Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titi Mulyani
"Jamu/obat tradisional adalah ramuan bahan alam yang biasa digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Kebiasaan mi dijadikan pemerintah sebagai aset yang hams dipertahankan dan dikembangkan dalam rangka pembangunan dibidang kesehatan.
Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tempat tinggal penduduk yakni wilayah pedesaan dan perkotaan dengan proporsi penggunaan jamulobat tradisional berdasarkan pembuatnya. Selain itu diteliti pula apakah ada perbedaan proporsi antara penduduk desa dan kota da!am menggunakan jamulobat tradisional secara keseluruhan.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis yang dilakukan terhadap data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS). Analisis data dilakukan' dengan menggunakan metode statistik uji Kai Kuadrat.
Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penduduk di wilayah pedesaan dengan di perkotaan dalam rnenggunakan jamu/obat tradisional baik yang dibuat sendiri, dibuat pabnik maupun yang dibuat oleh penjaja jamu gendong. Selain itu diketahui adanya perbedaan proporsi yang bermakna antara penduduk pedesaan dan perkotaan dalam menggunakan jamu/obat tradisional secara keseluruhan. Proporsi penduduk di wilayah pedesaan dalam menggunakan jamu/obat tradisional !ebih tinggi dibandingkan proporsi pada penduduk di wilayah perkotaan.

Jamu or traditional medicine are the composed herbs which are commonly used by Indonesian people. The government makes this habitual as an asset that have to be maintained and to be improved for the purpose of the health development. The aim of this research is to know whether there was an interrelation between rural and urban areas with the proportion ofjamu or traditional medicine consumption that made by its producer .Beside that it's necessary to be researched whether there was a difference of proportion between rural and urban people in the using of jamu/traditional medicine. This research used a descriptive analyzes to the seconder data that were got from the Bureau of Central Statistics (BPS). The data was analyzed statistically by tests of Chi Square. The results showed that there was a significant interrelation between the people who live in the rural and urban area in using of jamu or traditional medicine that produced by self, by factory, by other people and jamu/traditional medicine that retailed by the sales girl. Beside, there is a difference of proportion between rural and urban people in using all jamu/traditional medicine. The proportion of rural people is - higher than urbans."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kloppenburg-Versteegh, J.
Yogyakarta: C.D. R.S. Bethesda dan Andi Offset, 1988
633.88 KLO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Khojayanti
"Andrographis paniculata Ness telah dikembangkan penggunaannya untuk pengobatan tradisional dan membantu melawan penyakit panas, disentri, pembengkakan, diabetes, kanker, dan lain-lain. Ekstraksi solid-liquid dengan metode perkolasi dilakukan untuk mengekstraksi andrografolid dari daun dan batang sambiloto dengan menggunakan pelarut etanol. Proses ekstraksi dimodelkan berdasarkan karakter fisikokimia, dengan memperhitungkan difusi intrapartikel dan transfer massa di fasa fluida menggunakan program Comsol Multiphysics 5.1. Model divalidasi dengan data percobaan pada salah satu kondisi operasi. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh parameter operasi (kecepatan alir pelarut dan ukuran partikel). Kondisi optimal yang menghasilkan yield andrografolid paling besar adalah pada kecepatan alir pelarut 0,00446 m/s dengan jari-jari partikel 382,5.10-6 m.

Andrographis paniculata Ness has been extensively used for traditional medicine and help against fever, dysentry, inflammation, diabetes, cancer, etc. is one of the major comodities. Solid-liquid extraction using percolation method is performed from leaves and stem of Andrographis paniculata in ethanol solvent, in order to obtain andrographolide. Extraction process was modelled based on physicochemical characteristics, accounting for intraparticle diffusion and external mass transfers using Comsol Multiphysics 5.1. software. The model is compared with experimental data for one of operational condition. The simulation are done in order to study the influences of the operating parameters (solvent flow rate and particle size). The optimum yield of andrographolideobtain atsolvent flow rate 0,00446 m/s andradius ofparticle 382,5.10-6 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Silvy Sulistiosari
"Penelitian ini tennasuk dalam jenis penelitian cross sectional dengan mengambil 54 responden dari 62 orang dukun beranak. Sebagai responden pelengkap diambil ibu yang telah melahirkan dengan bantuan responden dan masih dalam masa nifas, jumlahnya 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri di rumah masing-masing responden menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Karakteristik dukun beranak diantaranya adalah umur 61-70 tahun, asal Pandeglang, telah menjadi dukun beranak selama 11-20 tahun; karakteristik ibu adalah umur 26-30 tahun, asal Pandeglang, dan jumlah anak 1-5 orang. Keluhan/masalah terbanyak setelah ibu melahirkan menurut dukun beranak adalah perut yang sakit/mulas, sedangkan menurut ibu adalah payudara yang bengkak dan nyeri. Obat tradisional banyak digimakan setelah ibu melahirkan, baik untuk perawatan maupun untuk mengatasi keluhan/masalah setelah melahirkan. Sebagjan besar obat tradisional tersebut sudah umum digunakan dan dijuiiipai dalam kehidupan sehari-hari, seperti kunyit, lempuyang, kencur, daun pepaya, dan daun sembung. Ibu yang telah menggunakan obat tradisional menyatakan telah merasakan khasiat obat tradisional (merasa lebih baik) dalam waktu kurang dari I hari (85,4%). Obat tradisional yang digunakan oleh ibu setelah melahirkan dapat dikatakan cepat membenkan efek dan tidak memilild efek samping berbahaya.

The main purpose of this research is to get informations about traditional medicines used after giving birth by midwives in Cimanuk subdistrict, Pandeglang. This research is included to cross-sectional research by taking 54 respondents from 62 midwives. Mother who has given birth by midwife's help and still in puerperium time (6 weeks after labouring) were taken as complementary respondents; the amount is 41 persons. Data collecting was conducted by the researcher herself at the house of every respondents using a questionaire which contains opened and closed questions. Characteristics of midwives are 61-70 years old, from Pandeglang, have been midwife for 11-20 years; charakteristics of post-partus mothers are 26-30 years old, from Pandeglang, and have 1-5 children. The majority complaints/problems suffered by mothers giving birth according to midwives is stomach ache and to post partus mothers is swollen and painfril breasts. There are many traditional medicines used by midwives to treat and solv the complaints/problems after giving birth. These traditional medicines are commonly f used and seen everyday, such as turmeris, galingale, lempuyang, sembung and papaya leaves. Post-partus mothers who have used the traditional medicines said that they had felt better already within less than a day (85,4%). Traditional medicine used by post-partus mothers could be determined as fest-efifecting medicines and relatively without dangerous side effects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BALITBANGKES, 2011
633.88 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. Departemen P dan K, 1990
615.882 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ulina Karo-karo
"Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) tidak hanya sebagai bumbu masakan dan obat, tetapi jika ditekuni dengan sepenuh hati akan memberi nilai kepuasan, bahkan sebagai penopang kehidupan. Penelitian kualitatif dengan metode ?Individual?s life history? pada satu keluarga yang telah memanfaatkan tanaman obat sejak lama di Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengalaman satu keluarga yang berhasil memanfaatkan tanaman obat keluarga sebagai sumber pendapatan keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan dan wawancara mendalam. Penelitian dilakukan pada periode Februari-April 2009. Informan adalah Mak Intan, dilengkapi dengan keterangan suami, anak, menantu dan orang lain yang mengenal Mak Intan. Analisis data dilakukan dengan teknik ?on going analysis?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan TOGA memerlukan pengetahuan, perjuangan untuk mengembangkan TOGA dan keinginan-keinginan. Pengetahuan diperoleh tidak hanya dari warisan keluarga dan membaca tetapi dapat ditingkatkan dengan adanya pujian dan jalinan kerja, baik dengan Dinas Kesehatan atau teman seprofesi. Perjuangan pengembangan TOGA dimulai dengan tahap jamu gendong, mengikuti pameran, dan pembuatan jamu instan. Pemanfaatan TOGA akan memberikan nilai ekonomis, nilai keindahan, dan nilai kepuasan."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
613 KESMAS 4:5 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hadanatul Fitri
"Sirih merupakan tanaman budidaya yang banyak digunakan oleh masyarakat salah satunya sebagai obat herbal tradisional. Sirih mempunyai beberapa jenis antara lain sirih hijau dan sirih merah yang sering digunakan oleh masyarakat. Sirih memiliki beberapa senyawa kimia salah satunya adalah flavonoid yang memiliki efek farmakologi seperti antioksidan, anti inflamasi, anti platelet, dan anti alergi. Sirih sebagai obat dapat digunakan langsung dalam bentuk daunnya, air rebusannya, atau dalam bentuk simplisia yang telah dikeringkan. Proses pengeringan yang termasuk proses pasca panen dapat menyebabkan perubahan bentuk pada simplisia dan menyebabkan terjadinya pemalsuan dan kesalahan identifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan farmakognostik dari daun sirih hijau (Piper betle L.) dan sirih merah (Piper cf. crocatum Ruiz & Pav.) yang mencakup perbandingan morfologi, makroskopik, mikroskopik, kandungan kimia, parameter lain, dan kadar flavonoid total. Parameter lain yang diuji antara lain kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar sari yang larut dalam air, dan kadar sari yang larut dalam etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara sirih hijau dan sirih merah dapat dibedakan secara makroskpis, mikroskopis, kandungan kimia, dan parameter lain yang diuji. Perbedaan lainnya juga dapat diketahui berdasarkan kadar flavonoid total yang terdapat pada sirih hijau dan sirih merah.

Betel leaf is a cultivation plant that used as traditional medicine by the society. Betel leaf has several species such as green betel leaf and red betel leaf that often used by the society. Betel leaf has several chemistry compounds. One of them is flavonoid which has pharmacological effect like antioxidant, antiinflammation, antiplatelet, and antiallergic. Betle leaf as medicine can be used directly in the leaf form, the decoction water, or in the simplisia form that has been dried. Drying process, one of after harvesting processes, can cause the transformation to the simplisia and cause the falsification and identification error.
This research aims to know about the pharmacognostical comparison of betel leaf (Piper betle L.) and red betel leaf (Piper cf. crocatum Ruiz & Pav.). The tests include morphology comparison, macroscopic, microscopic, phytochemical compounds, other parameters, and determination of total flavonoid. Other parameters that also tested are determination of ash, acid insoluble ash, water soluble extractive, and alcohol soluble extractive. The results show that between betel leaf and red betel leaf can be distinguished by macroscopic, microscopic, phyochemical compound, and other parameters. Another difference can be also identified by total flavonoid contents between these plants.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2007
581.6 WOR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2002
581.6 WOR w II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>