Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satyani Maria Ratni
"Lipstik adalah sediaan kosmetika yang dibubuhi zat warna, dalam hal ini yang berperan adalah warna lipstik, untuk memberikan warna dan bentuk yang menarik pada bibir. Banyak lipstik yang beredar diduga mengandung zat warna terlarang maupun zat warna dengan kadar melebihi . batas yang ditetapkan. Pada penelitian ini akan diperiksa zat warna tersebut secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan metode gabungan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)- Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Lipstik digoreskan secara langsung pada lempeng KLT Silica gel 60 (tanpa indikator fluore sensi). Minyak-minyak, malam-malam serta zat warna Permaton Red dan Permanent Orange dipisahkan dengan pengembangan berulang-ulang menggunakan diklormetan (pelarut KLTA). Pita-pita zat warna di bawah malam-malam dan minyak-minyak dikikis dari lempeng dan dilarutkan dalam diklormetan. Zat warna Tetrabromofluorescein dan Rhodamine B Stearate yang tersisa pada garis dasar dikembangkan menggunakan pelarut KLTB yaitu campuran etilasetat ammonia-air (3:7):metanol (15:3:3). Pita-pita zat warna dan garis dasar dikikis dari lempeng dan dilarutkan dalam campuran metanol-0,01 M TBAH-asam asetat (70:29:1). KCKT dilakukan pada kolom Spherisorb-ODS (30 em x 4,6 mm) dengan kecepatan aliran 1,0 ml/menit ; attenuasi, 2; dan kecepatan kertas, 5 mm/menit. Permaton Red dan Permanent Orange dapat dianalisis menggunakan campuran metanol-air-asam asetat (89 :10:1 ) sebagai fase gerak dan di deteksi pada 405 nm sedang Rhodamine B Stearate dan Tetrabromofluorescein dapat dianalisis menggunakan campuran metanol-0,01 M TBAH pH 3,5 (yang diperoleh dengan penambahan asam fosf at)-asam asetat (70:29:1) sebagai fase gerak dan dideteksi pada 546 nm. Dari penelitian ini diperoleh bahwa lipstik berwarna jingga kemerahan tidak mengandung Permanent Orange dan Permaton Red ; lipstik berwarna merah muda keu nguan tidak mengandung Rhodamine B Stearate dan Tetrabromofluorescein."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S32007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Sukarno
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S31890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Naser
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S31928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dyah Utami S.A.
"Zat warna yang ditambahkan ke dalam makanan dengan tujuan membuat makanan tersebut menjadi lebih menarik tidak semuanya aman untuk dikonsum-si. Secara teoritis dan berdasarkan percobaan diketahui bahwa zat warna sintetik golongan azo dapat menimbulkan kanker. Karena metabolitnya yaitu amin aro-matis primer bersifat karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis zat warna yang ada pada makanan berwarna merah, kuning dan jingga. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan serat bulu domba. Identifikasi senyawa azo di-lakukan dengan merefluks larutan hasil ekstraksi menggunakan serbuk seng hingga senyawa azo tereduksi. Penambahan pereaksi p-DAB HCl membuktikan terdapatnya gugus amin aromatis primer yang menunjukkan adanya senyawa azo. Nilai Rf hasil kromatografi kertas menunjukkan bahwa zat warna azo pada sampel saos cabai adalah Ponceau 4R dan Sunset Yellow FCF, sedangkan pada sampel kerupuk merah dan kerupuk jingga adalah Sudan I. Penentuan kadar Ponceau 4R dan Sunset Yellow FCF pada saos cabai dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan metode analisis multikomponen, hasilnya menunjukkan kadar Ponceau 4R sebesar 0,00378 dan Sunset Yellow sebesar 0,0218 %."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Indriati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suardi Akhmad
"Saos tomat adalah penyedap makanan dan banyak dinikmati dipasaran dan penjual makanan keliling dengan warna yang bervariasi yaitu rnerah, rnerah jingga dan merah tua/violet.
Telah dilakukan penelitian terhadap zat wa.rna yang di tarnba.hkan dalarn 22 jenis saos tomat yang beredar dise kitar Jakarta (16 jenis tidak terdaftar dan 6 jenis terdaftar), menggunakan rnetode khromatografi kertas dengan 3 pelarut dan reaksi warna.
Hasil dari penelitian ditemukan zat warna Carmoisin dan warna jingga pada 17 jenis saos tomat yang tidak terdaf tar, zat warna mi tidak diizinkan untuk makanan berdasarkan Permenkes Lo.235 tahun 1979.
Zat warna Ponceau 4R, Arnaran dan Sunset Yellow FCF rnrupakan zat warna berizin, diteniukan dalarn 4 merek saos tomat dan satu jenis saos tomat tidak ditemukan adanya penarnbahan zat warna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Djajalaksana
"Telah dilakukukan penelitian untuk mengidentifikasi zat warna sintetis larut dalaxn air yang beredar di Jakarta. Penelitian meliputi pembuatan pola kromatografi dengan 3 eluen yang berbeda polaritasnya , spektrurn peresapan cahaya tampak. dan spektrum peresapan inframerah.
Pola kromatografi yang diperoleh dapat d.ipakai untuk identifikasi zat warna sintetis larut dalain air dan spektruin peresapan cahaya tampak dapat dipakai untuk melengkapi pola kromatografi zat warna tunggal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Rike
"Zat warna tekstil (reactive dan azo) merupakan zat warna yang banyak digunakan untuk perwarnaan tekstil. Reaktive Red dan Acid Orange 7 merupakan salah satu zat warna yang banyak digunakan dalam industri tekstil. Salah satu contoh pencemaran air, terjadi karena buangan dari limbah pabrik tekstil.
Pada penelitian ini percobaan untuk mengurangi limbah zat warna Reaktive Red dan Acid Orange 7 dengan menggunakan metode fotokatalitik dengan TiO2 yang dimmobilisasi pada dinding bagian dalam kolom gelas. Hasil penelitian dengan metode ini didapatkan kondisi optimum. Kondisi optimum yang didapat pada zat warna Reaktive Red adalah lima kali pelapisan katalis TiO2 pada dinding bagian dalam kolom gelas, konsentrasi zat warna Reaktive Red 10 ppm, pada pH 3,0 dengan waktu Radiasi 240 menit.
Hasil degradasi Reaktive Red berkisar 99,88%. Kondisi optimum yang didapatkan pada zat warna Acid Orange 7 adalah lima kali pelapisan katalis TiO2 pada dinding bagian dalam kolom gelas, konsentrasi zat warna 10 ppm, pada pH 2,5 dengan waktu Radiasi 270 menit. Hasil degradasi Acid Orange 7 berkisar 92,08%. Dari kedua hasil zat warna diatas bahwa zat warna Reaktive Red lebih cepat dan lebih besar terdegradasi dari pada zat warna Acid Orange."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Umar
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S31965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Septiani
"Zat warna yang ditambahkan pada makanan harus aman bagi kesehatan konsumen. Terasi sebenarnya memiliki warna asli hitam-coklat, namun agar lebih menarik terkadang ditambah zat warna, sehingga menjadi kemerahan. Zat warna merah yang ditambahkan ke dalam terasi tersebut tidak semuanya aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zat warna merah sintetik yang ada pada terasi, apakah mengandung zat warna merah sintetik yang dilarang atau tidak. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan serat bulu domba. Ekstrak yang diperoleh diidentifikasi dengan reaksi warna dan kromatografi kertas lalu ditentukan kadarnya secara spektrofotometri UV-Vis. Hasil ekstraksi dengan menggunakan serat bulu domba terhadap enam sampel terasi menunjukkan bahwa seluruhnya mengandung zat warna sintetik. Nilai Rf hasil kromatografi kertas menunjukkan bahwa zat warna merah pada tiga sampel terasi diantaranya adalah Rodamin B, sedangkan tiga sampel terasi lainnya belum teridentifikasi. Oleh karena Rodamin B merupakan zat warna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam makanan, maka tidak perlu dilakukan penentuan kadarnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>