Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2000
S32241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Freadi Sabhara Irwanto
"Sejak dahulu teh dikenal sebagai minuman yang menyehatkan. Katekin, khususnya epigalokatekin galat, merupakan senyawa polifenol yang terkandung di dalam teh, belakangan ini banyak menarik perhatian karena kemampuan antioksidan dan antikarsinogeniknya. Kofein, sebagai senyawa alkaloid terbesar di dalam teh, memiliki efek stimulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar kofein dan epigalokatekin galat dalam teh hijau secara kromatografi cair kinerja tinggi. Sistem pemisahannya menggunakan kolom fase terbalik C18, fase gerak campuran air-asetonitril-metanol-etil asetat (89:8:1:2,v/v), serta kecepatan aliran 0,8 mL/menit. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan perolehan kembali. Dari 5 sampel yang diperiksa, semua sampel mengandung kofein dan epigalokatekin galat. Kandungan kofein dalam sampel kering (2,15 ± 0,02)% hingga (2,72 ± 0,04)%, sedang epigalokatekin galat (3,91 ± 0,01)% hingga (5,41 ± 0,08)%."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Elisa Tazar
"Sediaan obat asma di Indonesia mengandung teofilin sebagai zat berkhasiat. Selain itu, juga ditemukan zat berkhasiat lain seperti efadrin hidroklorida, bromheksin hidroklorida, gliseril guaikolat, klorfeniramin maleat, luminal, dan lain-lain. Karena sediaan obat asma ini mengandung lebih dari satu zat berkhasiat, maka sulit untuk menetapkan kadar kompone-komponen secara bersamaan tanpa pemisahan terlebih dahulu. Metode kroatografi lapisan tipis (KLT) dapat digunakan sebagai untuk memisahkan komponen zat berkhasiat yang terdapat dalam sirup obat asma.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh euleun yang tepat untuk memisahkan teofilin, efadrin hidroklorida, dan bromheksin hidroklorida serta menetapkan kadar tiap komponen tersebut secara spektrofotodensitometri. Untuk mencari eluen yang tepat digunakan sistem optimasi prisma.
Satu sample sirup obat asma telah ditetapkan kadar teofilin, efadrin, hidroklorida, dan bromheksin hidroklorida-nya secara spektofotodensitometri seteleh diekstrasi dan dipisahkan dengan KLT menggunakan eluen etanol-2-propanol- dioksidan-amonia dengan perbandingan 12;6;2;0;2.
Kadar tiga zat berkhasiat dalam sample yang diperiksa memenuhi syarat karena terletak antara 90%-110% dari kadar yang tertera pada etiket."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filinda Wijaya
"ABSTRAK
Merk dagang obat asma yang beredar di Indonesia sangat banyak, dan banyak di antaranya yang mengandung teofilin sebagai zat berkhasiatnya. Zat berkhasiat lain yang juga sering ditemui misalnya efedrin hidrokiorida, bromheksin hidroklorida, gliseril gualakolat, kiorfeniramin maleat, predinosolon, dan lain-lainnya. Umumnya sediaan obat asma ini mengandung lebih dan 1 zat berkhasiat, karena itu sulit untuk menetapkan kadar komponen-komponennya secara simultan tanpa pemisahan terlebih dulu. Untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam tablet obat asma digunakan kromatografi lapisan tipis. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh eluen yang tepat untuk memisahkan teofilin, bromheksin hidroklorida, dan efedrin hidroklorida, dan menetapkan kadar ketiga komponen tersebut secara spektrofotodensitometri. Untuk mencari eluen ini digunakan sistem optimasi prisma. Tiga sampel tablet asma telah ditetapkan kadar teofilin, bromheksin hidroklorida, dan efednin hidroklonidanya secara spektrofotodensitometri setelah dipisahkan dengan kromatografi lapisan tipis menggunakan eluen etanol - 2-propanol - dioksan - amonia dengan perbandingan 12:6:2:0,2. Kadar teofilin, bromheksin hidrokIorda, dan efedrin hidrokiorida pada ketiga sampel tersebut memenuhi syarat (90,0 % - 110,0 % dari kadar yang tertera pada etiket).
ABSTRACT
There are a lot of trademarks of asthmatic drugs in Indonesia , and many of them contain theophylline as the active ingredient. Other active ingredients usually found are ephedrine hydrochloride , bromhexine hydrochloride glyceryl guatacolate chlorpheniramine maleate prednisolone , and so on. Usually asthmatic druscontain more than 1 active ingredients , therefore simultaneous determination of the components without preceding separation is complicated. To separate the components of asthmatic drug tablet , thin layer chromatography is used. The purpose of this study are to obtain the most suitable mobile phase to separate theophylline bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride and to determine the quantities of the three components spectrophotodensitometrically. In order to search for this mobile phase , prisma optimization system is used. The quantities of theophylline , bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride in three samples of asthmatic drug tablets have been determined spectrophotcdensitornetrically after being separated with thin layer chromatography using mobile phase consisting of ethanol - 2-propanol - dioxan - ammonia (12:6:2:0,2). The quantities of theophylline , bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride in the three samples meet.. the requirement (90,0 % -110,0 % from the quantity written on the label)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agustina Tri Haryati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap analisis klorfeniramjna
maleat, parasetainol dan fenilpropanolamjna
hjdrok].orjda menggunakan kromatografj cair kinerja tinggi
(KCKT) dalam tablet influenza. Analisis dilakukan
Eenggunakan kolom Cj8 fase terbaljk dengan detektor UV
pada panjang gelombang 262 nm dan 362 nm, teperatur koloiz
350C, fase gerak metanol-aquabidest yang mengandung 0,01 H
KH2FO4 PH 3,5 (3:7) dengan kecepatan aliran 1 l/ienjt.
Klorfenjramjna maleat, parasetamol dan fenilpropanolaznjna
hidroklorjda dapat dipisahkan dengan baik.
HasH analisis terhadap empat tablet influenza
meriunjukkan bahwa kadar yang dipero].eh dengan metode KCKT
mi adalah klorfenjramjna maleat (88,84X-101,80%),
parasetamol (94,15Z-100,37%) dan fenhlpropanolajna hidrokiorida
(99,68Z-158,89z).

"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indgrid Tiurma
"Telah dilakukan penelitian terhadap kadar campuran parasetamol, pseudoefedrin dan CTM dalam tablet menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan kadar parasetamol, pseudoefedrin dan CTM dalam sediaan tablet. Analisis dilakukan dengan menggunakan kolom C18 fase terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 262 nm dan 310 nm, dan fase gerak airmetanol- asam asetat glasial dengan laju alir 1,0 ml / mnt. Parasetamol, pseudoefedrin dan CTM dapat dipisahkan dengan baik.
Hasil analisis terhadap satu sediaan tablet menunjukkan bahwa tablet A mengandung parasetamol (99,23% - 100,44%), pseudoefedrin (103,33% - 104,55%) dan CTM (87,14% - 87,66% ). Sampel B mengandung parasetamol (96,99% - 98,78%), pseudoefedrin (99,62% - 100,99%) dan CTM (99,94% - 100,96% ) dari yang tertulis pada etiketnya.

A research for high performance liquid chromatography (HPLC) analysis in a tablet containing parasetamol, pseudoefedrin and CTM has been performed. The purpose of the research is to analysize samples containing paracetamol, pseudoephedrine and CTM. The analysis were performed on C18 reverse phase coulomns with UV-detection on 262 nm and 310 nm and water-methanol-glasial acetic acid as mobile phase with flow rate 1,0 ml / min. Parasetamol, pseudoefedrin and CTM were readily separated.
The results of this analysis of two samples by HPLC method showed that sample A containing paracetamol (99,23% - 100,44%), pseudoephedrin (103,33% - 104,55%) and CTM (87,14% - 87,66% ). Sample B containing parasetamol (96,99% - 98,78%), pseudoefedrin (99,62% - 100,99%) and CTM (99,94% - 100,96% )."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lorisa Malao
"ABSTRAK
Pengawasan mutu terhadap suatu produk merupakan tugas pokok yang
dilakukan oleh bagian Pengendalian Mutu atau biasa disebut Quality Control.
Analisa non rutin merupakan salah satu bagian di laboratorium Quality Control
yang melakukan analisa pada produk atau bahan yang bersifat riset. Kegiatannya
meliputi validasi metode penetapan kadar obat jadi dan bahan baku, yang
selanjutnya akan digunakan sebagai prosedur tetap dalam pemeriksaan kadar obat
jadi dan bahan baku.
Validasi metode pengujian merupakan proses menetapkan dengan
percobaan yang sistematik pemenuhan karakteristik parameter metode terhadap
spesifikasi yang dikaitkan dengan penggunaan hasil pengujian yang dimaksudkan.
Untuk mengetahui apakah metode penetapan kadar kafein dan kalium sorbat memiliki kehandalan dan dapat digunakan sebagai prosedur tetap maka harus
dilakukan validasi terhadap metode tersebut sesuai dengan parameter yang telah
ditentukan. Parameter yang diukur dalam validasi metode adalah akurasi,
merupakan derajat ketepatan antara hasil dengan nilai sebenarnya dan didapatkan
hasil untuk Recovery 99,75 %(kafein) dan 100,18% (kalium sorbat) memenuhi
syarat 98.0 % - 102.0%. Linieritas sebagai pembuktian bahwa hasil perolehan
metode masih berada di batas normal dan hasil yang linier, didapatkan hasil r =
0.99956 untuk kafein dan r = 0,99924 untuk kalium sorbat yang masih memenuhi
syarat CPOB r = ≥ 0,995. Presisi merupakan pembuktian bahwa metode yang
sama masih memberikan hasil yang sesuai bila dilakukan pengerjaan oleh analis
yang berbeda, didapatkan hasil RSD untuk analis I 0,3% (kafein) 0,5% (kalium
sorbat) dan untuk analis II sebesar 0,6% (kafein) 0,1% (kalium sorbat) masih
memenuhi syarat untuk presisi yaitu RSD ≤2,0%. Didapat hasil t hitung untuk
kafein 0,9423 dan untuk kalium sorbat 0,0643 sedangkan syarat t hitung < 2,23
dan ini menunjukkan bahwa hasil tersebut memenuhi syarat. Begitu juga dengan
nilai F hitung didapat hasil F hitung untuk kafein 1,673 dan untuk kalium sorbat
1,672 sedangkan syarat F hitung <5,05 dan ini menunjukkan bahwa hasil dari F
hitung memenuhi syarat.
Spesifitas merupakan pengukur kemampuan keakuratan zat aktif
walaupun telah bercampur dengan bahan baku lain, didapatkan hasil bias 0,749
(kafein) dan 1,602 (kalium sorbat) yang masih memenuhi syarat -2.0% s/d +
2.0%. Stabilitas merupakan pembuktian kestabilan sampel, didapatkan hasil dari
stabilitas dalam RSD sebesar 0,2% (kafein) dan 0,5% (kalium sorbat) ; stabilitas luar RSD 0,2% (kafein) dan 0,6% (kalium sorbat) yang masih memenuhi syarat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai prosedur
tetap."
2008
TA1703
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>