Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Meilani Kumala
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Survai Kesehatan Rumah Tangga 1992, menunjukkan angka kematian penyakit kardiovaskular di Indonesia telah menduduki urutan pertama. Platelet mempunyai peranan dalam terbentuknya aterosklerosis yang merupakan penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular. Asupan asam lemak tak jenuh w-3 dalam makanan sehari-hari dapat mempengaruhi fungsi platelet yang meliputi menurunkan agregasi platelet dan pembentukan Tromboksan A2 (TXA2). Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh suplementasi asam lemak tak jenuh w-3 terhadap agregasi platelet dan TXA2 pada orang sehat. Penelitian dilakukan tehadap 11 orang laki-laki sehat, berusia 30-55 tahun dan tidak merokok.
Penelitian dilakukan dalam 3 periode yaitu periode pengamatan, periode suplementasi dan periode setelah suplementasi dengan masing-masing periode 21 hari lamanya. Dalam periode suplementasi, setiap subjek penelitian tiap hari mendapat 6 kapsul w-3 yang setara dengan 6 gram asam lemak tak jenuh w-3 dan mengandung 1080 mg EPA dan 720 mg DHA. Pada setiap awal periode dan pada akhir penelitian dilakukan pemeriksaan agregasi platelet dan TX A2. Pada saat yang lama juga dilakukan analisis asupan makanan.
Hasil dan Kesimpulan : Nilai rata-rata agregasi platelet pada awal periode pengamatan, awal periode suplementasi, hari pertama dan hari ke 22 periode setelah suplementasi berturut-turut adalah 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 dan 61,12 ± 7,8. Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada awal periode suplementasi dengan awal periode pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada hari pertama periode setelah suplementasi dengan awal periode suplementasi dan pada hari ke 22 dengan hari pertama periode setelah suplementasi ternyata terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asam lemak tak jenuh w-3 dapat menurunkan agregasi platelet pada orang sehat. Data kadar TXA2 dalam penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan lengkap pada ke tiga periode. Hanya tiga data kadar TXA yang lengkap diperoleh dari ke tiga periode tersebut oleh karena itu, tidak dapat dilakukan analisis statistik terhadap kadar TXA2. Dengan demikian pengaruh asam lemak tak jenuh terhadap pembentukan TXA2 dalam penelitian ini belum dapat disimpulkan.

Scope and Method of Study : Household survey 1992, showed mortality rate of cardiovascular disease in Indonesia has become the highest. Platelets have a role in atherosclerosis formation leading to cardiovascular disease. Dietary intake of w-3 polyunsaturated fatty acids can influence platelet function including the decrease of platelet aggregation and thromboxane A2 (TXA2) formation. The purpose of this study is to evaluate the effect of w-3 polyunsaturated fatty acids supplementation on platelet aggregation and TXA2 in healthy men. The subjects were 11 healthy men, 30 - 55 years of age and non smokers.
The study conducted in three periods ; the run in period, the supplementation period and the post supplementation period, which each of lasted 21 days. During the supplementation period, each subject was administered 6 omega-3 capsules which equal 6 grams of w-3 polyunsaturated fatty acids and containing 1080 mg EPA and 720 mg DHA. Platelet aggregation and TXA2 measurement were conducted at the beginning of each period and the end of the study. At the corresponding points of time dietary intake analysis were also carried out.
Findings and Conclusions : The mean value of platelet aggregation at the beginning of the run in period, the beginning of supplementation period, the first and the twenty second day of the post supplementation period were 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 and 61,12 ± 7,82, respectively. T test dependent statistical analysis on platelet aggregation in the beginning of supplementation period against at the beginning of the run in period showed no significant change (p>0,05). T test dependent statistical analysis on platelet. aggregation at the first day of post supplementation period against at the beginning of supplementation period also at the twenty second day against the first day of the post supplementation period showed that there were significant change (p<0,05).
It can be concluded that in healthy men supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids decreased platelet aggregation. Data of TXA2 levels in this study could not be completely obtained from all the three periods. Since only three datas of TXA2 could be obtained completely, no statistical analysis could be made. The effect of supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids on TXA2 formation in this study is still inconclusive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monalita Meryda
"
ABSTRAK
Asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) sebagai hasil isolasi minyak ikan banyak dijual dalam bentuk sediaan kapsul lunak {soft capsule) sebagai makanan tambahan (foodsupplement).
Radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan kanker. Antioksidan dapat mencegah teroksidasinya sel tubuh oleh radikal bebas. EPA dan DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang mempunyai lima dan enam ikatan rangkap. Banyaknya ikatan rangkap ini menyebabkan EPA dan DHA digunakan sebagai antioksidan, karena EPA dan DHA lebih dulu teroksidasi dibanding substrat yang dilindungmya.
Dalam penelitian ini, digunakan metode konjugasi diena, dimana daya anti oksidan campuran EPA dan DHA dengan perbandingan 3:2 ditentukan berdasarkan kemampuan menghambat oksidasi asam lemak tak jenuh, yaitu minyak jagung, serta metode serimetri untuk mengetahui kemampuan campuran EPA dan DHA mereduksi serium (IV) amonium sulfat.
Hasil yang diperoleh dari metode konjugasi diena menunjukkan daya hambat pembentukan hidroperoksida dalam minyak jagung adalah negatif karena menunjukkan efek prooksidan. Hal ini disebabkan EPA dan DHA mengalami proses autooksidasi dan reaksi ini bersifat katalis bagi oksidasi minyak jagung. Berbeda dengan metode konjugasi diena, metode serimetri menunjukkan kemampuan mereduksi serium (IV) amonium sulfat sebanyak 4,17 + 0,04 mek/gram campuran & EPA dan DHA.
"
1997
S32033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaiti Marsas Prilitasari
"
Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman palma dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri, salah satunya adalah Susu Kental Manis produksi PT. Indomilk. Proses oksidasi menyebabkan minyak atau lemak mudah mengalami kerusakan sehingga dapat menurunkan nilai gizi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang mampu menghambat proses oksidasi dan meningkatkan kestabilan minyak nabati. Pada praktik kerja lapangan ini dilakukan analisis bilangan peroksida dan asam lemak bebas. Percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh vitamin E dengan beberapa konsentrasi dalam minyak kelapa sawit. Berdasarkan hasil percobaan saat hari ke-1 diperoleh nilai yang memenuhi spesifikasi minyak kelapa sawit, yakni bilangan peroksida sebesar 0 meq/kg dan kandungan asam lemak bebas < 0,08 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dapat dijadikan bahan baku penambah lemak. Pada hari ke-15, bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0379meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0196 meq/kg sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,0794 meq/kg, 0,0588 meq/kg, 0,0398 meq/kg, 0,0195meq/kg. Pada hari ke-15, asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0859 %, 0,0843 %, 0,0732 %, 0,0594 %. Sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,01867 %, 0,0956 %, 0,0879 %, 0,0681 %. Hasil penentuan perubahan bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-10 (0,0187 meq/kg), hari ke-11 (0,0196 meq/kg), hari ke-12 (0,0196 meq/kg), dan hari ke-15 (0,0196 meq/kg). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-8 (0,0194meq/kg), hari ke-11 (0,0196meq/kg), hari ke-11 (0,0193 meq/kg), dan hari ke-12 (0,0195 meq/kg). Pada penentuan asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm,10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diluar spesifikasi pada hari ke-12 (0,0802 %), hari ke-15 (0,0843 %), hari ke-17 (0,0852%), dan hari ke-18 (0,0855%). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diatas nilai spesifikasi yang telah ditetapkan pada hari ke-8 (0,1361 %), hari ke-12 (0,0842 %), hari ke-15 (0,0879 %), hari ke-17 (0,0910 %). Dapat disimpulkan bahwa penambahan antioksidan dapat mempengaruhi perubahan bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak yang telah diproses."
2008
TA1687
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Irawati Soeria Santoso
"Angiogenesis dalam keadaan normal mempunyai peranan antara lain dalam pertumbuhan dan penyembuhan jaringan. Beberapa zat dapat mempengaruhi proses angiogenesis. Zat yang dapat merangsang keaktifan angiogenesis dapat dipakai untuk merangsang pertumbuhan atau penyembuhan jaringan. Sebaliknya, zat yang dapat menekan proses angiogenesis dapat dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel tumor. Zat antioksidan dapat menghambat kerusakan jaringan dengan menghambat pembentukan gugus radikal bebas yang berlebihan. Beberapa vitamin seperti vitamin A (beta karoten), vitamin C (asam askorbat) dan vitamin E (alfa tokoferol) mempunyai sifat sebagai antioksidan. Yang menjadi permasalahan ialah apakah vitamin A, vitamin E dan vitamin C mempunyai efek terhadap keaktifan angiogenik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin A, vitamin C dan vitamin E yang mempunyai sifat antioksidan terhadap keaktifan angiogenik. Pada penelitian ini dipergunakan jaringan endometrium dari tikus putih (W Ct star) pada kehamilan hari ke 5. Saringan endometrium dari setiap tikus dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok 1 direndam dalam RPMI 1640 + vitamin A, kelompok 2 direndam dalam RPMI 1540+ vitamin C dan kelompok 3 dengan RPMI 1640 + vitamin E. Kelompok 4 sebagai kontrol, jaringan direndam dalam RPMI 1640. Semua jaringan diinkubasi pada suhu 37 derajat C , 5 % C02 selama 60 menit. Pemeriksaan angiogenesis dilakukan dengan metoda Folkman. Eksplan jaringan endometrium yang dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 500 um , ditempatkan dalam matriks gel kolagen 3 dimensi yang berisi sel endotel (HUVEC) dalam media NCTC dan FCS. Eksplan tersebut dikultur selama 96 jam. Potensi angiogenik endometrium diukur dengan derajat migrasi sel endotel menuju jaringan yang ditanam ( skor 0 - 4 ). Skor aktifitas angiogenik adalah Mode dari skor angiogenik eksplan yang ditanam pada setiap cawan kultur. Untuk mengetahui perbedaan skor angiogenik setiap kelompok digunakan analisa dengan Chi-squared test dengan p t 0.05 dan derajat kebebasan (k-1)(b-1). Telah diperiksa aktivitas angiogenik 17 tikus. Dibandingkan dengan kontrol, maka pemberian vitamin A, vitamin C dan vitamin E memberikan skor aktivitas angiogenik yang lebih baik. Namun perbedaan ini tidak bermakna. Skor aktivitas angiogenik pada pemberian vitamin A dan C adalah 1 sedangkan vitamin E mendekati 1 dan pada kontrol lebih rendah sedikit dari pemberian vitamin E. Semula diduga bahwa vitamin A akan menekan proses angiogenesis namun dalam penelitian ini pemberian vitamin A memberikan hasil meningkatkan skor aktivitas angiogenesis. Mungkin hal ini disebabkan oleh dosis vitamin yang diberikan dan sifat vitamin A yang dapat menghambat pertumbuhan sel endotel (retinol babas) dan merangsang pertumbuhan sel (beta karoten dan retinol yang berikatan dengan protein -karier). Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini ialah vitamin yang mempunyai sifat sebagai antioksidan walaupun tidak bermakna namun dapat memperbaiki skor angiogenesis dan mungkin dapat dikembangkan sebagai terapi tambahan disamping terapi konvensional pada beberapa penyakit di klinik.

Angiogenesis is an important physiologic process, which plays an essential role in normal tissue growth or repair. Several substances have been known to modulate angiogenic activity and can therefore be used either to stimulate or inhibit angiogenesis. Antioxydants are known to check tissue injury by inhibiting the formation of free radicals. vitamins A (beta carotene), C (ascorbic acid.), and E (alpha tacopherol) have antioxydant properties. The problem is to determine if these vitamins can also affect angiogei is activity. The purpose of this study is to investigate whether the antioxydant properties of vitamins A, C, and E can affect angiogenesis. Endometrial tissue samples were obtained from white rats (Wistar) on the fifth day of pregnancy. Samples from each rat were divided into 4 portions. The first portion was put into a solution of RPMI 1640 and vitamin A, the second into RPMI 1640 and vitamin C, and the third into RPMI 1640 and vitamin E. The last portion, as control, was put into a solution containing only RPMI 1640. All portions.were incubated at 37°C with 5% C02 for 60 minutes. Angiogenic assay followed the Folkman method. Explants from endometrial tissue were finely chopped into pieces smaller than 500 um and placed in a 3 dimensional collagen gel matrix containing endothelial cells (HUVEC) in NCTC and FCS media. the explants were cultured for 96 hours. Endometrial angiogenic potential were quantified by the degree of endothelial cell migration towards the explants, with a possible score of 0 - 4. The angiogenic activity score is the mode of the explant angiogenic score in each culture dish. Statistical analysis by using the chi-squared test with p<0.OOF. and a degree of freedom of (k-l) (b-1) was used to determine the difference in angiogenic score of each portion. The angiogenic activity of samples from 17'female white rats was evaluated. Vitamins A, C, and E was found to produce a higher score when compared to control. The difference was however not statistically significant. In samples given vitamins A and C the score was 1, while in samples with vitamin E the score was slightly less than 1. The score in the control batch was a little bit less than the vitamin E score. It was thought that vitamin A will inhibit angiogenesis, but this study showed that vitamin A enhanced angiogenic activity. This is probably caused by incorrect dosage, or the characteristics of vitamin A itself. Free retinal has been known to inhibit endothelial cell growth, while beta carotene and retinal bound to protein carriers may stimulate cell growth. From this study it can be concluded that vitamins with antioxydant properties can slightly increase angiogenic scores, and may be developed into an adjuvant tc conventional clinical therapy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Niawati
"Aspergillus oryzae dilakukan kultivasi pada medium limbah berupa onggok dan ampas tahu dengan menggunakan metode submerged fermentation dan ekstraksi sonikasi dengan pelarut etanol untuk menghasilkan asam lemak tak jenuh. Ekstraksi etanol merupakan salah satu ekstraksi yang aman, sehingga asam lemak yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat diaplikasikan pada industri pangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu optimum dalam produksi asam lemak tak jenuh berada pada suhu 300C dengan menghasilkan 65,88 % asam lemak tak jenuh terdiri dari 1,28% MUFA dan 64,6 % PUFA, serta pH 4 menghasilkan asam lemak tak jenuh tertinggi sebesar 54,44% dengan 1,84% MUFA dan 52,6% PU.

Aspergillus oryzae is cultivated in medium based on onggok and tofu?s solid waste by using submerged fermentation and extraction of sonication with ethanol solvent to produce unsaturated fatty acid. Ethanol extraction is one of the safe extraction methods, so the fatty acid can be applied to the food industry.
The result showed the optimum incubation temperature in the production of unsaturated fatty acid at 300C with 65.88% unsaturated fatty acids that consist of 1.28% MUFA and 64.6% PUFA. And also pH 4 result the highest unsaturated fatty acid of 54.44 with 1.84% MUFA and 52.6% PUFA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Hafizh
"Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia termasuk di Indonesia. Risiko terserang penyakit ini pun cukup tinggi pada masyarakat bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit kardiovaskuler dapat dicegah dengan mengkonsumsi asam lemak tak jenuh yang berasal dari minyak ikan. Namun, ketersediaan ikan dan juga kualitas perairan Indonesia yang belakangan ini terpapar pencemar menjadi salah satu tantangan terbesar.
Dari masalah tersebut, diperlukan sumber alternatif asam lemak tak jenuh yang dapat memproduksi lipid dalam jumlah besar, tidak membutuhkan lahan yang luas, dan ekonomis. Terdapat berbagai jenis mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai sumber alternatif asam lemak.
Pada penelitian ini akan digunakan mikroorganisme kapang jenis Rhizopus oligosporus. Kapang digunakan dalam penelitian ini sebab memiliki berbagai keuntungan seperti lebih mudah dalam penanganan, dapat tumbuh dalam pH rendah serta dapat mendegradasi sumber karbon yang kompleks. Penelitian menggunakan metode fermentasi terendam dengan strategi temperature shift dengan variasi konsentrasi glukosa dan laju agitasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh yang didapat dalam kondisi optimum baik dari konsentrasi glukosa 100 g L maupun laju agitasi 120 rpm sebesar 41,77 pada MUFA dan 13,41 pada PUFA dan diperoleh pula asam oleat dan linoleat tertinggi berturut-turut sebesar 41,06 dan 13,41.

Cardiovascular disease is one of the biggest killing disease in the world especially in Indonesia. The percentage risk of stricken by this disease is so high in community and even causing death. This risk is actually can be prevent with dietary consume of unsaturated fatty acid that often found in fish oil. However, the fish availability and the quality of Indonesias ocean that nowadays polluted becomes the biggest threat.
With the problem above, the alternative sources of omega 3 and omega 6 are needed whereas the source must be able to produce lipid in large number without taking a large amount of land and also economic. There are several kind of microorganism that can be use as an alternative source of fatty acid.
In this research, Rhizopus oligosporus is used as fungi microorganism. Mold is used in this research, because it has a lot of advantages such as ease to handle, easily grow in low pH and able to degradate more complex carbon sources. In this research, the fermentation is processed with submerged fermentation with temperature shift strategy with variation of glucose concentration and agitation rate.
The results showed that the unsaturated fatty acid content obtained in the optimum conditions both from the glucose concentration of 100 g/L and agitation rate of 120 rpm are 41.77 in MUFA and 13.41 in PUFA and the highest highest oleic and linoleic acids were also obtained at 41.06 and 13.41.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Hakim Dirgantara
"Latar Belakang: Ketika prosedur restorasi, kekuatan ikatan restorasi adhesif pada struktur gigi berkurang setelah prosedur perawatan intrakoronal bleaching.. Sementara itu, Antioksidan buatan merupakan zat yang menghambat oksidasi radikal bebas karena antioksidan buatan mempunyai stabilitas lebih tinggi terutama vitamin C dan E. Uji kekuatan ikat geser dapat menilai kekuatan pengikatan sistem bonding ke permukaan dentin gigi secara optimal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekuatan ikat geser dentin pascableaching intrakoronal yang ditumpat resin komposit yang bermakna tanpa dan dengan waktu tunggu 7 hari, dengan aplikasi antioksidan vitamin C dan vitamin E. Metode: Sampel 36 dentin gigi premolar non-vital digunakan pada penelitian ini. Setiap sampel permukaan dentin dihaluskan dengan silikon 600 grit kertas (SiC). Lalu dilakukan perawatan bleaching intrakoronal diaplikasikan ke seluruh spesimen dan dibagi menjadi empat kelompok. Spesimen dentin disiapkan tanpa waktu tunggu yang dinyatakan oleh kelompok satu, spesimen dentin disiapkan dengan waktu tunggu tujuh hari yang dinyatakan oleh kelompok dua, spesimen dentin disiapkan dengan aplikasi antioksidan vitamin C yang dinyatakan oleh kelompok tiga dan spesimen dentin disiapkan dengan aplikasi antioksidan vitamin E yang dinyatakan oleh kelompok empat. Reflectys Universal Restorative Composite Resin Nanohybrid Gen 8 th digunakan dalam penelitian ini dalam penumpatan resin komposit. Setelah itu, Seluruh spesimen disimpan dalam air saline steril selama 24 jam pada suhu 37°C. Seluruh spesimen diuji dan dicatat nilai kekuatan ikat geser (MPa) dengan menggunakan alat uji Universal Testing Machine. Hasil: terdapat perbedaan yang bermakna kekuatan ikatan geser dentin pascableaching intrakoronal yang ditumpat resin komposit antara kelompok perlakuan yang signifikan secara statistik. (p<0,05). Kesimpulan: Kekuatan ikat geser dentin pascableaching intrakoronal yang ditumpat resin komposit mengalami peningkatan signifikan setelah aplikasi antioksidan vitamin C dan E.

Background: When restoration procedures, the bond strength of the adhesive restoration to the tooth structure is reduced after the intracoronal bleaching treatment procedure. Meanwhile, synthetic antioxidants are substances that inhibit free radical oxidation because artificial antioxidants have higher stability, especially vitamins C and E. The shear bond strength test can optimally assess the strength of the bonding system to the tooth dentin surface. Objective: The aim of this study to determine the significant differences in shear bond strength of dentin after intracoronal bleaching of composite resin without and with a waiting time of 7 days, with the application of antioxidants vitamin C and vitamin E. Methodes: Samples of 36 non-vital premolar dentin were used in this study. Then the dentin surface samples were smoothed with 600 grit (SiC). After that, Intrakoronal Bleaching was applied to all specimens and divided into four group. Specimens were prepared without the waiting time that represented by group one, Specimens were prepared with a waiting time of seven days that represented by group two, Specimens were prepared with the application of the antioxidant vitamin C that represented by group three and Specimens Dentin was prepared with the application of the antioxidant vitamin E that represented by the group four. Reflectys Universal Restorative Composite Resin Nanohybrid) were used in this study. After that, all specimens stored in sterile saline water for 24 hours at a temperature of 37°C. Then, all specimens were tested and the shear bond strength (MPa) value was recorded using the Universal Testing Machine. Results: There was a statistically significant difference in shear bond strength of dentin after intrakoronal bleaching on composite resin between treatment groups. (p<0.05). Conclusions: The shear bond strength of intracoronal post-bleaching dentin on composite resin increased significantly after the application of the antioxidant vitamin C and E."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>