i.e. > 30 years old and acclimatized.
After accomplishing data analysis, heat stress doesn't exist. However, 17:6% respondents have increasing body core temperature, and 41.2% have increasing heart rate. The increasing of the body core temperature is not more than 38° C. It seems to happen to the workers who have heavy workload. Only 2 respondents of the 41.2% whose heart rate are above 110 beat per minute. On the research of the respondents' subjective response toward heat exposure, 63.6% respondents are disturbed. In general, all respondents whine about thirst, burning skin, and sweat. Lesser sighs are concerning on arm and feet muscles cramp.
The research also reveals that there is no connection between factors, which affect the increasing of body core temperature and the worker's heart rate such as heat stress, workload, age, acclimatization, body mass index, and clothing. Several things cause this condition, for instance environment condition that doesn't encourage heat stress on the workers, and small worker population. These causes do not provide an assorted variation on individual characteristics when replicate measurement done.
The result of the environment temperature measurement notifies that the average of the workplace WBGT index is not over than threshold limit value permitted by TLVACGIH since the exposure happens in short time. Working process provides protection for the workers so that they are avoided from over heat exposure. This condition indeed needs to be sustained. For other researchers interested in factors that affect the increasing of the body core temperature and heart rate on workers exposed by heat should put control population into consideration. In addition, Government institution should have efforts to appraise heat exposure standard that is suitable with physiologic and workplace condition in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>